"The Hidden Truth"
by
Cheeyrin Illussions
Naruto belongs to Masashi Kishimoto
AU, Gaje, Gila dan lain-lain
SasuSaku
Pagi itu, sesosok gadis berambut pink terlihat tergesa-gesa mengayuh sepedanya di jalanan sepi ini.
"Siaaal…aku telat!" umpatnya yang semakin mengencangkan kayuhannya. Gadis bernama Haruno Sakura ini tidak henti-hentinya merutuki kecerobohan yang dia perbuat.
Hari ini dia bangun kesiangan. Salahkan saja pada hujan lebat yang terus-terusan mengguyur Konoha semalaman tadi. Membuatnya tertidur pulas di ranjang hangatnya. Memanganya apalagi yang dilakukan oleh orang-orang ketika hujan lebat selain tidur?
Sebenarnya saat ini waktu baru menunjukkan pukul 06.35 dan sekolahnya baru akan dimulai pukul 07.30. Tapi karena jarak dari rumahnya yang terbilang sangat jauh dari sekolah itu, membuat Sakura harus bangun pagi agar tidak terlambat. Ya, biasanya sih dia berangkat dari rumah pukul 05.30, itu pun sampai ke sekolah lima menit sebelum bel masuk. Sedangkan hari ini, pukul 06.35 dia baru berangkat? Sudah dipastikan jam berapa dia akan sampai di sekolahnya.
Sebuah mobil sedan berwarna biru, melaju dengan kencanganya dari arah belakang. Menyusul kecepatan kayuhan sepeda Sakura yang memang sudah paling maksimal itu.
Byuuuur!
Sakura tersiram air kotor yang terciprat ke arahnya akibat mobil sedan tersebut. Jalanan memang agak becek karena hujan deras tadi malam.
"Fuah!" Sakura mengusap air yang membasahi wajahnya. Dia melihat seragam sekolahnya juga basah dan kotor karena air tersebut. "Ba-bajuku!"
Sakura langsung menatap tajam mobil yang telah melintasinya berusan. Karena kesal, dia berteriak sambil menunjuk-nunjuk ke arah mobil tersebut.
"Hei! Apa yang kau lakukan, bodoh! Tidak punya mata ya!" teriaknya.
Sedetik kemudian, mobil tersebut berhenti. Kaca mobil perlahan terbuka dan terlihatlah kepala seseorang yang menyembul dari dalam mobil. Seorang pemuda. Pemuda berambut raven dan memakai kacamata hitam menoleh ke arah Sakura. Pemuda itu membuka kacamatanya dan memperlihatkan bola mata onyx miliknya.
Sakura terdiam. Tak menyangka kalau pemilik pemilik mobil tersebut sangatlah tampan.
"Apa aku punya urusan denganmu?" terdengar pemuda tersebut berkata dengan nada dingin. "Kau saja yang bodoh, yang tidak melihat jalanan becek di depanmu!" tambahnya lagi.
Hancur sudah rasa kagum Sakura pada pemuda ini. Tampan sih tampan, tapi kata-katanya benar-benar menohok. Jelas-jelas dia yang salah! Yang menjalankan mobilnya terlalu pinggir. Sakura sih sudah ada di jalur yang benar.
Dengan tangan terkepal karena menahan kesal, Sakura cepat-cepat membuka sebelah sepatunya dan langsung melemparkannya ke arah mobil tersebut.
Brak!
Sepatu Sakura terpental dan jatuh di atap mobil tersebut.
"KAU! Apa yang kau lakukan?" geram si pemilik mobil.
"Kau dan mobilmu itu sama-sama tidak berpendidikkan! Itu cukup pantas bagimu, tahu!" teriak Sakura.
Pemuda itu berdecih. Kemudian dia menutup kaca mobilnya dan langsung tancap gas. Tidak mau berurusan terlalu jauh dengan gadis ini pikirnya.
Sakura berkacak pinggang. "Dasar bodoh! Harusnya ku guyur juga dia supaya jadi basah sepertiku!"
Dan sedetik kemudian, Sakura tersadar kecerobohannya. "Sepatuku?" Sakura memegang kaki kirinya yang hanya beralaskan kaos kaki_tanpa sepatu.
"Sepatuku…hey, kembalikan sepatukuuu…" Sakura mengayuh sepedanya lagi menyusul mobil sedan tersebut.
Sakura menghempaskan tubuhnya ke ranjang. Sungguh sial sekali hari ini. Dia terlambat datang ke sekolah dan tidak diperbolehkan masuk ke lingkungan sekolah. Satpam sekolah pun menyuruhnya untuk kembali pulang saja.
"Haaa…sebeeeel!" Sakura menghentak-hentakkan kakinya di ranjang.
Tadi dia sempat melihat dari luar gerbang sekolah, kalau sedan berwarna biru yang ia kejar-kejar itu terparkir di halaman sekolah. Tapi rasanya Sakura belum pernah melihat laki-laki menyebalkan yang baru ia temui tadi pagi itu. Apakah dia siswa baru? Pertanyaan itu terus terngiang di benak Sakura.
Sakura mendudukkan dirinya di ranjang. "Aku mau jalan-jalan dulu ah! Daripada bosen di rumah sendirian!" gumamnya sambil beranjak meninggalkan kamarnya.
"Ya, aku tahu. Tidak usah terlalu mengkhawatirkanku. Aku baik-baik saja," sesosok remaja tampan terlihat sedang berbicara dengan seseorang lewat ponsel diantara konsentrasinya mengendarai sedan biru miliknya. Sesekali dia mendengus kesal karena pembicaraan mereka. "Sekolahnya lumayan bagus,"
"Teman? Aku belum mengenal mereka sepenuhnya!" ucapnya.
Tapi karena sebuah guncangan, ponsel di tangan pemuda tersebut terjatuh dari tangannya.
"Cih!" pemuda itu pun mengulurkan tangan kirinya, meraba-raba tempat jatuhnya ponsel tersebut. "Mana sih?" dia mulai menundukkan wajahnya ke bawah. Sedangkan tangan kanannya masih sibuk memegangi setir mobil.
"Dapat!" serunya. Dia hendak mengarahkan ponselnya ke telinga ketika tiba-tiba sebuah truk besar muncul dari arah depan.
Mata pemuda itu terbelalak kaget. Dengan refleks, dia banting setir.
'Ckiiit! Bruaak!'
Mobil sedan biru itu pun menabrak pembatas jalan lalu jatuh ke jurang.
Sakura duduk termangu dan terus memperhatikan riak air sungai ini. Pandangannya kosong. Dia terus saja menggoyang-goyangkan kedua kakinya di air. Memang, kalau Sakura ada masalah, dia pasti datang ke tempat ini. Baginya, suara derasnya air sungai itu bisa menenangkan suasana hatinya yang sedang murung.
"Haaah…" Sakura menghela nafas. Dia menopangkan kedua tangannya di dagu. Sepenggal kenangan-kenangan manis dengan kedua orang tuanya, muncul silih berganti di kepalanya. Kedua orang tuanya yang telah meninggal karena kecelakaan pesawat itu, telah meninggalkan luka yang mendalam di hati Sakura. Bagaimana tidak. Sakura harus hidup sendirian di dunia ini. Hidup di tempat paling dalam di hutan Konoha yang jauh dari mana-mana ini. Beruntung Sakura mendapat beasisiwa karena termasuk siswi yang berprestasi. Kalau tidak, entah bagaimana hidupnya ini tanpa sekolah.
"Ng?" dia tersentak ketika melihat sesuatu yang mencurigakan mengambang di atas air. Tepatnya di depannya langsung.
"I-itu kan orang?" pekik Sakura yang langsung berdiri dari duduknya barusan.
Sakura langsung gemetar. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri tapi tidak ada siapa-siapa. Dia menggigit bibir bawahnya. Ragu, Sakura memutuskan mendekati sosok yang mengambang itu lalu menariknya dari air.
"Di-dia kan!" mata Sakura membulat sempurna ketika melihat langsung sosok yang tak sadarkan diri dengan bekas luka di sekujur tubuhnya ini.
Entah bagaimana caranya, Sakura sudah membawa sosok yang ditemukannya di sungai barusan itu ke rumahnya.
Sakura menyilangkan kedua tangannya di dada. Menatap sebal ke arah sosok yang sudah pasti bergender laki-laki yang terbaring di ranjangnya. Baru saja Sakura mengobati luka-luka yang ada di sekujur tubuh sang pemuda. Terutama kepalanya yang terus-terusan mengeluarkan darah, sampai harus diperban.
"Ih, ngapain juga aku nolongin orang yang udah bikin aku sial hari ini!" gerutunya sebal. Melirik sekilas laki-laki yang ditemuinya tadi pagi itu.
"Kau berhutang nyawa padaku, tahu!" bentak Sakura menunjuk si pemuda yang tentu saja tidak mendapat respon apa-apa dari sosok tersebut.
Ah, iya. Tadi Sakura sempat menemukan beberapa benda di saku celana pemuda ini. Sepertinya kartu pelajar. Sakura mengambil dan memperhatikan kartu tersebut, berharap mendapatkan sedikit identitas pemuda ini.
"U-chi-ha-Sa-su-ke," Sakura mengeja nama yang tertulis di kartu tersebut. "Uchiha Sasuke? Sasuke? Uchiha?" mengernyitkan dahinya, Sakura sedikit familiar dengan nama keluarga pemuda ini.
"Tujuh belas tahun rupanya. Berarti seumuran denganku dong!" gumamnya lagi.
Pandangan Sakura teralih ke jari tangan pemuda bernama Sasuke yang sedikit memberikan gerakkan. Perlahan, mata Sasuke itu terbuka. Dia mengerjap-ngerjapkan matanya lalu meringis dan memegang kepalanya.
"Ka-kau tidak apa-apa?" tanya Sakura dengan nada khawatir ketika Sasuke mencoba bangun dari posisinya.
"Si-siapa kau?" bola mata onyx itu berkilat tajam. "Ini dimana?" tanyanya.
Sakura meringis. "Ini di rumahku," jawabnya cepat.
Wajah Sasuke terlihat bingung dan kalut. "Aku…aku kenapa?" gumamnya. "Siapa aku? Kenapa aku ada di sini?"
Sakura mengangkat sebelah alisnya bingung. "Kau tidak ingat, Sa-su-ke?"
Sasuke menjambak rambutnya sendiri. "Sasuke? Siapa itu Sasuke?" lalu dia menatap kedua tangannya dengan ekspresi terkejut.
Sakura yang melihat hal itu langsung berasumsi kalau si Sasuke ini….hilang ingatan? Mungkin akibat cedera di kepalanya itu.
Tapi sebuah ide terbesit di kepalanya. Inilah pembalasan dendam!
"Kau benar tidak ingat apa-apa?" tanya Sakura lagi. "Bahkan kau tidak mengingatku sama sekali?"
Sasuke menatap lekat-lekat wajah Sakura. "Memangnya kau siapa?" tanya Sasuke bingung.
"AKU…" Sakura mencengkram kedua pundak Sasuke. "Aku ini isterimu, Sasuke!" teriaknya.
"A-APA?" Sasuke terlihat kaget bukan main saat mendengarnya.
"Kau jangan bercanda! Aku…tidak percaya," ucapan langsung terlontar dari bibir Sasuke. Kemudian ia mentap tajam ke arah Sakura.
"Apa buktinya kalau kau adalah isteriku?"
Sakura terkesiap. Bingung dengan tindakkannya sendiri. Bagaimana cara membuktikannya? Kalau hanya sampai di sini, dia akan ketahuan oleh Sasuke.
Perlahan, Sakura meraih wajah Sasuke, menariknya mendekat dan langsung menautkan bibirnya dengan bibir pemuda yang terlihat sangat shock dengan perbuatan Sakura ini.
-TBC-
Wes, gak bisa ngomong apa-apa lagi. Yang pasti ini fic gaje banget!
Mind to review?
