Disclaimer : demi apapun, naruto bukan punya saya, punya masashi sensei, saya hanya pinjam saja.

.

.

Yellow Rose

.

(Hati hati typo, tulisan mendadak hilang, OOC, AU dan lain-lain. Udh usahain sebagus mungkin)

.

Yellow Rose by authors03

Uzumaki Naruto x Hyuuga Hinata

Romance\Fantasy

.

.

.

Please.. Dont like dont read.. Thanks.

.

.

Chapter 1

.

.

.

"Namaku Hyuuga Hinata~"

"Siapa kau?" badan tegap itu berputar, matanya tak kunjung lepas dari sebutir cahaya kuning yang terus melayang mengelilinginya.

"Aku bisa menunaikan semua permintaamu, jika kau membebaskanku~" suara kembali memenuhi ruang serba putih di mana lelaki tadi berada.

"Tapi ada harga yang harus kau bayar~" mata biru itu terus menelusuri cahaya kuning tadi hingga menghilang di balik kelopak mawar kuning.

Masih dengan wajah tanpa ekspresi, ia menghampiri dan berlutut di sekumpulan mawar kuning di depannya. Meski ia lumayan tak perduli apa ini, ia cukup penasaran pada apa yang tengah terjadi.

Kedua tangannya membungkus longgar kelopak bunga, tempat cahaya tadi menghilang sebelum ia menutup matanya.

"Jika aku ingin bersamamu, aku harus meminta dengan cara yang benar..." bibirnya mulai merapal apa yang ada di kepala meski ia hampir tak menyadari dari mana kata-kata itu datang.

"Jika aku bersamamu, kau bisa membuat permintaanku menjadi kenyataan..." perlahan ia melonggarkan bungkusan tangan karena kelopak bunga di antara tangannya mengeluarkan cahaya.

Cahaya itu semakin melebar meski tak berhasil menyilaukan mata.

"Kaulah sang Hyuuga Hinata..."

Srriingggg

.

.

.

"Hmpph.." tubuh di balik selimut tebal itu menggeliat. Senyum menghiasi bibir, meski ia masih di alam bawah sadar.

Sungguh mimpi yang indah.

Senyum melebar ketika badan itu berbalik ke samping.

"Selamat pagi, Naru!!!"

Deg!

Kelopak mata itu terbuka lebar saat suara bahagia tertangkap oleh indera pendengarnya.

DEG!

Dengan segera ia mendudukan dirinya yang langsung tersadar seratus persen.

"Selamat pagi!" tapi ia malah membeku saat menatap seorang gadis cantik yang entah sejak kapan berdiri di pinggir ranjangnya.

"BAGAIMANA MUNGKIN ITU BUKAN MIMPI?!!"

Flashback

"Akulah sang Hyuuga Hinata..." mata Naruto berkedip sekali dan apa yang ia lihat bukan lagi cahaya melainkan seorang gadis dengan dress polos berwarna kuning.

"Jika kau bersamaku, aku bisa membuat permintaanmu menjadi kenyataan." mata Naruto berkedip beberapa kali sambil mencerna apa yang terjadi.

Dari mana munculnya gadis ini?

Kau tak akan bilang dia muncul dari bunga mawar tadi ataupun tunggu.

Apa ia tengah bermimpi?

Tak mungkin.

Senyum secerah mataharinya...

Dia terlihat begitu nyata.

Naruto berdiri dari posisi berlutut dan mengamati gadis di hadapannya dari atas hingga bawah.

Tetap saja,

Bagaimana mungkin?

Kalaupun mungkin, mengapa ia harus perduli?

"Ka"

"Terima kasih karena telah membebaskanku!" sela gadis yang mengaku bernama Hinata, bahagia.

"Ka"

"Sebagai imbalan, katakan apapun yang kau mau. Dengan senang hati aku akan menunaikannya." selanya lagi, masih dengan aura bahagia.

"Bagaimana bisa?" tanya Naruto. apa gadis ini kira mereka tengah syuting film fantasy? tak mungkin dia keluar dari bunga mawar tadi.

"Tentu saja bisa..." Hinata menjawab dengan santai. "Aku sudah terkurung sangat lama di sini. Aku sangat bahagia karena ada orang yang mau membebaskanku." tambahnya, membuat Naruto menatap sekumpulan mawar kuning miliknya.

Ini adalah kebun bunga di rumah kaca kecil di belakang rumahnya. Bagaimana mungkin dia bisa ada di sini?

"Kau bilang kau mau menunaikan semua permintaanku?" Naruto bertanya dan Hinata mengangguk cepat.

"Tapi sebelum itu, kau harus membuat perjanjian denganku. Ka" penjelasan Hinata tersela karena Naruto langsung meraih telapak tangan kanannya.

"Kebetulan aku sedang mencari pembantu, kau bisa mulai bekerja har"

"Kau tak boleh berhubungan dengan gadis manapun dan tetap bersamaku." gerak salaman Naruto terhenti.

"Apa?" tanyanya pada apa yang baru saja ia dengar.

"Itu harga yang harus kau bayar."

Flashback end..

"Mengapa kau masih disini?!" tanya Naruto terkejut dan bagaimana dia bisa masuk ke sini? Berani sekali dia masih di sini setelah menipunya.

"Aku tak menipumu. Kau saja yang tak sabaran." jawab Hinata bahagia.

"Berhenti membaca pikiranku!" marah Naruto. "Kau menjebakku! Jika saja aku tahu begitu. Aku tak akan mau menyetujuinya!" dia cantik sih cantik. Rambut indigo sepinggang, poni rata. Dia tak tinggi bahkan terkesan pendek tapi itu malah membuatnya terlihat imut. Mata lavender dengan bulu mata lentik. hidung mancung, bibir mungil. Dia juga putih dan terlihat muda seperti gadis pada usia 18an.

"Sebenarnya kau bisa menganggapnya begitu." Hinata berpikir sejenak sebelum kembali memamerkan senyum lebarnya. "Aku hanya bisa keluar saat ada alasan yang menahanku di dunia ini dan kaulah alasannya." jelasnya bahagia. Itu sebab mengapa ia tak bisa melepaskan lelaki ini begitu saja.

"Jadi maksudmu, kau memanfaatkanku?" tanya Naruto memastikan dan langsung dibalas anggukan oleh Hinata.

"Mengapa aku?!" tanyanya masih terkejut. "Dari sekian banyaknya manusia. Mengapa aku?" ia sungguh tak bisa menerima hal ini! Ia harus bersama gadis ini dan tak boleh berhubungan dengan gadis manapun sedangkan ia ...

"Hmm.. Jujur saja, aku jadi penasaran dari mana kau mendapatkan bunga itu?" Hinata bertanya, membuat Naruto berpikir keras.

"Ak"

"Tapi abaikan itu. Naru, kau sudah terlambat ke sekolah." Hinata mengganti topik pembicaraan, membuat sang pemilik nama melirik ke arah jam kecil di atas meja di samping ranjang.

08.23

"Aaaahh!! Kau benar!"

Tik

Bussss

Naruto menelan mentah-mentah rasa terkejutnya ketika ia sudah tiba di lapangan sekolah dalam keadaan rapi dengan seragam saat Hinata menjentikkan jarinya.

BAGAIMANA MUNGKIN?!

Otaknya berpikir keras. ia benar benar TERKEJUT sekarang.

Jadi, maksud dia keluar dari bunga mawar itu bukan candaan?

Ma-maksudnya, dia bukan fans yang menyiapkan ilusi itu untuk memberi kejutan atau segala macam?

Seperti yang Naruto bilang. Ia menerima gadis ini semalam tanpa berpikir dua kali karena ia memang sedang membutuhkan pembantu dan kebetulan gadis ini menawarkan dengan mengatakan akan menunaikan semua permintaannya. Begitulah tapi ternyata...?

Apa yang keluar dari mulutnya kemarin sungguh bukan sekedar omong kosong?

"Aku tak berbohong. Mengapa kau tak percaya padaku?" Hinata bertanya dengan cengiran. Raut wajah terkejut lelaki ini sungguh terlihat lucu.

Naruto masih membeku, masih mencerna apa yang tengah terjadi. Bagaimana mungkin? Bagaimana bisa?

"Tunggu. Tapi kau tahu aku bisa membaca pikiranmu. Mengapa kau masih tak percaya padaku?" Hinata tiba-tiba teringat akan fakta penting itu.

"Karena itu pasti tertulis jelas di wajahku." jawab Naruto sesuai isi otaknya. Jujur saja ia tak perduli pada siapa dan apa gadis ini karena yang ia butuh hanya pembantu untuk mengurusi rumah dan keperluannya dan tentu saja cantik ehem, tapi gadis ini?

Seenak jidat muncul dengan membuat kesepakatan sepihak dan merugikan.

"Naru, sebenarnya aku mulai kesal karena kau terus menyalahkanku padahal kau sendiri yang tak mau mendengarkanku sampai selesai." ucap Hinata tak suka tapi dua detik kemudian.

Senyum kembali menghiasi bibir peachnya. Ayolah, ia tak bisa marah terlalu lama karena ia memang sudah diciptakan untuk selalu bahagia. Hehe

"Umm.. Bagaimana jika kita ke tempat lain dan berbicara?" Naruto mengubah topik pembicaraan. Ia khawatir kalau akan ada yang melihatnya bersama gadis ini.

"Baiklah."

Tik

Dan di sinilah mereka kini.

Terduduk bersebelahan di ayunan di taman.

"Aku pasti sudah gila." Naruto menggeleng kepalanya setelah mengamati sekelilingnya yang seratus persen adalah taman bukan ilusi semata.

"Ta-tapi abaikan itu." ia menggeleng kasar saat melihat Hinata mulai bermain dengan ayunan itu dalam kecepatan rendah.

"Mengapa harus aku?" Naruto masuk pada topik.

"Hmm, yah kau tahu...? Semua orang langsung mengusirku saat mareka melihatku karena mereka takut. Mungkin karena kau sedikit bodoh dan tak saba"

"Kau menyebutku bodoh?!" sela Naruto tak terima. Suaranya naik satu oktaf.

"Aku sudah membantumu!" tambahnya tak suka. Asal tahu saja, ia mendapat juara umum di sekolah. Ia pandai, itu maksudnya.

"Terima kasih sudah membantuku. Masalah selesai." Naruto terdiam saat Hinata lagi-lagi memamerkan cengiran bahagia tanpa dosanya.

"Kau bilang kau mau menuruti semua permintaanku kan?" Hinata mengangguk sebagai jawaban.

"Kalau begitu, aku ingin kau jauh-jauh dariku. Kau tahu? aku sudah punya pacar." mungkin apa yang sebenarnya ingin Naruto katakan adalah. Ia tak mau dekat-dekat dengan gadis gila pembaca pikiran yang terlihat sangat berbahaya.

"Aku tak gila dan aku tak berbahaya." mata Hinata menyipit tak suka. Sampai kapan manusia ini akan terus menghinanya? Ia benar-benar kesal saat ini.

Jedaarrrr

Jedaaarrrr

Langit tiba-tiba mengelap saat Naruto mendonggak ke atas. Mengapa tiba-tiba ada petir?

Tidak tidak!

Kau takkan bilang kalau...

"Aku akan menghancurkanmu seperti debu kalau kau mengusirku lagi."

.

.

.

.

To be continue...

.

.

hmmhmmhnmmhmmhmm

sebenarnya karakter Naruto di sini bodo amat tapi kayaknya kurang ya

hmm.. maaf, kurang bisa hehe..

dan seperti yang kalian lihat. satu chap ini hanya 1500 word(dan nextnya akam begitu, mungkin). ini pertama kalinya author nulis word sesedikit itu(dengan suatu alasan)

nah, karena ini pertama kalinya, entahlah gimana cara bilangnya tapi rasanya cerita nya jadi gak bagus dengan word sesingkat itu. banyak yang berubah.

intinya enjoy aja.

silahkan tinggalkan review

bye bye