Fict OOTD | The God, Dark King and The Red Queen | Chapter 1 |HashiMiMada | M for Lime | Drama , Hurt/Comfort| Semi-Canon | Naruto by Masashi Kishimoto | Original story by Mikan desu . | cover by HashixMito Fanspage

.

.

.

- Pernikahan politik, Cinta yang salah. Kekacauan dunia. Telah menjerat ketiganya pada satu skenario takdir yang tak bisa diubah. | "Tidak ada wanita yang lebih beruntung dari Uzumaki Mito, karena hanya dirinya yang bisa menyentuh sang "Raja Kegelapan", dengan sebelah tangan mendekap "Sang Dewa" |

.

.

.

===oooo===

"Berhenti memasang wajah seperti itu, Mito-hime..." satu suara mengingatkanku dari arah belakang. Kuintip melalui ujung ruby ku. Dia salah salah satu pelayan tertua di keluarga Uzumaki. Mengingatkanku untuk berhenti memasang wajah cemberut dengan mengerucutkan bibirku.

Aku membuang pandanganku bosan. Sementara kedua orangtuaku sibuk mempersiapkan kedatangan sang tamu istimewa. Seseorang yang selalu keduanya sebut selama seminggu terakhir. Calon suamiku.

Menyebalkan! Satu kata itu terasa sangat memenuhi otakku saat ini. Kenapa aku harus menikah dengan lelaki yang tidak aku cintai? Baiklah, aku memang tidak juga mengerti cinta itu seperti apa, tapi yang jelas tidak mungkin kan kau jatuh cinta pada seseorang yang belum pernah kau kenal dan temui sebelumnya?

Namun seminggu belakangan kedua orangtuaku sibuk mendadak sibuk mempersiapkan segalanya tentang pesta pernikahanku. Semua terjadi sejak pemimpin klan Senju itu menyatakan diri untuk meminang diriku.

Apa dia sudah gila? Atau memiliki kepribadian yang aneh? Bagaimana dia bisa meminang seorang wanita untuk menjadi pengantinnya tanpa pernah bertemu sama sekali sebelumnya?

Jangan-jangan, kabar yang beredar selama ini benar adanya? Bahwa sang Dewa dunia shinobi itu adalah lelaki gila dengan pemikiran yang tak bisa ditebak? Lalu bagaimana dengan nasibnya jika harus berjodoh dengan orang seperti itu?

"Otou-sama, aku ingin ke kamar mandi sebentar." Elakku cepat dengan nada bosan. Ayahku memberikan anggukan persetujuan, juga melalui manik matanya menyuruh beberapa pengawal mengawasiku agar tidak melakukan tindakan nekat seperti kabur dari pertemuan penting ini.

'Cih... sial!' Desis ku kesal. Dengan pengawalan seketat ini, akan sulit bagiku untuk melarikan diri dengan tenang tanpa keributan. Kecuali...

"Kalian tunggulah. Aku akan segera kembali..." Ujarku sambil memasuki kamar mandi. Dengan segera aku melayangkan pukulan tinju andalanku yang langsung membuat dinding roboh seketika!

Secepat kilat aku berlari menghindar dari pandangan dan kejaran para pengawal kepercayaan keluargaku itu. Aku sengaja memasuki wilayah hutan Negara Hi yang berbatasan langsung dengan Uzugakure sehingga semakin sulit mereka menemukanku.

Setelah yakin mereka tak akan mampu mengejar dan menemukanku, aku segera menyandarkan diri di pohon untuk menenangkan diri. Kutarik Kimono indah yang dipakaikan padaku untuk menyambut acara penting ini hingga hanya selapis kain tipis yang tersisa. Kurasa aku harus membeli pakaian di desa terdekat karena pakaian sebelumnya terasa mengganggu dan menghambat gerakanku.

Kutarik nafas dalam-dalam. Merasa lega sekaligus bersalah. Aku lega berhasil kabur, sekaligus merasa bersalah karena telah membuat kekacauan bagi klan ku. Klan Uzumaki.

Tiba-tiba aku kembali harus waspada saat melihat bayangan seseorang dari kejauahan. Sekilas aku melihat iris matanya yang yang berbentuk rumit dengan pendaran warna semerah darah.

Aku melihat sosoknya mendekat ke arahku. Terlalu terpaku dan terkejut dengam kehadiran sosok itu membuatku lupa untuk bergerak dan melarikan diri.

Seorang lelaki. Dengan helaian raven memanjang sebatas pinggang dan diurai, menampilkan kesan liar. Matanya menatap nyalang, wajahnya terlihat tak ramah, namun terlihat sangat menggoda.

Pahatan sempurna yang terukir di wajah tampannya untuk sesaat membuatku menahan nafas. Dia begitu dekat denganku. Sosok itu, yang selama ini menjadi desas -desus sebagai sang Raja Kegelapan dunia shinobi, pemimpin klan berlambang kipas, klan Uchiha. Uchiha Madara.

Dia nyata berada di hadapanku saat ini. Dengan jarak hanya beberapa centi!

"Apa yang dilakukan gadis secantik dirimu di hutan ini?" Pertanyaan dingin dengan kalimat seperti menggoda itu meluncur dari bibirnya, aku tak menyangka orang sedingin dan seliar dirinya bisa mengucapkan kalimat seperti itu.

Kurasakan wajahku memerah. Memang bukan yang pertama kali aku dipuji karena kecantikanku. Namun mengapa semua terasa berbeda saat kalimat itu meluncur dari bibirnya?

Kulihat dia mendekat. Memajukan tubuhnya hingga ujung hidung bangirnya menyentuh sedikit helaian merah cemerlangku.

Onyx tak berdasarnya seolah menelanjangiku dengan tatapan bak singa kelaparan. Kulihat manik matanya asyik menelusuri setiap lekuk tubuhku yang tercetak jelas di balik kain tipis yang kugunakan.

"Kukira semua gadis klan ternama sama membosankannya. Tapi kulihat kau berbeda..." Suaranya terdengar berat namun sangat seksi dan menggoda di telingaku.

Lelaki itu kembali mendekatkan tubuhnya. Kini menempel erat pada lekuk tubuhku. Kurasa aku harus melayangkan tinju sebelum...

SEEETT-

Sebuah tangan kurasa memeluk pinggangku dari arah belakang. Hey, bagaimana mungkin? Pohon tidak memiliki tangan, bukan?!

Namun kurasa tangan itu membuat tubuhku menjauh dari pria itu. Menempel erat dan sensual di pinggangku. Lalu entah muncul darimana, seorang pria tinggi tegap dengan helaian hitam panjang yang terurai pun berdiri di antara kami berdua. Wajahnya sangat tampan. Seperti pria sebelumnya. Namun memancarkan aura yang terasa sangat berbeda.

"Lama tidak berjumpa, Madara?" Kudengar suaranya terdengar lembut namun sangat berkarakter. Wajahnha tetap terlihat tenang. Berbanding terbalik dengan wajah pria dengan iris semerah darah itu. Raut wajahnya terlihat emosional.

"Akhirnya kita bertemu kembali, sahabat lamaku, Hashirama..." seringai yang tidak terlihat tulus kulihat terukir di wajah tampannya.

Hashirama?

Madara...

Tidak mungkin...

Jadi mereka...?!

===oooo===

Aku terdiam saat berada di situasi rumit seperti ini...

Kedua pria dihadapanku ini saling melempar pandangan dengan makna yang tak terbaca. Saling mengeluarkan aura khas mereka. Hashirama terlihat tenang dengan raut wajah tersenyum tulus. Sementara Madara menyunggingkan senyum separuhnya yang terlihat menyimpan rahasia.

"Uzumaki Mitoru..." Alunan nada selembut beledu itu terdengar begitu dekat, nyaris menghipnotis indera pendengaranku. Hangat nafas pria tampan dengan wajah yang terlihat begitu lembut ini mengelitik tengkuk ku.

"Calon istriku..." Kalimat yang meluncur dari bibir ketua klan Senju yang terkenal itu nyaris membuat jantungku melompat keluar. Ruby ku membulat dengan rona merah pada kedua belah pipiku. (antara malu dan marah, - malu karena ini pertama kalinya aku diperkenalkan sebagai calon istri dari seorang pria, dan juga marah karena lelaki tampan itu seenaknya saja bicara. Memangnya siapa yang mau menikah dengannya!?-)

Madara menarik ujung bibirnya sedikit. Menekuk hingga membentuk sebuah seringai yang tak kumengerti artinya. Tatapan tajam sepasang onyx tanpa dasar itu seolah menelanjangiku, dari ujung kaki hingga ujung rambut.

Tak tahan dengan tatapan itu, aku menundukkan pandangan.

Hey- kenapa aku baru sadar jika tangan si mesum Hashirama sejak tadi seenaknya saja menempel erat pada pinggulku? Kutepis tangan kekar itu, namun jangankan bergeser, 1 jari pun tak bergerak dari tempatnya semula.

"Kau sungguh beruntung memiliki calon istri sepertinya, Hashirama..." nada bicara ketua klan yang identik dengan Sharingan nya itu terdengar lebih sinis dari ucapan pujian.

Kulihat calon suamiku- eerr, ralat- kulihat pria menyebalkan itu memberikan senyum tulusnya sambil sedikit memberikan anggukan tanda setuju dengan ucapan sang sahabat lamanya itu.

"Aku memang pria beruntung.., hahahaha..." Tawanya terdengar bahagia. Membuatku kian sebal saja.

"Kalau begitu, aku permisi..." Pamit pria dengan helaian raven memanjang yang terlihat acak-acakan itu -namun kian menonjolkan sisi liar seorang Uchiha Madara- sambil melangkah pergi.

Kuharap mataku salah melihat. Kupikir itu hanya fatamorganaku saja. Kulihat sang pemimpin klan Uchiha yang terkenal kejam dan tanpa perasaan itu memberikan senyumnya padaku. Senyum yang lain. Yang berbeda dengan yang diberikannya pada si mesum Hashirama.

Dalam satu gerakan, yang terlihat hanya punggung dan helaian ravennya yang mulai menghilang...

1 detik,

2 detik,

3 detik...

PIIIPPPP-

Otakku yang semula membeku dengan pesona seorang Uchiha Madara baru menyadari bahwa di sebelahku telah muncul seseorang yang nyaris membuat hidupku kacau tak karuan.

"SHANAARROOO-..." Aku melayangkan tinju ke arah di mesum itu. Dia tidak berusaha menghindar. Atau mengelak. Dan membiarkan tinju tenaga raksasaku mengenainya.

Tubuhnya terpental jauh ke belakang.

POOFFFTTT-

Sosok pria itu menghilang digantikan sebuah gelondongan kayu dengan ukuran cukup besar.

Sssiiiaalll- ternyata dia menggunakan tehnik klon dari Mokuton sialan itu. Aku kian geram padanya. Dasar pria licik dan egois!

"Rupanya ketua Senju yang terkenal itu seorang pengecut!" Teriakku kesal. Meski aku tak mengharapkan seseorang mendengar keluh -kesahku, aku hanya ingin menumpahkan kekesalanku padanya.

"Menyebalkan sekali harus menikah dengan orangs sepertimu...! " Teriakku seperti orang putus asa.

"Dasar kau pria pesolek! Pasti kau takut kan dengan Madara sampai hanya menggunakan klon sialanmu itu..." Gema teriakan frustasi lagi,

"Harusnya kau perlihatkan kejantananmu-..."

"Kau mau melihat kejantananku sekarang, Mito-hime...!?" Suara selembut beledu itu tiba-tiba terdengar dari arah belakang...

Aku bersumpah, jika di dekatku sekarang ada danau, aku ingin menenggelamkan diriku di dalamnya.

Kuberanikan diri menoleh ke arah sumber suara. Dan sosok sempurna itu kembali membuatku menahan nafas.

"Kukira kau ingin melihatnya saat kita sudah menikah. Apa perlu kuperlihatkan padamu sekarang?" Suara lembut itu terdengar menggodaku.

Tangannya terulur. Menyentuh tengkuk ku. Hangat sentuhannya membuat buku kudukku meremang. Aku kembali menahan nafas saat dia memajukan wajahnya hingga aku bisa mencium aroma tanah dan segarnya pepohonan yang menguar dari tubuhnya

Jarak kami dekat dan semakin dekat...

.

.

.

TO BE CONTINUE

Hy senpai-tachi, semoga ndak bosan ketemu Mikan .

Ini fic pertama Mikan dengan pair ini. Entah mengapa Mikan kesengsem sama mereka. Masih aneh dan banyak kekurangan ya? Mikan tahu kok. Mohon bantuannya senpai-tachi semua

Terimakasih buat semua yang sudah berkenan membaca dan mereview cerita ini

Sampai jumpa di chap selanjutnya