Warning : Mungkin Typo(s), OOC atau mungkin weird dan pairingnya aneh.
Sumary : Bagaimana jika kamu menjalin hubungan dengan orang yang sama sekali tidak kamu kenal sebelumnya, bahkan tanpa sadar sampai mencintainya. Kamu tidak mengetahui... apapun tentangnya.
Genre : Romance Comedy…
Characters : Park Shin Hye
ZE;A Siwan
NU'EST Minhyun
Dan tokoh lain akan hadir seiring berjalannya cerita… :)
I Don't Need to Know it
Author : Valweyn Azalea
Rated : T
Genre : Romance/Comedy
Chapter 1 : a Terrorist!
Tik… Tik… Tik…
Derasnya hujan membasahi kanopi halte tempatku berdiri menggigil saat ini. Jam sekolah akan dimulai 20 menit lagi, tapi aku tidak melihat satupun bus yang berniat melintasi halte ini. Ini adalah hari pertama di tahun ajaran baru. Aku tidak ingin terlambat dan akhirnya mendapat kursi di paling belakang yang biasanya selalu diisi oleh anak laki – laki. Bunyi hujan semakin deras diselingi bunyi petir nyaring dari arah langit utara. Setengah seragamku telah basah karena rembesan air hujan dari kanopi halte, tepatnya di bagian lengan kanan atas. Aku mohon satu saja… satu bus saja…
" Hishhh.. Jika tidak mendapatkan bus dalam 15 menit ke depan aku akan pulang!"
"Apakah tidak ada seorangpun yang menawariku tumpangan? Jahattttt!"
"Padahal tadi aku melihat mobil Il Seok, Kim Rim, Minha dan Jonwun tckkk hell please," maki-ku ditengah aliran air hujan yang mengalir semakin deras. Akhirnya ditengah puncak amarahku sebuah bus menghampiri halte ini, walaupun ini sudah lewat waktu masuk jam sekolah dan pastilah aku akan terlambat. Aku segera menaiki bus pertama yang aku lihat saat itu.
" Ahjus..sih, hehhs apakahh sudah hehhs tidakh ada tempat duh..duk?" Tanyaku dengan napas yang terengah – engah.
"Aku rasa dibelakang masih ada satu, di sisi sebelah kiri, 2 bangku dari belakang," kata si sopir sambil melihat kaca didepannya untuk memastikan ada satu tempat untukku.
"Ah baiklah. Kamsahamnida"
'Ah tidak. Apakah yang dimaksud ahjussi itu bangku ini' ucapku lirih, ehm sebenarnya tidak lirih juga lumayan kencang malah, tapi aku harap suara air hujan menyamarkan suaraku sehingga orang itu tidak mendengar apapun.
"Jika ingin duduk, duduklah jangan banyak bicara," kata seorang pria di tempat duduk itu. Pakaiannya benar benar abnormal dan aneh. Semua tubuhnya tertutup. Dia memakai baju mungkin setebal 4 lapis, syal dan masker yang menutupi mulutnya, kacamata hitam, serta topi pink yang sama sekali tidak sewarna dengan bajunya yang berwarna hijau dan gayanya yang maskulin. Hampir seluruh wajahnya tertutup dan tidak dikenali. Seperti Teroris di film – film.
Tanpa bicara sepatah katapun, sambil melirik pria aneh di sebelahku aku segera melangkah ke pojok untuk duduk di bangku 'sisa' tersebut. Aku hanya meratapi nasibku nanti disekolah lewat sela kaca jendea disisi kiriku yang di aliri rintihan air hujan. Hujan mengalir semakin dan lebih deras dari yang aku kira. Tidak ada sedikitpun kemungkinan akan berhenti di waktu ini. Aku harap tidak ada kemacetan pagi ini. Aku harap aku tidak begitu terlambat datang ke sekolah. Aku harap ini bukanlah awalan hari burukku. Ya, aku berharap.
"Aish bagaimana ini? Aku harus berjalan dari halte bus menuju gerbang sekolah sejauh 500 meter, lalu berjalan lagi menuju aula, lalu menuju kelas. Itu semua jalur tanpa atap AAAAAAAAA….!" rintihku sambil menggigit jepitan rilakuma-ku.
"Aku ingat sesuatu…. Ahhh iya aku tidak bawa payung, jaket, jas sekolah, rain coat, topi juga. Aku akan kehujanan, seragamku pasti basah, aku tidak bawa baju ganti, apa yang harus aku lakukan? IBUUUU," rengekku selanjutnya yang membuat pria itu risih.
"HEI KAU BISA DIAM TIDAKKK?" teriak pria itu sampai membuat seluruh penumpang bus menoleh ke arah kami berdua, bahkan supirnya sampai menghentikan bus ini.
"Stt… kau yang harusnya diam, lihat itu!" celetukku polos padanya dengan nada dan tatapan tanpa rasa bersalah sambil menunjuk ke sekeliling penumpang yang terdiam karena teriakan si pria.
"Ish kau…" dia menatapku dengan tatapan sinis seperti terroris dan pembunuh bayaran sesungguhnya.
"Eheh emmh.. semuanya..emm maaf," lanjutnya dan desahan napas lega mengakhiri kalimatnya.
"Eh kau. Tuan, maaf boleh aku pinjam salah satu dari semua pakaian yang melekat ditubuhmu?" akhirnya aku memberanikan diri bertanya padanya.
"Kau mau apa? Hah," Tanya si pria curiga padaku, sambil meligkari tangannnya dibagian badan atasnya melindungi pakaian ditubuhnya. Seperti orang bodoh.
"Memangnya aku akan berbuat apa?"Tanyaku polos mendekatkan wajahku ke wajahnya.
"Wanita ini menyeramkan," desahnya lirih yang sayangnya masih bisa aku dengar jelas.
"Kau bilang aku menyeramkan? Justru kau! Berpakaian tebal, serba tertutup, memakan baju berlapis, memakai masker dan dandananmu aneh, seperti…." Aku mengomentari fashion anehnya sampai ia menatapku sinis, dan mungkin hendak melempariku dengan sepatu sneakernya.
"Tunggu… seperti apa? " dia mulai mengancamku.
"Jika aku mengatakannya berjanjilah jangan mengamuk seperti tadi,"
"Katakan cepat!"
"Tidak! Berjanjilah dulu"
"Iya cerewet aku janji, puas?"
"Seperti… mmmh…. teroris," kataku pelan.
"Hah, apa TEROOOORIIIISSS?" teriak pria itu kesal. Tapi karena teriakannya dia membuat sebuah kesalahan.
"Apa? Ada teroris disini?" teriak seorang ibu muda yang tengah menggendong bayinya yangmembuat sang supir menghentikan busnya mendadak.
"Telpon polisi sekarang cepat," perintah seorang ahjussi kepada pemuda di belakangnya.
"AAAAAAAAA…." Teriakan para ahjumma, nenek – nenek bahkan paman – paman memenuhi ruangan bus. Mereka berpikir bahwa disini benar – benar ada teroris.
"Aku tidak ingin mati Tuhan!" semua orang berteriak dan bertingkah kelabakan. Mengira bahwa ada teroris.
"Tangkap terorisnya,"
"Amankan Bomnya"
"Oh tidak bayiku, ibu akan melindungimu, Nak" ucap sang ibu muda tulus pada bayi yang sedang digendongnya.
"Apa yang mereka katakan? Disini benar – benar ada teroris?" tanyaku bingung pada pria itu.
"Stt.. diam. Ini semua karena kamu," dia berbicara cukup pelan.
"Apa kamu terorisnya? Ya Tuhan tidak!" kataku penuh dugaan sambil menutup mulut dengan ekspresi tidak percaya. Bagaimana jika benar pria itu adalah teroris, mungkin ini akhir dari kehidupanku.
"Bukan, neon babo yeoja," sanggahnya sambil menjitak ubun – ubunku.
"Baiklah, aku akan meminjamkan pakaianku tapi, sebelumnya kita harus turun dari sini ok?" tawar sang pria dengan senyum manis yang tidak seperti biasanya.
"Tapi masih hujan,"
"Kita pergi ke restaurant itu, ini pakai topi dan jaketku," katanya sambil menyerahkan miliknya padaku. Aku segera memakai jaket dan topi si pria. Dia hanya menggunakan kacamata dan syal saja.
Kami bergegas melewati kerumunan ahjussi dan ahjumma yang sedang panik saat itu. Kami keluar lewat pintu depan tanpa diketahui siapapun, kecuali seorang bocah wanita berumur 9 tahun-an yang menatap curiga ke arah kami berdua. Tanpa aku sadari, si pria menggandeng tanganku erat. Tangan kanannya memegang tanganku dan tangan kirinya mengisyaratkan bocah itu untuk menutup mulutnya. Hujan diluar tetap saja deras meskipun sudah lebih dari 1 jam mengguyur Seoul. Kami berlari menuju restaurant di seberang bus kami tadi. Restaurant yang cukup sederhana, cukup untuk sekedar berteduh dan menghangatkan diri. Sepertinya restaurant ini sudah cukup berumur. Terlihat dari pintu jati tuanya yang masih kokoh walaupun terlihat retakan di bagian bawah pintu. Dinding kremnya terlihat sedikit kusam dibagian pojok – pojok atas. Bangkunya hanya bangku plastic sederhana dan kurang kokoh menurutku. Seorang ahjumma pemiliknya mengucapkan 'Selamat Pagi' dengan senyuman lembut yang menghiasi bibir merahnya. Ia terlihat baru berumur 35-an. Dress dengan motif bunga dan model yang lawas membuat ia terlihat cantik, dan terlihat seperti wanita tahun 80-an.
"Terima kasih, Ahjumma kau cantik sekali pagi ini," ucap pria di sebelahku dengan wink-nya. Ahjumma itu tersipu, pipinya merona.
"e-eh benarkah? terima kasih kau juga tampan dan pacarmu manis sekali," kata si Ahjumma masih tersipu. Perkataannya membuatku membuka mata lebar lebar dan menatap pria disebelahku dengan sinis.
"E-eh tidak. Kami bukan…" belum selesai bicara, dia memotong kata – kataku sambil menawarkan menunya.
"Kami pesan dua ocha panas saja," kataku lekas karena si pria berpikir terlalu lama.
"Baiklah silahkan duduk,"
Kami menunggu 5 menit untuk minuman kami, dan 5 menit untuk menghabiskannya. Aku pertama kalinya pergi ke restaurant bersama orang yang tidak aku kenal sama sekali. Setelah berdiam cukup lama sambil memperhatikan cangkir teh masing – masing akhirnya aku mengingat sesuatu. Sekolah…
"Tidak, aku terlambat 25 menit eottokhe?" aku benar benar panik sambil melihat jam tanganku yang basah karena hujan.
"Hei bagaimana? Ini karena kamu!" aku menggoyangkan kesal lengan si pria dengan tanganku. Tapi ia hanya diam.
"HEIII KAU TULI?" teriakku di telinganya yang membuat si ahjumma dan 3 pelangan lain menoleh ke arah kami.
"Eh.. maaf semuanya" ucapku dengan bungkukan tanda permintaan maaf.
"Kekeke~ makannya jaga volume suaramu," ejek si pria dengan giggle nya yang terdengar menyeramkan bagiku.
"Aku pergi. Aku pinjam pakaianmu ini. Terima kasih," ucapku padanya sambil melangkah ke arah pintu untuk segera keluar dan pergi ke sekolah. Sepertinya dia tidak mempedulikanku.
"ekhh hhh sebentar lagi samhhpaih 500 meterh lagihh hhh," aku terengah – engah dan napasku tak beraturan karena berlari. Untung saja restaurant tadi tidak begitu jauh dari sekolah.
Sementara itu di restaurant.
"Hahaha dia terlambat, dasar bodoh," si pria terus tertawa dan memegang perutnya yang kesakitan karena tertawa.
"Eh tapi tunggu… "
"Jaket dan topiku dia membawanya. Oh tidak,"
"Itu barang barang branded dari Amerika, hadiah debutku dari ayah,"
"Tapi sepertinya ada yang lebih penting dari itu…."
"Tapi… apa?"
"AH YAA! Dompetku ada disana," pria itu mulai resah dan kelabakan karena si wanita membawa meminjam pakaiannya. Bahkan ia tidak mengenal siapa si wanita.
"Ahjumma, eumm… semuanya jadi berapa ya?" tanyaku padanya ragu.
"10 won saja," jawab ahjumma cantik itu.
"Hah? Ma- mahal sekali,"
"Manager! Kau dimana?"
"Aish kenapa nomernya tidak aktif? Aku tidak punya uang lagi,"
"Bagaimana ini? Sial.. wanita itu"
CHAPTER 1 END!
Chapter 1 selesai ^^ ini untuk Leni-ssi yang kemarin ulang tahun Once Again Happy Birthday :) dan untuk semua juga yang berkenan membacanya! ^-^ maaf kalo ceritanya dan pairingnya agak aneh maybe. Saya author baru dan ini ff pertama maaf kalo banyak kesalahan:)
Kalau suka dan ada kritik/saran/komentar review ya please.. saya menerima semua komentar/kritik dengan baik, siapa tau bisa membuat lebih baik ^-^ kamsahamnida!
