Title: Spring Bakery

Cast(s) : Kyuhyun – Ryeowook – Seohyun

Author : Miyoko's Caramel

Kuperhatikan beberapa kantung belanjaan yang menggantung ditangan kiriku sambil terus merutuki sebuah kertas kecil berisi daftar belanja. Mendengus sebal mengingat Sungmin-hyeong yang menyuruhku melakukan ini. Dia memanfaatkan kepergianku untuk berjalan-jalan sebentar ke taman kota dengan cara menyerahkan tugas wajibnya padaku. Awas saja kau, Lee Sungmin!

Aku meremas kertas itu dan kulempar ke tong sampah yang berjarak dua meter dariku. Sudah tidak butuh karena semua daftar yang tertulis pada kertas itu, sudah masuk ke kantung-kantung plastik yang ada dalam genggamanku ini. Tetapi, sepertinya ada yang aku lupakan.

Aku melihat jam tanganku dan terkejut. Ini sudah jam makan siang dan pantas saja aku merasa ada yang kurang. Tetapi, aku tidak mungkin makan siang di restaurant seperti biasanya karena makhluk cerewet itu pasti akan mengomeliku sepanjang hari jika aku pulang telat nanti.

Kutolehkan kepalaku kesana kemari hingga kuputuskan untuk mampir sebentar setelah melihat sebuah toko roti di ujung jalan sebelum penyeberangan lampu merah. Aku melangkahkan kakiku menuju toko roti itu dan berpikir untuk membeli roti sebagai pengganjal perut sebelum akhirnya sampai di apartment.

Suara lonceng pintu khas toko roti terdengar nyaring dikedua telingaku. Ini lucu, karena aku jarang menemukan hal semacam ini.

"Selamat datang~" sapa seorang wanita setengah baya yang berdiri di balik meja cash register, tak jauh dari pintu.

Aku melangkah masuk dan membiarkan pintu itu tertutup sendiri. Kuperhatikan toko roti itu dengan saksama. Hmm~ Harus kuakui. Interior toko ini sungguh menarik karena sebagian dindingnya masih menggunakan bata merah. Ini mengingatkanku pada zaman dulu. Tapi, toko roti ini harus dicoret dari kata kuno. Toko roti ini masih terkesan modern karena perpaduan teknologi dan desain yang digunakan. Sungguh!

"Anak muda, kau mendengarku?"

Suara itu mengejutkanku. Aku menoleh ke sampingku dan terkekeh pelan karena malu. Mengapa aku jadi melamun?

"Maaf," ucapku sembari menundukan kepala.

Dia tersenyum ramah, "Tidak apa. Sekali lagi, eum, ada yang ingin kau pesan?" Wanita paruh baya itu menunjuk buku menu yang (entah sudah sejak kapan) disodorkannya padaku.

Aku membuka buku menu itu dan melihat beberapa nama, harga serta gambar roti yang terpampang di sana. Roti-roti khas yang ada di Asia dan Eropa. Hingga kuputuskan pada roti ringan saja.

"Aku pesan hodugwaja. Tolong dikemas," pintaku sambil menutup buku menu.

"Baiklah. Akan aku siapkan dulu. Eh?"

Aku bingung melihat wanita itu tampak terkejut seperti menyadari sesuatu.

"Hodugwaja yang kau pesan sedang habis. Tunggu sebentar, ya. Seohyun, kau masih di dapur?" tanya wanita itu sambil berjalan menuju ruangan belakang yang ada di toko itu.

"Ya, Ibu. Aku masih membantu Ryeowook menghias kue. Ada apa?"

"Tolong ibu. Bisakah kau bawakan satu baki hodugwaja hangat kemari? Ada yang memesan!"

"Baiklah. Akan aku bawakan. Tapi, tunggu lima menit lagi. Aku masih harus menghias kue ini."

Tahu habis, mengapa tidak disediakan kembali?, tanyaku dalam hati.

Aku membayar terlebih dahulu sesuai harga hodugwaja yang tertera pada layar monitor kecil mesin kas. Sembari menunggu, kuputuskan untuk berkeliling toko kecil itu dan melihat roti apa saja yang tersedia di sana. Semuanya tampak besar dan terlihat enak.

Aku memilih duduk sebentar dikursi yang disediakan toko roti itu. Sepertinya, kursi-kursi ini disediakan untuk pengunjung yang hendak memakan rotinya di sini. Bisa kulihat dari beberapa pengunjung yang tampak asyik mengunyah roti pesanan mereka ditemani minuman. Tapi, tak apalah aku menempati tempat ini daripada aku harus menunggu sambil berdiri. Lagipula, kursi ini kosong.

"Ibu, maaf lama. Ini hodugwaja-nya."

Aku mendongakan kepalaku menghadap dua orang yang sedang berada dibalik meja cash register. Seorang gadis tengah memberikan satu baki berisi banyak hodugwaja pada wanita setengah baya yang melayaniku tadi. Tampaknya, baru keluar dari oven karena gadis yang membawanya itu, menggunakan sarung tangan untuk memegang baki tersebut.

"Ah, terima kasih, Seohyun. Tolong kau tata dan kau bungkus untuk pemuda yang ada di meja itu, ya." Wanita itu menunjukku dan hanya kusambut dengan anggukan kepala.

"Baik, Bu."

Kulihat, gadis yang bernama Seohyun itu dengan cepat memindahkan hodugwaja tersebut ke tempat yang disediakan. Lalu menyisakannya untuk dimasukkan ke dalam kotak pembungkus. Gadis itu mendekat padaku.

"Ini pesananmu," katanya seraya menyodorkan kotak yang sudah terbalut kantung plastik berlogo toko roti tersebut padaku.

Aku menoleh padanya dan terdiam menatap wajahnya. Dia membalasku dengan tersenyum ramah.

"Kau pekerja keras, ya," celetukku.

"Eh?"

Aku tertawa pelan dan beranjak berdiri sambil menerima bungkusan itu. "Wajahmu itu.. kotor sekali," lanjutku sambil menunjuk wajahnya yang tampak hitam disekitar kening, pipi, dan hidungnya.

Dia nampak salah tingkah dan malah kembali berlari menuju dapur. Aku sempat mengerjap bingung, sebelum akhirnya keluar dari toko tersebut.

Spring Bakery

"Ini enak. Kau beli dimana?" tanya Changmin seraya mengunyah sisa hodugwaja yang aku beli di toko roti tadi.

Aku mendengus sebal melihatnya, Donghae-hyeong dan juga Hyukjae-hyeong yang dengan rakusnya mengunyah hodugwaja tersebut. Padahal, rencananya kue itu aku sisakan untuk camilan nanti sore, tapi malah dihabiskan oleh tiga 'Makhluk Rakus' ini. Kalau tahu akan berakhir seperti ini, seharusnya aku membubuhkan racun untuk mereka karena secara tiba-tiba, saat aku datang, mereka langsung merampas plastik berisi kotak kue itu.

"Hey, Cho Kyuhyun! Jawab pertanyaanku! Jangan hanya kau kesal karena kami mengambil kuemu, kau sampai enggan menjawab pertanyaan dariku!" Omel Changmin.

Aku meringis. Apakah dia tidak tahu tata krama saat makan? Lihatlah! Akibat ulah rakusnya itu, dia mengomel sampai remah kue keluar dari mulutnya dan berceceran dilantai.

"Aku beli di toko bernama Spring Bakery," jawabku malas.

"Spring Bakery? Ooh. Toko dengan model kuno itu, ya?" tanya Hyukjae-hyeong.

"Kuno apa? Kalian tidak tahu saja seperti apa bagian dalamnya."

"Memang ada apa dengan dalamnya, Kyu?"

"Eum~ Apakah pegawainya itu wanita cantik dan seksi?" Changmin mendekatiku dengan antusias.

Saat hendak menjawab, tiba-tiba saja sebuah sendok sayur mendarat dikepala Changmin hingga membuatnya harus menoleh. Bukan hanya Changmin saja yang kena. Donghae-hyeong dan Hyukjae-hyeong juga mengalami hal yang sama.

"Ya! Sungmin-hyeong! Mengapa memukulku?!" tanya Changmin dengan nada yang terdengar kesal.

"Karena bisakah kalian berhenti mengunyah kue itu? Nanti kalian tidak bisa makan malam!" sahut Sungmin-hyeong tidak kalah sewot.

"Tapi, hyeong. Ini enak.." Donghae-hyeong menunjuk hodugwaja yang dipegangnya.

"Kalian bisa memakanya nanti sebagai penutup. Devil, kenapa kau bisa-bisanya membeli kue, hah? Aku tidak menyuruhmu, kan?!" Sungmin-hyeong menatapku dengan murka sambil menunjuk diriku dengan sendok sayur yang ada ditangannya.

"Kau memang tidak menyuruhku, hyeong. Kue itu aku beli atas kemauanku sendiri!"

"Kenapa kau beli? Bagaimana jika ketiga makhluk ini kenyang sebelum waktu makan malam?"

"Salahkan mereka! Lagipula, tadinya aku membeli kue itu untuk diriku sendiri karena aku lapar dan belum makan siang. Kue itu aku makan dibus. Karena masih ada sisa, maka aku merencanakan agar kue itu menjadi camilan soreku nanti. Tapi mereka merebut dan malah..."

"Egh~ Ups! Maaf.." ucap Changmin setelah bersendawa hingga memotong penjelasanku pada Sungmin-hyeong.

Kami menoleh pada kotak kue. Dan benar saja dugaanku.

"Habis? Yaaa!" pekikku dan Sungmin-hyeong dengan geram.

Spring Bakery

"Sungmin-hyeong, kau benar-benar akan habis kali ini!" aku menggeram kesal.

Hari ini, Sungmin-hyeong menyuruhku berbelanja lagi. Tetapi, bukan untuk membeli bahan makanan seperti kemarin. Melainkan kue untuk camilan karena nanti malam, teman-teman Sungmin-hyeong yang juga merupakan teman sekaligus seniorku di universitas, akan datang berkunjung.

Padahal dia memperingatiku agar tidak membeli kue lagi dan membuatku harus menghabiskan seluruh makan malam buatannya karena kedua hyeong dan satu temanku yang perut karet itu telah kenyang usai memakan kue yang kubeli kemarin. Sialnya lagi, makanan yang Sungmin-hyeong buat banyak yang mengandung lemak jenuh.

"Argh!" Aku menendang sebuah kaleng soda yang berada di trotoar jalan dan sepertinya, aku telah melakukan sebuah kesalahan karena kaleng itu mendarat di atas kepala seorang gadis yang tengah membersihkan kaca sebuah jendela toko. Spring Bakery~

Astaga! Apakah dia gadis yang waktu itu?

Dia tampak mengusap kepalanya dan melihat ke bawah. Memungut kaleng soda yang telah menimpa kepalanya itu, lalu membuangnya ke tong sampah. Aku berlari mendekat untuk memastikannya.

"Ma-Maaf. Tadi, eung, perbuatanku. Kau baik-baik saja?" tanyaku.

Dia menoleh dan menatapku dengan bingung dalam keadaan masih mengusap kepalanya. Ah~ Ini bukan gadis yang kemarin. Gadis ini lebih mungil dan memiliki wajah yang.. manis.

"Kau baik-baik saja, kan? Apa aku membuatmu terluka?" aku bertanya sekali lagi dan dia masih menatapku sampai..

"Ryeowook-a, kita harus segera membuka–.. Eh! Kau? Bukankah kau yang kemarin?"

"Eh? Annyeong~" Sapaku pada gadis yang baru datang itu.

"Kau ada apa kemari?" tanyanya.

"Aku..em.. Eh?! Mana dia?" Aku terkejut menyadari gadis yang tidak sengaja terkena tendangan kaleng soda akibat ulahku itu, tiba-tiba menghilang.

"Dia? Ryeowook, maksudmu?"

"Entahlah. Aku tidak tahu namanya."

"Dia memang seperti itu. Selalu muncul dan menghilang secara tiba-tiba. Oh ya! Kau belum menjawab pertanyaanku. Ada apa kau kemari?"

"Aku... Roti! Aku ingin membeli roti. Tapi, sepertinya toko ini belum buka," ujarku saat melihat tulisan 'CLOSED' yang menggantung di depan pintu kaca toko roti itu.

"Ah? Kami baru saja ingin buka." Dia bergegas membalik gantungan itu menjadi 'OPEN'.

"Wah, sepertinya aku menjadi pengunjung pertama," gurauku.

"Hehe.. Ya! Eum, kita belum berkenalan. Aku Seo Joo Hyun. Panggil saja Seohyun." Gadis itu membungkuk padaku. Aku tertawa dan membalasnya.

"Kyuhyun. Cho Kyuhyun. Senang berkenalan denganmu, Seohyun."

Dia tersenyum dan segera menyuruhku masuk ke dalam. Tanpa sengaja, ekor mataku menangkap sosok gadis yang tadi kutanyakan keadaannya. Kini, dia sedang menata roti-roti pada salah satu rak yang ada di sudut toko.

"Silahkan kau lihat dan tentukan. Aku harus mengambil beberapa roti lagi di dapur," ujar Seohyun.

Aku mengangguk. Setelah melihat dia berjalan meninggalkanku, aku melangkah menelusuri rak-rak mungil yang berisi banyak roti berbagai rasa itu. Aku cukup bingung untuk memilih yang mana karena Sungmin-hyeong tidak berkata apa-apa soal rasa kue atau roti yang harus kubeli.

Seohyun sedang mengambil roti di dapur. Aku menengok ke meja cash register untuk meminta bantuan wanita paruh baya yang kemarin, namun beliau tidak ada di sana. Tersisa satu pilihan dan aku melihat ke arah gadis yang masih sibuk dengan roti-roti itu.

Aku mendekatinya untuk bertanya sekaligus (tentu saja) minta maaf.

"Permisi," sapaku dan dia tampak kaget karena nyaris saja baki yang ada dalam genggamannya terjatuh. "Maaf! Apakah aku mengagetkanmu lagi?" tanyaku gugup.

Dia tampak menghela nafas. Aku menggaruk tengkuk belakangku. Mengapa aku jadi serba salah seperti ini?

"Maaf jika aku telah dua kali membuat kesalahan padamu. Sungguh. Itu tidak sengaja," kataku.

Dia hanya mengangguk, "Tidak apa."

Aku lega. Kutatap lagi dirinya. Gadis itu tampak terus sibuk menata roti dan tidak memperhatikanku sebagai pelanggan. Ini aneh.

"Eung~ Maaf. Bolehkah aku bertanya?" Ah~ Aku telah mengeluarkan banyak kata 'maaf' hanya untuk gadis ini. Tuhan, apa yang terjadi denganku?!

Hanya gumaman yang kudengar sebagai respon darinya.

"Aku akan mengadakan pesta kecil nanti malam. Kira-kira roti yang cocok itu apa, ya?"

"Itu sesuai selera orang."

"Intinya, bisa membuat kenyang walau hanya memakan satu potong," kataku. Err.. Kalimat macam apa yang kau katakan ini, Kyuhyun?

Gerakannya terhenti. Kemudian, dia berjalan menuju rak yang berada di dekat jendela dan entah mengapa aku malah mengikutinya.

"Roti kacang merah. Aku yakin ini akan membuat teman-teman pestamu merasa kenyang," ujarnya sembari menunjuk jejeran roti lonjong kecil yang di depan bakinya tertulis kalimat 'Roti Kacang Merah'.

Kuperhatikan roti itu. Sepertinya, isinya memang bisa membuat perut kenyang.

"Baiklah! Aku beli i–"

Lagi?!

Gadis itu menghilang lagi dan aku menjadi semakin bingung sampai akhirnya Seohyun menghampiriku.

"Sudah tentukan pilihanmu?" tanyanya.

"A-Aku ambil roti kacang merah ini," jawabku sambil menoleh kesana kemari.

"Berapa banyak?"

"Eh? Ah.. Dua lusin," sahutku lagi dengan masih mencari gadis itu. Mengapa bisa cepat sekali menghilang? Apa tempat ini punya jalan rahasia?

"Kyuhyun-ssi, apa yang kau cari?"

"Er.. Tidak. Rotinya, tolong cepat dibungkus, ya," pintaku sambil berjalan menuju cash register dan meninggalkan Seohyun.

Spring Bakery

"Kyuhyun~" panggil Jaejoong-hyeong, salah satu seniorku yang menjadi tamu malam ini. Dia juga yang membantu kami, terutama Sungmin-hyeong, untuk menyiapkan semuanya karena secara kebetulan dia tinggal satu gedung apartment dengan kami. Well, kami hanya berbeda lantai.

"Ya, hyeong?" Aku mendekat sambil membawa cola ditanganku.

"Hey, siapa yang menyuruhmu minum? Itu untuk pesta nanti," katanya saat melihatku membuka kaleng soda itu.

"Huh~ Hanya satu kaleng saja. Lagipula masih ada banyak di lemari pendingin dan aku yakin kita tidak akan kekurangan stok!"

Dia mendengus sebal sambil memberikan secarik kertas yang sedari tadi dipegangnya. Aku meletakkan minumanku, menerima kertas itu dan bertanya melalui tatapan pada Jaejoong-hyeong.

"Justru seharusnya aku yang bertanya padamu. Dimana kau membeli roti-roti ini? Mengapa ada tulisan seperti itu di dalamnya? Mengapa bukan ucapan terima kasih atau logo dan nomor telepon toko kue tempat kau membeli ini semua yang tertulis di sana?"

Aku mengangkat bahuku, tanda tidak tahu. Jaejoong-hyeong malah tambah menatapku kesal dan mengangkat dua kotak roti itu ke dapur untuk diserahkan pada Sungmin-hyeong.

Kue kacang merah ini mungkin terkesan sederhana apalagi untuk mengisi pestamu..

Tapi jangan salah akan hal itu..

Aku yakin rasanya tak sesederhana bentuk penampilannya..

Cicipilah dengan perasaan riang gembira maka kau akan tahu..

Semoga pestamu lancar^^

Aku tertawa geli, "Dasar! Pasti ini Seohyun," gumamku.

TBC (or END?-_-)

Hello! I'm new here~ ^^/

Well, ini hanya ff percobaan(?) yang numpuk di folder. Lanjut atau gak ya, tergantung respon.. Kkk~

Maaf kalau bahasa berantakan, banyak pengulangan dan typo T_T Ini kelemahanku..

Thanks buat yang udah (sudi) baca. Comment? *w*

By the way, tenang. Ini bukan SeoKyu-ff.. Aku gak suka SeoKyu, tapi suka KyuVic XD *dicincang KhunWook*