Dongeng

"Bagaimana jika ternyata kamu adalah gadis bertudung merah dan aku adalah serigala?"

.

"Kamu percaya soal kisah Cinderella itu nyata?" Shion berjalan menuju meja makan. Disana ada dua kursi berseberangan, satu di dekat pintu sudah diisi Nezumi. Shion duduk, menyesap cokelat panasnya, dan membuka lembaran pertama buku dongeng masa kecilnya.

Nezumi menopang dagu dengan sebelah tangannya, "Tunggu sampai aku berubah wujud menjadi gadis kecil, baru aku akan mengangguk," Nezumi memberi jeda sebentar, lalu lanjutnya bertanya, "Kenapa?"

Shion menggeleng kecil, setelah sesaat menatap Nezumi, ia kembali fokus pada bukunya. "Tidak. Hanya bertanya," jawabnya.

Nezumi menegakkan duduknya. Alisnya mengernyit. Lelaki surai hitam itu menatap Shion sejenak, lalu fokusnya berganti pada cangkir keramik Shion (sebetulnya lebih pada isinya). Nezumi meneguk setengah isi cangkir itu kemudian bersuara, "Kamu bertanya pasti bukan tanpa alasan. Kenapa?" Bibir Shion mencebik, "Dasar tukang paksa. Sebetulnya tidak terlalu penting. Hanya saja…, bukankan sangat manis jika itu terjadi di dunia nyata?"

Nezumi menghela napas, "Kamu tahu sendiri, dongeng pasti berakhir indah. Kamu pikir ada dongeng pengantar tidur yang berakhir tragis?"

"Tidak juga sih."

Sejenak keheningan menguasai. Mereka fokus pada dunianya masing-masing; Shion pada buku dongengnya dan Nezumi pada cokelat panas Shion. Sekali lagi, Nezumi menyesapnya sampai habis. Lalu meletakannya di tempat semula. Shion sedikit melirik pada cangkirnya, "Kalau mau buat saja, jangan habiskan punya orang lain!"

"Bekas mulutmu jauh lebih manis tahu."

Shion menatap sekilas pada Nezumi, lalu ia kembali terhanyut kisah Gadis Bertudung Merah. Nezumi memperhatikan Shion membaca buku itu sangat serius, sampai sadar tidak sadar ia menyeringai.

"Kamu tahu, Nezumi, senyummu itu mesum sekali. Ada apa?"

Telunjuk Nezumi menari di meja makan itu, menimbulkan suara kecil yang tidak bernada, "Hmm, aku jadi kepikiran. Bagaimana jika kisah Gadis Bertudung Merah yang nyata?"

Shion menggaruk pipinya, menimang-nimang ucapan Nezumi, "Mungkin, tetapi gadis itu tidak bakal bisa membelah perut serigala itu. Gadis itu pasti mati. Kenapa berpikir seperti itu?" Seringai Nezumi makin lebar, ia mulai tertarik dengan obrolan ini (ia memiliki 1001 ide bagus untuknya yang buruk untuk Shion), "Bagaimana jika ternyata kamu adalah gadis bertudung merah dan aku adalah serigala?"

Shion mendecak, menatap malas pada Nezumi yang wajahnya tidak terlihat bisa dipercaya, "Kamu tikus dan aku bukan gadis. Itu faktanya."

Nezumi berdiri membungkuk, mendekatkan tubuhnya pada Shion, "Hanya perumpamaan. Kamu 'gadis' dan aku 'serigala'. Aku bakal memakanmu, tetapi tidak seperti di dalam dongeng pengantar tidur–" tatapan Nezumi (sangat) mengintimidasi Shion, "–justru mungkin, jika betulan ada kisah macam yang kumaksud, orang (terutama lelaki) justru 'bangun'. Kamu tahu maksudku, kan?"

Memang benar soal ide bagus untuk Nezumi selamanya tidak akan bagus untuk Shion. Karena Shion betulan 'dilahap' Nezumi di kamar –setelah Nezumi menggendongnya paksa.

End

Aku agak dilemma, ingin menulis ini dengan pair sasunaru. Tetapi entah kenapa aku membayangkan akan lebih manis shion yang membaca buku dongeng.

(mungkin kalau aku menulis ini dengan sasunaru, lalu aku remake dengan tokoh dari seventeen, bakal aku pakai wonwoo x hoshi. Mereka mirip sih (wonwoo mirip sasuke, hoshi mirip naruto) apalagi waktu era akkinda. Menurutku loh ya)

Itu saja dulu, aku berharap kalian yang membaca meninggalkan jejak di sini (terserah mau review, favorite, atau follow. Yang penting kamu memberi tanda kalau kamu pernah membaca ini)