Title : Black Flower
Author : Sulis Kim
Main : Jung Yunho
Kim Jaejoong
Hyuna ( JJ nephew )
Other
Rate : 18+
WARNING
GS, jika tidak suka jangan baca, Author cinta damai.
Ff ini milik saya seorang. Jika ada kesalahan typo dan salah kata mohon maaf. Menerima kritik dan saran yang membangun.
Don't like Don't read.
Alwasy keep the faith.
Happy Reading...!
Pesta pernikahan putra tunggal Choi Sangwoo, Directure Amazon corp berjalan begitu megah. Pesta termegah tahun ini yang di senggelarakan di hotel Amazon bertempat di jantung kota Prancis.
Pesta yang di hadiri oleh kalangan atas, pengusaha, Artis dan masih banyak lagi. Halaman Amazon hotel yang luas begitu penuh dengan para tamu. Aula utama Hotel mampu menampung lebih dari lima ratus tamu tertata begitu apiknya.
Dipenuhi berbagai hiasan dan juga meja penuh makanan dari chef ternama dari berbagai negara. Bebagai minuman berbagai jenis bisa di temukan disana. Tak ketinggalan alunan musik yang melantunkan musik tanpa henti dan beberapa orang menikmati musik dengan berdansa di ruang dansa.
Amazon Choi Corp perusahaan ternama di beberapa negara bagian yang berkantor utama di Prancis. Perusahaan terbesar ke tiga di dunia yang akan di alihkan kepemimpin kepada putra tunggal Choi Sangwoo setelah resepsi pernikahan malam ini.
Choi Seunghyun putra tunggal Choi Sangwoo, pria tampan berusia dua puluh delapan tahun, Directure baru Amazon Choi corp yang begitu tampan dalam balutan jas mahal karya Desainer ternama, berdiri di tengah pesta di dampingi seorang Yeoja cantik yang sudah resmi menjadi isrtinya beberapa waktu lalu.
Kim Jaejoong sang mempelai wanita terlihat menawan dengan balutan gaun pengantin mewah warna putih yang membalut tubuh rampingnya, wanita muda itu terlihat lebih mempesona dengan senyum yang mengembang di bibir chery itu. Jaejoong adalah wanita muda cantik yang baru berusia dua puluh tahun, dengan kecantikan dalam kesederhanaan, yang membuat wanita itu semakin menawan.
Berbeda dengan Seunghyun yang di besarkan di Prancis, Jaejoong di besarkan di korea, Jaejoong bukanlah putri dari sebuah kerajaan, juga bukan putri seorang Directure perusahaan manapun. Kim Jaejoong adalah putri angkat Choi Sangwoo di besarkan oleh Choi Sangwoo sendiri dan sudah di persiapkan jauh hari untuk menjadi istri Seunghyun.
Dan disinilah gadis muda itu berada, di tengah tengah kumpulan Bangsawan, dan orang ternama yang memberikan selamat tanpa henti untuk mereka. Bukan betarti pernikahan Jaejoong dan Seunghyun menjadi pernikahan tanpa cinta. Mereka saling mencintai dan memutuskan untuk menikah lebih cepat dari yang sudah di rencanakan ketika Jaejoong berumur dua puluh satu tahun.
Jaejoong membuat wanita manapun iri, selain ia terlahir dengan kesempurnaan sifat, wajah dan tinggi tubuh sempurna, Jaejoong juga membuat semua wanita yang menghadiri pesta iri karena telah di cintai oleh seorang Choi Seunghyun. Seunghyun adalah pria incaran sebagian banyak wanita, dan sebagian tamu saat ini adalah teman teman Seunghyun ketika sekolah sampai ia kuliah dan melanjutkan di Oxford.
"Sayang, kau terlihat lelah. Sebaiknya aku membawamu untuk beristirahat." Seunghyun meraih tangan Jaejoong, membimbingnya untuk duduk di kursi.
"Kau kedinginan." Jaejoong tersipu memperhatikan Seunghyun mengusap usapkan tangannya yang terbalut sarung tangan sutra, dan membawanya ke bibir sehingga pria itu bisa menghangatkanya dengan meniupkan nafas beberapa kali.
"Lihat, betapa mesranya pengantin baru ini."
Seseorang pria tampan menggandeng wanita berambur pirang berjalan kearah mereka. Pasangan itu tersenyum kearah Seunghyun dan menyapa Jaejoong.
Jaejoong membalas dengan senyuman sopan dan ia melihat pria itu tersenyum mengedipkan mata nakal kearahnya."Jadi inilah alasanmu mengabaikan para wanita di Oxford yang mengejarmu, Dude. Ternyata matamu masih cukup jeli untuk memilih wanita secantik Jaejoong sebagai istrimu."
Seunghyun memukul dada pria itu sebelum memeluknya. "Lama tidak bertemu Taeyang. Dan bagaimana kebar wanita cantik ini?" Seunghyun memeluk wanita berambut pirang yang tidak lain adalah kekasih pria bernama Taeyang. Dan merekapun terlibat dalam reuni panjang dan Jaejoong tidak berniat sedikitpun untuk mengganggu mereka.
Jaejoong meminta ijin untuk keruang ganti sekedar beristirahat sebentar. " Apa aku perlu mengantarmu, sayang?"
"Aku hanya sebentar Oppa."
"Oppa." Taeyong mengulang panggilan Jaejoong untuk Seunghyun.
"Dia baru berusia dua puluh tahun februari lalu."
"Dasar srigala sialan, kau pemangsa yang serakah."
Jaejoong mendengar tawa kedua sahabat itu ketika ia berjalan menjauh dari kerumunan . Di bantu beberapa pelayan pribadinya untuk mengangkat gaun pengantin.
.
.
.
"Pesta yang sangat megah, sangat di sayangkan jika kita melewatkan pesta ini, bukan begitu Yoochun?"
"Ya, Yunho."
Jung Yunho berjalan begitu santai memasuki Amazon hotel. Di ikuti dua pria lain di masing masing sisinya. Kehadiranya yang menarik perhatian hampir seluruh tamu undangan sempat membuat kegaduhan di pesta resepsi tersebut.
Entah angin apa yang membawa pemimpin pebisnis yang terkenal kejam itu menghadiri acara yang sangat dihindari pria itu sampai saat ini. Sudah menjadi rahasia umum Jung Yunho adalah pemimpin perusahaan dalam segala bidang legal maupun ilegal , pria kejam dengan ketampanan bak dewa yunani, memiliki kharisma yang menakjubkan, menjadi incara para gadis sampai janda muda juga artis yang tidak ingin hubungan mereka terekspos. Para wanita bahkan memberi gelar pria itu sebagai Black Flower boy.
Pria tampan misterius yang memesona seperti bunga mekar sepanjang tahun di taman musim panas.
Tidak membutuhkan waktu semenit ketiga pria itu sudah menembus kerumunan dan melewati separuh dari aula utama untuk mencari sang tuan rumah. Langkah tegas pria itu membuat semua orang terkagum kagum, tak banyak orang yang pernah melihat Jung Yunho secara langsung Pria itu lebih suka menjauhi kerumunan, dan kali ini mereka beruntung melihatnya dalam jarak sedekat ini tanpa para Bodyguart yang selalu menemani seorang Jung Yunho pemimpin mafia.
"Lihatlah, betapa tampannya Jung Yunho." beberapa wanita mulai berbisik di sepanjang krumunan yang di lewati mereka.
Dan ada yang berbisik. "Tak mengherankan, bagaimana pria itu menguasai bisnis lihatlah wajah dinginya."
"Dia sangat tampan, Black flower mereka menyebutnya seperti itu."
"Lihatlah tubuh tegap itu, pasti sangat nyaman bersandar di dada bidang seorang Jung Yunho."
"Kau sudah gila."
"Aku gila karena pria tampan, itu sebuah anugrah."
Yunho seakan tidak terpengaruh bisik bisik para pria dan wanita itu. Pria itu terus melangkah ke tengah ruangan dan berhenti di salah satu meja panjang yang terdapat bingkai foto kedua pengantin. Jari telunjuk Yunho menyentuh pangkal hidungnya, menarik kaca mata hitam yang bertengger manis di hidung mancung miliknya sedikit kebawah.
Mata musang Yunho mengamati tanpa kata potret kedua mempelai tersebut. Bulu mata pria itu dengan anggun mengerjap tajam seakan akan mampu membakar potret tersebut tanpa menyalakan api.
"Akan sangat tidak berperasaan seandainya kita membuat si manis ini kehilangan suami di hari pernikahan mereka, sebaiknya kita mengucapkan selamat untuk mereka terlebih dahulu."
Yunho tidak berusaha mengecilkan suaranya, dan walaupun ia bisa kerumunan terlalau banyak untuk salah seorang dari mereka bisa mencuri dengar bisikan dan menyebarkan apapun yang di dengar mereka, dan hanya mereka dan Tuhan yang tahu apakah orang tersebut akan menambahkan beberapa patah kata untuk mempermanis apapun yang di dengar salah satu dari mereka.
Suasana menjadi hening, sampai salah satu janda kaya yang memang terkenal dengan banyak afair berjalan ke sisi Yunho, dengan sengaja ia menyodorkan buah dadanya yang montok yang memperlihatkan lebih banyak dari yang seharusnya.
"Perkenalkan nama saya Caterine," janda itu menyapukan tangannya ke lengan Yunho.
Salah satu pria di samping Yunho sudah akan menarik wanita itu sampai tangan Yunho terangkat untuk mencegah.
Yunho menyerihai ke arah wanita itu. "Aku harus minta ma'af padamu, Miss, aku tidak terbiasa menolak wanita . Tapi saat ini pengecualian. aku sangat senang jika kau memilih lain waktu untuk memperkenalkan diri. Aku punya urusan yang lebih penting yang sudah menungguku." Jemari panjang Yunho mengambil sejumput rambut pirang wanita itu dan menjatuhkanya kembali.
"Oh, tentu saja."Jsnda itu mengedipkan matanya sebelum berjalan pergi.
"Mr. Jung, suatu kehormatan anda hadir di pesta penikahan putra kami."
Rahang Yunho terkatup rapat melihat Choi Sangwoo tersenyum cerah menyambut kedatanganya.
"Aku rasa anda lupa mengirimkan undangan untuk kami, Mr. Choi, kuharap anda tidak keberatan karena kedatangan kami mungkin menganggu pesta anda yang manakjubkan ini, atau kami tidak diharapkan datang ,mungkin?"
Yunho bersumpah bisa melihat pria itu tersentak karena kaget. Sebelum pria itu kembali menemukan kepercayaan dirinya yang setinggi langit. "Tentu saja tidak, Maafkan kami. Mungkin salah satu pelayanku lupa menulis nama anda di salah satu undangan." Penjilat yang licik yang menyebalkan. Yunho menatap Choi Sangwoo tajam.
" Aku rasa anda tidak keberatan, jika aku mengusulkan ruangan pribadi untuk berbincang sebentar dengan anda." Yunho mengusulkan.
Sangwoo sedikit ragu melirik kedua pria di sisi Yunho. "Abaikan mereka, karena kita hanya akan bicara empat mata." Tambahnya.
Sangwoo tidak mempunyai alasan untuk menolak permintaan Yunho sehingga ia memanggil seorang pelayan untuk mengantar Yunho terlebih dahulu kesalah satu ruangan pribadi di lantai atas.
Kedua Bodyguart Yunho meneliti ruangan tersebut dengan sangat hati hati. Dua tahun menjadi pemimpin memberinya banyak pengalaman untuk memastikan keamanan sebelum melakukan sesuatu dalam segala hal, termasuk bisnis yang akan mereka bicarakan setelahnya.
Ruangan itu cukup besar dan juga ada pintu lain di ujung ruangan, tepat di belakang rak buku yang menjulang di kedua dinding. Sebuah kamar peristirahatan yang sempurna jika kau memiliki sekertaris cantik dan kunjungan rutin tamu wanita dengan alasan membicarakan bisnis untuk sekedar hiburan sesaat, ruangan itu akan sangat di butuhkan. Bukan hal baru untuk Yunho ketahui sementara hampir semua kantor yang pernah di datanginya memiliki tempat tempat rahasia di dinding maupun rak buku.
Sangwoo memasuki ruangan beberapa menit kemudian, ketika Yunho menempatkan diri di sofa tunggal di ruangan besar itu. Pria itu duduk di sofa sisi lain dan seorang pelayan datang untuk mengantar minuman untuk mereka.
Setelah pintu tertutup Yunho berbicara. "Aku tidak suka basa basi, aku kesini untuk memperingatkan anda Mr. Sangwoo, untuk tidak ikut campur tentang tambang emas yang ayahku temukan di Calivornia. Dan juga..." Yunho mencondongkan tubuhnya sedikit kedepan."...aku butuh penjelasan dari anda tentang keterlibatan anda dengan ledakan dua tahun lalu yang menewaskan ayahku ketika ia berkunjung di baprik kami."
Keringat dingin membasahi kening pria tua itu ketika tatapan tajam Yunho menembus kaca mata bacanya. Yunho terlihat sama menakutkan seperti ayahnya Jung Jiwoon. Sahabat sekaligus Pria yang menjadi saingan terberat dalam bisnisnya.
Sangwoo tidak pernah membayangkan jika putra tunggal Jung Jiwoon yang terkenal sebagai Bajingan tampan itu menggantikan kedudukan ayahnya sebagai pemimpin secepatnya. Mengingat bagaimana kehidupan masa muda Yunho yang di kelilingin kebebasan, pria itu membenci pekerjaan ayahnya tentang penggelapan senjata, dan penggelapan barang antik lainya. Dan Yunho juga membenci di jerat oleh kursi perusahaan.
Yunho yang Sangwoo ingat adalah anak laki laki kurus, keras kepala yang membenci sebuah aturan. Anak laki laki itu tumbuh begitu sempurna sejak terakhir kali ia melihatnya, bahkan tinggi dan ketampananya melebihi kharisma sang ayah.
"Apa yang kau maksud, anak muda. Aku tidak ada hubunganya dengan meledaknya pabrik kalian dua tahun lalu. Kau harus pergi ke kantor polisi untuk mencari tahu penyebab musibah itu ,,,kebakaran yang telah menghilangkan nyawa ayahmu sama sekali tidak ada sangkut pautnya denganku."
Yunho tertawa, tangan kananya terbuka dan salah satu anak buahnya mengulurkan sebuah tab. Yunho menggeserkan jemarinya di layar benda tipis itu sebelum memutar sebuah rekaman dari CCTV salah satu jalan raya.
Kedua tangam Sangwoo mengepal di pangkuanya. "Bagaimana bisa ..."
"Anda masih ingin mengatakan anda tidak pernah menemui papa di psbrik itu, Saya menghormati anda karena anda teman baik papa, tapi apa yang anda lakukan." Kata kata itu tenang namun mematikan, Yunho telah menyelidiki kasus ini selama dua tahun untuk mengumpulkan bukti dan ia telah mendapatkanya dengan susah payah.
Yunho bangkit dan melompati meja kaca dengan mudah, mendarat di hadapan Sangwoo mengulurkan tangan dan menarik dasi yang tersimpul di atas jas mahal. Yunho menggeram mencoba menahan amarah yang mengusainya. Ia tidak akan membunuh pria ini, ia akan menyiksanya perlahan.
"Kau yang merencanakan ledakan itu, aku sudah menemukan pria yang bertanggung jawab dalam masalah ini, pria yang kau kirim ke Australia setelah pria itu merusak salah satu kabel mesin dan terjadinya ledakan yang membunuh ratusan pekerja termasuk ayahku, dasar Bajingan." Yunho mendaratkan pukulan sekuat tenaga di rahang Sangwoo hingga pria itu terpental jauh ke lantai.
Sangwoo terbatuk sebelum pria itu meludah ke karpet mahal di bawahnya. "Kau memfitnahku Yunho, bagaimana mungkin aku merencanakan pembunuhan itu. Jiwoon adalah sahabatku ..."
Yunho menghampiri pria itu di lantai menarik kerah jas Sangwoo sampai pria itu berdiri. Otot Yunho begitu kuat dan dengan mudahnya ia mengangkat tubuh Sangwoo dari lantai.
"Kau salah Yunho,"
"Bersyukurlah karena aku tidak langsung memerintahkan seratus anak buahku yang berjaga di luar untuk menghancurkan pesta ini aku bisa saja melakukanya hanya dengan satu panggilan, mereka semua akan menghancurkan tempat ini, aku tidak melakukanya karena aku ingin tahu mengapa kau membunuh Ayahku."
"Aku tidak membunuhnya."
"Kau menyuruh orang untuk meledakkan baprik kami."
Tangan Sangwoo yang gemetar mencoba melepaskan cengkraman tangan Yunho yang mencekiknya. "Aku hanya ingin memberinya pelajaran karena dia telah merebut tambang emas di calivornia yang kami temukan." tangan Sangwoo mengeggam tangan Yunho yang gemetar karena marah.
"Tambang itu kami beli dari pemilik tanah itu, hanya lebih cepat satu hari ketika kau mendatangi mereka."
"Karena dia curang."
"Dan itukah alasanmu membunuhnya?"
"Percayalah, nak. Aku tidak tahu kalau ayahmu berada disana, sampai berita itu tersebar aku sedang berada di jepang dan mengetahui ayahmu ikut serta jadi korban."
Yunho kembali menghajarnya sampai buku jarinya berdarah. Yoochun menarik Yunho menjauh dari tubuh Sangwoo yang tak berdaya di lantai.
"Yunho, sudah cukup. Sialan! Kau tak berniat membunuhnya saat ini, bukan? Disini di depan mata ratusan tamu yang melihat kita membawa bajingan ini ke sini." Yoochun menarik tubuh Yunho untuk duduk di kursi. "Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi, kau akan di penjara kalau melakukan pembunuhan ini secara terang terangan."
"Mafia tidak takut apapun, Yoochun. Kau lupa aku pemimpinnya."
"Persetan kalau kau juga akan membunuhku karena aku menghalangimu, bodoh! Tapi aku tidak akan membiarkan kau membunuhnya dengan tanganmu sendiri , disini, di antara ratusan tamu diluar sana yang akan dengan suka rela bersaksi untuk menjebloskanmu ke penjara. Sebagian saingan bisnismu ada disana."
Tenang, Yunho harus tenang.
Tidak!. Benar, apa yang dikatakan Yoochun, ia harus tenang. Yunho mencoba menarik nafas meskipun ia tidak menyukai ide ini, pembunuh ayahnya ada di depan mata namun ia tak dapat membunuhnya.
"Aku yang akan membunuhnya." Siwon sudah mengelurkan pisau yang entah darimana pria itu mendapatkannya . Dan mengarahkanya ke jantung Sangwoo.
"Tidak, Siwon."
Tiba tiba pintu terbuka dan kepala seorang wanita mengintip disana.
"Papa, aku mendengar suara ..."
"Tidak, Jae. Pergi dari sini." teriakan Sangwoo teredam batuknya sebelum pria itu muntah darah.
.
.
.
Jaejoong merasa kepalanya di penuhi suara gendang yang membuatnya sangat pusing, di tambah kelelahan setelah seminggu ini sibuk kesana kemari mengurusi segala sesuatu yang di hutuhkan untuk pernikahan mereka, dari Gaun pengantin sampai dekorasi dan lain lain. Ia memutuskan untuk mengistirahatkan diri beberapa menit. Dan ia memutuskan untuk naik ke lantai tiga.
Jaejoong tidak melihat adanya sebuah kejanggalan sampai ia membuka pintu ruang kerja Ayah mertuanya, yang kini beralih menjadi ruang kerja pribadi Seunghyun. Dan ia merasa tak ada salahnya ia membaringkan diri bebetapa menit di dalam.
Pintu tak terkunci, Jaejoong mengeryit. Suami barunya berada di bawah ketika ia meninggalkan lantai dasar, dan jika tidak salah ayahnya juga disana. Itu sebelum Jaejoong pergi ke toilet. Mungkinkah salah satu dari mereka berada di dalam.
Jaejoong melongok kedalam memeriksa apakah ada seseorang selain dirinya yang berpikiran sama untuk mengistirahatkan diri dari pesta yang melelahkan ini.
Seseorang berdiri disana membungkuk di atas pria lainya. Mereka menoleh ke arah Jaejoong, dan ia terkesiap. Mereka terlihat sangat tidak ...bersahabat. Sampai Jaejoong mendengar suara ayah mertuanya.
" Tidak, Jae. Pergi dari sini."
Sangwoo tergeletak tak berdaya di karpet dengan seseorang pria yang mengacungkan pisau lipat menjulang tinggi di atasnya.
"Papa," Tanpa pikir panjang Jaejoong menyerbu kedalam ruangan. Terjadi sesuatu disini, ruangan ini kedap suara itu sebabnya tidak ada yang mendengar kegaduhan yang terjadi di dalam.
"Kalian, siapa? Apa yang akan kalian lakukan pada Papa. Ya Tuhan papa, kau berdarah."Siwon menghalangi Jaejoong untuk mendekati Sangwoo.
"Maaf Miss, ini bukan urusan anda. Kami harap anda tidak ikut campur, aku tidak menyakiti wanita."
"Aku akan memanggil pelayan untuk membawa kalian ke kantor polisi." Jaejoong berbalik dan berlari menuju pintu.
Yunho melompat dari sofa dalam sekecap pria itu sudah menutup pintu sampai terdengar buntik klik, sebelum Jaejoong sampai disana. Yunho memutar tubuh bersandar ke pintu dengan lenganya telipat didada, menatap Jaejoong tajam.
Pria itu menjulang tinggi di hadapan Jaejoong, kakinya gemetar ia pikir hanya Seunghyun yang mampu mengintimindasinya seperti ini. Mata setajam musang itu begitu gelap. Dan tanpa rasa takut Jaejoong menatap langsung ke mata Yunho.
Dengan bibir gemetar Jaejoong berkata."Sir apapun yang anda inginkan, tidak bisakah menunggu besok. Ini hari pernikahanku dan anda telah mengacaukanya." suaranya seperti bisikan, dan Jaejoong tidak yakin pria di hadapanya itu mendengarnya.
"Maafkan aku Mrs. Choi, kami tidak mengacaukan pesta ini. Aku hanya mengacaukan penampilan pria itu." Yunho mengarahkan dagunya ke arah Sangwoo. "aku punya urusan denganya, dan ini tidak bisa menunggu."
Dada Jaejoong kembang kempis ketika gadis itu menarik nafas dalam, mencoba menenangkan diri. Gerakan itu menarik perhatian Yunho, membuat pria itu mengarahkan tatapanya menelusuri tubuh Jaejoong dari atas ke bawah, kembali lagi ke atas dan berhenti di belahan dada Jaejoong yang mengintip seakan mamanggilnya untuk menikmati dada itu.
Yunho menggertakan gigi, ia terangsang. Bagaimana mungkin ia begitu mudah tergoda pada tubuh Jaejoong yang tak lebih terbuka dari tubuh janda yang menggodanya beberapa menit lalu di luar sana.
Gaun pengantin itu terlihat sopan membalut tubuh Jaejoong yang membuat para pelacur iri karena kemolekan tubuhnya. Sial, ini bukan waktunya Yunho memikirkan hal seperti itu. Sesuatu dalam dirinya minta untuk segera di bebaskan, segera.
Tangan Yunho terangkat, Jaejoong seketika mundur. Yunho menangkap pergelangan tangan Jaejoong dan menarik wanita itu ke arahnya.
"Lepaskan aku," kedua tangan Jaejoong memberontak, mendorong dada Yunho menjauh.
Terdengar suara marah Sangwoo yang berteriak. "Bajingan kau Yunho, lepaskan Jaejoong." Pria tua itu mencoba berdiri, Siwon menekankan sepatunya tepat di dada Sangwoo, menahan agar pria itu tetap disana,akan tetapi pria itu tidak menyerah. "Yunho aku mengakui apapun yang kau katakan, aku melakukanya. Ku mohon biarkan Jaejoong pergi,,,, Jaejoong pergilah nak Seunghyun pasti mencarimu."
Yunho mengabaikan Sangwoo, ia menarik Jaejoong semakin mendekat ke tubuhnya dan berbisik. "Apa kau merasakanya, sayangku. Gairahku tersulut dengan mudahnya olehmu. Dan kau harus bertanggung jawab."
" Apa maksud anda, sir?"
Yunho menarik kedua tangan Jaejoong terentang dan menempatkan kedua tangan gadis itu di punggungnya, sampai tubuh mereka melekat dan Jaejoong menyadari sesuatu, menekan perutnya dan terasa keras di bawah sana.
Yunho dapat merasakan detak jantung Jaejoong berdebar begitu liar di dadanya, payudara gadis itu menekan dada bidang Yunho yang lebar. Ia merasskan tubuh gadis itu sama panas seperti dirinya. "Kau juga terangsang?"
"Tidak,,," Jerit Jaejoong. Ia kembali meronta dan merasa pergelangan tanganya sakit oleh cengkraman Yunho.
Yunho menyatukan kedua tangan Jaejoong dalam satu genggaman tanganya. Mengulurkan tangan satunya untuk membelai wajah Jaejoong. Kulit itu sangat lembut di tanganya yang kasar.
Yunho membawa jemarinya turun ke leher Jaejoong, semakin turun kemudian perhenti di atas payudara Jaejoong yang semakin menggoda akibat tekanan dada Yunho kearahnya.
Mengabaikan sumpah sarapah Choi Sangwoo Yunho menggerakan kembali Jemari lentiknya menyusuri renda emas di atas payudara Jaejoong. Tangan Yunho gemetar karena menahan gairah. Ini bukan ide yang bijaksana untuk balas dendam.
Memperkosa pengantin putra musuhnya sebelum malam pertama. Ide itu berputar putar di kepala Yunho.
Jaejoong merasakan panas Tubuh Yunho yang melekat di tubuhnya, ia belum pernah seintim ini bahkan dengan Seunghyun sekalipun. Seunghyun selalu memperlakukanya dengan sopan, namun tidak dengan pria di hadapanya. Jaejoong memejamkan matanya erat saat dua jari Yunho menyelinap di antara belahan payudaranya.
Kepolosan yang Jaejoong perlihatkan semakin membuat gairah Yunho naik ke ubun ubun, ini bukan ide yang bagus tapi Yunho tak bisa menahanya lebih lama. Yunho menggertakan gigi dan menunduk untuk menyapu bibir chery gadis itu dengan bibirnya.
Suara sumpah serapah Sangwoo seakan tidak terdengar di telinga Yunho. Bahkan Yoochun dan Siwon menahan pria itu agar tetap berbaring di lantai.
Jaejoong memberontak sekali lagi, meskipun itu sia sia, pria itu jauh lebih kuat darinya. Yunho mengangkat tubuh Jaejoong dan menjatuhkan tubuh mereka di sofa panjang. Bibir pria itu melahap rakus bibir Jaejoong, sampai gadis itu tidak bisa bernafas. Kaki Jaejoong menendang nendang ketika bibir Yunho meninggalkan bibirnya untuk mengespo leher, rahang dan semakin turun hingga bagian payudara Jaejoong yang terbuka.
Bunyi kain yang terkoyak menggema di ruangan luas itu, jeritan Jaejoong seakan nyanyian pemandu suara yang membuat gairah Yunho semakin membuncang. Payudara Jaejoong begitu menggoda dan terasa sangat pas di genggaman Yunho. Yunho menunduk untuk mengulum salah satu puting Jaejoong. Gadis itu menjerit histeris.
Siwon memukul Sangwoo sampai pria itu jatuh pinsan. Yoochun melotot ke arahnya, "Apa yang kau lakukan?"
"Kita tak mungkin menahanya lebih lama lagi, lihatlah ..." ia melirik ke arah Yunho.
"Ck, Yunho kehilangan kendali, pria itu terlalu muda untuk menjadi pemimpin, gairahnya masih terlalu besar. aku tidak yakin bisa menyadarkanya tanpa luka di wajahku, tidak, kau saja yang melakukanya." Yoochun ngeri membayangkan Yunho akan memukul wajahnya sebagai hadiah karena ia mengganggu kesenanganya.
"Aku tidak menyarankan mu untuk menghentikanya, aku menyarankan kau membuka pintu di balik rak buku itu dan dengan sendirinya Yunho akan membawa gadis malang itu kedalam."
"Kenapa bukan kau saja yang membuka pintunya."
"Karena pekerjaanmu adalah menjaga Yunho sampai pria dungu itu benar benar menjadi mafia yang sesungguhnya."
Yoochun bangkit dan melakukan apa yang di perintahkan Siwon namun ia tetap mengoceh. "Dude, kau tidak berniat memperkosa pengantin itu di hadapan kami bukan?"
Yunho mengangkat kepalanya dari payudara Jaejoong yang baru dinikmatinya. Ia sudah akan mengeluarkan sumpah serapah ketika melihat sebuah pintu terbuka di samping Yoochun. Pria itu menyerigai mengangkat Jaejoong seperti karung beras dan masuk ke kamar.
Yunho berhenti sebentar untuk berbisik. "Kali ini ku maafkan kau, karena mengganggu kesenanganku."
Pintu tertutup dan tidak terdengar bunyi apapun dari dalam. "Kedap suara, bagus. Kita tidak perlu mendengar jeritan kenikmatan mereka."
"Aku tidak yakin dengan yang kau sebut mereka itu adalah pengantin wanita." Siwon berkomentar.
Jaejoong memanfaatkan kesempatan ketika Yunho membuka celana pria itu untuk berlari ke pintu, namun sia sia. Yunho menangkap pergelangan kakinya, Jaejoong jatuh terjerembat di atas karpet. Ia menendang sebisanya, ia tak dapat membayangkan pria itu telah merobek gaun pengantinya sampai tak menyisakan sedikitpun untuk ia gunakan untuk menutupi tubuhnya.
Yunho menarik Jaejoong kembali ke ranjang dan menahan tubuh Jaejoong dengan dada bidangnya ketika pria itu sibuk membuka celana dalamnya. Jeritan pilu gadis itu melemah, Yunho menarik kedua kaki Jaejoong berlawanan dan tanpa aba aba ia menyentuh gadis itu tepat disana, Jaejoong mengejang, tangan Yunho membelai menggoda dan sesuatu menekan semakin kuat kedalam tubuhnya, ia menjerit.
"Brengsek kau masih perawan," Yunho terdiam, Dengan separuh dari dirinya di dalam Jaejoong, ia tidak dapat mundur, Yunho harus menyeselaikan ini dengan lebih hati hati. "Bagaimana mungkin Seunghyun mengabaikanmu sampai saat ini." suara yunho berbisik di telinga Jaejoong.
Jaejoong terdiam kaku, ia tidak dapat merasakan apa apa selain kebas di seluruh tubuhnya. Yunho mendorong sekali lagi sampai ia berada sepenuhnya di dalam Jaejoong. Yunho membujuk, menggoda namun Jaejoong mengabaikan apapun yang pria itu lakukan padanya. Yunho mulai menggerakkan tubuhnya, tangan kanan pria itu menompang tubuh Jaejoong dan tangan lainya membelai setiap bagian tubuh telanjang di bawahnya.
Sampai sensasi itu menguasai diri Yunho, ia bergerak semakin tak terkendali mencari kenikmatan yang lebih tinggi untuk ia tegug dan ia berteriak tanpa malu sampai tubuh besarnya roboh menyelimuti Jaejoong yang jatuh pingsan.
Beberapa detik berlalu, Yunho mulai dapat menguasai diri. Ia bergeser menyamping , terlentang di sisi lain ranjang yang luas. Ia menarik tubuh Jaejoong kedalam pelukan hangatnya, memberikan ciuman hangat di kening Jaejoong dan ia bangkit memakai kembali pakaianya.
"Maafkan aku," Yunho menarik selimut sampai di bawah dagu Jajeoong. Dan ia mengamati wajah Jaejoong , gadis itu memang benar benar Cantik. "Beruntung Choi Seunghyun di cintai oleh wanita sepertimu."
~TBC~
Silahkan baca sebelum Author Zonk di bagian belakang karena Rate kkkk.
Ini ff udah po di Wattpat hanya saja beberapa reader ada yang katanya gx bisa baca disana, jadi po lagi disini. Untuk FF yang lain gx tau kapan akan dipindah kesini, karena harus di edit ulang lagi. Nunggu waktu lenggang.
