DARK AND LIGHT

NARUTO milik Masashi kishimoto

Story by Shizuka no Sakura

Rating : T

Warning : AU, OC, Typo, geje, garing, merusak mata

Happy reading minna

.

.

Chapter 1

Tuhan menciptakan manusia dan dunia ini semua dengan berpasang pasangan, ada siang ada malam, ada langit ada juga bumi, ada laki-laki ada juga perempuan. Manusia tercipta untuk memcintai, membenci, dan perasaan lainnya. Namun berbeda dengan lelaki bermata onix yang sedang memandang langit biru yang luas itu. Angin menggoyangkan rambut ravennya, matanya begitu tajam tergambar disana sesuatu yang kelam, masa lalu yang gelap dan kejam, mata yang dipenuhi dengan dendam. Bahkan wajahnya yang begitu tampan takbisa menyembunyikan kegelapan di dalamnya, lekaki itu membenahi tas selempangannya lalu meneruskan langkahnya.

Dunia ini di ciptakan dengan seimbang, ada hidup juga mati, ada kegelapan ada juga cahaya yang meneranginya. Dan takdir telah mempertemukan cahaya itu untuk kegelapan.

Gadis bersurai merah muda itu membelalakkan matanya lebar begitu kagum dengan suasana Universitas yang bisa dibilang Universitas nomer satu di Jepang. Suasana yang begitu asri, bahkan baru melankah sekali saja sudah terlihat seperti taman yang di buat di dalam ruangan air mancur yang ditengahnya ada patung seorang dewa bercat putih gading sedang bediri dengan anggunnya, dan di sekeliling dindingnya terpasang batu-batu Kristal yang bercahaya yang membuat air yang terkena cahaya matahari menampakkan cahaya warna warni seperti pelangi. Mulut gadis itu tak bias tertutup karna begitu terkejut, matanya seperti ingin keluar saking terkejutnya, ditambah taman bunga yang terawat. Gadis bermata emerald itu bertaruh pasti semua bunga di dunia ada disini.

"Kyaa..a..a..aku sangat senang sekali …Ohayou !"triak gadis bersurai pink sambil merentangkan tangannya lebar-lebar dan memejamkan matanya sambil menhirup udara sebanyak yang ia bisa, seperti takut akan kehabisan saja. Tiba-tiba gadis bersurai merah muda itu membuka matanya dan sedikit kaget karna ada seorang di belakangnya.

"Menyingkir dari jalanku!"kata lelaki bermata onix sedikit memerintah, tanpa melihat wajah orang di depannya. Kemudian gadis berambut sewarna dengan permen kapas itu membungkuk Sembilan puluh derajat sebanyak tiga kali.

"Sumimasen." Namun laki-laki berambut raven itu hanya memandang sanggadis pink dengan datar dan dingin. Merasa tak ada jawaban gadis bermata emerald itu ahirnya menatap lelaki di depannya. Kini emerald bertemu dengan onix. Serasa angin berhenti berhembus. Gadis itu begitu terpesona hingga suaranya hilang bagai tertelan bumi. Namun sang onix hanya memandang gadis itu dengan tatapan dingin dan memberikan tatapan yang aneh seolah manusia di depan hanyalah pangganggu saja.

'Sakura POV'

Saat kutatap matanya entah mengapa rasanya hatiku begitu miris, jantungkku berdetak begitu kencangnya, dan tenggorokankku seperti tersumbat sesuatu, mata itu begitu gelap membuatku terhanyut dalam kepedihannya namun di antara kepedihan itu seperti terselip sesuatu yang bisa membuat orang yang melihatnya akan merasa terbakar. Ada sebuah kebencian disana, oh,,,ingin rasanya aku memeluknya. Saat aku melihat wajahnya aku begitu menikmatinya, sungguh aku merasa tuhan begitu tak adil karena semua kesempurnaan ada pada dirinya. Dari mata, hidung, bibir, tubuhnya sungguh membuat orang yang melihatnya akan tersihir dibuatnya. Kulitnya yang seputih porselen bibirnya yang tipis dan merah, hidungnya yang mancung, lalu matanya yang tajam yang bisa menusuk setiap orang yang memandangnya sungguh mata ini ingin menyentuhnya tapi tubuh ini membeku karnanya.

'Normal POV'

Lelaki bermata onix itu hanya berdecih dg cengiran tipis lalu pergi begitu saja tak peduli gadis di depannya sekarang sedang membeku namun beberapa saat kemudian kebekuannya itu mencair karena panggilan dari arah sebrang.

"Hai, foreheat kamu sedang apa, mematung disitu?" triak gadis bermata biru laut sambil berlari mendekat.

"I…ino pig!" ucap gadis pink itu gagap karna kaget, "kamu bicara apa tadi?" sambungnya.

"Ah, kamu dasar!"gadis yang di panggil ino itu membuang nafas sambil memutar matanya "sudah, jangan di pikirkan, tapi apa kamu mengenal Uchiha sasuke itu, sakura?"

"eh, Uchiha sasuke siapa?"Tanya sakura bingung.

"Apa kamu tak tau uchiha sasuke !?"kata ino syock.

"emangnya dia artis?"ucap sakura sebal karena ino meremehkan.

"Uh,,,kau ini, itu loh yang barusan bicara dengan mu itu."sambil melirik kearah punggung lelaki yang masih terlihat tidak jauh.

"oh,,,itu."kata sakura biasa.

"Cuma oh,,,itu!?"ucap ino terkejut "apa kamu tak tau uchiha sasuke, anak lelaki terpopuler disini, terkaya, tertampan, dan terdingin itu."terus ino seperti kereta berjalan.

"aku memang tidak kenal, memang kamu mengenalnya ino?"Tanya sakura dibuat agak mengintrogasi.

"Tidak secara pribadi sih tapi, aku sudah menjadi fans club sasuke loh, walau aku sebenarnya tidak terlalu suka dengan ketua clubnya."oceh ino lagi panjang plus lebar. Sakura hanya bisa mendengarkan ocehan ino bosan.

Tet,,,,tet,,,,tet,,,,

Suara bel membuat setiap siswa berdesak desakan masuk ke kelas, namun masih dengan kegiatannya masing-masing. Tak berbeda dengan dengan gadis yang memili mata seperti batu permata emerald itu, dia memasuki kelas barunya yang di bilang luas ini sendirian, karena sepertinya gadis yang tadi bersamanya mengambil mata kuliah yang berbeda.

Di lihatnya ruangan yang masih setengah kosong, matanya mengekpose setiap sudut ruangan mencari tempat duduk yang kosong, dan bisa di tempatinya.

Tak jarang pandangannya menemukan bermacam macam pasang mata melihatnya, seperti ada di tempat yang begitu asing dimana dirinya, adalah sesuatu yang aneh dan paling berbeda.

Saat sepasang mata emerald itu menerawang setiap sudut ruangan, dia menemukan sesok jangkung yang memiliki gaya rambut yang bisa di bilang seperti buntut ayam itu. Pandangannya terus tertuju pada sesok itu hingga mata mereka bertemu, emerald bertemu onix. Tanpa di sadari pipi sakura sekarang sudah bersemu pink, seperti warna rambutnya.

Tersungging senyuman tipis tapi manis dari bibir ranum gadis bermarga haruno itu. Kemudian langkahnya tak tertahan lagi untuk menapakkan kakinya menuju sesosok jangkunga yang kini telah membuang mukanya, melihat langi yang kini telah berwarna hitam, tak tahan untuk menampung air di dalamnya.

"hi, boleh aku duduk di sebelah mu?" kata sang gadis dengan senyum termanisnya, namun nihil taka da jawaban sedikitpun, namun sakura tak juga menyerah.

"….."

"namaku Haruno Sakura, salam kenal." Kini tangannya mengatung berharap ada sambutan tangan dari lelaki di sampingnya, tapi tetap saja taka da respon.

"…"

"Apa kamu suka hujan?"sakura mulai agak kesal sekarang tak satupun kalimat di keluarkannya."kalau aku tidak suka sebab hujan selalu membuat aku harus mencuci ulang baju dan lain-lain.

"bisakah kamu diam barang sebentar saja, Brisikk." Kata lelaki di depannya, agak mengumpat. Namun sang gadis berambut pink itu hanya mendengtus.

Mereka taktau setelah ini mereka akan lebih sering bertemu dalam dunia yang berbeda, entah sebagai lawan atau kawan karna ini adalah takdir mereka….

OWARI