Disclaimer : Masashi Kishimoto.

Warning : NaruHina, OOC, semi canon, drable, etc.

.

.

.

Bagian I : Kencan?

"Hinata-chan," panggil shinobi berambut pirang jigrak pada kunoichi cantik yang menjadi teman kencannya di Ichiraku ramen sore itu.

"I-iya N-Naruto-kun," gagap Hinata dengan wajah memerah sambil memainkan kedua jari telunjuknya malu-malu. Ia nervous karena ini adalah kali pertama Naruto mengajaknya berkencan.

"Eng... aku ingin mengatakan sesuatu," bocah rubah itupun saat ini terlihat malu-malu kucing seperti Hinata.

"A-apa itu Naruto-kun?"

"A-anu aku jadi malu," timpal Naruto sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. Semburat merah kecil di pipi putihnya yang berkumis. Pemuda itu tersipu.

"A-aku penasaran Naruto-kun."

Sambil memutar tubuhnya menghadap Hinata, Naruto mendadak terlihat cukup serius. Dan... well ia terlihat cukup tampan untuk saat ini, sampai bisa membuat wajah Hinata dalam mode hampir memerah total.

"Hinata-chan... kau cantik," pujinya. " Sangat cantik."

'Blush.' Gadis Hyuuga itu mulai merasakan wajahnya memanas karena pujian Naruto.

"Dan matamu indah..."

'Blush.' Wajah Hinata sekarang hampir mirip udang rebus saking malu dan nervous-nya.

"... matamu mengingatkanku pada satu kata."

"Hm?"

"Katarak," sahut Naruto enteng sambil memamerkan cengiran lebarnya berharap bahwa gadis di depannya akan termakan rayuan gombalnya –yang diajarkan oleh Sai sejam yang lalu.

'Blush.' wajah Hinata memerah total ia mendidih sekarang. Bukan karena tersipu atau apa tapi...

"Hei Hinata-chan kau kenapa?"

Siiing...

Krik... krik.

"Hina..."

"Byakugan! Jyuken!"

"Kyaaaa!"

END?

Pesan moral (?)- Jangan berguru sesuatu hal tentang emosi pada Sai.