Best Gift Ever
Naruto punya saya, tapi bohong :P
Naruto punya om Masashi
Dedicated for STLE-GFSHI
SasuHina
Standar warning
EYD?
Happy reading
-o0o-
.
.
.
Sasuke melangkah menuju sebuah kawasan yang terbilang cukup megah. Ia berjalan dengan aura dingin yang perlahan menghangat ketika semakin dekat dengan sebuah pintu yang akan membawanya masuk kedalam rumahnya.
"Tadaima" ujarnya dengan nada datar
"Okaeri" Seoarang gadis berambut indigo panjang meyambutnya kepulangannya dengan senyum canggung yang menghiasi wajahnya. Sasuke ingin sekali memeluknya saat ini, namun ia urungkan niatnya itu.
"Air hangatnya sudah aku siapkan jika Sasuke-san ingin mandi dulu" Ujarnya
"Hn" setelah berkata demikian, Sasuke berjalan meninggalkannya sendirian. Gadis itu menunduk dan tak memperlihatkan wajahnya.
-o-
.
.
.
Setelah mandi Sasuke berjalan ke meja makan. Seperti biasanya, Hinata telah menyiapkan berbagai makanan yang bisa dibilang sangat enak. Mereka berdua makan dalam diam, tak ada interaksi apalagi candaan. Suasana dingin mencengkam Hinata untuk tak berbicara apa-apa.
"Aku selesai. Terima kasih" Sasuke meletakan sendoknya. Ia selalu mengucapkan kata itu untuk semua kewajiban yang telah Hinata lakukan.
"Sama-sama Sasuke-san"
"Hinata" Panggilnya, membuat Hinata mendongakkan kepalanya untuk menatap Sasuke
"Y-ya?"
"Malam ini kau tidur di kamarku" Sasuke berujar singkat dengan wajah datarnya. Ia ingin memeluk Hinata, hanya memeluknya dalam tidurnya.
"Ke-Kenapa?" Hinata kembali menundukan kepalanya dalam-dalam. Bingung dengan situasi ini.
"Kalau kau keberatan, aku tidak masalah" Ujarnya dan bersiap melangkah pergi dari meja makan menuju kamarnya.
"Bukannya be-begitu, hanya saja—" Hinata hendak mengatakan sesuatu, hanya saja Sasuke sudah menyela terlebih dahulu.
"Sudahlah" Dan Sasuke benar-benar pergi ke kamarnya sementara Hinata menundukan kepalanya
Mereka menikah enam bulan yang lalu. ya, tepat enam bulan yang lalu. Awalnya, kamar mereka satu untuk berdua. Namun, pada malam itu Hinata memasang wajah takut bukan canggung. Hal itu membuat Sasuke menderita. Ia lalu memindahkan barang-barang Hinata ke kamar lain yang sekarang menjadi kamar Hinata.
-o-
.
.
.
Naruto dan Sasuke kini sedang berada di bawah pohon. Mereka beristirahat setelah latihan. Sasuke memakan bekal yang dibuatkan Hinata untuknya. Sementara Naruto memakan bekal yang dibuatkan Sakura untuknya.
"Kau kenapa Sasuke?" Tanya sahabatnya yang berambut pirang. Ia heran, hari ini Sasuke terlihat lebih suntuk dari biasanya.
"Hn"
"Dasar Teme!" Naruto berteriak. Ia geram melihat tingkah Sasuke yang selalu saja mengabaikannya.
"Berisik!" Sasuke merasa acara makannya terganggu karena suara berisik yang ditimbulkan Naruto.
"Nanti temani aku ke kedai ramen ya?"
"Tidak bisa" Jawab Sasuke sambil membereskan bekalnya, ia sudah selesai makan.
"Kenapa? Ah kau ini"
"Aku ingin pulang cepat" ia tiba-tiba menjadi merindukan sosok ibunya setelah menyantap bekal yang dibuatkan Hinata. Ia ingin pulang dan melihat Hinata.
"Ingin cepat-cepat bertemu Hinata-chan ya?" Naruto bermaksud menggoda Sasuke
"Sudah berapa kali aku katakan, hilangkan nada panggilan seperti itu ketika menyebut nama Hinata" Sasuke memandang Naruto tajam. Ia merasa sesuatu dalam dadanya tidak berfungsi dengan benar.
Sasuke lalu bangkit dari duduknya dan meninggalkan Naruto
"Pencemburu!" guman Naruto ketika Sasuke pergi meninggalkannya sendirian.
-o-
.
.
.
Sasuke berjalan cepat menuju rumah kediamannya bersama Hinata. Ia ingin segera menemui Hinata, melihat wajah manisnya.
Sasuke memasuki kediaman Uchiha, ia sudah menggumamkan 'Tadaima' tapi tak ada sahutan. Dimana Hinata? Kakinya terus menyusuri kompleks Uchiha. Akhirnya, ia menemukan Hinata di taman belakang Uchiha. Sepertinya Hinata sedang berkebun.
"Tadaima" Ucap Sasuke sekali lagi.
Hinata berbalik dan mendapati Sasuke ada di belakangnya "Okaeri, Sasuke-san"
Tanpa aba-aba, Sasuke menubrukan dirinya ke Hinata. Dipelukanya gadis mungil itu "E-Eh?"
"Biarkan. Sebentar saja" Ujar Sasuke. Ia menghirup aroma lavender yang tercium di penciumannya. Ia merasa tenang dan kembali merasa ia kembali ke rumahnya. Ia kembali menjadi Sasuke yang merasa memiliki kasih sayang orang disekitarnya. Hinata dengan ragu membalas memeluk Sasuke. Seolah dia juga mengerti kegundahan yang Sasuke rasakan.
-o-
.
.
.
Setelah kejadian di taman belakang Uchiha. Hinata dan Sasuke kembali canggung, khususnya untuk Hinata. Saat makan malam tak ada yang berbicara sampai akhirnya Sasuke selesai dan mendahului Hinata menuju kamarnya.
Dan pagi ini datang seperti biasanya. Hinata yang telah terbangun terlebih dahulu dan menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Sasuke. Para maid hanya diperbolehkan membereskan rumah, sementara hal yang menjadi kewajiban Hinata tetap dilakukannya.
"Kau sudah bangun, Sasuke-san?" Hinata heran Sasuke bangun sepagi ini. Sasuke mengangguk
"Aku belum menyiapkan air. Kau makan dulu tidak apa-apa?" Hinata belum sempat menyiapkan air hangat untuk Sasuke mandi, biasanya Sasuke tidak bangun sepagi ini.
"Hn"
"Sa-Sasuke-san.." Sasuke menahan tangan Hinata yang hendak pergi menyiapkan air sementara Sasuke sarapan
"Disini saja. Temani aku makan!" Ujar Sasuke
"Ta-Tapi airnya—" Hinata berkata terbata. Ia belum menyiapkan air sementara Sasuke menahannya disini.
"Aku bisa menyiapkannya sendiri" Dan Hinata memutuskan menemani Sasuke sarapan
-o-
.
.
.
Hinata sedang membereskan kamarnya sebelum dengan tiba-tiba Sasuke datang dan mengucapkan beberapa kata yang membuat Hinata menoleh kearah Sasuke.
"Aku akan ada misi selama dua minggu"
"Aku akan siapkan keperluan Sasuke-san" Hinata tersenyum kali ini bukan senyum canggung seperti biasanya.
"Terima kasih" Ujar Sasuke tulus dan Hinata kembali membereskan kamarnya.
"Hinata" Panggil Sasuke. Hinata menghentikan aktivitasnya sejenak dan kembali menghadap Sasuke.
"Y-Ya?"
"Apakah mungkin kau akan merindukanku?" terdengar sedikit permohonan disana. Entah apa maksud Sasuke sebenarnya bertanya hal seperti itu dengan tiba-tiba kepada Hinata
Hinata sedikit kaget sebenarnya dengan pertanyaan yang dilontarkan Sasuke beberapa saat lalu "A-Aku—"
Sasuke memotongnya "Lupakan pertanyaan bodohku. Kau siapkan saja keperluanku, aku pergi dulu"
Kenapa Sasuke tak pernah membiarkan Hinata menyelesaikan kalimatnya? Sasuke hanya takut jawaban yang diberikan Hinata tidak sesuai dengan harapannya. Ia takut sakit dan jika Hinata memberikan jawaban yang Sasuke inginkan, Sasuke takut Hinata hanya berbohong untuknya.
-o-
.
.
.
Sasuke hendak menuju kantor Hokage sebelum sahabat pirangnya ini menghadangnya dan meneriaki namanya.
"Yo, Teme!"
"Apa?" jawab Sasuke tanpa menghentikan langkahnya. Ia masih terus berjalan dan membiarkan si pirang berada disampingnya.
"Traktir aku!" Naruto berkata dengan nada merengek yang membuat Sasuke risih. Bagaimana mungkin Hinata lebih memilih pria pirang ini dibandingkan dirinya?
"Jangan pura-pura lupa, Teme! Hari ini kau ulang tahun" Bahkan Sasuke belum menjawab dan si pirang ini sudah mengeluarkan kata-kata lagi.
"Hn"
"Dapat kado apa dari Hinata-chan?" Sasuke dengan senang hati memberikan deathglare gratis kearah Naruto, lagi-lagi ia menyebutkan nama istrinya dengan nada seperti itu.
"Hehe"
-o-
.
.
.
Hinata yang hendak membeli beberapa sayuran dan bahan makanan berhasil mencuri dengar percakapan Sasuke dan Naruto tadi.
"Sasuke-san ulang tahun?" gumamnya. Ada rasa bersalah dalam dirinya.
-o-
.
.
"Tadaima" Ucap Sasuke ketika memasuki kediamannya. Ini adalah sebuah rutinitas untuknya
"Okaeri" sambut Hinata
"Kau ingin mandi dulu atau—" ini juga merupakan kewajiban Hinata, meskipun ini masih sore.
Dan untuk kesekian kalinya Sasuke memotong kalimat Hinata "Aku mencintaimu, lebih dari apapun di dunia ini"
"Sa-Sasuke-san" kali ini Hinata yang menubrukan dirinya kearah Sasuke. Hinata merasa lega dengan apa yang diucapkan Sasuke. Dengan kata-kata tadi bisa menyudahi semua aura dingin yang ada di rumah tangga mereka yang berawal dari perjodohan. Tanpa diketahui oleh Hinata, perjodohan ini diminta langsung oleh Sasuke.
Sasuke sampai harus memohon agar Hokage mau menjodohkannya dengan Hinata. Sementara Hinata hanya akan mengatakan 'iya' untuk segala hal yang diucapkan ayahnya. Namun, lama kelamaan Hinata mulai terbiasa dan sedikit demi sedikit menumbuhkan rasa cintanya untuk Sasuke.
"Selamat ulang tahun" Ujar Hinata
"Kau tau?" Sasuke mencoba melepaskan pelukan Hinata agar dapt melihat wajah manis istrinya tersebut.
"I-ini" Hinata mengeluarkan sebuah bungkusan kecil dari saku bajunya. Ia tadi membeli sebuah arloji baru untuk Sasuke.
"Terima kasih, Hinata" Sasuke memeluk Hinata lagi. Ini hal yang belum sempat Sasuke bayangkan. Ini terlalu mustahil rasanya
"A-Aku sudah membuat kue. Sa-Sasuke-kun mau coba?" sekarag suffix yang digunakan pun berbeda. Sasuke senang sekali. Ia hanya tersenyum tipis. Ya, sangat tipis.
"Ayo" Ia mengikuti Hinata menuju meja makan. Disana terdapat kue yang sudah dibuat oleh Hinata dan ada lilin disana. Sasuke meniupnya dan mengucapkan permintaan dalam hati. Hal seperti ini sudah lama ditinggalkan olehnya. Namun, sekarang ia kembali melakukannya.
"E-Enak?" Tanya Hinata takut-takut. Ia takut kue tomat itu tidak disukai oleh Sasuke. Sasuke tidak menjawab. Ia hanya tersenyum dan kembali memeluk Hinata dengan lebih erat.
"Kau meminta apa tadi Sasuke-kun?" Hinata penasaran dengan permintaan Sasuke sebelum meniup lilin tadi. Mendengar pertanyaan Hinata, Sasuke hanya menyeringai nakal.
"Aku ingin klan ku kembali" Ujar Sasuke singkat. Hinata yang masih blum mengerti hanya menganggukan kepalanya.
"Kau tau kan bagaimana caranya?" Seringai Sasuke semakin lebar
"E-Eh?" Sepertinya Hinata baru sadar satu hal.
"Kyaaaaaaaaaaaa" Dengan tiba-tiba Sasuke menggendong Hinata menuju kamarnya yang sepertinya akan menjadi kamar mereka.
-o-
.
.
.
Waktu menunjukan pukul setengah dua belas malam. Sasuke dan Hinata masih betah pada posisinya yang saling berpelukan
"Sa-Sasuke-kun" panggil Hinata pelan. Ia ingin tahu apakah Sasuke sudah tidur atau belum
"Hm?" Sasuke merespon dengan gumaman kecil
"Kau belum tidur?"
"Menurutmu?" Sasuke membuka matanya dan menjawab pertanyaan Hinata
"Nggg.." Sepertinya Hinata ingin mengatakan sesuatu namun ia ragu
"Ada apa?" ah! Sasuke peka ternyata
"A-Aku minta maaf karena selama ini—"
Sasuke mempererat pelukannya pada Hinata "Sudahlah, ini sudah malam sebaiknya kita tidur kecuali jika kau ingin kita mengula—" ia sekarang mempunyai hobi baru selain memotong kata-kata Hinata. Ia juga sekarang hobi menggoda Hinata
"A-Aku akan tidur" Hinata salah tingkah dan membenamkan wajahnya ke dada Sasuke
Sasuke mengecup puncak kepala Hinata "Mimpi indah. Kau kado terindahku saat ini dan selamanya"
Berapa lama tak ada respon dari Hinata. Sasuke mengelus perut rata Hinata dan menggumamkan 'Cepatlah lahir'
Ckckck Bahkan Hinata belum dinyatakan hamil tapi pemuda ini sudah sangat yakin. Ya, semoga saja.
Dan sepertinya ia akan terlambat datang misi besok pagi. Ya, biarkan saja.
FIN
Saya tau saya tau. Saya tau ini aneeeeh wkwkwkwk
Ya biarkan ya.. biarkan :D
Happy bday Sasukeeeeeeeeeeeeeeee !
Mind to RnR
.
.
And last,
.
See You
.
.
Malfoy1409
