"Akashi-kun."

"Ya, Tetsuya?"

"Bagaimana rasanya berciuman?"

Akashi tersedak air putih.

.

.

RASANYA CIUMAN?

Genre : Romance/Friendship (bit Humor)

Rate : T…?

Pair : AkashixKuroko

Setting : Teiko!Era, Innocent!Kuroko is the best, RadaMesum(?)!Akashi, Nista!Akashi

Warnings : Typo(s) , EYD berantakan, OOC, kemesuman Akashi never ending, nista, kepolosan Kuroko terlalu imut! , amburegul, emeseyu, de-el-el

.

.

#HappyReading!

.

.

Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi

FanFiction © Ameru Sawada

.

Akashi memandang Kuroko seakan Kuroko phobia terhadap vanilla milkshake.

.

Akashi yakin ia sudah membersihkan telinganya minggu lalu. Lengkap dengan segala jenis perawatan agar indera pendengarannya bisa awet hingga ia ubanan nanti. Ia juga tidak sering mendengarkan musik dalam volume seperti konser rock, jadi ia yakin telinganya dalam keadaan sehat walafiat.

Tapi apa yang dituturkan Kuroko tidak salah, kan?

Akashi memandang Kuroko lamat-lamat. Mata beda warnanya memandang Kuroko seakan Kuroko itu alien, seakan si rambut baby blue tiba-tiba phobia dengan vanilla milkshake, seakan Kuroko tiba-tiba berubah jadi seme dan hendak memperkosa siapapun yang dilihatnya.

"Kau bilang apa, Tetsuya?" Pada akhirnya, hanya kalimat itu yang bisa Akashi keluarkan. Ia masih berharap kalimat Kuroko hanyalah fatamorgana, ilusi. Karena Akashi tidak ingin berharap terlalu tinggi.

"Aku bilang, seperti apa rasanya ciuman, Akashi-kun?" Ini bukan ilusi. Kuroko kode. Kode kelewat keras—atau memang pertanyaan murni nan polos. Akashi menelan ludah seakan ludahnya adalah bola logam.

"Kau… yakin?" Akashi lemas, lunglai. Pada akhirnya, setelah beratus-ratus kode ia lancarkan pada si phantom sixth man Teiko itu (namun pada akhirnya mental semua) , Kuroko akhirnya membalas perasaannya. Apakah kami-sama akhirnya berbaik hati padanya?

"Iya, ayo Akashi-kun, kita lakukan." Enam kata, satu kalimat, koma dan titik sebagai tanda baca. Plus anggukan kecil dari Kuroko membuat jantung Akashi hilang ke ujung samudera terdalam.

'KAMI-SAMA TERIMA KASIH, AKHIRNYA TETSUYA PEKA SAMA KODE SEI!' Batin nista Akashi berteriak memuja nama Sang Pencipta, walau raut wajahnya tidak kalah datar dengan pemuda di hadapannya.

Oh Tetsuya, tidakkah kau tahu, bahwa tiap malam, Akashi bersimpuh di atas lantai kamarnya yang berbalut karpet berludru, memohon kepada kami-sama agar ia bisa meng*piiip* dan *piiip* kan kamu?

Ya, ya.

Merasakan emperor di depannya tidak bernapas selama beberapa lama, Kuroko mulai membuka mulut kembali, "Um… Akashi-kun?"

Si rambut merah masih diam. Kuroko khawatir dia mati.

"Akashi—"

Dengan gerakan sonic, Akashi menarik kerah Kuroko, melumat bibirnya. Awalnya hanya bibir ketemu bibir, namun lama-lama lidah menjilat bibir Kuroko. Lemah, ia membuka celah, mempersilahkan masuk. Lidah Akashi beradu gulat dengan Kuroko. Menjadi gerakan hisap, tarik, dan menjilat.

Tiga menit kurang dikit, ciuman itu terlepas. Akashi senyum-senyum miring, sementara Kuroko memasang wajah deadpan, walaupun rona merah menjalar pekat dari pipi ke telinganya.

"Jadi, bagaimana rasanya, Tetsuya?"

Kuroko masih diam. Menekan bibirnya dengan jarinya. Akashi berharap dalam hati, apakah ia akan bilang rasanya manis, sensual, oh mungkin—

"Lidah Akashi-kun kasar sekali tadi. Aku tidak suka."

JDAAANGG!

Pada akhirnya, paling tidak, Akashi berhasil merasakan mulut Kuroko. Walaupun hatinya telah berubah menjadi butiran debu.


THE END


NISTA IH! TERUS APA INI /memandang horror fanfic/ AKASHI NISTA! SWEEEGGG!

Ide munculnya fanfic biadab ini adalah ketika temen Ameru tiba2 message , "Eh, rasanya ciuman gimana, sih?" lalu dunia seakan berhenti berputar /lebay/ dan Ameru mikir waktunya Kuroko yang polos beraksi! Akashi, sabar yaa~~~ /puk2 buat Akashi/

Terima kasih, seperti biasa, telah membaca fic ini. Segala review, fav, dan follow, terima kasih. Saya tidak tanggung Anda tiba2 masuk rumah sakit karena kotak tertawa terbakar(?)

Sampai jumpa di fic berikutnya!