sigh

Based on Song : Kagamine Rin - sigh

.

.

Warning : (Very)Short Chapter, aneh, abal, gaje, dan hal-hal lain yang berlabel warning

Dont Like Dont Read


Chapter 1/3 : Sigh!


Aku tidak mengerti, kenapa aku tidak bisa berhenti mengeluh? Aku selalu mengeluh terhadap apapun dan menghela nafas berat. Jujur saja, aku sendiri lelah. Aku telah mengatakan pada hatiku untuk berhenti mengeluh dan jalani hidup sewajarnya tapi mulutku mengkhianatiku, mulutku bergerak sendiri. Aku tahu ini perbuatan yang tidak baik. Aku ingin menghentikannya. Kenapa aku tidak bisa tersenyum lebar?

"Rin." Miku memanggilku. Aku menoleh kearahnya.

"Ada apa?" tanyaku.

"Gakupo-sensei memanggilmu untuk segera menuju mejanya."

Glek. Aku menelan ludah.

"Hhh.. Kenapa aku harus dipanggil Gakupo-sensei? Memangnya aku salah apa, sampai dipanggil keruangannya?" keluhku pada diri sendiri sambil melangkah menuju meja Gakupo-sensei diruang guru.

Ruang guru, aku melangkah pelan menuju meja Gakupo-sensei.

"Kagami-san, kau tau kenapa aku memanggilmu?" tanya Gakupo-sensei setelah aku berada didepan mejanya.

Aku menggeleng.

"Nilai Sainsmu adalah yang paling kecil dikelas! Kenapa tidak belajar lebih sungguh-sungguh?! Kau tau, berapa nilaimu? 45!" kata Gakupo-sensei.

Huh, itu batas kemampuanku!

"Untuk ulangan pekan depan, saya harap kamu mendapat nilai yang lebih besar dari ini."

"Apa sensei... tidak menghargai kerja keras saya?" tanyaku. Gakupo-sensei menatapku.

"Tentu saja menghargai, tapi nilaimu saat ini tidak bisa dimaafkan! Saya sudah memberimu toleransi semenjak ujian pertama tapi nilaimu tak ada perubahan!"

"Ini batas kemampuan saya. Saya sudah belajar mati-matian. Sensei bisa tanyakan pada Hatsune Miku apa saja yang telah saya perjuangkan. Jangan salahkan saya jika saya mendapat nilai seperti ini. Saya juga tidak mau mendapat nilai 45. Kenapa saya yang disalahkan? Kenapa saya dapat nilai 45? Saya juga tidak tahu. Saya sudah belajar semaksimal yang saya bisa."

Gakupo-sensei terdiam.

"Baik, baik! Saya akan memaafkanmu lagi kali ini! Berjuanglah lebih keras!"

Aku membungkuk pada Gakupo-sensei lalu kembali menuju kelas.

"Rin, apa yang Gakupo-sensei katakan padamu?" tanya Miku.

"Dia bilang nilai Sainsku jelek lagi dan blah blah blah, kau tau sendiri.." jawabku malas.

"Kau pasti mengeluh lagi."

"Kenapa aku selalu mengeluh? Aku juga tidak mau. Dunia ini menyebalkan! Kenapa harus aku? Kenapa bukan orang lain saja?"

"Lihat, dalam keluhan tadi kau pun mengeluh tentang keluhanmu!"

"Aku kan sudah bilang! Kenapa harus aku? Kenapa bukan orang lain saja?"

"Bagaimana jika ada orang yang selalu mengeluh sepertimu dan dia bilang begini 'Kenapa harus aku? Kenapa bukan orang lain saja?' lalu keluhan dalam dirinya hilang dan berpindah keorang lain dan orang lain yang mendapatkannya mengucapkan kata-kata yang sama dan terus seperti itu seterusnya terus terus terus? Bagaimana kau menjelaskannya?"

"Hhmm.. Haaaahhh..." Aku menghela nafas panjang. "Omonganmu berbelit-belit, Miku."

Miku berdehem. "Sudahlah, jangan lupa, besok ada tugas Matematika." Miku memperingatkanku.

"Matematika merepotkan." Lagi-lagi aku mengeluh.

"Sudahlah Rin, tersenyumlah.." Miku menatapku.

Sudahlah Rin, tersenyumlah.. Rasanya aku pernah mendengar kata-kata itu juga dari mulut seseorang. Seperti ada yang hilang. Rasanya aku seperti melintas ke masa lalu. Tapi aku tak tau apa itu.

"Rin, kau tidak apa-apa?" Miku membuyarkan lamunanku.

"Aah, iya. Aku tidak apa-apa. Pelajaran keenam adalah Kimia, ayo, kita segera kelaboratorium." Aku menyiapkan buku-bukuku.

"Iya." Miku kembali kemejanya dan menyiapkan buku-buku miliknya.


Pulang sekolah, aku berjalan pulang sendirian. Memang sendirian. Aku selalu sendirian. Cih, menyebalkan! Musim gugur, sekarang musim gugur. Uhh, daun-daun yang berguguran sangat menggangguku! Menghindarlah dasar daun!

"Berhenti mengeluh dan kau akan bahagia..."

Sebuah suara berdenging ditelingaku. Sepertinya seseorang baru saja berbicara padaku. Siapa? Dimana? Kenapa? Apa dia makhluk halus? Ada urusan apa denganku? Kenapa dia mau berbicara denganku? Apa aku melakukan kesalahan? Siapa dia? Ada dimana dia?

Aku mencoba menghilangkan pikiran tentang 'makhluk halus' itu. Aku kembali melangkah menuju rumah.

"Tadaima." Aku membuka sepatuku dan menuju kamarku yang berdekatan dengan dapur.

"Okaerinasai, Rin." Kaa-san menyambutku. Dia sedang menonton tv.

"Cepat mandi. Aku akan mencuci baju." Kaa-san memintaku untuk segera mandi.

"Iya." Aku masuk kekamar dan merapihkan barang-barang yang telah kugunakan untuk sekolah. Merapihkan barang merepotkan!

.

.

.

.

.

.

"Rin, aku akan menghilangkan keluhanmu~"


A/N :

Akhirnya fic ini kebagian publish juga~ =v=

Fic ini udah lama, sekitar waktu bulan puasa kemarin. Tapi baru dipublish sekarang XD


Mind to Review, Favorite or Follow?