KIM YESUNG
.
.
KIM YESUNG
CHOI SIWON
CHO KYUHYUN
KIM KIBUM
KIM HEECHUL
.
.
Eeuw...! Ini request tersulit dari Edelweis Miele. Boros seme dan puaaaanjuaaaaang buanguedz! Kalo per kata aku hargain 100 aja, berapa ya nilai +5K? Wkakaka...
Ide dan Cast adalah punya dia, dan aku hanya mengembangkannya saja. karena saya malas edit, jadi, pasti PASTI BANGET, banyak typo. Mianhae...
Oke dah, lets start the story
.
.
Riuh.
Itulah kesan pertama yang mereka dapatkan saat mendekati sebuah gedung berhalaman luas, dengan berbagai permainan di halamannya. Sebuah papan nama bertulis Little Garden, dengan gambar kartun warna-warni dan bunga-bunga besar, menyambut para pengunjung di pagar, di samping gerbang masuk.
Benar. Ini adalah tempat penitipan anak paling terkenal di Seoul. Tempat anak-anak orang kaya berkumpul tiap pagi, hingga sore saat orangtua mereka pulang dari kantor.
"Chileo! Aku mau cama Yecungie ung!" satu suara teriakan cadel terdengar sampai ke luar ruangan.
"Kyunie, Yesungie hyung sedang tidak enak badan. Kau main dengan yang lain dulu, ne!" bujuk salah satu pengasuh yang bekerja di sana.
"Chileo!" tolak bocah bernama Kyuhyun yang tak mau melepaskan tangan Yesung yang hampir jatuh tertidur karena obat yang diberikan pengasuh padanya.
"Dasar evil! Biarkan Yesungie tidur dulu! Pabbo!" bentak Heechul yang membuat Yesung tersentak. Terbangun dari rasa kantuknya.
Drap! Drap! Drap!
Seorang bocah menoleh saat mendengar suara langkah kaki. Dan terlihat olehnya anak lelaki kecil yang sedikit lebih tinggi darinya, berlari melewatinya dengan membawa sebuah boneka kura-kura. Di belakangnya supirnya berlari kecil mengikutinya dengan membawa tas kecil milik namja 4 tahun tadi.
"Ayo, sayang. Kita mendaftar," ucap umma dari bocah kecil yang berhenti melangkah tadi.
Sementara anak lelaki lain yang berlari masuk ke kelasnya, kini telah sampai di tempat tujuannya.
"Yesungie hyung! Lihat apa yang aku ba-, eh? Hyung sakit?" ekspresi bocah tampan tadi berubah dari ceria menjadi cemas saat melihat plester kompres demam menempel di dahi hyung manisnya.
"Ciwonnie bawa boneka untukku?" seru Yesung. Melupakan rasa sakitnya, dan melompat turun dari tempat tidur, menghampiri Choi Siwon.
"Emm! Umma membelikannya untukku. Tapi aku mau memberikannya pada pacarku. Ini, untuk Yesungie yang manis!" gombal bocah Choi itu.
"Uwaaa...! Ciwonnie memang yang telbaik! Gamcahamnida!" ucap Yesung seraya memeluk Siwon.
"Ciwon ung culang!" Kyuhyun menatap Siwon sebal.
"Dasar Kuda!" sambung Heechul.
Yang diprotes hanya meleletkan lidah. Hari ini dia menang lagi. Masa bodoh yang lain pada ngambek. Yang penting dia mendapat perhatian lebih dari Yesung manisnya. Hehehe...
Perkenalkan. Kim Yesung, namja kecil berusia empat setengah tahun yang masih sedikit cadel. Masuk ke tempat penitipan anak sejak setengah tahun lalu. Namja manis yang punya sejuta pesona. Bukan hanya wajah. Tapi juga sikapnya yang sopan dan lembut. Bahkan para pengasuh tempat ini sangat menyayanginya.
Lalu Choi Siwon. Putra bungsu keluarga pengusaha besar Choi, yang baru berusia 4 tahun bulan lalu. Meski lebih muda dari Yesung, tapi ia sudah lancar bicara. Karena orangtuanya pemilik banyak Mall besar, dia selalu membawa banyak mainan untuk Yesung. Sebenarnya orangtuanya tidak bermaksud menitipkannya di tempat itu. Tapi justru Siwon yang ingin masuk ke sana, sejak melihat Yesung.
Namja kecil berikutnya adalah Cho Kyuhyun. Ayahnya seorang Maestro musik yang sedang berkeliling dunia untuk mengadakan konser. Sedangkan Ummanya sedang sibuk menjalani rekaman album terbarunya. Bulan lalu, bocah 3 tahun itu resmi bergabung di sana, karena kesibukan orangtuanya. Dan langsung berpartisipasi memonopoli Yesung.
Dan terakhir adalah Kim Heechul. Putra seorang pejabat penting pemerintah. Dia yang tertua. Usianya 5 tahun. Seharusnya dia sudah lulus dari sana dan masuk ke TK. Tapi dia menolak, katanya dia adalah pengawal Yesung. Karena dia yang paling awal mengenal Yesung, Heechul merasa dia yang berhak atas Yesung dibanding yang lain.
Sebenarnya, kelas di tempat penitipan anak itu dibagi berdasar kriteria umur. Tapi karena 3 namja kecil yang mendeklarasikan diri sebagai seme dari Kim Yesung, selalu membuat ulah dan menjahili anak-anak lain yang ingin bermain dengan Yesung, terpaksa para guru membuat kelas sendiri untuk mereka berempat. Huft, merepotkan.
Tok! Tok!
Suara ketukan di pintu membuat semua menoleh.
"Annyeong, Yesungie, Kyunie, Siwonnie, Chullie. Boleh noona masuk?" sapa Yuri.
"Yuli Noona!" seru Yesung.
"Andwae!" teriak tiga bocah yang lain. Dari sekian banyak guru yang ada. Gadis itu adalah orang yang paling mereka benci. Karena Yesung bilang ingin menikah dengannya dewasa nanti.
"Waeeee...! Kalian jahat sekali?" Yuri pura-pura merajuk.
"Noona tidak imut! Jangan merajuk di depan kami!" komentar pedas Heechul.
"Jangan dekati Yecung ung!" teriak Kyu sambil merentangkan tangannya dan berdiri di depan Yesung.
"Kalo melewati garis, noona akan jadi monster!" sambung Siwon.
Entah berapa perempatan yang muncul di dahi Yuri dan Luna karena ucapan bocah-bocah kurang ajar itu. Tapi keduanya tetap memasang wajah tersenyum.
"Arraseo. Noona akan tetap di sini. Tapi hari ini noona membawa satu teman baru untuk kalian," ucap Yuri sambil menarik seseorang dari balik tubuhnya.
Seorang namja kecil yang imut. Bahkan Luna sudah berlari menghampirinya dan mencubit pipinya.
"Namanya Kim Kibum. Karena Kibummie tidak suka keramaian, dia akan masuk ke kelas ini. Jangan nakal padanya, ne!" pesan Yuri sebelum pergi.
Luna menggandeng Kibum masuk. Dan memperkenalkannya pada penghuni kelas.
"Kibum'ah, ini Siwon hyung. Dia tampan kan?"
Kibum tak menyahut. Hanya menatap Siwon datar. Namja yang tadi berlari melewatinya. Tampan, tapi tidak menarik menurutnya.
"Yang ini Heechul hyung."
Alis Kibum sedikit bertaut. Sedikit bingung menggambarkan Heechul sebagai tuan putri yang cantik, atau nenek sihir yang galak.
"Panggil aku Heenim!"
Twich! Satu perempatan muncul di dahi Luna. Sementara tatapan Kibum telah beralih pada namja berambut ikal yang menatapnya tanpa berkedip.
Luna yang masih kesal pada Heechul memilih mengalihkan perhatiaannya pada Kyuhyun. "La-lalu ini Kyuhyun."
"Apa kau tidak bica bicala, eoh?" tanya Kyu.
"Manis tapi bisu, ya?" sambung Siwon.
Twich! Twich!
"Dan..., yang terakhir..."
"Kyeopta!" seru Yesung sambil menghampiri Kibum dan mencubit pipinya.
Baru kali ini dia bertemu anak lain yang lebih manis darinya. Dan itu membuatnya senang. Sementara Kibum hanya menatapnya heran. Menatap boneka kura-kura yang tadi dibawa si hyung tampan dan Yesung bergantian.
"Apa kau yeoja?" tanyanya pada Yesung.
Yesung mengerjab. Lalu mendongak menatap Luna yang melongo, lalu kembali menatap teman barunya.
"Ani. Aku namja," jawab Yesung. "Bukankah Kibummie yang yeoja? Kau manic cekali," ucap Yesung sambil mencubit Kibum lagi.
"Ani, aku namja. Dan aku tidak manis."
"Wah, Kibum sudah lancar bicara, ne?" ucap Luna yang membuat Kibum bangga, sekaligus menjatuhkan harga diri Kyuhyun. Si magnae merengut sebal.
"Kibummie manic, mau main cama Yecungie?" tawar Yesung.
Kibum mengangguk. "Aku tidak manis. Tapi aku mau main denganmu," ucap Kibum datar sembari mengulurkan tangannya pada Yesung.
"Kibummie ceperti pangelan caja!" ucap Yesung sambil menggandeng tangan Kibum.
Dan mereka bermain tanpa menghiraukan tiga namja kecil lain yang cemburu melihatnya. Hingga Yesung yang sakit tertidur. Dengan perhatian, Kibum menarik selimut untuk mereka berdua. Mencium pipi chubby Yesung, sebelum berbaring di sampingnya dan memeluknya.
Bibir Kyu berpout sempurna melihatnya. Karena dia paling muda, biasanya dialah yang tidur dengan Yesung. Tapi anak baru itu merebut posisinya.
"Meskipun dia manis, tapi dia saingan kita!" ucap Heechul sambil terus menatap Kibum yang memeluk Yesung.
"Dia lebih berbahaya dari Yuri noona," sahut Siwon dengan arah pandang yang sama.
"Ung, kalo Yecung ung dan Kibum ung pacalan, ukenya capa?" tanya Kyu polos. #hadewh anak jaman sekarang.
Pletak! Pletak! Dua jitakan mendarat di kepala Kyuhyun.
"Aow...!" erang bocah itu.
"Hyung! Ayo kita kerjai dia!" usul Siwon yang di sambut seringaian dari keduanya.
Dan itulah awal 'persahabatan' mereka berlima.
.
YEWONKYUBUMHEE
.
Kyuhyun berlari memasuki kelas Yesung. Celingak-celinguk mencari namja manis itu. Lalu kembali keluar dan mencarinya di taman belakang kampus. Tempat ia biasa menghabiskan waktunya.
"Hyung!" panggilnya pada Yesung yang tengah menggigit roti yang Kibum suapkan padanya. Kedua tangan Yesung penuh tanah.
Kedua namja itu menoleh.
"Ya! Kim Kibum, bukankah kelasmu hampir dimulai?" tanya Kyu sadis.
Tak ada jawaban. Hanya gerakan namja itu yang berdiri dan memberikan roti dan minuman milik Yesung pada Kyuhyun. Lalu mencium pipi Yesung sebelum meninggalkan mereka.
"Haish! Orang itu!" gerutu Kyu.
"Mencariku, Kyu?" tanya Yesung setelah menelan makanannya.
Kyuhyun mengulurkan roti tadi, menggantikan Kibum menyuapinya.
"Hm," jawabnya. "Hyung..., apa benar kau akan bertunangan?"
"Kau sudah dengar?"
"Mwo? Jadi itu benar? Dengan siapa? Kau menyetujuinya?" tanya Kyuhyun bertubi-tubi.
Yesung mengangkat pot terakhirnya. "Minum!" pintanya. Tanpa diulang, Kyu mengulurkan kaleng minuman di tangannya.
"Apa appa tirimu yang memaksamu?" tanya Kyu lagi.
Yesung berjalan meninggalkan Kyuhyun untuk mencuci tangannya.
"Kenapa tak memakai sarung tangan, eoh? Bagaimana kalau ada cacing yang masuk ke tubuhmu?" omel Kyuhyun.
Yesung tertawa mendengarnya. "Aku bukan anak kecil, Kyu...," ucapnya.
Kyuhyun mencibir. "Kau belum menjawabku, hyungie!"
Yang ditanya tampak menghela nafas panjang. Lalu berjalan kembali pada namja yang lebih muda, selepas membersihkan tangannya. Kemudian mengambil sisa roti dan minumannya.
"Ne, dia anak rekanan appa. Aku belum pernah bertemu dengannya. Katanya dia baru pulang dari Eropa."
Kyu berdecih. Rekanan appa tiri Yesung? Kyu rasa itu omong kosong.
Mereka sama-sama tahu, sejak orangtua Yesung bercerai, dan hak asuh atas Yesung jatuh pada ummanya. Mengingat saat itu usia Yesung baru 10 tahun, appa kandung Yesung memilih mengelola Restaurannya di China. Sedangkan beberapa cabangnya di Korea menjadi hak milik Umma Yesung. Usaha itu cukup berkembang pesat, sampai Umma Yesung menikah lagi dan suami barunya yang katanya pengusaha hotel, ternyata hanyalah seorang pemabuk yang suka berfoya-foya.
Namja tidak tahu diri itu bahkan telah menghabiskan banyak aset milik umma Yesung. Dan akhirnya hanya tinggal rumah yang mereka tempati, serta satu restauran yang cukup untuk kehidupan mereka beberapa tahun terakhir.
Sebenarnya Yesung bisa saja ikut appanya. Tapi rasa cintanya pada sang umma, membuatnya memilih untuk tinggal. Toh, selama kemauannya dituruti, sang appa tak akan berbuat kasar pada mereka.
"Restauran dan rumah terancam dilelang, Kyu," ucap Yesung.
"Mwo?"
"Dan aku harus mempertahankan kenangan terakhir umma dan appaku. Akan aku lakukan apapun untuk mempertahankannya."
"Tapi tidak dengan menikahi orang yang tak kau kenal, hyung!"
"Bertunangan, Kyu, aku tidak akan menikah secepat itu," bantah Yesung sambil menyuapkan rotinya pada pemuda di sampingnya.
Kyuhyun mengunyah dan menelan potongan terakhir roti itu, lalu membuka mulutnya meminta minuman. Yesung terkekeh, lalu mengarahkan sedotan ke mulut Kyuhyun.
"Bagaimana kalau kita minta bantuan Daddy dan Mommy, hyung?"
Yesung menyingkirkan rambut Kyu yang jatuh ke matanya. Takut ujung rambut itu masuk ke mata.
"Aniyo, mereka baru saja membantuku bekerja sambilan di sebuah studio rekaman. Aku tidak mau merepotkan orangtuamu lagi," tolak Yesung.
"Bagaimana kalau Kibum? Dia akan mewarisi Rumah Sakit milik Harabeojinya."
"Itu sebuah Rumah Sakit, Kyu, bukan lembaga keuangan. Lagipula kedua orangtua Kibum baru saja meninggal. Dia masih dalam masa berkabung."
Kyuhyun berdecih. Lagi.
"Lalu Hee-"
"Chullie hyung sedang sibuk dengan skripsinya," ucap Yesung memotong kalimat Kyuhyun.
Namja tampan itu menghela nafas. Pilihan terakhir jatuh pada Choi Siwon. Kyuhyun paling tidak rela jika namja itu yang membantu Yesung-nya.
"Bagaimana dengan Choi Siwon?"
Yesung menggandeng lengan Kyuhyun keluar dari rumah kaca itu. "Siwon sedang menggantikan hyungnya, menjalankan bisnis appanya di Eropa. Dia bahkan baru berusia 21 tahun. Kau tahu betapa repotnya dia kan?"
"Lalu bagaimana, hyung? Aku tidak mau kau bertunangan dengan orang lain!" sungut Kyuhyun.
Langkah Yesung terhenti. Perlahan memutar tubuhnya menghadap pada namja yang lebih tinggi darinya itu. Merapikan kerah kemeja Kyuhyun, dan menepuk pelan kedua bahu Kyuhyun, seolah membersihkan sesuatu.
"Aku baik-baik saja. Jangan terlalu cemas, arra?" ucapnya sembari membelai kepala Kyuhyun.
Namja tampan itu menepis tangan Yesung. Meski diperhatikan oleh Yesung adalah hal yang paling membuatnya bahagia, tapi dia tidak suka jika Yesung memperlakukannya seperti anak kecil. Itu melukai harga dirinya sebagai seorang seme sejati.
"Terserah kau saja!" kesalnya lalu meninggalkan Yesung.
Si manis hanya menatap kepergian Kyuhyun dengan tatapan heran. Lagi-lagi Kyuhyun marah tanpa alasan.
"Yesung sunbae!"
Kyuhyun menghentikan langkahnya saat mendengar suara para gadis yang memanggil Yesung. Ia menoleh, dan mendapati beberapa namja dan yeoja yang mengerubuti hyung manisnya.
Selalu begitu.
Sekali para pengawalnya pergi, kumbang liar, sebenarnya dia lebih suka menyebut mereka lalat, tapi Yesung bilang itu tidak sopan, para kumbang liar itu akan mengerubutinya.
Tap!
Kyuhyun berbalik mendekati kerumunan itu. tanpa peduli mereka sedang membicarakan hal penting atau tidak, namja tampan itu langsung menarik Yesung meninggalkan hoobaenya.
"Kyu...?" protes Yesung yang digelandang entah ke mana oleh si marga Cho itu.
Dan mereka baru berhenti di tempat yang minim kehadiran manusia di sudut kampus itu.
"Apa maumu? Kami sedang membahas festival musik yang akan segera diadakan," ucap Yesung.
Kyuhyun merengut. "Aku hanya tidak suka mereka mengerubutimu, hyung. Bagaimana kalau mereka mencuri kesempatan untuk melakukan hal-hal yang tidak pantas padamu, eoh?"
"Hal yang tidak pantas?" ulang Yesung.
Kyuhyun mengangguk mantap.
Yesung terkekeh. "Jangan bercanda. Apa maksudmu?"
"Yaa..., misalnya saja memeluk, atau bahkan menciummu?" ucap Kyuhyun.
Dahi Yesung berkerut mendengarnya. "Apa itu? Memeluk? Mencium?"
"Ne! seperti ini!" sahut Kyu sambil menarik pinggang Yesung ke dalam pelukannya dan mencium bibir Yesung.
Namja manis itu terhenyak. Matanya melebar karena kaget dengan tindakan namja yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri itu.
Kyuhyun menjauhkan wajahnya. "Bagaimana kalau mereka melakukan hal seperti itu, eoh?" ucapnya sok polos.
Mata Yesung mengerjab. Mendownload kejadian aneh yang baru saja ia alami.
"Dan berhenti memasang wajah seperti itu! Atau mereka akan lebih buas, hyung. Bisa-bisa mereka menerkammu, dan melumat bibir cherry ini dengan ganas. Seperti in-"
Gerakan Kyuhyun yang hampir menyerang bibir Yesung sekali lagi tertahan, saat sebuah tangan membungkam mulutnya dan menarik kepalanya menjauh. Lalu mendorongnya hingga terduduk di tanah.
"Ya!" protesnya.
"Chullie hyung?"
"Ya! Yesungie! Lain kali kau harus lebih waspada! Iblis gila ini sedang mencari-cari kesempatan untuk menyerangmu. Jangan tertipu dengan muslihatnya!" geram Heechul yang secara tidak sengaja memergoki ulah Kyuhyun.
Yesung menggaruk tengkuknya. "I-itu..."
"Jangan melawan kata-kataku!" bentak Heechul. "Dan kau evil Cho! Jangan memonopoli Yesung untukmu sendiri! Dasar egois!"
"Ini bukan egois, hyung!" ucap Kyu seraya berdiri dan menepuk-nepuk pantatnya, membersihkan debu yang mengotori celananya. "Itu insting alami. Saat seekor singa menemukan betinanya, maka dia akan..."
"Dan aku rasa kau hanya kucing liar yang sok tampan," sahut Heechul sebelum Kyuhyun selesai menjelaskan teorinya.
"Dan aku bukan betina, tuan muda Cho!"
"E-eh..., itu..."
Glup!
Kyuhyun menelan ludahnya saat merasakan aura gelap menguar dari tubuh namja manis itu. Yesung yang sabar, Yesung yang minim emosi, Yesung yang lemah lembut, akan bertransformasi menjadi raja iblis jika dia dikatakan cantik, atau hal-hal bernuansa wanita. Dan itu adalah jaminan, bahwa nyawanya akan berkurang setahun, karena kekejamannya.
"E-e..., Chullie hyung, Yesungie hyung, aku baru ingat, aku ada kelas. Sampai nanti!" ucapnya sebelum berlari secepat kilat meninggalkan Yesung dan Heechul yang menatapnya jengah.
"Ye-Yesungie, kau mau es krim?" dan namja tampan yang satunya mencoba bernegosiasi damai dengan si raja kegelapan.
Tring...!
Pernah melihat sinar Ultra milik salah satu Kesatria Cahaya, Ultraman yang mengembalikan kerusakan menjadi utuh lagi? Seperti itulah Kim Yesung saat ini.
Heechul menghela nafas lega. Hanya karena satu kata es krim saja, telah menyegel aura raja iblis milik Yesung. Dan mengembalikan namja manis itu pada keadaan normalnya. Cute!
"Kajja! Kau mau es krim rasa apa?" tanya Heechul sambil mengulurkan tangannya.
Senyum di bibir Yesung semakin tampak lebar. Menyisakan segaris matanya yang terkikis senyum itu.
"Aku mau vannila, coklat, strowberry..."
"Mwo? Kau bisa menghabiskan itu?" tanya Heechul tak percaya.
Yesung nyengir. "Jangan lupa rasa Alpukat!" serunya kemudian.
"Kau tidak mau rasa Kimchi sekalian?'
"Adakah?" tanya Yesung polos.
Heechul mengacak rambut Yesung gemas. Bagaimana Yesung masih bisa seimut dulu, dalam usianya yang hampir 22 tahun? Dia sangat menggemaskan. Pantas saja Kyuhyun tak bisa menahan diri.
"Aish! Hyung! Jangan merusak rambutku!" protesnya.
"Kau potong rambut?" tanya Heechul saat merasakan rambut Yesung tak sepanjang sebelumnya.
Yesung mengapit lengan Heechul. "Ne. Kibum bilang, rambut panjang berbahaya untukku. Katanya itu berpotensi membuat orang melakukan kejahatan. Dasar namja itu!" ucap Yesung sambil tertawa mengingat ucapan aneh Kibum.
Heechul mengerti arti ucapan Kibum. Rambut Yesung yang menutupi telinganya, menambah kesan feminin padanya. Dan itu akan membuat orang-orang yang mengaguminya akan berfantasi liar tentangnya. Terutama sebenarnya, mereka berempat. Dia, Kyu, Kibum dan Siwon. Karena mereka yang paling dekat dengan Yesung. Makanya, Kibum memintanya memotong rambut, untuk menekan nafsu mereka yang naik turun saat menatap Yesung.
Jenius.
Bagi Yesung itu alasan yang agak aneh. Tapi asal Kibum yang mengatakannya, maka Yesung akan percaya. Entah karena terlalu polos, atau memang wajah manis Kibum menjadi faktor utama, Yesung tak pernah merasa terancam atas kehadiran Kibum di sekitarnya. Yesung berpikir, Kibum lebih 'uke' darinya. Tanpa ia tahu, namja itu adalah ancaman terbesar bagi 3 seme lainnya. Karena Kibum tak akan berpikir dua kali untuk memanfaatkan kelebihannya itu. Tidur bersama, mandi bersama, memeluk, mencium, bagi Yesung, itu hanya tindakan sesama makhluk berlabel uke. Tanpa tahu, Kibum itu jauh lebih buas dari si evil Cho.
Sejak awal, Kibum adalah ancaman.
.
Yesung menarik nafas entah untuk yang ke berapa kalinya.
Ummanya bilang, malam minggu nanti orang yang akan memberi mereka pinjaman, untuk menebus aset terakhir milik ummanya mengundang makan malam. Yesung tahu, itu bukan sekedar makan malam semata. Tapi usaha perjodohan yang dilakukan oleh orangtuanya. Sebenarnya, jika boleh jujur, dia ingin menolak rencana itu. Tapi kebahagian ummanya, dan masa depan keluarga mereka ada di tangan Yesung.
Brak!
Yesung tersentak saat mendengar suara keras itu.
"Ommo! Kenapa kalian mendobrak pintu kamarku, eoh?" geram Yesung saat melihat Kibum, Kyu dan Heechul di depan pintu kamarnya.
"Yesungie, apa benar kau akan dijodohkan?" tanya Heechul yang langsung menerjang masuk ke ruangan itu.
Yesung menatap Kyuhyun dengan tatapan tajam. "Kyu?"
"Mi-mianhae, hyungie. Aku terpaksa bercerita pada mereka. Aku hanya ingin membantumu, hyungie," ucap Kyuhyun.
Yesung mendengus kesal pada sang magnae.
"Siapa?" tanya Kibum ambigu, tapi Yesung bisa memahaminya.
"Aku tidak tahu. Aku belum bertemu dengannya."
"Aku akan meminta tolong appa untuk..."
"Chullie hyung!" Yesung memotong kalimat Heechul. "Appamu akan mencalonkan diri kembali menjadi anggota dewan. Jangan melakukan apapun yang akan membuat lawan politiknya memanfaatkannya untuk menjatuhkan appamu. Arrachi?"
Heechul berdecih. "Cih! Kau ini selalu mencemaskan hal-hal yang tidak berhubungan denganmu!" ucapnya kesal.
Yesung memeluk Heechul. Menenggelamkan kepalanya di dada namja yang lebih tua darinya itu.
"Aku sudah sangat bahagia kalian mencemaskanku. Gomawo...," ucapnya.
Heechul terhenyak. Lalu mulai membelai rambut Yesung dengan lembut.
Jika Kibum adalah kesayangan Yesung karena wajahnya yang bak malaikat. Padahal dia sama saja dengan yang lain. Maka Kibum dan yang lain selalu iri pada Heechul. Karena dia yang paling tua diantara yang lain. Dan hanya padanya Yesung akan bersikap manja. Sementara kepada yang lain, ia akan bersikap sok dewasa dan memperlakukan mereka seperti adik-adiknya.
"Aku akan bicara pada harabeoji."
Yesung menjauhkan diri pada Heechul saat mendengar perkataan Kibum, dan menoleh menatap pemuda itu.
"Andwae! Sudah cukup kalian semua membantuku selama ini. Aku tidak mau lagi menerimanya!" tolaknya.
"Tapi, hyungie..., setidaknya biarkan kami..."
"Kalian semua masih memakai harta orangtua kalian. Kalian pikir mereka mendapatkan itu dengan mudah? Jangan meminta mereka melakukan hal tak penting!" Yesung memotong kalimat Kyuhyun.
"Hyung/Yesungie!"
Yesung menggeleng. "Bukan aku menolak. Aku akan dengan senang hati menerima bantuan kalian. Bahkan mungkin dengan tanpa tahu malu aku akan meminta bantuan kalian seumur hidup, jika itu hasil kerja keras kalian sendiri, bukan pemberian orangtua kalian. Jadi aku mohon, jangan menyusahkan aku dan mereka. Arra?"
Ketiga namja tampan itu terdiam. Yesung memang tak bisa dibantah. Sikap tenangnya, keyakinannya, semua itu tak bisa membuat mereka menang berargumen dengannya. Itulah yang membuat keempatnya jatuh cinta.
"Meski mungkin ini tidak adil untuk Siwonnie, tapi 3 hari tersisa ini, aku akan jadi kekasih kalian. Bagaimana?" tawar Yesung.
"Pabboya!" sahut ketiganya bareng.
Mata Yesung mengerjab. "Waeeee?" rajuknya tak mengerti mengapa dia dikatakan bodoh.
Bagaimana tidak dibilang bodoh, jika ia tak menyadari, para namja itu selalu menganggap Yesung kekasih mereka, bahkan sejak mereka kecil dulu.
Heechul mendengus. Seraya duduk di depan meja belajar Yesung. Membolak-balik halaman buku yang tadi Yesung baca. Mencoba memikirkan jalan lain untuk melepaskan Yesung dari perjodohan itu.
Kyuhyun melangkah mendekati tempat tidur Yesung dan menjatuhkan diri di atas kasur busa itu. Menutupi matanya dengan lengannya. Memikirkan hal yang sama dengan Heechul.
Sementara Kibum melangkah mendekati namja kura-kura itu dan mendekapnya. Menyandarkan kepalanya di bahu Yesung, tanpa bicara sepatah kata pun.
.
-YEWONKYUBUMHEE-
.
Yesung sedikit terjengkit kaget, saat mendapati Heechul berada di luar kelasnya, bersandar pada dinding kelas.
Si manis berdecak kesal. mengamati sekelilingnya yang penuh tatapan memuja pada namja itu. Dan tatapan iri padanya. Yeah, siapa yang tak mengenal Kim Heechul? Sang pangeran dari fakultas hukum. Tampan dan cantik sekaligus. Anak orang terkenal. Penampilan yang selalu elegant? Dia nyaris sempurna. Yah, meskipun nilai itu harus berkurang karena sikap dan kata-katanya yang pedas dan kasar khas tuan muda.
Dan sikap itu selalu melunak pada satu orang. Kim Yesung.
Heechul menoleh, menyadari hawa keberadaan Yesung. menegakkan badannya sambil melambaikan tangan pada namja manis itu.
"Sedang apa hyung di sini?" tanya Yesung sembari mendekati Yesung. Fakultas Heechul cukup jauh darinya.
"Bukankah kita akan berkencan?" tanya Heechul.
"Ne?" tanya Yesung bingung.
"Bukankah kau bilang akan menjadi kekasihku?" tanya Heechul.
"Ne?" tanya Yesung tak mengerti.
Yang ditanya hanya tersenyum mengulurkan tangannya pada namja yang lebih muda. Tanpa peduli pada kerutan di dahinya. Dan dengan sedikit memaksa, akhirnya ia menggandeng Yesung, sedikit menariknya meninggalkan kelasnya, saat si manis tak juga menyambut uluran tangannya.
Selagi Kibum berusaha membujuk orangtua Yesung untuk membatalkan perjodohannya, dan Kyuhyun menelpon Siwon, mengabarkan perjodohan Yesung, dengan menambah beberapa bumbu dramatis di sana-sini agar namja itu cepat kembali, meski tanpa bumbu apapun, Siwon pasti akan langsung pulang, jika berhubungan dengan Yesungnya. Selagi itu terjadi, apa salahnya Heechul memanfaatkannya untuk menemani Yesung? Err..., lebih tepatnya memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Hehehe...
Dan mereka memutuskan untuk nonton.
Selama ini mereka selalu pergi berlima, kecuali beberapa minggu terakhir, karena Siwon sibuk di luar negeri. Ini adalah kesempatan langka untuk mereka pergi berdua saja.
"Kau yakin memilih film horor, baby?"
Nah! Nah!
Si pangeran cantik mulai berani! Jika sampai tiga namja lain tahu dia memanggil Yesung seperti itu, dipastikan esok hari kepalanya akan ditemukan di kutub utara, tangannya di kutup selatan, kakinya di segitiga bermuda, dan tubuhnya entah dimana. Dimutilasi oleh tiga namja itu.
Desret! That's right maksudnya.
Mereka bertiga belum satu pun yang mengungkapkan perasaan mereka pada Yesung secara langsung. Sebenarnya Kyuhyun dan Siwon sering mengatakannya. Tapi Yesung tak pernah menganggapnya serius. Makanya, sebelum mereka lulus, dan sukses, mereka berempat sepakat untuk diam.
Tentu saja tidak diam dalam artian yang sebenarnya.
Contohnya saja Kyuhyun dan Kibum yang suka main peluk dan cium sembarangan. Dan mereka selalu mengawasi Yesung bergantian. Tak ada yang boleh mendekatinya selain mereka. Yesung hanya untuk mereka berempat.
"Emm..., aku ingin menontonnya. Katanya ini bagus? Dan, hyung, aku ini sudah dewasa! Jangan panggil aku baby!" semburnya.
Heechul terkekeh. "Arraseo!" ucapnya sambil mengacak rambut Yesung gemas.
Bukan gemas karena sikap Yesung. Tapi karena Yesung sama sekali tak peka pada orang-orang di sekitarnya.
Jika dia mempercayai Kibum karena wajahnya yang innocent, bermanja pada Heechul karena dia paling dewasa. Maka yang lain akan cemburu pada Kyuhyun karena dia adalah magnae. Karena senakal apapun Kyu, setelah menegurnya, memukul jidat namja itu dengan tangan mungilnya, selesai masalah. Sisanya Yesung akan menuruti apapun permintaannya. Bahkan Yesung pernah batal datang ke kencan bersama idola, yang ia menangkan dalam kontes menyanyi di kampus, hanya karena Kyuhyun menelpon, merengek karena asam lambungnya kumat. Padahal kenyataannya dia sedang main game dengan Siwon.
Lalu bagaimana dengan Siwon sendiri?
Hei, dia belum muncul dalam versi dewasa dalam cerita ini. Bukan masalah kan?
Choi Siwon. Alasan apa lagi yang membuat yang lain iri padanya?
Dia lebih tampan. Lebih kaya. Lebih mandiri. Lebih dekat dengan kata sukses dari yang lain. Lebih bisa diandalkan. Saat Siwon masih SMP, dan Yesung sudah SMA, Yesung memilihnya menjadi pacar pura-puranya, untuk menolak sunbae yang terus-terusan menembaknya. Begitupun saat awal masuk kuliah. Yesung lagi-lagi mengandalkannya sebagai namja palsunya, saat harus menghadiri couple party teman sekelasnya. Alasannya?
"Heechul hyung terlalu cantik. Yunho sunbae itu keren dan tampan. Kyuhyun masih kecil, tidak meyakinkan. Kibum bahkan lebih manis dariku! Kalau Siwon, dia tampan, atletis, pokoknya sempurna!"
Alasan yang menjatuhkan harga diri yang lain.
Mereka saling membenci, tapi saling menghargai perasaan masing-masing. Bukankah persaingan dan persahabatan mereka keren?
.
Grep!
Yesung memeluk lengan Heechul saat hantu muncul di layar. Kaget karena makhluk menyeramkan itu muncul tiba-tiba.
"Yesungie, kau takut?" goda Heechul.
"A-ani!" bantah Yesung seraya menjauhkan diri dari Heechul.
Namja itu menahan tawa menatapnya.
"Hyaaa!" Belum semenit Yesung menjauh, ia kembali memeluk lengan Heechul, menenggelamkan wajahnya di lengan namja itu.
Semula Heechul berniat kembali menggodanya. Tapi ia mengurungkannya saat Yesung tak juga melepas pelukannya, karena adegan di layar semakin bertambah tegang. Namja tampan itu mengedarkan pandangannya. Semua penonton tampak sama tegangnya.
"Hei, Yesungie, mau aku tunjukan sulap untuk menghilangkan rasa takutmu?" tanyanya setengah berbisik.
Yesung mendongak. Sesekali melirik ke layar. Hantunya tambah banyak. Lalu kembali menatap Heechul.
"A-apa itu?"
Heechul menggerakkan telunjuknya meminta Yesung mendekat.
"Apa?" tanya Yesung seraya mendekatkan wajahnya.
Heechul menggerakkan tangan kirinya. Seolah berkata, kosong. Lalu mengulangnya pada tangan kanan. Yesung tahu setelah ini namja itu pasti akan mengambil sesuatu dari balik telinga Yesung. Seperti trik sulap kebanyakan. Tapi benda apa yang akan muncul?
Sementara namja di sebelahnya mulai menggerakkan tangannya menuju telinga Yesung. Tapi dugaan Yesung salah. Dia tak mengambil dan menunjukkan apapun. Tapi justru menarik tengkuk Yesung dan langsung meraup bibir namja manis itu.
Mata sipit Yesung membola karena kaget. Dan semakin kaget saat ciuman yang Heechul berikan berbeda dengan ciuman Kibum dan Kyuhyun. Ani. Kibum tak pernah mencium bibirnya. Kyuhyun juga baru sekali menciumnya di bibir. Itu juga hanya sebatas menempel. Tapi ciuman Heechul padanya, ini ciuman sungguhan.
Namja tampan sekaligus cantik itu terus memonopoli bibirnya, meskipun Yesung sama sekali tak membalasnya. Dan akhirnya, 5 menit terakhir sisa film itu berakhir dengan Yesung yang nyaris mati kehabisan nafas.
.
.
Heechul hanya bisa nyengir saat Kyuhyun dan Kibum memberinya glare paling mematikan padanya.
Bagaimana tidak, jika Heechul mencuri kesempatan untuk kencan dengan Yesung. Dan mereka kembali dengan bibir Yesung yang terlihat bengak.
"E-em..., bagaimana pembicaraanmu dengan orangtua Yesungie, Kim Kibum?" tanya Heechul mencoba mengalihkan perhatian.
Kibum menggeleng. "Mereka terlanjur menerima uangnya untuk membayar hutang."
"Lalu Choi Siwon?" Heechul menoleh pada Kyuhyun.
"Tidak bisa dihubungi. Ada meeting penting dan sekretarisnya tak memberikan teleponku padanya."
Ketiganya mendesah. Tinggal dua hari. Apa yang harus mereka lakukan?
"Kita pikirkan di rumah. Ini sudah malam," ucap Heechul sok bijak. Padahal dia mau lari sebelum dua dongsaengnya teringat dengan apa yang terjadi sebelumnya.
Seperti dikomando, ketiganya mendongak menatap jendela kamar Yesung yang mulai gelap. Di dalam sana, namja manis itu tengah memegangi bibirnya dengan hati berdebar hebat.
"Saranghae, Yesungie. Mungkin ini bukan saat yang tepat, tapi aku ingin kau tahu perasaanku. Aku tak akan meminta jawabanmu sekarang, karena aku harus adil. Meski itu beresiko, tapi aku juga akan memberi mereka kesempatan."
Itu kata-kata Heechul setelah ciuman itu berakhir. Dan Yesung cukup tahu artinya.
.
-YEWONKYUBUMHEE-
.
Choi Siwon tergesa mengemasi barang-barangnya. Pagi ini sekretarisnya baru memberikan kabar yang seharusnya ia terima kemarin. Tentang perjodohan Kim Yesung. Dan ia memutuskan untuk melarikan diri, kembali ke Korea.
Tapi...
"Ne, hallo?" jawabnya tak sopan sambil menyambar pasport dan visanya seraya membuka pintu.
"Sajangnim, appa anda meminta anda berangkat ke China hari ini juga. Saya sudah menyiapkan semuanya," telepon dari sekretarisnya.
"Mwo? Tapi aku harus kembali ke Korea hari ini juga."
"Tapi ini penting, sajangmin. Ada kontrak kerjasama yang harus anda tandatangani. Umma anda sakit, jadi appa anda tidak bisa pergi."
"Haish! Merepotkan! Aku tidak mau!"
"Tapi ayah anda bilang ini penting. Klien kali ini bukan klien biasa. Anda juga mengenalnya."
Siwon terhenyak mendengar nama klien itu. Terdengar familiar, dan appanya sangat menghormatinya. Namja itu menghela nafas. Cukup tanda tangan saja, dan langsung ke Korea dari negara itu. Sepertinya ia masih punya sisa waktu.
"Arraseo!" jawabnya.
Kembali ke Korea.
Jantung Yesung terus berdebar sejak awal Kyuhyun menjemputnya. Semua itu karena salah Heechul yang bicara aneh semalam.
Padahal mereka sedang di game center. Suasana tak seromantis semalam. Jadi mustahil Kyuhyun akan menembak apalagi sampai menciumnya seperti Heechul. Tapi tetap saja dia grogi.
"Bukan seperti itu caranya, hyungie!" ucap Kyu saat Yesung terus-terusan kalah bermain. "Konsentrasi, maka kau akan menembak dengan benar," ucapnya sambil menopangkan dagunya di pundak Yesung.
Hembusan nafas Kyuhyun terasa langsung di belakang telinganya. Dan itu cukup membuatnya merinding. Wajahnya memerah sampai ke telinga. Dan semakin merah saat Kyuhyun melingkarkan tangannya di pinggangnya dan membisikkan kata cinta padanya.
"Eung..., Kyu...," antara kaget dan rasa aneh lain ia meronta lepas dari pelukan namja tampan itu.
Tak ada ciuman panjang seperti yang Heechul lakukan semalam. Tapi ini justru lebih parah. Karena Kyuhyun mencium dan menggigit lehernya. Menghisap dan menjilat lehernya hingga meninggalkan tanda di sana. Hanya satu titik, tapi cukup membuatnya tak nyaman. Karena namja itu melakukannya di tengah keramaian. Dia benar-benar iblis.
"Kajja, kita pulang!" ajak Kyu sembari menggangdeng Yesung keluar dari game center.
Namja manis itu menurut tanpa banyak menolak. Terlalu terkejut dengan tindakan Kyuhyun padanya tadi. Dan hari terakhirnya besok, Yesung akan menolak langsung jika Kibum mengajaknya nonton ataupun main game.
Ia terlalu takut.
Takut jika akan jatuh cinta pada mereka. Karena masa depannya sudah ditentukan. Yesung tak ingin cinta itu membuatnya mengingkari janjinya pada sang umma. Ia takut akan melarikan diri bersama cintanya.
Kyuhyun baru saja hendak membuka pintu mobilnya saat sebuah pesan masuk ke ponselnya.
"Hyung, besok Siwon hyung kembali."
"Ne?" Yesung tersentak.
"Sebelum makan malam, dia sudah sampai. Dia bilang ingin menemanimu, untuk terakhir kalinya."
Yesung terdiam sesaat. Lalu memaksakan diri untuk tersenyum.
"Itu bagus. Jadi aku bisa bersamanya sebelum bertunangan. Gomapta," ucap Yesung sembari membelai rambut Kyuhyun.
Kyuhyun menangkap tangan Yesung dan menariknya.
Chuuu!
"Selamat malam," ucapnya setelah mencuri satu ciuman di bibir Yesung.
Yesung mengangguk, lalu cepat-cepat keluar dari mobil. Takut Kyuhyun akan menyerangnya lagi.
.
Next day
.
Yesung benar-benar bersyukur.
Kibum sedang banyak tugas. Dan dia hanya menemaninya di rumah namja itu. Membantunya mengetik tugas, sementara namja itu menyelesaikan tugas yang lain. Meski begitu, kenapa dia merasa kecewa?
Apa Kibum tak seperti Kyu dan Heechul yang menyukainya? Bukan. Dia bukannya menyukai Kibum. Hanya saja, setelah tahu perasaan Kyuhyun dan Heechul, dia jadi penasaran pada Kibum. Karena ekspresinya paling sulit ditebak.
Kalau Siwon sih, subuh tadi dia sudah menelpon dari China. Mengatakan banyak hal yang membuat jantungnya konsleting. Lalu bagaimana dengan Kibum?
"Hyung, kau salah ketik."
"Hn?" Yesung tersentak mendengar ucapan Kibum. menoleh pada namja yang entah sejak kapan berjarak begitu dekat dengannya.
"Itu!" ulang Kibum sambil menunjuk layar laptopnya.
"Ah! Mianhae." Buru-buru namja manis itu memperbaiki ketikannya.
Kibum menoleh menatap jam di belakangnya. "Pesawat Siwon hyung mungkin sudah mendarat," ucapnya.
Yesung menoleh, ikut menatap jam dinding di belakang mereka. Dan kembali berdebar saat keduanya berpaling bersama. Saling menatap dari jarak yang sangat dekat.
Yesung yang pertama memutuskan kontak. "Em, sudah sore. Aku harus pulang untuk bersiap-siap," ucapnya seraya berdiri.
Tapi...
Bruk!
Kibum menarik tangannya hingga kembali duduk.
"Ki-kibummie?"
Kibum menyentuh bibir Yesung dengan telunjuknya. "Heechul hyung," ucapnya lalu menarik tangannya dan menyentuh bekas kissmark di leher Yesung. "Kyuhyun," lanjutnya.
Wajah Yesung memerah mendengarnya. Terlebih saat namja itu menatap langsung ke dalam matanya. Dadanya sudah hampir meledak. Dan baru dia sadari, namja di hadapannya sama sekali tidak manis.
"Ki-"
Kalimat Yesung terputus saat Kibum mendorongnya berbaring di sofa. Dan langsung menciumi setiap sudut wajahnya. Tangannya mulai menerobos masuk ke dalam kaos Yesung.
"Kibumie!" Yesung menahan tangan Kibum.
Si tampan menatap Yesung. Tatapan yang sangat teduh, yang mampu membuat Yesung terlena.
"Mian," ucap Kibum seraya menghentikan perbuatannya. Lalu kembali ke posisi duduknya semula.
Yesung bangkit. Ikut duduk seperti sebelumnya.
"Aku mencintaimu, hyung. Sejak pertama kali kita bertemu, aku selalu ingin menjadikanmu milikku. Dan aku tidak rela oranglain menyentuhmu."
Yesung terkesiap. Ini kalimat terpanjang dari Kibum sepanjang ia mengenalnya. Tanpa sadar, namja manis itu menangkup wajah namja itu.
"Nado. Aku juga mencintaimu. Kalian...," ucap Yesung.
"Arrata. Aku tahu perasaanmu merata. Kau belum bisa dan mungkin tak akan pernah bisa memilih diantara kami. Tapi untuk saat ini, jadilah milikku saja. Aku mohon..."
Yesung menatap mata Kibum yang juga menatapnya. Mengangguk pelan tanpa ia sadari. Membuat namja di depannya tersenyum tulus, lalu menarik dagu Yesung mendekat. Menyatukan bibir mereka dalam ciuman panjang.
Jika pada Heechul, Yesung hanya diam tanpa membalas. Dan hanya bisa terpaku saat Kyuhyun menciumnya. Kali ini namja manis itu membalas ciuman Kibum.
Ah, ani. Bukan ciuman Kibum. Karena Yesung merasa, yang berada di depannya saat ini adalah mereka berempat. Yesung tengah membalas ciuman dari mereka lewat Kibum. Dan Kibum tahu hal itu. Bahwa perasaan Yesung terbagi.
Nafas Yesung turun naik saat ciuman itu berakhir. Sementara namja yang menciumnya sibuk membersihkan saliva di sudut bibir si manis.
"Sekarang kau bisa melihat, aku bukan uke seperti yang kau pikirkan kan?" canda Kibum.
Cih! Sejak kapan dia belajar bercanda?
"Kajja, aku akan mengantarmu. Kau masih punya satu kencan lagi," ucap Kibum sambil menarik Yesung berdiri.
.
Siwon telah menunggu saat Yesung keluar dari kamarnya. Orangtuanya telah berangkat lebih dulu. Dan dia akan pergi bersama Siwon.
"Kau cantik, hyung," ucap Siwon sembari memberikan kecupan kecil di bibir Yesung.
Si manis tersentak.
Namja terakhir ini, bahkan langsung menciumnya tanpa menunggu moment romantis. Cih!
"Itu uang muka. Sisanya aku akan memintanya sepulang makan malam," ucap Siwon sambil menggandeng Yesung keluar.
"Apa maksudmu, Siwonnie?"
Namja tampan itu tersenyum. Memamerkan lesung pipitnya. Satu kecupan di pipi menjadi jawaban yang semakin tak Yesung mengerti.
Tak ada obrolan lain setelah itu. Yesung tenggelam dalam lamunannya. Padahal dia sudah memantapkan hatinya untuk menerima perjodohan ini. Tapi..., perasaannya berubah saat mengetahui perasaan keempat namja itu. Apa yang harus ia lakukan?
"Kita sampai," ucap Siwon.
Yesung tersentak. Menoleh menatap restauran milik Ummanya yang nyaris jatuh ke tangan orang lain. Dan ia justru mendapati tiga pengawalnya di pintu masuk.
Kyuhyun melompat, membukakan pintu untuknya.
"Kau cantik, hyungie, seperti biasa," ucap Kyuhyun.
Yesung mendelik. "Aku berdandan, dan kau bilang 'seperti biasa'?"
"Kalau kau berdandan untukku, pujianku tentu lain," jawab Kyuhyun.
Yesung terkekeh.
"Kami menunggumu," ucap Heechul sembari membelai lembut rambut Yesung.
Yesung tak menjawab. Tak bisa menjawab.
Kibum tak berucap. Hanya mengecup pipi Yesung, lalu melangkah pergi. Disusul yang lain. hari ini mereka memaksa ingin jadi pelayan restauran. Bersiap mengacau jika rencana hebat Siwon gagal.
"Kajja!" ucap Siwon seraya menggandeng Yesung masuk.
Appa dan Ummanya sempat tersenyum menyambutnya. Sebelum akhirnya menatapnya tajam, saat melihat Siwon menggandengnya.
Tiga orang yang membelakanginya menoleh. Salah satunya adalah calon tunangannya.
Ponsel Siwon menginterupsi. Membuat namja tampan itu terpaksa menyingkir. Menyisakan Yesung yang berdiri terpaku. Sedikit tersenyum kaku sebelum melangkah mendekati ummanya.
"Wah, putramu manis sekali," ucap nyonya tamu. Calon ibu mertuanya. Basa-basi.
"Gamsahamnida," jawab Yesung sopan.
"Lama tak bertemu, Kim Yesung," sapa namja muda, calon tunangannya.
Yesung menoleh. "Jung Yunho sunbae?" ucapnya tak percaya.
Jadi namja yang dulu mengejar-ngejarnya lah calon tunangannya? Setidaknya dia tampan dan bukan kakek-kakek seperti yang ia takutkan. Tapi tetap saja, Yesung tak merasa lega.
"Kau semakin cantik dan manis, Yesungie," ucap namja itu tanpa berhenti menatap Yesung.
"Kalian saling kenal? Baguslah. Jadi semua akan lebih mudah."
"Jadi, apakah akan langsung menikah, atau bertunangan?"
"Menikah!" jawab Yunho tegas.
"Mwo?" sentak Yesung.
"Dengan menikah, kau tidak akan terlalu banyak menghabiskan waktu bersama Choi Siwon dan yang lain."
"Mereka teman-temanku, Jung Yunho'ssi!"
"Teman? Aku tidak melihat dari sudut pandang itu. Bagiku mereka sainganku."
"Mwo? Mereka orang-orang yang aku sayangi. Jika kau ingin bersamaku, hargai mereka!"
"Jangan mengajukan syarat apapun, Kim Yesung!" bentak Yunho. "Atau semua batal, dan kembalikan uang kami 4 kali lipat seperti dalam perjanjian."
"Mwo?" Yesung menatap umma dan appa tirinya tak percaya. "Kalian benar-benar menjualku?"
"Ya! Dan dengan harga yang layak. Jadi jangan terlalu kecewa anak manis," sahut appa Yunho.
"Aku menolak!"
Semua menoleh mendengar suara berat itu.
"Appa?" sentak Yesung seraya berlari memeluk appa yang sudah sekian tahun tak ia temui sejak ummanya menikah.
"Aku appanya. Dan aku berhak memutuskan masa depan anakku. Dan dia akan menikah dengan namja pilihanku."
Seseorang muncul dari belakang appa Yesung.
"Putra bungsu dari keluarga Choi. Aku akan dan tuan Choi sudah membicarakannya."
"Mwo? Jangan bercanda!" tuan Jung menggebrak meja.
"Oppa! Jangan bicara macam-macam. Kami sedang..."
"Aku akan mengembalikan uang pinjamanmu, 5 kali lipat!" tuan Kim memotong kalimat mantan istrinya.
"Benarkah?" tanya tuan Jung terbujuk.
"Abeoji!" Yunho menatap appanya tak percaya.
"Yunho'ah, ada banya namja dan gadis yang lebih menarik di luar sana. Jadi kita terima saja."
Tuan Kim mengulurkan tangannya pada Siwon, dan namja tampan itu langsung tanggap. Memberikan tiga buah koper besar berisi uang.
"Tinggalkan tempat ini dan jangan usik Yesung lagi!" titahnya.
"Tentu saja," jawab tuan Jung. "Ayo istriku!"
"Abeoji!" protes Yunho tapi tak mendapat tanggapan. Terpaksa namja itu mengejar orangtuanya yang mata duitan.
"Dan kau, tuan Lee, jika kau tidak berubah, dan masih membuat Yesung dan ummanya menderita, aku akan mengirimmu ke penjara!" ancam appa Yesung.
Appa tiri Yesung berdecih, lalu meninggalkan restauran dengan kesal.
"Kita perlu bicara, oppa," ucap umma Yesung seraya masuk ke sebuah ruangan di susul appa Yesung. Menyisakan Yesung dan Siwon yang saling menatap.
"Bagaimana..."
"Appa memintaku mengurus tender di China. Dan ternyata klien kami adalah appamu. Jadi aku sekalian meminta tolong padanya."
Yesung mendesah lega. Seraya memeluk Siwon.
"Gomawo, Siwonnie. Gomapta..."
Siwon tertawa. "Katakan itu dengan cara lain, baby!" ucapnya.
Yesung melepas pelukannya. "Ne?" tanyanya.
"Bukankah aku sudah mengatakannya? Aku akan mengambil sisa dari bayaranku telah menyelamatkamu."
"Ba-bayaran? Apa mak- emmmph...!"
Siwon membungkam bibir Yesung dengan bibirnya. Melumatnya dengan rakus. Apa boleh buat, dia yang terakhir mencicipinya, jadi bagiannya harus yang paling banyak kan?
"Dalam rencana tak ada acara tunangan kan, Choi?" suara Heechul terdengar dengan dibarengi suara benda tajam beradu.
Siwon melepas ciumannya. Nyalinya sedikit ciut saat melihat pisau di kedua tangan Heechul.
"Pilih satu, hyung. Mati dalam hitungan menit, oleh Heechul hyung, atau hitungan jam, olehku?" tanya Kyuhyun yang membawa pemukul kasti yang entah ia temukan di mana.
"Eee..., kita bisa membicarakannya baik-baik kan?" tawarnya.
Tapi...
Bug!
Satu pukulan di perutnya membuat Siwon terkapar. Ternyata namja yang satunya lebih suka tindakan nyata dari pada ancaman.
"Siwonnie!" jerit Yesung saat Siwon ambruk karena tinju Kibum.
Kibum menarik Yesung ke dalam dekapannya. Mencegahnya menolong Siwon.
Kyuhyun dan Heechul yang sempat terkejut justru tertawa keras. Lalu bertiga memaksa Yesung meninggalkan Siwon.
"Ya! Berhenti! Dia tunanganku!"
"Langkahi dulu mayat kami!" sahut Heechul.
"Kau saja hyung, aku tidak mau mati dan membuat Yesungie hyung menjanda," jawab Kyu.
"HaisH! Kau ini!" Heechul mendelik.
"Bertengkarlah. Dan Yesungie jadi milikku seutuhnya," ucap Kibum sambil mencium pipi Yesung lembut dan dalam.
"ANDWAEEEEEE!" teriak Kyu dan Heechul keras.
"Ya! Ini tidak adil! Aku paling sedikit mendapat peran di sini! Seharusnya aku mendapat ending yang bahagia kan?!" protes Siwon.
Mianhae. Tapi sepertinya jalan masih terlalu panjang. Yesung bahkan belum memutuskan untuk memilih. Jadi bersabarlah Choi.
.
END
.
Jiaaahhh..., endingnya parah! Karena saya gak bisa memilih. Dan gak mungkin Yesung memilih semua kan? So, gantung aja lah.
No Sequel!
Just to Edelweis Miele
Bahkan lebih dari 6K. Sebagai permintaan maaf karena telat update.
Review?
