A HunHan FanFiction
Can't Stand with You Anymore
By
HanRinnie
All casts belong to God, their parents, their agency, and theirselves
YAOI | BOYSLOVE | TYPO(s) | Hurt/comfort | Romance | Rate M
OC!Darell Davidson © Navinkaarcher
Happy Reading!
.
.
.
Chapter 1
Lelaki mungil itu mengapit seseorang yang lebih tinggi darinya, senyum tak pernah lepas dari wajah manisnya itu. Ia melambai ceria pada para ribuan penggemarnya di bawah sana, sesekali ia menengok pada pemuda yang tengah ia apit. Datar. Itulah ekspresi yang selalu Luhan dapati ketika ia mendongak menatap wajah pemuda yang lebih tinggi darinya.
Jika kalian menganggap mereka adalah sebuah couple manis di boy group yang sedang dielu-elukan itu salah! Ini hanya skinship yang ia lakukan atas dasar suruhan agensi demi mendongkrak popularitas mereka, dan pada akhirnya Luhan hanya bisa tersenyum miris. Setelah semua acara selesai semua member berhambur ke backstage untuk membersihkan diri dari peluh mereka atau sekedar beristirahat untuk minum.
Luhan tersenyum tatkala dirinya melihat seseorang yang tengah ia sukai sedang terduduk disebuh sofa dengan peluh membanjiri badannya. Ia meraih sebotok air dan handuk bersih, mencoba mendekati maknae kesayangan EXO itu.
"Sehun.." Luhan akhirnya memanggil pemuda itu demi mendapat perhatiannya. Ia berdiri dengan botol air mineral dan handuk digenggamannya. Sehun mendongak menatap hyungnya yang tengah berdiri didepannya.
"Kau membutuhkan ini?" menyodorkan botol dan handuk yang tengah ia genggam dengan senyum malu terpatri di wajahnya. Bukannya meraih botol dan handuk yang tengah Luhan berikan padanya, ia mendengus menatap Luhan tak minat membuat pemuda manis itu mengernyit.
"Kenapa?" tanyanya membuat Sehun semakin menatapnya tajam.
"Bisakah kau sehari saja tak menggangguku dengan perhatian murahanmu itu? Aku sedang lelah jadi tinggalkan aku sendirian." Pergi... Luhan menatap pemuda itu menjauh darinya. Ia meremas botol dan handuk yang masih menggantung ditanggannya.
"Sehun-ah.." Semua dalam group itu juga tahu maknae mereka adalah satu satunya member normal disana. Luhan menyadarinya.
"Kau ingin kemana Sehun?" Suho mengernyit melihat penampilan Sehun yang cukup- err... rapi?
"Kencan." jawabnya datar membuat semua yang berada disana menolehkan perhatiannya pada maknae mereka.
"Uhhuk!" Kai tersedak ramyun yang tengah ia makan.
"Dengan siapa?" Kyungsoo bertanya seraya mengusap punggung Kai yang sedang meminum air dengan brutal. Sehun mendengus sebelum menutup pintu dengan keras.
"Bukan urusan kalian." Luhan tersenyum miris, entah sampai kapan dia memendam rasanya ini.
HanRinnie
"Luhan hyung, Kau dipanggil sajangnim ke agensi bersama Sehun." Luhan mendongak, ia melihat Suho yang baru datang bersama Lay.
"Kenapa?" dia berkedip meminta jawaban dari Suho.
"Aku juga tak tahu hyung." Suho menggendikan bahunya acuh.
"Kau harus kesana bersama Sehun." imbuhnya lalu bergabung duduk dimeja makan. Luhan menatap Sehun diam. Apakah ini masalah?
"Duduklah. Aku ingin membicarakan hal serius dengan kalian berdua."
Luhan dan Sehun menarik kursi bersamaan. "Nah. Ini permasalah tentang skinship yang kalian lakukan. Akhir akhir ini meregang. Ada apa?" pria paruh baya itu memulai pembicaraannya. Luhan menggiti bibirnya, ia takut melihat atasannya ini menatap penuh intimidasi kepadanya.
"Kami mengalami penurunan saham secara drastis karna ulah kalian berdua. Bagaimana pendapat kalian Luhan-ssi, Sehun-ssi?" tanyanya menekan.
"Anda tahu saya lelaki normal sajangnim, jujur saya merasa tak nyaman dengan skinship yang saya lakukan dengan Luhan" ujar Sehun datar. "Tapi kalian berdua menurunkan saham agensi-"
"Tak bisakah kalian sehari saja tidak membahas masalah ini? Aku muak terus dipasangkan dengan seseorang yang sejenis denganku, aku lelaki normal" Sehun menggebrak meja didepannya membuat pemuda manis disamping terhenyak.
"Sehun-ah..." Luhan mencoba menenangkan Sehun.
"Apa?!" ia membentak Luhan. "Apa kau juga tak risih terus dipasangkan denganku? Arghh!"
'Tidak Sehun, aku tak pernah risih dipasangkan denganmu. Aku menginginkan lebih daripada ini'
Sehun berdiri dan meninggalkannya sendirian di dalam ruangan itu. "Aku tak ingin tahu, kau harus kembali lagi melakukan skinship dengan Sehun ketika diatas panggung Luhan-ssi."
"Sehun! Sehun-ahh!" Luhan berteriak memanggil Sehun, kaki mungilnya terus mengejar langkah Sehun yang berjalan dilorong kantor agensi.
"Apa?! Kau ingin menyuruhku agar kembali kesana?!" bentaknya menatap tajam pemuda mungil yang masih sibuk mengatur nafasnya. "Ti-tidak! Aku hanya.." Luhan menunduk berkecamuk pada pikirannya.
"Apa?! Bicaralah yang jelas atau aku akan meninggalkanmu!" Luhan mendongak lagi menatap Sehun, ia menggelengkan kepalanya ribut.
"Ja-jangan.." ia kembali menunduk.
"Lalu kau ingin apa huh?!" Sehun menahan amarahnya, "A-aku hanya..." Luhan kembali menggigiti bibirnya berpikir mungkin saat ini dia harus mengungkapkannya. "Aku mencintaimu Sehun-ahh.." lirihnya.
"Aku mencintaimu Sehun-ah..." Luhan mengucapkannya dengan lirih, mungkin untuk sebagian orang itu hanya gumaman yang tak jelas.
Tapi Sehun menangkapnya "A-APA?!" Sehun menatap horor Luhan, mencoba kembali mendapatkan kebeneran atas apa yang baru dia dengar, sementara pemuda manis didepannya itu mulai mendongakan wajahnya.
"Ya... A-aku mencintaimu." mencoba menatap manik hitam milik pemuda berwajah datar itu.
"Kau, Kau gila?!" Sehun menggeram, membuat Luhan menggeleng ribut didepannya.
"Ti-tidak! Aku mencintaimu Sehun-ahh.." Luhan menunduk kembali dengan ucapannya, "Aku serius.." imbuhnya gugup membuat Sehun tertawa mengejek kearahnya.
"Kau tahu bukan, aku adalah satu satunya member normal disini? Aku masih menyukai dada besar seorang wanita ketimbang abs rata lelaki mungil sepertimu, dan asal kau tahu, aku muak terus dipasangkan dengan gay menjijikan sepertimu! Apa kau tak mengerti huh?!" dia berteriak lantang sebelum meninggalkan lelaki mungil didepannya. Pergi menjauhinya. Seharusnya Luhan sadar atas rasanya. Hari hari Luhan semakin buruk setelah ia menumpahkan perasaannya itu. Sehun, lelaki yang ia cintai semakin menghindarinya yang tak pelak selalu membuat uring-uringan atasannya karna dirinya dan Sehun tak pernah berskinship ria lagi. Luhan takut. Bukan, bukan ia menakuti atasannya yang selalu memanggil dirinya dengan Sehun dikantornya dan berakhir dengan ia diberi ceramah panjang. Tidak, Luhan hanya takut Sehun menghindarinya karna rasa jijik Sehun terhadap kaum gay.
HanRinnie
"Lu..." Minseok menghampiri Luhan yang tengah menatap kosong kearah para penggemarnya.
"Kau tak apa?" ia menepuk pundak Luhan, membuat pemuda manis itu tersadar dari dunianya. Luhan menggeleng, ia mencoba tersenyum pada lelaki gembul itu.
"Aku tak apa..." lirihnya meyakinkan.
"Tapi kau pucat Lu..." Minseok mengapit lengan Luhan membawanya menepi.
"Sungguh.. Aku tak apa." Luhan mengusap matanya berkali kali, entah mengapa matanya rasa perih, dan, berat.
"Beristirahatlah dulu, kau terlalu memasakan diri." ia menuntun Luhan kebelakang, semua member melihat mereka yang mencoba menepi. Semua sudah selesai, para member mulai membersihkan diri dari keringat yang membanjiri tubuh mereka, Luhan menyandarkan tubuh mungilnya disofa, ia memejamkan matanya yang terasa berat.
"Aku ingin bicara denganmu." seseorang menggeret Luhan paksa, pemuda manis itu terhenyak.
"Se-Sehun-ah?"
"Ikut denganku!" pada akhirnya Luhan menurut dengan jari lentiknya digenggam erat sang maknae, membuat entah bagaimana rona merah cantik menghiasi pipi tirus pucatnya. Itu sampai tiba tiba ia merasa dihempaskan kesebuah dinding di lorong yang cukup sepi.
"Kau ingin kencang denganku?" tanyanya datar membuat manik Luhan membulat.
"Ken-can?" Luhan menatap Sehun tak percaya.
"Jika kau mau, temui aku besok malam didekat sungai Han. Tapi..." Sehun menjeda membuat Luhan menatapnya penasaran. "Tapi apa?"
"Aku tak mau berkencan dengan wujud lelakimu itu, semua orang akan tahu jika aku sedang berkencan dengan seorang pria." mata rusa Luhan makin membulat, sungguh ia tak mengerti dengan ucapan maknae EXO yang satu ini.
"Mak-maksudmu?" Sehun menyeringai menatap Luhan.
"Jika kau ingin berkencan denganku, pakailah baju perempuan agar kita tak dicurigai sebagai sepasang gay yang sedang kencan" "A-APA?" Luhan menganga tak percaya.
"A-APA?!" Luhan menganga, mata rusanya membulat. "Maksudmu aku harus crossdress begitu?" ia menatap pemuda itu sekali lagi. Sehun menggendikan bahunya acuh.
"Terserah apa namanya, intinya aku tak ingin kencan dengan wujud lelakimu itu. Jika kau mau, lusa pukul lima sore disungai Han." Sehun tersenyum misterius sebelum pergi dari pandangan Luhan. Luhan ingin sekali berkencan dengan Sehun, tapi entah mengapa maknae sialan yang tampan itu menyuruhnya berdandan ala perempuan. Heol, dia seorang laki laki, dia ssangnamja! Dirinya itu manly asal kalian tahu. Luhan menatap gagang pintu didepannya, menghembuskan nafasnya sekali, jemari lentiknya mengetuk pelan pintu yang terbuat dari kayu itu. Dua ketukan, sebuah kepala menyembul dari sana.
"Luhan hyung?" Baekhyun menatap Luhan yang masih menggantungkan ketukannya pada pintu.
"Ada apa?" tanyanya lagi. Luhan nampak gugup, itulah yang Baekhyun tangkap dari ekspresi hyung manisnya ini.
"Bolehkah aku meminta tolong padamu Baek?" Baekhyun mengerjap dengan senyum manis di bibirnya.
"Tentu, masuklah dulu." mempersilahkan hyungnya masuk kedalam.
"A-apa dia gila?!" Baekhyun berteriak setelah mengetahui apa yang ingin dimintai tolong oleh hyungnya itu. Luhan meringis melihat Baekhyun yang tampak terkejut.
"Ssstt.. Tenanglah Baek, kumohon… Hanya kau yang bisa menolongku." Luhan menatap melas kepada Baekhyun. "Kumohon..." lirihnya menakupkan kedua tangannya di depan dada membuat pemuda bermata sipit itu mendengus, apa-apaan hyungnya ini mau berdandan layaknya perempuan demi sebuah kencan.
"Baiklah..." dan pada akhirnya Baekhyun menyerah membuat hyung manisnya itu memekik senang
"Ah! Terimakasih Baek!" Luhan memeluknya membuat mau tak mau ia harus membalas dan memberikan sebuah senyum kepada hyungnya itu. Luhan keluar dorm dengan mengendap endap dibantu oleh Baekhyun yang mengalihkan seluruh perhatian member dengan cara ia menjerit di dalam kamar. Ia mengusap lega dadanya yang sekarang disumpal dengan bra, Luhan melihat jam yang melingkar ditangannya, ia menghentikan sebuah taksi.
"Antarkan saya ke sungai Han, ahjussi." suruhnya setelah terduduk dijok belakang taksi.
"Baik noona." Luhan mengernyit mendengar supir taksi ini memanggilnya noona, sial! Ia lupa jika dirinya sedang berdandan layaknya perempuan sekarang ini. Berterimakasih pada Baekhyun yang mendandaninya sesempurna ini, mini dress berwarna soft pink melekat sempurna, dengan wig berwarna coklat caramel senada dengan warna rambut aslinya dan hiasan make up yang membuatnya jauh lebih cantik dari gadis manapun. Luhan mendesah menakupkan kedua tangannya diwajah cantiknya sekarang.
Sudah ber jam jam dia menunggu Sehun ditepi sungai Han tapi maknae sialan itu tak menampakan wajah datarnya sekalipun. Berkali-kali dia melirik jam yang tertera diponselnya, ia sudah mengirim Sehun pesan berulang kali, tapi pemuda yang lebih muda empat tahun darinya itu tak membalasnya. Ia mendesah, mendongakan kepalanya menatap langit malam, di atas sana bergelung awan hitam membuat ia semakin mantap untuk pulang ke dorm saja. Melangkahkan kakinya yang terbalut flat shoes menjauh pergi dari sungai Han.
Seharusnya ia tahu, Sehun takan mau dengannya, Luhan menunduk, mata lentiknya mulai basah oleh kristal bening. Itu sampai sebuah tangan mencolek pundaknya. Luhan mendongak, melihat beberapa orang lelaki berwajah sangar berada dibelakangnya.
"Hai manis, sendirian saja? Mau menemani kami dimalam yang dingin ini hm?" seseorang dari mereka mencolek kurang ajar dagu Luhan. Mata rusanya membulat.
"Ti-tidak! Maaf saya buru buru." ia mempercepat langkahnya, tapi seorang diantara mereka mencekal tangannya.
"Hei tak usah terburu buru sayang." ia menyeringai ke arah Luhan, membuat Luhan menghempaskan tangannya dari cengkraman pria itu.
"Ma-maaf tapi saya ini laki laki" Luhan mencoba jujur, mungkin dengan berkata kalau dia seorang pria mungkin mereka mau melepasnya.
"Woah! Benarkah? Aku tak yakin jika kau seorang lelaki noona manis." pemuda yang mencengkram tadi tertawa meremahkan, tak percaya pada perkataannya membuat Luhan jengkel setengah mati.
"Aku laki laki!" dia memekik membuat semua pria berwajah sangar itu tertawa disana, "Hei.. Jika kau memang benar seorang lelaki bagaimana jika kau membuktikannya pada kami noona." pria yang mengcengkram tangannya tadi beralih pada pahanya, ia mengusapnya pelan membuat Luhan refleks mendorong pria itu hingga terjatuh.
"Beraninya kau!" mereka semakin mendekat, mencengkram tubuhnya dengan kuat.
"Lepaskan aku brengsek!" Luhan memberontak, membuat salah satu dari mereka menampar pipinya.
"DIAM ATAU KAU KAMI PERKOSA DISINI!" Luhan membulatkan matanya semakin memberontak. Mereka mulai berani mencium dirinya.
"Hei mana ada seorang pria yang mempunyai wajah dan semanis dirimu?" dia menyela sambil meremas pantat Luhan dari balik dressnya.
'Kumohon.. Siapa saja selamatkan aku...'
"Kau seksi asal kau tau." Dan,
Bugh! Bugh! Bugh!
Ketika pria itu terjatuh membuat Luhan menganga, ia menolehkan kepalanya dan membulatkan mata rusanya.
"Da-Darell..."
to be continue
