Friends With Benefit

NaruSasu Fanfiction

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

Warning : AU,OOC-ish,School-life,BL,theres a lot of warns here. Don't read this fic if you don't like.

Summary : "Friends?" "Friends." Dan pergumulan hangat itu terus terjadi disaat mereka tidak 'melihat'.

Sasuke P.O.V

Uhm—hi, aku Uchiha Sasuke,umurku 18 tahun dan sekarang aku menempati tingkat ketiga di sekolahku,Konoha Gakuen. Beberapa bulan lagi,aku akan menghadapi ujian kelulusan. Yah,terkadang aku merasa hidupku ini berjalan begitu cepat,terkadang sih. Oh,kalian pasti belum mengetahui ciri spesifik diriku kan?ahaha.

Klan Uchiha di Konoha merupakan klan yang cukup familiar,dikarenakan kulit pucat kami yang terlalu pucat—tapi bukan albino. Rambut hitam legam,kekuasaan melimpah,kepintaran diatas rata-rata,ketampanan yang tak tertanding. Terkadang aku heran,kenapa 'mereka' mengatakan diriku terlalu sempurna,terkadang manusia hanya melihat dari luarnya saja. Aku juga memiliki banyak kekurangan internalku,terutama dalam hal sosialisasi.

Uchiha's can't speak normally because they're too introvert.

Terkadang aku merasa diriku seperti pangeran namun pecundang. Mereka hanya bisa menyanjungku tanpa berniat untuk mengajakku untuk berteman,wanita wanita penuh make-up hanya ingin aku sebagai pacar mainannya. Cih,aku tau wanita memang racun,terkecuali ibuku.

"SASUKE-KUN!"

Sial,suara cempreng itu. Rambut pink nya itu.

"Hn."

"Kau tahu tidak,Sasuke-kun?"dia duduk sambil memainkan rambutnya didepanku. Atas nama ayahku aku bersumpah rambutku lebih halus dan berkilau.

"Bagaimana aku bisa tahu kalau kau tidak memberitahunya,idiot."

"Ih,Sasuke-kun jahat! Hari ini kita ada siswa pindahan dari Seattle." Sakura—wanita dengan gen rambut yang agak aneh itu memang biang gosip,hebat sekali,

"Terus?"

"Sepertinya dia akan menjadi sainganmu,'Suke-kun. Dia begitu charming." Ucapnya sambil memangku wajahnya dengan tangannya,hih.

"Bukannya bagus?aku muak atas pujaan semu kalian." Ucapku sambil bangkit dan keluar dari kelas.

"Sasuke-kun!"

Suasana kelasku begitu ricuh,para wanita sibuk menggosip dengan topik "Pria dari Seattle" nya itu. Aku hanya fokus dengan novel Haruki Murakami dan sesekali membetulkan kacamataku yang terkadang melorot. Aku menyesal bisa sekolah disini.

Taklama kemudian,Kakashi-sensei datang,dan entah mengapa aku cukup gugup.

Then,Sasuke feels like he's turned like a girl.

End of Sasuke P.O.V

"Semuanya,diharapkan duduk masing-masing ke bangku kalian,kita kedatangan siswa baru!" ucap Kakashi-sensei sambil membetulkan maskernya. Sejak kapan guru diperbolehkan untuk memakai masker?

"Sensei!" Yamanaka Ino,siswi berambut pirang pucat mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Kakashi hanya menatapnya malas.

'Dasar centil.'

"Apakah muridnya tampan?"

"Kau lihat saja nanti,Yamanaka."

Ino hanya mendengus pelan dan disambut dengan cekikikan Sakura.

"Nah,Naruto! Masuk!"

Seketika,tatapan seluruh siswa termasuk pangeran kita,Uchiha Sasuke terpana dengan sosok yang benar-benar menarik perhatian.

Lelaki itu tak begitu tinggi namun tegap,memakai kemeja yang benar-benar pas di tubuhnya,dengan dua kancing yang terbuka dari atas memamerkan kulit caramelnya yang hangat. Mata shappire nya yang cerah,rambut oranye yang ditata sedemikian rupa,garis dipipinya yang membuatnya seperti rubah kecil yang rupawan,dan senyumnya yang teduh.

Seketika,Sasuke ingin pulang kerumahnya.

"Hey,my name is Namikaze Naruto. It's been a long time since i moved to Seattle,i can't speak japanese fluently,can you guys teach—EH?"

"OF COURSE WE CAN TEACH YOU!"

"NARUTO-KUN DAISUKI!"

Naruto yang tidak dapat bereaksi apa apa hanya mampu tersenyum kikuk,dan menambah euphoria siswi-siswi fakir cinta di kelas barunya. Mata shappirenya memantau jeli keseluruhan penghuni kelasnya,dan dia jatuh tepat pada satu objek.

Rambut hitam,kulit pucat,kacamata frame hitam,menatapnya dengan tatapan 'sorry-but-don't-fuck-with-me.'

'Hmm...it's funny.' Seringainya tanpa sadar membuat siswi-siswi makin menggila.

"Naruto,you can sit next to Uchiha Sasuke."

"Where's him?"

"That boy," Kakashi menunjuk lelaki yang agak terkejut karena namanya dipanggil. Naruto pun tersenyum kecil dan segera duduk ditempat 'sasaran' tercintanya.

"Hello,i'm Naru—"

"Sasuke."

Naruto pun mengembangkan seringaian rupawannya.

Dengan adanya kehadiran Naruto disini,Sasuke tidak dapat mengontrol detak jantungnya, entah mengapa dia dihadapkan dengan situasi 'romansa remaja' yang membuatnya pusing. Apalagi melihat Naruto yang sibuk memperhatikan kalkulus yang diajarkan Kakashi,meskipun terkadang dia kurang mengerti karena kemampuan berbahasa Jepangnya yang benar-benar underrated,tapi dia kelihatan cukup mengerti.

"Ano..Sasuke,boleh pinjam itu?" Naruto membuyarkan lamunannya,Sasuke terperangah dan mendengus kecil,sedangkan Naruto hanya tersenyum kikuk.

"Pinjam apa?"

"Eraser."

Sasuke pun memberikan penghapusnya tanpa melihat sosok tampan yang berada disebelahnya. Naruto pun tersenyum kecil.

Sasuke?dia hanya berusaha menutupi rona pink di pipi pucatnya.

Sasuke P.O.V

APA APAAN INI?!

Kenapa aku agak aneh melihat Nakikaze?Nakikaze Naruto?ah terserah.

Memang benar kata Sakura,dia memang tampan. Eh,apa-apaan aku ini.

Terlebih lagi dia duduk disebelahku,pffft this is too far.

Aku yakin,Naruto sebenarnya bisa bahasa Jepang,tapi kosakatanya sedikit,minim sekali.

Aku harus fokus,tiga minggu lagi akan ada ujian persiapan kelulusan.

Tapi aneh ya,kenapa Naruto dengan mudahnya pindah sekolah dengan kurun waktu yang begitu singkat?kecuali dia anak orang kaya,sih.

Ah terserah dnegan rambut orange itu,aku harus belajar.

End of Sasuke P.O.V

"Sasuke?bisa antar aku berkeliling sekolah?"Naruto memulai pembicaraannya,Kakashi-sensei baru saja keluar beberapa menit yang lalu,sekarang saatnya jam istirahat.

"Ah?lebih baik kau bersama ketua kelas ini saja. Itu Hyuuga Neji." Ucap Sasuke sambil menunjuk lelaki berambut panjang yang sedang merapikan buku-bukunya.

"Please. I don't have any friends but you." Naruto menarik tangan pucat Sasuke yang beranjak keluar dari kursinya,dan menimbulkan dampak 'eletric shock' bagi Sasuke.

"Hn. Baiklah." Sasuke pun mengedikkan bahunya dan Naruto bangkit untuk berjalan disebelahnya.

Dan jangan lupakan tangannya yang masih memegang tangan pucat sang Uchiha.

Naruto dan Sasuke berjalan mengitari Konoha Gakuen,sesekali Naruto bercanda atau memberikan guyonan-guyonan kecil pada Uchiha,dan dijawab dengan "Hn" ataupun "Ya,terserah."

"Oh ya,Sasuke. Kau kenapa selalu sendiri?"Naruto mendudukkan dirinya di bawah pohon yang behadapan langsung dengan lapangan basket yang berjarak beberapa meter. Sasuke pun duduk disebelahnya.

"Aku tidak punya teman."

"But you perfect,dude." Naruto menyikut siku Sasuke pelan. Membuat si empunya agak berjengit.

"Really?"

Naruto melihatnya intens, Shappire meets Onyx.

"Kau tampan,kalau di Seattle pasti mantanmu banyak."

"Aku belum pernah pacaran,"Sergahnnya,namun Sasuke mengatakan fakta. Ia benci ketika perempuan hanya memandangnya karena 'Uchiha' bukan 'Sasuke'.

"Ya sudah!pacaran denganku saja!"

"NANI KORE?" Sasuke refleks memukul kening Naruto,untung saja siswa-siswa yang lain sibuk melihat orang bermain basket. Naruto mendengus pelan,namun tersenyum. Kali ini senyumannya dua kali lipat lebih teduh dari pertama.

"Look,di Canada saja sudah memperbolehkan pernikahan sejenis. Kenapa manusia sekarang begitu naif ya?cinta itu kan tidak memandang gender,kadang manusia terlalu memanggap tabu semua hal."

Sasuke tertohok. Apa maksudnya lelaki ini.

"Apa-apaan kau, tentu saja disini beda. Dan satu lagi,aku tidak mau berpacaran dengan idiot sepertimu,baka." Sasuke pun bangkit dan meninggalkan Naruto yang masih tertawa renyah.

"We'll see,sweetie."

"In your dream,moron."

Naruto pun bergegas mengejar Sasuke yang memegang pipinya yang menghangat.

"Sasuke!"Naruto pun mencoba menyamakan langkahnya. Sasuke belum mau melihatnya,Sasuke cukup kehilangan pridenya untuk saat ini.

"Apa?!"ketusnya ketika Naruto menarik bahunya untuk menyamakan bahunya. Naruto semakin mendekatkan wajahnya yang membuat Uchiha cukup kewalahan dengan tingkahnya.

Refleks,Sasuke menutup matanya,seakan takut dengan apa yang terjadi dengannya. Tak lama,dia merasakan sesuatu yang lembut menyentuh pipinya

Cup.

Onyx itu pun kembali menatap dalamnya Shappire.

"I think i like you. You think that i'm fool enough to let you go. But i'll try as long as i can,you'll be mine soon."

Sasuke menahan nafasnya ketika Naruto makin mempermanis senyumannya.

'Sial.'

Sepertinya,Sasuke harus mengajukan surat pindah sekolah.

To Be Continued