Duo Sniper Love Story!
.
.
.
Ansatsu Kyoushitsu / Assassination Classroom bukan milik saya dan saya tidak mendapat keuntungan apapun dari fic ini :3
.
Warning! : AU! (Maybe), OOC (As always), Typo(s), Bahasa Amburadul, alur berantakan, dan sedikit bumbu Yaoi :v /
Pairing : Chiba Ryunosuke x Hayami Rinka
Rate : T nyerempet M dikit di chapter 2 :v /
.
.
.
.
Happy Reading!
.
"DARRR!" suara tembakan itu menggema disekitar gunung
"sigh! Ini masih kurang cepat!" ucapnya sambil mengisi amunisi
"coba kau perhatikan arah angin dahulu, kau terlalu tergesah – gesah" ucap sang partner yang menemani sambil memegang riffle yang tak kalah canggih
"DARRR!" sekali lagi suara itu menggema dan lebih keras
"kurasa sudah cukup, sekarang jam berapa ?" tanya perempuan dengan ikat rambut dua dibagian bawah itu sambil mengusap keringatnya
"16.40 .. waktunya pulang, Hayami ?" ucap partnernya itu setelah membereskan perlengkapan mereka
"iya.. ayo kembali ke kelas untuk mengganti pakaian dan mengambil tas, Chiba.." ajaknya sambil tersenyum puas setelah tau kecepatan menembaknya bertambah
"ugh.. aku lapar..." ucap Hayami lirih sambil memainkan ponsel nya
"ingin mampir ? rumahku sudah dekat..." ucap Chiba, teman sekaligus partnernya
"ti—" belum sempat berbicara, Chiba melanjutkan
"ibuku hari ini membuat sashimi untuk makan malam" ucapnya
"baiklah... ta-tapi bukan karena aku sudah terlalu lapar... hanya saja tidak baik menolak tawaran orang lain" ucap Hayami sambil mengalihkan pandangannya. Chiba hanya bisa tersenyum simpul memperhatikannya
Hayami Rinka dan Chiba Ryuunosuke. Mereka pengguna senjata api terhebat dikelas. Sebelumnya, kedua murid ini tidak pernah saling berbicara dikelas. Terutama Hayami yang bahkan belum pernah bicara dengan siapapun setelah terjerumus di kelas 3 – End ini. Seiring berjalannya waktu, misi – misi pembunuhan membuat mereka menjadi semakin akrab. Hingga saat ini contohnya. Dan tentu saja, akibat keakraban mereka, ada perasaan terpendam yang tumbuh. Tetapi mungkin belum disadari masing – masing pihak.
"Hayami-chan, hari ini kalian pergi berdua lagi ?" ucap Ibu Chiba sambil mencuci piring bekas makan mereka
"iya.. kami berdiskusi tentang persiapan festival musim semi kali ini.." setengah benar dan setengahnya lagi salah. Memang benar kalau sebelumnya mereka mendiskusikan topik itu dikelas sebelum berlatih kecepatan menembak.
"jadi ? kelas kalian mengadakan apa ?" Ibu Chiba tersenyum sambil memandangku yang daritadi membantunya membereskan piring – piring
"maid & butler cafe... aku dan Chiba akan ikut berperan" Hayami merasa agak kesal dengan keputusan teman – temannya yang menentukan peran seenaknya. Tapi ia merasa beruntung karena nasibnya tidak sesial Nagisa yang harus ambil peran menjadi seorang maid.
"waah, aku ingin kalian berdua foto bersama dan mengirimkannya padaku karena aku tidak akan bisa hadir, maukah kalian mengabulkan permintaanku ?"
'Sial' itulah yang dipikirkan Hayami "akan kuusahakan, ngomong – ngomong Chiba tadi kemana ?"
"ah! Dia pergi ke kamarnya, susul saja dan biar aku yang melanjutkan sisanya"
"Chiba...?" Hayami mengetuk pintu kamar Chiba yang sedang tidak dikunci. Memang benar ia ingin segera masuk tetapi itu tidak sopan bukan ?
"Hayami ? masuk saja" Hayami pun membuka pintu dan masuk kedalam kamar Chiba. Jangan tanya kenapa Hayami tidak ragu saat masuk, ia sudah sering kali melakukannya dan saat itu juga ia selalu mendapati..
"Chiba... kenapa kau selalu membuka kancing kemeja milikmu ketika aku masuk kamarmu ?" Ia hanya bisa memijat dahinya itu
"timing mu saja yang tidak tepat..."
"ITU KARENA KAU MENYURUHKU MASUK, BODOH!"
"baiklah, maafkan aku... ingin bermain sebentar ? setidaknya jika kau mau, kau bisa menggantung jasmu di situ agar tidak gerah"
"dasar!" yah.. Hayami mengatainya seperti itu. Tetapi ia mengikuti perkataan Chiba
30 menit kemudian...
"akh..!"
"bisa kau diam sejenak Hayami ? daritadi kau berisik, bisa – bisa adikku menganggu karena mendengar suaramu... atau ingin berhenti sekarang ?" yah... Chiba mulai marah karena memang daritadi Hayami benar – benar tidak bisa dibuat diam
"ukh... maaf" Hayami memang mengatakannya tetapi suaranya masih berisik dan..
"AKH! KENAPA GAME INI SUSAH SEKALI SIH! SUDAH BERAPA KALI AKU MEMAINKANNYA! HAH?!" Hayami benar – benar emosi dan Chiba benar – benar dibuat pusing. Padahal ia sudah menyuruhnya agar tidak berisik daritadi.
"sudah jangan emosi! Aku akan mengambilkanmu jus dan segera mengantarmu pulang! Dan... JANGAN SEKALI LAGI KAU BANTING STIK PS KU KETIKA KAU KALAH!" Chiba benar – benar emosi dan akhirnya turun untuk mengambil dua gelas jus jeruk
"cih! Dasar bodoh!" Hayami benar – benar kesal dan akhirnya meninggakan kegiatan bermain game PS milik Chiba. Ia merasa lelah dan memilih untuk bersandar ditepi kasur
"jusnya kutaruh disini, aku ingin membereskan PS yang kau buat berantakan ini..."
"sekarang sudah jam berapa ?" setelah bertanya, Hayami segera memejamkan matanya
"17.05" Chiba menjawab tetapi sepertinya sang pengaju pertanyaan sudah terlelap
Chiba POV.
Aku benar – benar tidak paham dengan sifatnya. Bisa – bisanya ia tertidur dikamarku. 'Jika ia memang lelah, kenapa tidak langsung pulang saja ?'. Bodohnya aku, aku sendiri yang tadi menyuruhnya mampir.
"Chiba..."
'ehh ? dia mengigau tentangku ? memangnya ia sedang bermimpi apa ?'
"dasar... bo...doh.." ia mengigau lagi sambil tersenyum
Entah sejak kapan aku sudah meraih ponselku dan memotret dirinya yang sedang terlelap ini. 'Ternyata dia cukup manis—tunggu, apa yang aku pikikan ? sadar Ryuunosuke, sadar!'. Aku merasakan ada sesuatu yang menarik kemeja bagian belakang milikku.
"Hayami ?"
"unn..." ternyata ia masih tertidur pulas dan tidak bisa diganggu
'Ugh.. aku benar – benar tak habis pikir, kenapa kau bisa membuatku tertarik secepat ini, Rinka...' ucapku sambil menyentuh pipinya yang merah layaknya bayi yang baru saja selesai menangis dengan tangan kananku
"untuk kali ini... maafkan aku, Hayami Rinka" aku menciumnya tepat dibibir kecil dan manis miliknya. Kuharap ia masih tertidur pulas dan bermain di alam mimpinya.
"Ryu! Turunlah sebentar! Bantu Riri mengerjakan PRnya!" suara itu membuatku kaget dan segera turun untuk menemui adikku
POV End.
Sayangnya harapan Chiba tidak terkabul, Hayami terlanjur sadar semenjak Chiba menyentuh pipinya
"Apa... yang tadi ia lakukan padaku ?" Hayami hanya bisa menyentuh bibir mungilnya tanpa mengubah posisi
Tidak lama kemudian ia bangun setelah mendapatkan kesadaran penuh dan segera memakai jas miliknya yang digantung. Tak lupa juga meminum jus yang diambilkan Chiba tadi. Pintu kamar tiba – tiba terbuka dan..
"oh, Hayami... sudah bangun rupanya.." ucapnya sambil mengusap tengkuk lehernya itu
"yah, begitulah... aku ingin pulang, jadi antar aku" Chiba membalasnya dengan anggukan saja
Hayami POV.
Mataku melihat sekitar sedari tadi. Aku masih kebingungan karena sosok yang sedang kucari belum juga tiba. Padahal biasanya 10 menit sebelum bel masuk sudah ada dikelas. Aku hanya bisa duduk diam seperti biasa dikursi milikku dengan tenang hingga sosok bermata pucat mendekatiku
"Akabane-san ?" aku heran, tidak biasanya sosok berambut merah ini mendekatiku
"panggil saja Karma, tolong ikut aku sebentar" aku hanya bisa cengo melihat tingkah lakunya itu dan membiarkan tanganku ditarik olehnya untuk diajak kesuatu tempat
"Aka–– Karma-kun ? kita mau kemana ? aku takut Koro-sensei akan marah jika meninggalkan pelajarannya" dia tidak menjawab dan terus berjalan hingga sampai dikolam renang yang dibuat Koro-sensei sebulan yang lalu
"aku ingin kau menemaniku sebentar, sebelumnya boleh kupanggil Rinka ?"aku hanya mengangguk dan ia melanjutkan "beberapa hari ini aku ingin bercerita ke orang lain, tetapi sepertinya hanya kau yang bisa menjaga rahasia, Rinka... oh iya, kau boleh memanggilku Karma tanpa menggunakan '-kun', kedengarannya tidak adil bukan kalau kau memanggilku begitu ?" ia tertawa lepas
"jadi ? ingin cerita tentang apa ?" aku ingin segera mendengarkan ocehan Karma yang pastinya akan menyita waktuku
"kau tau, gosip yang beredar tentangku dan Nagisa ?" aku mengangguk "gosip itu sebenarnya 100% benar, tapi kami tidak mau mengakuinya jadi tolong rahasiakan fakta ini, yang aku ingin bahas adalah..."
"sial! Karma kau harus tanggung jawab! Ini sudah terlambat 40 menit karena curhatanmu yang panjang lebar itu!" aku segera berlari dengan nafas tak beraturan diikuti Karma dibelakang. Lokasi kolam tadi cukup jauh dan memakan waktu 8 menit jika ditempuh dengan bejalan kaki dengan santai
"setidaknya kau juga mendapatkan info yang menarik dariku bukan ? kalau ingin cepat sampai, coba saja kemampuan lari bebas yang diajarkan Karasuma-sensei beberapa hari lalu" dia tertawa lagi dan aku benar – benar kesal. Tau kenapa ? kakiku terkilir ketika Karma menarikku saat menuju kolam tadi. Jadi aku tak bisa menggunakan kemampuanku itu
"sial! kenapa kakiku makin sakit! Aku haru— tu– tunggu! Apa yang kau lakukan!" Karma menggendongku ala bridal style dan segera melakukan lari bebas "kau diam saja jika ingin cepat sampai!" aku hanya bisa menghembuskan nafas karena sudah terlalu lelah
"Hayami-san, bisa kau jelaskan kenapa kau bisa seterlambat ini ? dan Karma-kun, berhentilah minum saat sedang pelajaran!" gurita itu marah setelah mengetahui aku datang seterlambat ini sedangkan Karma hanya berdiri disebelahku sambil meminum jus strawberry favoritnya itu
"maafkan aku sensei, Karma yang membuatku jadi seterlambat ini" murid lain hanya bisa cengo memikirkan hal yang tidak – tidak diantara kami
"nee Rinka... kenapa jadi aku yang salah ? padahal aku sudah membantumu untuk sampai kesini dengan cepat" kata – katanya berhasil membuat murid lain makin shock karena kami yang sebelumnya saling memanggil dengan marga mendadak menggunakan nama kecil
"sudah – sudah, kalian boleh duduk" sebelum Koro-sensei melanjutkan menulis, aku meminta izin ke UKS untuk mengistirahatkan kakiku ini dan aku mendapatkan izinnya
'ah... aku lupa jika dikelas tadi ada sosok yang sedaritadi kucari...'
POV End.
Jarak 1 minggu setelah kejadian itu, Hayami menjadi sangat akrab dengan Karma dan Nagisa. Mereka jadi lebih sering mengobrol bersama seperti saat ini. Dimana sekarang ini sudah saatnya Festival Musim Semi SMP Kunugigaoka yang akan berjalan hingga 1 minggu kedepan. Untung saja Ketua Dewan mengijinkan kelas 3-End menggunakan ruang kelas mereka disekolah elit itu. Tapi saat ini Hayami mulai merasa ada sesuatu yang ganjil.
"Rinka ?" Hayami terkejut saat iris pucat itu bertemu dengan iris miliknya "ya ? ada apa Karma ?" ucapnya dan tak lama sang bluenette yang sedang duduk disebelahnya juga angkat bicara "kau kenapa ? akhir – akhir ini kau kurang ceria... kalau ada masalah cerita saja pada kami"
"umm.. tidak, hanya saja... akhir – akhir ini Chiba sudah jarang menemaniku latihan tembak dan kadang memilih pulang lebih awal" Karma dan Nagisa langsung saling bertukar pandang setelah mendengar perkataan Hayami. Senyum simpul menghiasi wajah mereka berdua. Karma segera berdiri dan membisikkan sesuatu ke Nakamura
"Hayami~! Waktunya memakai kostum maid milikmu! Dan kalian yang juga ambil peran didepan layar, cepat pakai kostum kalian!" ucap Nakamura yang terlihat antusias dengan Festival kali ini. Bagaimana tidak kalau dia bisa melihat Nagisa yang memakai kostum maid. Ah, lupakan kalimat Author barusan
Mereka bertiga segera berdiri, mengambil kostum mereka dan berlalu ke ruang ganti yang disediakan kecuali Nagisa yang masih memandangi kostumnya itu. Tak lama setelah mereka pergi, Chiba masuk ke kelas dengan menggunakan pakaian butler.
"sepertinya keputusan kita tepat untuk menunjukmu sebagai salah satu butler kita, Chiba" Nakamura tertawa bangga "umm, tapi bukannya lebih baik kita menata ulang rambut Chiba ?" Kurahashi yang sedaritadi berdiri memperhatikan rambut Chiba mulai agak risih karena poni yang menutupi mata milik Chiba "aku akan menata rambutmu, Chiba-kun" Kanzaki segera mengambil peralatan menata rambut setelahnya
"o– oi! Akh! Terserah kalian sajalah! Asal jangan sampai memotong rambutku!" oke, pecinta eroge satu ini dibuat pasrah oleh teman – teman wanitanya. Pasalnya kalau tidak dituruti, mereka pasti akan tetap memaksa walaupun harus menggunakan kekerasan. "yak, jangan lupakan ini! Lencana keberuntunganmu, Tuan Pecinta E~ro~ge~" Nakamura memakaikan lencana kecil berbentuk mahkota berwarna emas di jas yang dikenakan Chiba.
"ugh... siapa sangka kuncir rambutku tiba – tiba putus dan membuat rambutku jadi terurai berantakan seperti ini... dan juga apa – apaan mereka itu, bukannya memasukkan bando maid malah memasukkan tiara kecil ini... lalu kenapa kostumku beda dengan milik kalian semua, kostum yang kukenakan ini lebih terbuka dari milik kalian"
"tenanglah dan jangan emosi... tapi sepertinya kau lebih cocok menggunakan kostum itu, Hayami-san!" "apa itu bisa disebut pujian ? atau hinaan ?" gumaman - gumaman yang samar itu menusuk telinga Chiba. Seketika saat rambut Chiba selesai ditata ulang, Hayami, Kayano, dan Yada masuk kedalam ruang kelas dalam waktu yang bersamaan.
"Hayami..." manik Chiba yang berwarna silver didominasi hitam itu terlihat jelas saat Hayami memperhatikannya. Bagaimana tidak bisa terlihat ? rambutnya yang dibiarkan memanjang selama ini sudah dikuncir rapi dibelakang tidak lupa juga dengan poninya yang ditata ulang agar penglihatannya tidak terhalangi poni lagi.
" –keren..." murid lain yang mendengar hal itu sontak melihat kearah Hayami yang tak sengaja mengucap kata barusan. Hayami terlihat cuek seolah ia tak pernah mengatakannya dan bejalan menuju Kanzaki yang berada disebelah Chiba
"Kanzaki-san, bisa kau tata ulang rambutku ? dan juga... kenapa kostumku paling mencolok, Nakamura -san ?" oke, biarkan Hayami menenangkan diri sebentar saat melihat teman yang diajak bicara olehnya malah tertawa sendiri sedangkan Kanzaki sudah hampir selesai menata ulang rambut miliknya itu.
"Maaf~ mereka kehabisan kostum yang sama dan akhirnya aku memilih kostum maid yang lebih menarik (baca : sexy) itu~" oh tidak, ia tertawa lagi lalu berbisik kepada Kanzaki yang sudah selesai menata ulang rambut Hayami yang di curly bagian bawahnya. Hayami hanya duduk diam sambil memainkan ponselnya yang daritadi berbunyi sambil tersenyum
"sedang bercanda dengan ibuku, huh ?" sontak Hayami terkejut. Ia lupa jika sosok disebelah Kanzaki belum berpindah posisi sejak ia datang "A- aku hanya menemani ibumu yang sedang bosan saja kok!" semua yang ada diruang kelas menahan tawa mereka karena akhirnya sifat tsundere sang sniper ini keluar juga
"teman – teman! Bersiaplah diposisi kalian! Gerbang akan dibuka 5 menit lagi! Oh iya, Chiba-kun dan Hayami-san, peran kalian disini hanya mengawasi sebagai Ketua Pelayan, jadi jika ada masalah atau kekurangan pelayan, kalian baru boleh bertindak! Paham ?" suara Isogai yang lantang itu langsung membuat seluruh murid kelas 3-End menyelesaikan persiapan mereka masing – masing
"cih... pantas saja kostumku dan Chiba berbeda" gerutu Hayami
"syukurlah semuanya berjalan lancar" Hayami lega karena sudah 3 jam Festival dibuka dan masih belum ada masalah satupun hingga "Hayami-san! Bisa kau gantikan aku ? sekarang waktunya pergantian shift dan Fuwa-san masih belum kembali! Aku akan mencarinya sekarang" Kayano belalu dan Hayami hanya bisa menghela nafas. Ia segera menuju meja yang baru saja ditempati pengunjung. Tetapi pengunjung tersebut cukup mencurigakan baginya
"etto... ada yang bisa saya bantu ?" Hayami benar – benar curiga dengan pengunjung yang satu ini, gerak – geriknya cukup aneh "sa... saya ingin pesan satu ice tea" ucapnya terbata – bata "Baiklah, tolong tunggu sebentar, akan saya ambilkan air mineral terlebih dahu– " ucapan Hayami terpotong saat melihat tangan pengunjung ini memegang bagian bawah roknya "Tu.. tuan ? to.. tolong lepaskan tangan anda..." Belum terlepas juga. Hayami yang diperlakukan seperti itu hanya bisa menutup matanya sambil memohon agar tangan itu dilepaskan.
"SLAP!"
"Chi.. Chiba!" Hayami segera bersembunyi dibalik Chiba setelah tangan tadi disingkirkan olehnya. Tubuhnya benar – benar gemetaran. Seberani apapun seorang wanita, mereka pasti akan shock jika diperlakukan seperti itu bukan ? "Maaf, lebih baik anda keluar dari sini daripada mengganggu pengunjung dan pelayan kami" ucap Chiba tidak lupa dengan deathglare miliknya yang membuat pengunjung itu segera berlari keluar kelas
"Hayami..." Chiba hanya bisa menenangkannya sebentar hingga Fuwa tiba untuk menggantikannya "Chiba-kun, tolong ajak dia ke halaman belakang, mungkin itu bisa membantunya untuk menenangkan diri" ucap Nakamura dengan nada sangat bersalah karena telah menyuruh Hayami memakai pakaian yang cukup 'menarik perhatian' itu.
"ini untukmu... bagaimana keadaanmu sekarang ? insiden tadi mungkin membuatmu benar – benar shock" Chiba langsung duduk disamping Hayami usai memberikan minuman untuknya "unn... aku sudah cukup tenang..." memang itu yang ia katakan, tetapi tubuhnya benar – benar masih gemetar. Chiba yang melihat Hayami seperti itu benar – benar tidak bisa tinggal diam
"pakai ini" ucapnya sambil memakaikan jas butler yang tadi dipakainya "aku akan berbicara ke teman – teman agar posisimu dipindah ke bagian belakang... kau cukup pandai memasak bukan ?" sambungnya dan tawaran itu dihadiahi gelengan kepala Hayami
"arg! Kenapa ? kau suka diperhatikan seperti itu ?" Chiba emosi dan otomatis itu membuat Hayami terkejut sekaligus takut "Kenapa... kenapa perkataanmu jahat sekali sih! Aku kan ingin membantu teman – teman!" Hayamipun berlari meninggalkan Chiba "Sial!"
Mereka berdua terlalu sibuk dengan dunia mereka sendiri hingga tak menyadari bahwa ada dua sosok yang sedang mengintai mereka dari salah satu jendela. "haah... kenapa endingnya begini sih! ini salahmu Karma!" sang bluenette mengerucutkan bibirnya dan otomatis membuat sang empunya nama tertawa
"jangan tertawa! Sebagai gantinya kau harus mengkuti rencanaku!" Nagisa menatapnya serius "jadi ? apa rencanamu sayang ?" Nagisa yang sempat memunculkan semburat merah dipipinya segera membisikkan sesuatu ditelinga kiri kekasihnya itu "Kau yakin akan itu Nagisa ? kau tidak akan cemburu ?" Nagisa menganggukkan kepalanya "aku yakin Karma, aku serahkan bagian itu padamu dan untuk kali ini kau boleh melakukan apapun asal jangan mengancam yang aneh – aneh" Karma tertawa kecil mendengarkan ucapan Nagisa dan segera meluncur ke tempat yang dituju Hayami
"Chiba-kun!" panggilan itu membuat sang empunya nama menoleh "ah, Nagisa... ada apa ?" ucapnya sembari menyembunyikan emosinya "kemana Hayami-san ? tadi dia bersamamu kan ?" pertanyaan itu membuat Chiba mengingat kejadian tadi "jangan – jangan dia pergi ? ayo cepat kita cari dia Chi– eh! Tunggu Chiba-kun!" Chiba sudah berlari duluan sebelum Nagisa menyelesaikan kalimatnya. Nagisa yang memperhatikannya hanya bisa menggelengkan kepala lalu berlari mengikutinya
Hayami POV.
"dasar bodoh! Chibaka! Hiks..." aku hanya bisa menangis karena ucapan Chiba tadi. 'kenapa ia begitu kasar padaku setelah lama tidak berbicara ? memangnya apa kesalahanku ? aku kan hanya ingin membantu teman - teman'. Itulah yang kupikirkan saat ini. Disini, didalam ruang kelas 3-End yang ada dipuncak gunung Kunugigaoka akhirnya aku bisa sendirian
"ternyata disini benar – benar tenang yah..." aku tersenyum tipis sambil memandangi langit biru cerah dari jendela kelas. Saat aku membalikkan badan, pintu kelas yang tadinya sudah kututup ternyata sudah terbuka lebar dan disana berdiri sosok bersurai merah sambil membawa dua kotak jus strawberry ditangannya "Karma...?"
.
.
.TBC...
Holaa~ Chan author baru disini~ ini fic pertama yang Chan publish ;;w;;
kependekan kah ? saya gatau :'v
maaf kalo fic nya ga berkualitas /?/, masih newbie dalam hal - hal mengenai fic :"3 /dilempar/
Chan harap kalian suka sih walao alurnya agak berantakan :'3 /slap/
oh iya, rencananya dibikin sampe 2 / 3 chapter ntahlah kalo mendadak jadi lebih banyak /slap/
finally, mind to RnR reader-tachi ? :"3 /bow/
