Pada tahun ajaran baru di Jepang, tepatnya pada musim semi awal setelah musim dingin berakhir…. Adalah awal dari cahaya dan berakhirnya kegelapan.
Tak jauh berbeda dengan kisah hidup mereka berdua.
Arthur dan Antonio memang tidak bersahabat dari kecil, tapi semenjak memduduki SMA/Kotogakko yang sama, mereka kadang selalu melakukan hal bersama-sama, dan kadang selalu meributkan hal yang sama. Mereka yakin walaupun mereka memiliki kepribadian yang bertolak belakang yang mencolok, tali persahabatan mereka tidak akan putus….. bahkan hampir sudah menyerupai benang merah.
HETALIA GAKUEN
Antonio menatap ponselnya yang berderit-derit dalam tempo waktu yang sama dan hal itu sudah berlangsung dari saat bel istirahat pertama. Antonio Fernandez Carriedo, pemuda dengan rambut coklat yang sedikit ikal dengan mata bulat beriris zamrud, dan kulit eksotis berwarna coklat. Sang pemuda yang berasal dari Spanyol yang datang ke Jepang untuk bersekolah walau sebenarnya banyak sekolah di sekitar rumahnya tapi ia memilih tinggal di sini di rumah peninggalan neneknya, walau ini keinginan dirinya, namun keluarganya setuju.
Ia sedang mengutak-atik handphonenya dengan wajah cemberut dan bibir yang dimajukan. Menghiraukan pemuda di hadapannya yang mengercitkan alis tebal karna kesal dengan tingkah lakunya. Ia tidak sibuk, namun pikirannya terlalu rumit mencerna segalanya.
Arthur hanya menatap teman satu mejanya itu dengan tatapan datar, masih memerhatikan pemuda Spanyol yang sedang sibuk mengutak-atik hp android milikknya. Arthur Kirkland, pemuda berambut blonde dengan mata yang menukik ke atas dan iris berwarna emerald, ditambah kulit pucat. Sang pemuda dari Inggris pindah ke Jepang karna orang tuanya memiliki urusan pekerjaan selama tiga tahun di Jepang, dan sekarang sudah tahun ke-2 ia tinggal di sini dan bersahabat dengan Antonio.
Lagipula HETALIA GAKUEN itu sekolah internasional.
"Haahh… " Antonio mendengus lelah lalu mengantongi hp-nya ke saku baju OSIS saat sang ibu pelayan kantin memanggilnya untuk mengambil makanan yang dipesan, sang pemuda berparas manis yang suka tersenyum kini terlihat lebih kusam. Ia bangkit dari kursi bersamaan dengan pemuda yang duduk di depannya.
"Bloody hell, lebih baik kau tunggu di sini dan perbaiki wajah jelekmu itu, aku yang akan mengambil pesanan." Ujar Arthur dengan nada sarkastis yang menusuk luar dalam pada pemuda yang ada di depannya.
Antonio mendengus, ia benar-benar lelah dan lebih memilih duduk kembali dan menidurkan kepalanya di tumpukan tangan lalu berusaha rileks untuk sejenak, Arthur melenggang pergi dan sesaat melihat sahabatnya dari ekor matanya dan tersenyum miris.
Arthur mengambil makanan dari atas meja counter yang tidak terlalu ramai oleh murid-murid yang kelaparan. Arthur mengambil tadahan yang berisi makanan lalu melihat ada sehelai bunga sakura di tadahan makanannya, ia mendonggakkan kepala dan melihat bunga sakura bertebaran tertiup angin, beginilah musim semi di Jepang.
Dan ia berjalan pergi menuju mejanya, melihat dari jauh pohon sakura yang sangat indah.
Arthur menaruh nampannya di atas meja kantin tempatnya duduk lalu melihat Antonio yang mendongkak dari posisi tidur nyamannya lau tersenyum lembut pada sang british, sedangkan Arthur memalingkan wajahnya yang merona serona bunga sakura.
Arthur menarik kursi dan menoleh ke arah Antonio yang mengambil makanannya yang ada di atas nampan .
"Gracias…." Ucap sang Spaniard yang langsung melahap makanannya.
"Apa ada masalah?" Tanya Arthur berusaha sedikit melembut pada sahabatnya walau nadanya agak sedikit tegas.
"Tidak ada….."jawab Antonio, walau terlihat dari wajahnya kalau ia berbohong karna alis sang brunet akan terlihat menukik saat menyembunyikan sesuatu, dan matanya berusaha tak tertangkap oleh iris emerald Arthur.
"Huh, aku tidak memaksamu. Tapi kau bisa mengatakannya jika kau mau, git" Arthur memakan makanannya seperti kue khas Jepang berbentuk ikan yang berasal dari tepung berisi kacang hijau di dalamnya…. Dan berita buruknya ia lupa nama makanan itu. Tapi ia ingat yang sedang dimakan Antonio adalah kue dango.
Setidaknya ia memiliki makanan yang cukup untuk mengisi perutnya seperti; Takoyaki, Dango, Onigiri,Taiyaki, dan Mochi. Walau sebagian makanan manis seperti taiyaki, mochi, dan dango adalah pesanan Antonio. Pemuda penyuka makanan manis yang selalu terlihat manis. Karna udara agak sedikit dingin ini adalah awal musim semi ia memesan onigiri hangat.
Antonio mendengus, menatap ke arah langit biru yang mulai terlihat jelas sehabis musim dingin, yang dipenuhi bunga sakura yang berterbangan, seraya berhenti mengunyah dango miliknya. "Kau benar, aku tida bisa berbohong padamu…." Sang pemuda berujar sebentar lalu mengunyah makanannya kembali sampai menelannya habis.
" Jadi begini, mereka sedang kesusahan saat ini, karna adikku terserang penyakit demam yang tak sembuh-sembuh, aku tak tahu harus apa, aku tak bisa pulang ke Spanyol saat ini juga, adikku merengek ingin bertemu denganku dan selalu meminta ayah dan ibuku menghubungiku…. Dan aku….. tak tahu harus apa." Manik zamrud itu meredup, dan tatapannya menyayu…. Hingga terlihat bola mata itu berkaca-kaca mencerminkan bentuk bunga sakura yang lewat di depan matanya.
Hap*
Antonio menjatuhkan tusuk dango nya dan menangkap kuncup bunga sakura itu dengan tanggap, lalu menggenggamnya erat, dan Arthur dapat merasakannya. Rasa yang selama ini sang Spaniard rasakan.
Dan sang maditerania menatap kepalan tangannya, lalu membukanya perlahan… menatap sekuncup bunga sakura, dan terbang terbawa angin begitu saja saat ia membuka telapak tangannya lebar.
"Aku….-"
"Jika kau memang benar-benar membutuhkan uang aku bisa membantumu…."Arthur sudah muak, ia tak mau melihat sahabatnya bersedih. Ia segera menyela percakapan memusingkan ini dan mengambil point pentingnya.
Antonio menatap Arthur, tidak terlihat seperti orang yang bahagia saat ingin ditolong. "Aku tidak mau merepotkan orang lain, aku hanya ingin berbagi cerita denganmu kenapa hp-ku selalu berbunyi. Lagipula masih banyak pekerjaan yang bisa aku lakukan." Sangkal Antonio pelan sambil memalingkan wajahnya dan mengambil tusuk dango ke tiga.
"Perusahaan mana yang mau menerima orang SMA yang bahkan belum tamat, hmn?"Tanya Arthur dengan sarkas seraya menelan potongan onigiri terakhir.
Arthur benar, Antonio tidak bisa menyangkal jika memang tidak ada perusahaan yang menerimanya. " Kau kira selama ini aku bekera mencari kehidupan sehari-hari itu sebagai apa?"
Arthur diam membungkam, ia benar-benar kasihan pada pemuda di depannya itu, ia melamun sebentar sebelum tersadar saat ia mendengar suara wanita berlogat Belgian terdengar bersamaan dengan suara berlogat Perancis dan Jerman.
TENG TONG
Bersamaan bunyi bel yang menandakan awalnya permainan dunia.
.
.
_-OoUoO-_
Hetalia To Hidekaz Himaruya
Warning: OC, OOC, AU, TYPO(S), ALUR CEPAT, DAN CERITA YANG TIDAK MASUK AKAL
Genre: DRAMA/FRIENDHIP
Rated: T
.
.
.
Arthur menatap berkas-berkas berisi rencana pembuatan drama untuk merayakan musim semi yang indah di sekolah ini, ia memijit keningnya lalu memutar kursi nya 90 derajat dan berpapasan saat ia melihat teman-temannya yang sedang sibuk masing-masing dengan berkas dan kertas di atas meja walau tidak semua, pikirnya.
Di ruang OSIS.
Dia adalah ketua OSIS dan tanggung jawabnya untuk mengatur anggota OSIS lain. Anggota OSIS tidak terlalu banyak, jadi diruang OSIS tidak terlalu ramai kecuali suara beberapa anggota yang mulutnnya tidak bisa diam, bagian menangatur itu adalah milik sang pemuda asal Perancis selaku wakil ketua OSIS.
"Francis, ke sini sebentar!" Antonio memanggil salah satu teman dekatnya yang berambut pirang sebahu.
Seorang Francis Bonnefoy, pemuda yang terlihat memiliki gaya glamor dari sikapnya yang agak sombong, atau memang sombong, tapi bagi orang yang dekat dengannya… maka sudah terbiasa dengan sifatnya yang agak cabul, dan memiliki selera humor yang tak jauh dari mesum. Yap, ialah sang wakil ketua OSIS yang berprilaku budiman.
"Ada apa, mon cherie?" Francis berjalan ke arah meja Antonio dan mencolek dagu Antonio dan tertawa-tawa lalu berbincang-bincang sebentar.
"Hei, drama apa saja yang akan kita pertunjukan?" seorang pemuda berambut pirang dengan ahoge mencuat, berkaca mata, dan memegang sebuah kaleng coca-cola -yang entah dapat darimana- berjalan ke meja Antonio dan ikut menanyakan apa yang terjadi seraya menatap antusias mereka dengan manic blue oceannya.
Dan sejak kapan ia memakai yukata?
Alfred, F Jones. Nama pemuda berpakaian yukata yang -seharusnya tak boleh ia pakai saat di sekolah- Menatap apa yang ditunjukan oleh Antonio di hp-nya dan seketika Alfred terlonjak bersamaan minumannya yang melayang dan….
Byuuuuur*
-menumpahi kertas-kertas yang ada di meja Antonio. Semuanya membeku, Alfred kaget saat melihat coca-colanya membasahi berkas milik teman satu OSISnya itu. Antonio menatap bajunya yang juga terkena cipratan minuman khas America itu.
BRAK*
"Teman-teman~ bagaimana jika kita gelar festival Hanami di sekolah kita, karna untung di sekolah kita memiliki taman bunga sakura di belakang sana~!"
Krik…Krik
Emma, gadis berambut pirang dengan aksen belgia itu masuk ke dalam ruang OSIS dan melihat semua mahkluk yang ada di sana membatu, lalu sang gadis melirik ke arah meja Antonio yang sudah dipenuhi tumpahan coca-cola dan ia mempersiapkan mental menghadapi teriakan keras.
TENG TENG
"TIIIIDAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKK!"
-O0o0O-
"Emma, kau tidak tahu, aku harus mengetik ulang semua berkas itu atau aku akan dimarahi kepala sekolah…."
Masih diruang OSIS , Antonio mengeluh-eluhkan tentang berkas pentingnya yang sudah hanyut ditelan minuman Alfred, lalu dimana pemuda dari Amerika itu? Tentu saa meminta maaf dan bilang akan membantu Antonio setelah ia makan di kantin, entah itu fact or false.
Arthur bangun dari kursi nyamannya, berjalan ke arah meja Antonio dimana sang pemilik sedang murung dengan Emma yang sedang mengelus pelan punggung sang kawan. Antonio masih bergeming dengan wajah memucat membayangkan bagaimana kepala sekolah akan memarahinya… lalu mencubit kedua pipinya dan berteriak 'DIAM!' ketika ia meraung kesakitan.
"Bloody wanker, kenapa kau selalu membuat masalah?" ujar Arthur yang sedang memijit kening di depan sang Spaniard. Bagaimana juga sebagai ketua OSIS dia juga akan terkena dampaknya.
"Lo siento….." ucap Antonio pelan penuh penyesalan.
"Lagipula yang salah 'kan bukan Antonio, yang menumpahkannya ke situ 'kan Alfred!" cegat Emma yang merasa tersinggung saat teman masa kecilnya itu disalahkan.
"Semua ini terjadi karna apa yang kau tunjukan di layar handphone mu! Memang apa itu, git?" Arthur benar-benar tak mengerti.
"Hanya foto Ivan yang sedang mabuk dan menari Hula-hula…." Ucap Antonio datar tanpa tahu Arthur membeku sejenak, dengan wajah memerah berusaha menahan tawa.
"Kita tidak perlu membahas ini, Emma…. Katamu kau sudah tahu drama apa yang akan kita pertunjukan?" Arthur bisa saja tertawa tidak gentleman jika mereka terus membahas foto Ivan salah satu teman satu OSIS mereka dari Russia yang ada di hp Antonio, lagi pula mendengarnya saja ia sudah kaget.
"Drama? Aku tidak bilang drama, kok. Aku memberi saran karna sebentar lagi menjelang April dan Mei, bunga sakura akan bermekaran… jadi aku ingin kita manfaatkan waktu itu untuk menggelar festival Hanami lalu berfoto-foto mengenang kelas baru kita, bersama bunga sakura tentunya.…" ujar Bella dengan aura berbunga-bunga dan mulut yang menyerupai mulut kucing dan terlihat imut.
"Yang benar saja….." eluh sang british. Dalam hati membenarkan ide brilian salah satu anggota OSISnya.
"Aku ingin semua anggota OSIS ikut berpartisipasi…. Jadi aku sudah menentukan pasangannya mulai sekarang~" ucap Emma semangat.
"Pasangan untuk apa?" Tanya Antonio bingung.
"Pasangan yang akan sibuk mencari tema dan menjadi salah satu bintang poster penyelenggaraan pesta Hanami di sekolah kita." Terang Emma tersenyum aneh.
"Memang siapa yang akan repot-repot melakukan hal itu?" Tanya sarkas Arthur diselangi dengus mengejek khas miliknya.
Emma diam beberapa menit menatap Arthur dan Antonio bersamaan sambil tersenyum mencurigakan, Arthur memeliki firasat tak enak membuatnya meneguk ludah dan berpaling menatap Antonio yang masih menunggu dengan polosnya apa jawaban dari sang gadis Belgian.
"Kalian berdua~"
Bagai petir di tengah musim semi membuat kedua pemuda itu kaget, yang paling kaget adalah Antonio karna ia tidak pernah memikirkan hal itu, sedangkan Arthur hanya merasa pening melanda otaknya dengan mendadak, Sedangkan Emma masih tersenyum ala fujoshi dengan pemikiran 'Aku bisa dapat banyak foto awesome kali ini' dan menghiraukan Gilbert yang bersin.
"T-tapi E-Emma… a-aku ….." Antonio berusaha menyangkal hal itu dengan ucapan yang terbata-bata.
"Tidak bisa! Aku sudah sepakat dengan Eliza dan teman-temanku yang lain! Lagipula jika kau bertanya kenapa aku tak tunjuk si wakil OSIS, jawabannya karna dia sendiri yang katakan padaku kalau dia sedang sibuk dengan urusan lain" ujar Bella seraya mengancungkn jari telunjukknya seakan hal itu adalah keputusan yang mutlak dan tidak bisa di ganggu gugat.
'Kurasa Francis hanya mengada-ngada.' Pikir Arthur sweatdrop.
"Uhuk…" Antonio terbatuk kecil lalu menutupnya dengan tangan kirinya.
"Emma, Arturo… Aku pergi ke kamar mandi dulu ingin membersihkan bajuku yang kotor ini." Ucap Antonio yang langsung melenggang pergi.
Tanpa tahu Emma cekikikan dengan wajah bersemu sama seperti Arthur.
"Sejak kapan namaku berubah?"
"Kau baru menyadarinya?"
.
.
TO BE CONTINUE
A/N: Bertemu lagi dengan Yaku yang sedang tak ada kerjaan, ini ff udah dari tahun kemarin di telantarin, jadi yaku post per chapter sekarang, soalnya dulu itu mau bikin One-shot tapi keburu eneg liat word count, :v /plak
Jangan marah, yaku emang gini, bukan selesaiin ff lama malah buat yang baru :")))
.
.
Review lah bila berkenan :")
