I (We) Know Nothing
Fairy Tail ©Hiro Mashima. (Karakter dalam cerita ini bukan milik saya. Saya hanya meminjam). (Tidak mengambil keuntungan material dari cerita ini, hanya untuk kesenangan penulis.) I (We) Know Nothing © Copyright clearpearll (since) 2017.
canon. drama.
.
.
.
;Ini tentang cinta dan benci, cahaya dan kegelapan (bayangan), serta siang dan malam yang saling melengkapi.
Kami yang merupakan arwah bintang pun juga berpikir, bertanya-tanya. Sama seperti tuan kami, para manusia. Tentang dunia ini. Cinta dan benci. Hal itu belum juga tuntas dari Adam dan Hawa diturunkan ke bumi.
Dan kami bekerja berdampingan dengan para manusia di bumi yang penuh akan sihir, dari zaman batu, dahulu sekali. Sudah banyak tuan-tuan yang kami layani. Yang berambut hitam, perak, hijau, dan pirang. Serta warna-warna yang mungkin sudah tidak kuingat.
Manusia memang jahat, bengis, sadis, hanya berbuat kerusakan. Itu adalah kesan pertamaku setelah bahkan sebelum mengikat janji dengan seorang manusia. Mereka bahkan tidak tega untuk mengadu kami yang sesama arwah roh bintang.
"Aku sedang memperjuangkan keadilan, cinta, Leo. Kau mau membantuku kan?"
Tapi kala kunciku ada di tangan tuan baru, aku melihat banyak hal. Yang kutahu tentang mereka manusia hanyalah sudut kertas yang kusut, hanya sedikit yang kutahu. Ternyata ada juga, manusia yang penuh dengan kasih sayang, cinta.
Berkali-kali kunciku berpindah tangan. Berkali-kali pula aku merasakan benci, cinta, benci, cinta. Terus saja berulang sampai mampus dalam hidupku. Sedih kehilangan sosok tuan yang baik, sengsara sampai gondok mendapat tuan baru yang sangat beroposit, bersyukur teramat sangat berpindah kunci pada orang yang lebih baik lagi.
Kuat dan lemah. Baik dan jahat. Cahaya dan kegelapan. Aku belajar banyak dari setiap siklus di dunia ini. Semuanya punya keterbalikkannya masing-masing.
"Cinta membuat orang menjadi kuat dan cinta itu juga yang dapat membuat orang menjadi lemah."
Master Makarov berkata seperti itu. Sudut pandangku meluas lagi tentang segala sesuatu memiliki opositnya masing-masing. Bahkan cinta pun, yang menjadi dambaan umat manusia memiliki baik dan buruknya.
Di suatu hari, aku pernah berpikir; Tuhan adalah Mahakuasa. Mengapa ia tidak menciptakan cinta di dunia ini saja? Bukankah itu yang terbaik? Orang-orang saling tersenyum, tertawa, gotong royong. Tanpa ada kesedihan, kepiluan, sakit hati. Dan aku tidak punya akal sedikitpun tentang kehendak Tuhan. Opini itu tumbuh bodoh dalam otakku.
Dan aku menemukan, sepertinya, kebaikan dan kejahatan memang selalu sejajar. Karena Tuhan adalah Maha Adil. Aku percaya, jika suatu kejahatan sedang terjadi, maka di suatu belahan bumi ini juga terjadi kebaikan yang sama besarnya.
Ternyata bukan hanya itu. Aku mendapati kenyataan bahwa mereka saling melengkapi. Layaknya siang dan malam.
"Kenapa? Cinta dan benci itu sama saja, kan? Tergantung bagaimana kita melihatnya."
Itu kata Lucy—masterku bersama sembilan kunci emas lainnya. Ia menatapku seperti biasa. "Bukankah cinta untuk tidak terjerumus dalam kegelapan, dan benci pada kegelapan itu juga diperlukan?"
Aku tersentak, kemudian tertawa kecil. Ternyata tentang cahaya dan kegelapan yang sejajar itu, antara cinta dan benci, lebih luas dari yang kuduga. Tuhan memang tidak pernah salah. Kita tidak mengetahui, sedang Tuhan Maha Mengetahui. Aku belajar banyak dari para manusia; makhluk ciptaanNya.
[ a/n ]
ide ini muncul setelah memahami kasus Landkarte dari manga 07-Ghost.
tenkyuforraiding.
