[Threeshot]
Title : Sakura Melody
Chapter : 1 / 3
By : Gatsuaki Yuuji
Main Cast : Uchiha Sasuke & Uchiha Sarada
Disclaimer : All Chara punya Papi Kishi. FYI, Papi Kishi itu Papiku.
Genre : Family
BGM : Shimizu Shota - Sakura Melody
Sebenarnya masih belum selesai, karena ini tanggal cantik, jadi publish aja #plak
Lagi ngidam tentang Sasuke yang kebapak-bapakan, jadi ff NaruSasu yang lain dipending dulu. Ampuni hamba~
Tapi tenang, ini pasti ada NaruSasunya juga. Alurnya maju-mundur-cantik.
Di sebuah rumah mungil -yang tadinya gudang-, tinggallah sebuah keluarga kecil, keluarga Uchiha. Yang hanya terdiri dari seorang papa dan 1 anak perempuan. Sang mama telah lama meninggal karena sakit.
"Ohayou!", sapa seorang anak perempuan berumur 7 tahun, bernama Uchiha Sarada.
"Ohayou!", sahut seorang pria jangkung bercelemek pink yang sedang sibuk menyiapkan makanan di dapur. Pria tampan berumur 25 tahun ini adalah Uchiha Sasuke, papa dari Uchiha Sarada. Sasuke memang terlalu muda untuk menjadi orang tua, tapi dia tidak pernah lalai mengurus anak.
Tangan Sasuke dengan cekatan menyusun bekal 2 susun untuk Sarada. Sedangkan Sarada membantu Sasuke mencuci peralatan masak.
"Tidak perlu dihias. Nanti juga kumakan", ucap Sarada pada kebiasaan Sasuke yang suka menghias bekal Sarada.
"Hn!",
Sasuke selalu melakukan ini, agar Sarada tidak jenuh memakan bekalnya, yang terdiri dari nasi berlauk sayuran hijau dan wortel, tak lupa dengan 2 potong tomat sebagai hiasan wajib. Walaupun bekalnya itu-itu saja, Sarada sangat menyukainya. Sarada selalu menghabiskannya, tidak pernah disisakan sebutir nasipun. Ingat, sebutir nasi, sejuta keringat sang papa!
"Papa, sepulang sekolah nanti, aku akan ke tempat Ayame-san",
"Menjaga Konohamaru lagi?",
"Hn!", angguk Sarada.
Konohamaru adalah anak Ayame yang baru berumur 3 tahun. Kesibukan Ayame yang mengurus kedai ramen, membuat Konohamaru terbengkalai. Ketika senggang, Sarada selalu menyempatkan diri untuk membantu menjaga Konohamaru. Sebagai balasannya, Ayame memberinya upah dan sayuran untuk dibawa pulang. Ya, hitung-hitung bisa meringankan beban Sasuke.
"Jangan lupa belajar", walaupun Sasuke tidak suka Sarada bekerja, tapi Sasuke tetap mengizinkannya.
"Tentu! Aku akan terus mempertahankan ranking 1-ku untuk papa!",
Karena keluarga Uchiha tidak punya banyak uang. Maka Sarada harus giat. Pihak sekolah membebaskan iuran semester karena Sarada selalu ranking 1. Karena itu, dia tidak boleh turun peringkat. Dia tidak ingin mengecewakan sang papa.
"Bukan untuk papa, tapi untukmu sendiri", Sasuke mencium kening Sarada, kemudian tersenyum lembut, "Semangat!",
Meskipun Sasuke selalu berkata bangga pada Sarada, tapi Sarada masih merasa kurang membanggakan sang papa. Ayo, lebih giat Sarada!
Kebiasaan Sasuke di pagi hari adalah mengantar Sarada ke sekolah, walaupun Sarada sudah melarang Sasuke untuk mengantarnya. Sebenarnya Sasuke hanya ingin membuat Sarada bangga kerena mempunyai papa tampan dan muda seperti dirinya. Meskipun Sasuke sudah menjadi orang tua, tapi pemikirannya masih belum dewasa.
Whooss~
Angin sepoi-sepoi membuat beberapa helai daun bunga sakura berterbangan.
"Sudah musim semi", guman Sarada.
Sarada teringat cerita sang papa tentang pertemuannya dengan Haruno Sakuran sang mama. Saat musim semi hampir berakhir, di jalan setapak beratap pohon sakura berguguran. Mereka sama-sama menangis karena patah hati. Sang mama menangis karena pacarnya selingkuh, sedangkan sang papa menangis karena dicampakkan pacarnya.
* Flashback : ON *
"Kita senasib", ucap Sasuke.
"Ya, kasihan...kasihan...", balas Haruno Sakura, siswi berambut senada bunga sakura, menepuk-nepuk pundak Sasuke. Sasuke membalas menepuk-nepuk pundak Sakura.
Mereka saling bertatapan. Kedip-kedip-kedip.
"Bagaimana kalau kita berpacaran saja?", tanya mereka bersamaan.
Terkejut.
Lalu mereka tertawa bersama.
* Flashback : OFF *
"Kikikiki...", Sarada terkikik mengingat cerita itu.
"Apa yang kau tertawakan?", tanya Sasuke melihat anaknya tiba-tiba terkikik tanpa sebab.
Sarada tersenyum malu.
"Sampai di sini saja papa! Jya ne!", Sarada berlari meninggalkan Sasuke.
Sasuke melambai-lambaikan tangan melihat kepergian Sarada. Kembali tersenyum saat sehelai kelopak bunga sakura menyentuh hidungnya.
Musim semi telah tiba. Kenangan manis itu kembali muncul di pikiran Sasuke. Tentang cinta pertamanya, Uzumaki Naruto.
* Flashback : ON *
Pertemuan pertama Sasuke dengan cinta pertamanya..
Pagi yang cerah, bunga sakura sedang bersemi indah. Jalan setapak itu tampak indah, ditutupi dahan-dahan pink yang teduh.
Saat itu, Sasuke yang masih berusia 16 tahun, sedang menikmati indahnya pagi hari di musim semi sambil menggesek biola. Alunan melodi yang merdu terbawa angin, membuat seorang laki-laki terjerat untuk mendekatinya.
"Cantik", laki-laki itu terpukau memandangi wajah tampan Sasuke dengan rambut yang berkibar tertiup angin, seperti iklan shampo.
Sasuke terpaksa menghentikan permainannya. Beruntung, dia tidak mendengar ucapan laki-laki itu. Sasuke tidak suka dibilang cantik, walaupun wajahnya memang cantik.
"Sakura Melody?", tanya laki-laki berambut kuning jabrik, wajahnya tidak lebih tampan dari Sasuke. Laki-laki itu mengenakan setelan pakaian jogging, dengan handuk menggantung di lehernya.
"Hn", angguk Sasuke singkat.
Sasuke menyimpan biolanya, moodnya untuk bermain mendadak lenyap. Sebenarnya dia tidak suka dengan hal yang jorok dan bau seperti laki-laki di hadapannya ini.
"Aku suka!", seru laki-laki itu tercengir bodoh.
"Heh?!", Sasuke nyaris menjatuhkan biolanya.
"Apa yang dia suka? Permainan biolaku? Atau aku?", pikir Sasuke.
"Uzumaki Naruto", tanpa basa-basi laki-laki itu menjulurkan tangan kanannya, bermaksud untuk berjabatan dengan Sasuke.
"Apa ini? Setelah berkenalan, dia pasti meminta nomor ponselku, meneleponku atau berkirim pesan, lalu mengatur janji untuk makan siang bersama, lalu...", pikiran Sasuke mulai melayang jauh. Beginikah imajinasi seorang fudanshi?
Sasuke menghiraukan laki-laki yang bernama Uzumaki Naruto itu. Dengan angkuhnya dia berjalan pergi.
"See you!", Naruto melambai-lambaikan tangan menatap kepergian Sasuke. Naruto yakin, dia akan bertemu dengan Sasuke lagi.
Ya, sesuai dengan yang diyakini Naruto. Keesokan harinya, mereka bertemu kembali. Hanya butuh waktu sehari untuk Naruto mengakrabkan diri dengan Sasuke. Naruto tipe orang bermulut pasar yang pintar mengakrabkan diri, sedangkan Sasuke sebaliknya. Saat tidak didekati, ya cuek saja. Giliran didekati, hanya bisa pasrah.
"Uchiha Sasuke!", suara Naruto yang cempreng memanggil nama Sasuke.
"Ck! Dobe!", decak Sasuke.
Sejak mengetahui bahwa Sasuke satu sekolah dengannya, Naruto terus menempeli Sasuke. Sasuke memang risih dengan tingkah sok akrab Naruto. Tapi di lain sisi, Sasuke merasa senang karena belum ada yang berani mendekatinya sedekat ini. Murid-murid yang lain tidak terlalu suka berteman dengan orang seperfect Sasuke. Bisa dibilang mereka iri dengan kesempurnaan yang dimiliki Sasuke. Sasuke murid yang pintar, kaya, tampan, banyak kelebihan dan juga berasal dari keluarga terpandang.
* Flashback : OFF *
Sasuke melanjutkan perjalanan menuju minimarket, tempatnya bekerja. Melangkahkan kaki dengan santai, tidak terburu-buru karena dia selalu berangkat pagi. Sambil menendangkan lagu kenangan, Sakura Melody.
*Flashback : ON*
Bunga sakura di jalan setapak itu masih bermekaran dengan indah.
"Sakura no hanabira ga~ Hirahira kaze ni mau~", Naruto menyanyikan lirik lagu Sakura Melody, "Usui pinku ni boyaketa michi wo~ Yukkuri aruite ku~ Lanjutkan, Suke!",
"Ck!", Sasuke menghiraukan perintah Naruto.
"Come Suke~ Aku ingin berduet denganmu",
"Mengapa aku harus part Kato Miliyah *part wanita*?",
"Karena part Shimizu Shota *part pria* sudah kuyanyikan duluan",
"Tidak mau! Aku tidak hapal liriknya", tolak Sasuke.
"Aku bantu kok!",
Akhirnya Sasuke menyanyi dengan lirik ala kadar, karena dia memang tidak begitu hafal. Meskipun missing lyric, suara Sasuke enak didengar kok.
"Aku ingin melihatmu membawakan lagu ini dengan biola", pinta Naruto.
"Aku masih belum sempurna memainkannya",
"Bagiku itu sudah bagus kok",
"Tidak bagiku",
"Ayolah~ Suke~ Aku suka lagu itu~",
"Aku suka!", Sasuke teringat dengan kalimat ambigu yang diucapkan Naruto di awal pertemuan mereka. Jadi, arti suka yang dimaksud adalah rasa suka pada lagunya bukan pada dirinya. Mengingat itu, membuat Sasuke jadi geli sendiri.
"Ayolah, Suke~ Please~",
"Hn. Kapan-kapan",
"Huh!", cibir Naruto, "Janji ya, secepatnya?",
"Hn",
* Flashback : OFF *
"Janji itu... Apa kau masih menginginkannya, Dobe?", tanya Sasuke pada langit yang cerah.
Jika Naruto masih menginginkannya, mau tidak mau, Sasuke harus menabung untuk membeli biola.
"Tidak. Dia pasti tidak akan kembali", Sasuke tersenyum geli. Padahal sudah 8 tahun berlalu, tapi dia masih mengharapkan Naruto untuk kembali menemuinya.
* Flashback : ON *
Suatu hari, di sore hari. Naruto dan Sasuke sedang mengerjakan tugas sekolah di sebuah cafe. Sasuke melihat dua orang laki-laki sedang berpegangan tangan.
Sasuke sungguh beruntung melihat adegan itu, benar-benar sweet seperti manga yaoi telah dibacanya ataupun anime yang pernah ditontonnya. Tapi sialnya, Sasuke tidak menyadari bahwa Naruto sedang memperhatikannya dengan dahi berkerut-kerut.
"Kau suka?", tanya Naruto.
"Suka? Suka apa?", tanya Sasuke dengan wajah tembok. Uchiha memang pintar berganti ekspresi.
"Laki-laki...saling berpegangan...ehehehe...",
"Kau suka?", malah Sasuke yang berbalik bertanya.
"Ehehehe...", Naruto malah menyengir bodoh.
"Jangan-jangan kau...",
"Hn. Aku fudanshi...ehehehe...", sambung Naruto tanpa rasa malu.
Dengan cepat, Sasuke meraih tangan Naruto.
"Me too!",
Saking senangnya, Sasuke sampai menghancurkan wajah temboknya.
"Wah! Senangnya!", Naruto menggenggam tangan Sasuke dengan erat, "Kupikir kau akan menjauhiku karena aku aneh...ehehehe...",
"Senang rasanya bisa menemukan teman yang sehobby!",
Tanpa mereka sadari, kedua laki-laki yang berpegangan tadi itu, memperhatikan mereka dengan tersenyum-senyum.
"Suke!", panggil Naruto yang melihat sosok Naruto keluar dari tempat kursus musik.
Saat itu Sasuke banyak mengikuti kursus ini-itu. Keluarga Sasuke mencekokinya dengan banyak pelajaran, kursus dan tradisi ala keluarga Uchiha. Mereka ingin Sasuke menjadi anak yang multi talent seperti Uchiha Itachi -kakak Sasuke yang lebih tua 5 tahun.
"Kau menungguku?",
"Hn! Ada yang ingin kutunjukkan!", Naruto menarik kaos Sasuke agar lebih mendekat.
Naruto menunjukkan isi dalam tasnya. Sebuah DVD anime yaoi. Sasuke lebih suka anime ketimbang film yang diperankan actor secara real. Tapi, jika actornya lebih tampan dari dirinya, mungkin dia akan mempertimbangkannya.
"Aku baru menyewanya", bisik Naruto.
"Ayo, ke rumahku!", tanpa basa-basi, Sasuke langsung menarik Naruto ke rumahnya.
Sasuke memang selalu bersemangat menyangkut hobbynya itu.
"Woaa~ Rumahmu besar sekali, Suke~", Naruto menatap kemegahan rumah keluarga Uchiha dengan mulut menganga.
"Tolong, jangan norakzz!", ejek Sasuke yang tidak suka dengan sikap norak Naruto, dengan cepat dia menarik Naruto ke kamarnya, mencegah Naruto melongo lebih lama.
CeeKLeeeK
Sasuke mengunci pintu kamar agar tidak ada yang masuk.
Naruto mengernyit melihat kondisi kamar Sasuke yang begitu rapi dan luas. Ranjang extra large, lemari pakaian yang besar. Rak berisi buku-buku tebal. Home theater dan sound system terpampang di seberang ranjang. Tidak ada poster-poster yang tertempel di dinding, action figure yang berjejer di lemari kaca ataupun manga-manga yang berserak di lantai, seperti kamarnya.
"Keluarkan filmnya, Dobe!", perintah Sasuke yang ingin secepatnya menonton film kesukaannya.
"Hn!", Naruto mengeluarkan DVD dari tasnya, "Kau tidak mengoleksi manga atau film lainnya?",
"Aku menyimpan semuanya di Sarada",
"Sarada?",
Sarada yang Sasuke maksud bukan Sarada anak perempuannya lho.
Sasuke meraba-raba kolong ranjangnya.
"Perkenalkan, ini Sarada. Harta karunku", Sasuke menunjukkan sebuah hardisk berwarna merah pada Naruto.
"Hai, Sarada!",
"Ini rahasia kita bertiga. Tidak ada yang boleh tahu tentang ini. Jika ketahuan, papa pasti akan mengusirku",
"Kita bertiga?", tanya Naruto heran, siapa seorang lagi?
Sasuke menunjuk 'Sarada'.
"Kita bertiga!", tegas Sasuke.
"Hn! Kita bertiga!", angguk Naruto mengerti.
Sasuke suka sekali dengan nama 'Sarada'. Selain hardisk, akun blognya, ID game dan chat juga bernama Sarada. Hingga anaknya ini pun dinamai Sarada.
Kali ini gantian, Sasuke yang berkunjung ke rumah Naruto. Rumah Keluarga Uzumaki cukup besar, tetapi tidak semewah rumah keluarga Uchiha. Rumah Naruto sama sepinya dengan rumah Sasuke. Kedua orang tua Naruto sibuk bekerja dan Naruto adalah anak tunggal.
"Ne, Suke~", panggil Naruto pada Sasuke yang sedang berbaring di ranjang sambil membaca manga yaoi yang baru terbit.
"Hn?",
"Apa kau tidak penasaran tentang rasanya hubungan sejenis?",
"Kau penasaran, Dobe?",
"Jujur, aku penasaran dan aku ingin mencobanya",
"Coba saja. Nanti beri tahu aku bagaimana rasanya?",
"Aku ingin mencobanya denganmu",
"Aku?", Sasuke menutup manga yang dibacanya.
"Hn!",
"Aku masih normal, Dobe",
"Aku juga masih normal, Suke",
"Lalu?",
"Entahlah. Aku hanya ingin mencobanya denganmu",
Sasuke berpikir sejenak. Mumpung di hadapannya ini ada partner yang bisa dipercayainya, mengapa tidak?
"Hn. Baiklah! Ayo kita coba! Aku juga penasaran seperti apa rasanya", akhirnya Sasuke setuju untuk berpacaran dengan Naruto.
"Iyey!", seru Naruto senang. Akhirnya impiannya tercapai. Sekarang dia tidak jomlo lagi! Iyey!
"Siapa seme? Siapa uke?", tanya Sasuke.
"Aku seme!", jawab Naruto mantap.
"Aku seme!", bantah Sasuke.
"Tidak, Suke! Kau uke. Namamu ada uke-nya",
"Aku seme! Kau uke! Titik!",
"Come on, Suke~ Aku tidak cocok menjadi uke~ Tubuhku lebih kekar darimu. Dan kulitmu putih mulus, tidak sepertiku yang dekil dan berbulu",
"Setuju atau akhiri saja?",
"Bagaimana kalau kita janken pon?", tawar Naruto.
"OK!", tantang Sasuke.
Sasuke yakin bahwa dia akan menang. Uchiha selalu menang dan always on the top!
"Janken Pon!",
Hasil akhirnya adalah :
Uzumaki Naruto adalah seme dari Uchiha Sasuke. Titik.
Sasuke memang cocok di posisi uke, karena dia lebih tampan dan perfect daripada Naruto
"Uke idaman selalu lebih tampan dari seme", hibur Naruto.
"Hn. Aku memang lebih tampan darimu, Dobe", Sasuke tersenyum bangga menatap ketampanannya yang terpantul di cermin.
"Itulah alasannya, mengapa aku memilihmu",
"Pilihanmu tepat karena telah memilihku",
Akhirnya Sasuke menerima posisinya dengan ikhlas dan bangga.
Agar terkesan seperti pasangan romantis di anime, Sasuke menyewa apartement tipe studio untuk mereka tinggali.
"Ini rumah kedua kita", jelas Sasuke pada Naruto.
"Ini terlalu berlebihan",
"Tidak mungkin kan kita bersweet-sweetan di kamarku. Orang rumah sudah mulai curiga karena aku terus membawamu ke kamarku. Jangan-jangan mereka telah memasang penyadap",
"Kau terlalu berlebihan, Suke~ Bukankah mereka tahu bahwa aku temanmu?",
"Sebenarnya...aku jenuh di rumah. Aku butuh suasana baru", jelas Sasuke terpaksa memasang wajah minta dikasihani.
Naruto menarik Sasuke ke dalam pelukannya. Entah apa yang membuat dia berani memeluk Sasuke? Apa karena ekspresi Sasuke seperti minta dipeluk daripada minta dikasihani?
"Dipeluk itu benar-benar hangat, seperti di anime", ucap Sasuke membalas memeluk Naruto.
"Hn. Sedikit mendebar...ehehehe...",
Mereka saling menyandarkan dagu di pundak pasangan. Berbagi kehangatan.
"Hn. Sedikit mendebarkan", angguk Sasuke.
"Aku bisa merasakan detak jantungmu. Jantungmu seperti menempel dengan jantungku, Suke", Naruto dan Sasuke memiliki postur tubuh sama tinggi, jadi jangan pernah membayangkan Sasuke lebih pendek dari Naruto.
"Aku juga. Detak jantungmu begitu kuat, seperti habis berlari",
"Benarkah? Bukankah itu detak jantungmu, Suke?",
"Tidak. Itu detak jantungmu, Dobe!", bantah Sasuke.
"Tidak, Suke. Itu detak jantungmu", Naruto juga tidak mau mengakuinya.
Akhirnya pelukan mereka terlepas. Jadi ragu, apakah mereka bisa seromantis seperti di anime?
First kiss di rumah kedua.
"Ne, Suke~", panggil Naruto.
"Hn?", pandangan Sasuke terfokus membaca manga di laptop Naruto.
"Kau pernah berciuman?",
"Belum",
"Kau ingin mencobanya denganku?",
"Mmm~ Boleh",
Sasuke melepas kacamata, menggeser kursi mendekati Naruto yang sedang duduk di ranjang.
"Ayo mulai!", ajak Sasuke yang penasaran.
Naruto mendadak canggung. Dia meneguk ludah, bersiap mencium. Dibingkainya wajah Sasuke dengan tangannya.
GLuuuuK
Sekali lagi dia meneguk ludah.
"A, aku mulai...",
"Hn", Sasuke memejamkan matanya, menunggu Naruto menciumnya.
CHuuuu~
Ciuman pertama Sasuke berhasil direbut oleh Naruto.
"Ba, bagaimana?", tanya Naruto gugup.
"Aku belum merasakan apa-apa. Sekali lagi!", pinta Sasuke yang terlampau polos, karena dia belum pernah berciuman dengan siapapun.
"Ba, baiklah. Aku akan menciummu le, lebih dalam", entah mengapa Naruto begitu grogi? Tentu saja, karena ini adalah ciuman pertamanya. Sungguh lucu, memberikan ciuman pertamanya pada seorang laki-laki.
Naruto kembali mencium Sasuke, kali ini lidah Naruto menjulur masuk ke mulut Sasuke. Lidah mereka saling beradu. Masih berciuman, Naruto mendorong tubuh Sasuke ke ranjang. Ciuman mereka masih berlanjut. Dan terhenti saat Sasuke menjambak rambut Naruto karena merasa kehabisan nafas.
"Ba, bagaimana? Ehehehe...",
"Ra, rasa ramen", jawab Sasuke dengan wajah memerah.
"Ooo, ehehehe...",
"Tapi kok mendebarkan ya?", Sasuke menyentuh dadanya, dia bisa merasakan detak jantungnya yang begitu cepat.
"A, aku juga...",
Mereka berdua saling bertatapan, lalu tiba-tiba membelakangi dengan cepat karena merasakan wajah mereka memanas.
"Mu, mungkin ini pertama kalinya bagi kita",
"Hn. Ini ciuman pertamaku", Sasuke menyembunyikan wajahnya di balik bantal, dia malu bertatapan mata dengan Naruto.
"A, aku pulang dulu, Suke! Jya!", pamit Naruto buru-buru. Narutopun tak kalah malu dari Sasuke.
BLaaaaM
Setelah Naruto pergi, Sasuke mengenyahkan bantal yang menutupi wajahnya, dia menyentuh bibirnya yang basah.
"Dokidoki. Seperti di anime...", beberapa adegan yaoi muncul di pikiran Sasuke.
Mulai dari berpelukan hingga berciuman, mengapa jantungnya selalu berdebar?
"Apa ini... cinta?",
Iya! Itu cinta, Suke!
Malam ini Naruto dan Sasuke menginap di rumah kedua. Sasuke memasak makan malam, sedangkan Naruto membantu mencuci peralatan masak. Meskipun baru pertama kali memasak, masakan Sasuke tidak diragukan. Walaupun tidak seenak ala resto, tapi rasanya tidak aneh-aneh kok. Kan Sasuke sudah mengikuti semua petunjuk di resep.
"Kau pintar memasak, Suke! Kau uke idamanku!", puji Naruto.
"Uke harus bisa memasak, agar semenya tidak kabur makan ke tempat lain", Sasuke jadi besar kepala karena dipuji.
Setelah makan, mereka lanjut menonton TV. Naruto diam-diam melirik Sasuke, seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi ragu.
"Ne, Suke",
"Hn?",
"Ini sudah menginjak 2 minggu kita berpacaran",
"Beberapa hari lagi anniversary",
"Masih lama, Suke~",
"Kau ingin hadiah apa?",
"Seharusnya aku yang bertanya padamu", cibir Naruto yang merasa didahului.
"Kau ingin hadiah apa, Dobe?",
"Aku belum memikirkannya",
"Aku sudah",
"Kau ingin hadiah apa, Suke?",
"Aku ingin cincin",
"Cincin?",
"Hn. Cincin itu sebuah ikatan antara kau dan aku",
"Ooo...ehehehee...", Naruto tersenyum kecut, bisa-bisanya Sasuke menggunakan dialog yang ada di anime.
Di ranjang.
Naruto dan Sasuke sedang asyik dengan ponsel masing-masing. Sasuke sibuk baca doujin, sedangkan Naruto berpura-pura browsing. Pikirannya tidak terfokus pada layar ponsel. Sudah saatnya dia memberitahukan itu pada Sasuke.
"Ne, Suke",
"Hn?"
"Kurasa aku mencintaimu",
Sasuke nyaris menjatuhkan ponsel yang dipegangnya.
"Aku lebih tertarik padamu ketimbang dada wanita",
"Kau sudah tidak normal, Dobe?",
"Hn. Aku sudah membelok. Bagaimana ini, Suke?", Naruto berguling-guling tidak jelas.
"Tenang, Dobe. Aku akan bertanggung jawab. Aku akan ikut membelok denganmu", Sasuke memeluk Naruto, mencegahnya untuk berguling.
"Kau tidak jijik padaku?",
"Mengapa harus jijik pada orang yang dicintai?",
Naruto tidak bisa menyembunyikan kegirangannya, langsung menyambar bibir Sasuke dan menciumnya. Bibir Sasuke benar-benar manis dan menggoda.
Naruto tidak menyangka bahwa Sasuke juga mencintainya. Dari hubungan coba-coba karena penasaran, berlanjut hingga ke hubungan yang serius. Tidak ada yang tahu kapan dan bagaimana perasaan cinta itu muncul? Bahkan merekapun tidak tahu.
"Mau mencoba sex? ", tawar Naruto.
"Aku belum siap", tolak Sasuke malu-malu. Sebenarnya dia ingin mencoba, tapi berdasarkan manga dan anime yang pernah dibaca dan ditontonnya, berhubungan sex itu membuat pantat sakit. Dia belum siap untuk sakit.
Kencan.
Sasuke rela membolos kursus musik, hanya untuk berkencan dengan Naruto.
"Tumben kau ontime", ejek Sasuke. Biasanya Naruto selalu terlambat.
"Ini kencan pertamaku, Suke",
"Hn. Aku juga",
"Mengapa bawa biola?", tanya Naruto menunjuk kotak biola yang disandang Sasuke.
"Aku bolos kursus",
"Apa tidak apa-apa?",
"Semoga saja tidak apa-apa",
Mereka memutuskan untuk menonton film action, Sasuke tidak suka film romance antara pria dan wanita. Kalau romance antara pria dan pria ditambah dengan actor yang tampan, Sasuke tidak mungkin menolaknya. Sayangnya, film seperti itu tidak akan tayang di bioskop.
Setelah selesai nonton, mereka berbelanja pernak-pernik couple. Dijamin, mereka tidak berani memakainya.
Di jalan setapak, tempat pertama kali mereka bertemu.
"Rasanya aneh", ucap Naruto, menghentikan langkahnya, dia berbalik menghadap Sasuke yang berjarak 2 langkah di belakangnya, "Berkencan seharusnya tidak ada jarak, bukan?",
"Hn", angguk Sasuke.
Selama berkencan, mereka selalu menjaga jarak, tidak ada adegan bergandengan tangan dan suap-suapan. Mereka tidak ingin orang-orang memandang aneh mereka.
"Sepertinya, tidak ada yang melihat", Naruto berlari menghampiri Sasuke, "Aku harus menggandeng uke-ku, jika tidak, nanti dia hilang...ehehehe...",
"Kau pikir aku anak kecil? Huh!", cibir Sasuke, tapi dia tidak menolak saat Naruto menggandengnya.
Sasuke memang tsundere.
Sex di rumah kedua.
"Apa kau sudah siap, Suke? ", tanya Naruto yang sudah telanjang bulat, menutupi tubuh polosnya dengan selembar selimut tebal.
Sedangkan Sasuke masih belum melepas pakaiannya, dia ragu untuk berhubungan sex.
"Tidak bisakah kita tukar posisi untuk saat ini? ", tawar Sasuke.
"Tidak bisa, Suke~ Nanti jadi diriku sebagai seme akan jatuh", tolak Naruto halus, "Lagi pula, tidak ada di dalam cerita bahwa seme ditusuk oleh uke",
"Come on, untuk saat ini saja~", pinta Sasuke dengan nada memohon.
"Tidak sakit kok, Suke~ Nikmat seperti di anime yang pernah kita tonton", bujuk Naruto.
"Hn", angguk Sasuke. Setahunya, sex itu nikmat dan membuat ketagihan.
"Jadi, tunggu apa lagi, sayang? ",
"Bo, boleh kulihat gajahmu? ", pinta Sasuke malu-malu.
Naruto agak segan menunjukkan gajahnya yang setengah menengang pada Sasuke. Tapi apa boleh buat, lakukan permintaan Sasuke agar Sasuke tidak menunda niatnya untuk berhubungan sex.
"Be, besar juga... ", guman Sasuke yang was-was sambil menyentuh pantatnya, "Benda sebesar itu, masuk ke lubang pantatku. Pasti rasanya sangat sakit",
"Aku akan memasukkannya dengan pelan-pelan agar kau tidak kesakitan", Naruto masih bersabar membujuk sang uke.
Blablabla..
Akhirnya sex dilakukan setelah acara bujuk-membujuk yang menghabiskan waktu 2 jam lebih.
Setelah selesai melakukan adegan panas. Sasuke mengomeli Naruto. Naruto tersenyum lalu membungkam mulut manis Sasuke dengan ciuman. Ronde keduapun dimulai.
* Flashback : belum OFF *
Terputus
Niat mau porsi NaruSasunya dikit dan fokus ke Sasuke sama anaknya. Tapi malah kebanyakan NS momentnya. Semoga greget, walaupun adegan panasnya terblablabla..
See you next chapter ^3^
Review, please.
[Edited] Thanks to Miyu-san yang udah memberitahukan letak typo.
