Hoallla akhirnya bisa nyelesein Fic ini..
Ryu lagi pengen romantis-romantisan
KEMBAR?
========== Happy Reading ==========
Story by Ryuzuma
Semua karakter Naruto milik Ayah Masashi Kishimoto author cuma pinjem dan pasti di balikin lagi
SasuSaku NaruHina, Rate T, OOC banget...
Typo berantakan, ancur, merusak mata dan dapat menyebabkan diare juga gangguan jiwa
Dont Like Why Read?
So, if you don't like this story please don't read!
========== Happy Reading ==========
Minggu, 19 April 20xx (12.00)
Suna Gakure
"Kau yakin Sakura?"Tanya Ibunya menatap putri semata wayangnya dengan tatapan sendu.
Sakura dan ibunya kini berdiri di bandara dengan mendorong satu koper penuh barang bawaan anaknya itu. Sebenarnya Sakura tak ingin meninggalkan ibunya sendiri di Suna, hanya saja tempat ini terlalu menyakitkan dan membuat dia semakin tak bisa melupakan semuanya, inilah kesempatannya untuk menata kehidupan barunya. Mungkin kehidupan baru akan membuat dia manjadi pribadi yang bisa menghadapi kenyataan, pribadi sepertinya harap Sakura
"Aku akan pulang kalau aku sudah merelakannya" Ucap Sakura seolah perkataanya itu menjadi penyemangat untuknya sendiri, kerapuhan itu senantiasa terpajang dalam sorot mata gadis berumur 17 tahun itu
"Baiklah" Jawab ibunya yang tak bisa mencegah kemauan putrinya, bahkan dia pun mengerti kondisi Sakura. Jika dia di posisi Sakura maka mungkin hal itu juga yang akan dia lakukan.
Senin, 20 April 20xx (09.00)
Konoha Gakure
"Semoga kau bisa cepat berinteraksi disini, Sakura" Ucap Sakura pada dirinya sendiri sambil menatap gedung tingkat 3 yang kini menjulang di depannya. Langkahnya baru sampai di gerbang pembatas. Beberapa gerombol siswa terlihat memasuki sekolah yang sama dengan gadis gulali itu membuat Sakura optimis dengan kehidupan barunya. Tersenyum. Sebuah mantra yang akan membuat Sakura akan mudah akrab dengan rekan-rekan barunya. Itulah yang orang itu ajarkan padanya
Perlahan dia mulai melangkahkan kakinya menuju arena sekolah yang akan dia huni selama beberapa bulan itu dan mulai mencari ruangan kepala sekolah. Matanya membaca setiap tulisan yang terpajang di dinding pintu, dia tahu arah ruangan ini karena tadi sempat bertanya pada siswa yang dia lewati. Langkahnya berhenti tepat di depan pintu dengan tulisan yang sedari tadi dia cari.
"Permisi" Sapanya sambil membuka knop pintu dan langsung menampilkan seorang wanita dewasa dengan rambut diikat simetris antara kiri dan kanan. Pasti ini kepala sekolahnya tebak Sakura dan benar saja dia memang sang kepala sekolah
"Ah, murid pertukaran yah?" Tanyanya yang dijawab anggukan kecil oleh gadis bermarga Haruno itu "Baiklah, ikuti aku" Perintah wanita ber-nametag Tsunade sambil beranjak dari singgah sana nya
Sakura membuntuti langkah Tsunade-sama sampai kedepan kelas yang sudah dapat dipastikan adalah ruangan barunya menuntut ilmu. Aku akan mencobanya, aku pasti bisa kan? Batin Sakura bertanya pada dirinya sendiri. Beberapa pemikiran melintas di benaknya namun dia kini hanya akan mengingatnya.
Kesan pertama yang Sakura dapati saat memasuki ruangan itu adalah suasana kelas terdengar bising seperti sekolahnya di Suna. Beberapa murid terlihat asik dengan kegiatannya. Mereka saling berceloteh dengan rekan bicaranya, Sakura menelaah satu persatu kegiatan yang mereka lakukan hingga sorot matanya berhenti tepat dipojokan kelas, tapannya mengarah pada satu siswi yang terlihat memisahkan diri dari beberapa kumpulan itu. Dia melakukan aktivitasnnya seorang diri tanpa berniat turut bergabung dengan siswi lainnnya.
"Perhatian" Tegur Kepala Sekolah yang langsung menghentikan aktivitas-aktivitas yang baru saja sakura amati "Perkenalkan, dia adalah Haruno Sakura. Murid pertukaran dari Suna High School"
"Douzo yoroushiku" Ucap sakura berogiji sambil menampilkan senyum terbaiknya. Beberapa siswa laki-laki terlihat terpesona dengan senyuman Sakura tersebut" Saya akan belajar disini selama 3 bulan, jadi mohon bantuannya" Lanjut Sakura, pandangannya mengarah pada gadis yang masih dengan ekspresi polos dipojok kelas sana.
"Baiklah, silakhan pilih tempat dudukmu, Sakura" Ucap Tsunade mempersilahkan. Sakura melangkahkan kakinya menuju seseorang yang sedari tadi menyita perhatiannya. Seorang gadis berambut indigo dengan mata bulannya.
"Boleh aku duduk disini?" Tanya Sakura menunjuk pada bangku kosong disebelah gadis itu dengan senyum ramah.
"Tentu" Jawabnya singkat tanpa sapaan lain yang berarti, gadis itu terlihat lebih sering menekuk wajahnya dibanding bercengkrama dengan rekan sekelasnya.
"Ini biodataku" Ucap Sakura kemudian menyodorkan secarik kertas bertuliskan Profilnya dari mulai nama, alamat nya di Konoha, golongan darah, tanggal lahir dan lainnya. Entah apa yang gadis itu pikirkan, bukankah sudah cukup hanya menyebutkan nama untuk sekedar berkenalan dan sejak kapan gadis itu menyiapkan coretan kecil ini.
Gadis di depannya itu menerimanya dengan ragu "Ini apa?" Tanyanya, jelas dia tahu itu adalah profil lengkap murid pertukaran itu. Tapi untuk apa?
"Mungkin sejenis perkenalan, tulis juga profilmu" Pinta Sakura sambil menduduk'kan tubuhnya di tumpuan bangku sebelah gadis itu
"Untuk apa?" Tanyanya lagi masih tak mengerti dengan pola fikir gadis bernama Sakura itu
"Kumohon" Jawab Sakura tanpa mengindahkan pertanyaan gadis itu sebelumnya, dua telapak pangan disatukan dan meyimpannya didepan dada. Rengekan memohon ala gadis pun kini dia tampilkan di wajah cantiknya. Membuat gadis indigo itu mau tak mau harus menuruti permintaan aneh teman barunya itu.
Gadis indigo itu mulai menulis nya di secarik kertas sama seperti yang Sakura lakukan karena tak tahan melihat rengekan Sakura yang menurutnya terkesan manja.
"Ini" Ucap gadis bernama Hiuga Hinata itu menyodorkan kertas yang isinya hampir sama dengan yang ditulis Sakura, hanya saja itu adalah biodatanya. Tentu saja Sakura bisa tahu nama gadis itu setelah membaca tulisan nama dalam kertas yang dia terima
"Wah golongan darah kita sama, tanggal dan hari lahirnyapun sama" Ucap Sakura bangga
Hyuga Hinata gadis yang pendiam, tak suka berbaur dengan orang lain. Tak pandai tersenyum dan terlihat sangat pemalu. Itulah kacamata Sakura tentang gadis yang menjadi rekan sebangkunya itu
Hinata tak merespon, jelas itu hanya sebuah kebetulan. "Kau tahu itu artinya apa?" Tanya Sakura masih dengan ekspresi cerianya, sangat berkebalikan dengan ekpresi gadis indigo itu. Hinata hanya menatapnya tanpa berniat merespon ocahan Sakura "Itu artinya kau dan aku, kita itu kembar" Lanjut Sakura membuat beberapa lipatan di jidat Hinata. Bagaimana bisa seseorang memvonis dirinya kembar dengan orang lain hanya dengan persamaan konyol seperti itu, bahkan mereka tak ada ikatan keluarga sama sekali apalagi mereka juga baru mengenal satu sama lain baru hari ini.
Hinata menyernyit bingung. Tak ada satupun teori yang menjelaskan bahwa dua orang berbada yang memiliki golongan darah dan tanggal lahir yang sama namun tidak terlahir dari rahim yang sama bahkan wajah mereka jauh berbeda adalah Kembar. Ini terlalu mengada-ngada fikir Hinata
"Kembar? bukankah itu hanya kebetulan" Jawab Hinata sesuai fakta, tapi gadis di depannya itu masih tetap pada argumen yang entah dia dapatkan dari mana.
"Percayalah kita itu kembar" Kukuh Sakura membuat Hinata lagi-lagi harus mengalah.
"Terserah" Ucap Hinata kemudian, Tsunade-sama sudah meninggalkan kelas sedari tadi bahkan Hinata dan Sakura tidak menyadari kepergian kepala sekolah tersebut. Bahan perbincangan mereka memang terlihat sepele tapi itu mampu membuat mereka mulai menjalin keakraban.
Haruno Sakura, murid pertukaran yang hobi tersenyum, Energik dan teguh pada pendiriannya. Terlihat sangat ceria yang berbanding terbalik dengan dirinya. Setidaknya itulah penilaian pertama Hinata tentang rekan barunya ini.
"Hinata-chan" Panggil suara dari belakang, meskipun Hinata tak menoleh keasal suara dia sudah tahu siapa pemilik suara itu yang tidak lain adalah gadis gulali yang beberapa hari ini terus menempel pada dirinya
Sakura mensejajarkan langkahnya dengan Hinata sehingga mereka berjalan beriringan.
"Kenapa kau terus membuntutiku?" Tanya Hinta yang mulai merasa tidak betah dengan teman barunya ini. Mendengar pertanyaan tersebut Sakura memanyunkan bibirnya, inilah salah satu sikap Sakura yang membuatnya tidak nyaman. Dan sekarang lihatlah gadis bersurai merah muda itu tengah merengek pada Hinata, namun entah kenapa dia mulai terbiasa dengan sikap manja Sakura.
"Kita'kan kembar" Alasannya, ah selalu saja itu yang menjadi alasan gadis Haruno itu tiap kali Hinata bertanya kenapa gadis itu terus menempelinya. Apa mungkin dia yuri? Pertanyaan itu sempat melintas di benak Hinata, namun cepat dia hapus kembali karena kenyataannya sangat tidak mungkin.
"Haruno Sakura" Panggil suara briton yang menghentikan langkah Sakura dan Hinata, mereka kompak menoleh keasal suara meskipun yang di panggil hanya satu diantaranya. Seorang pria dengan wajah kawaii dan ramut merah marun mendekat kearah Sakura dan Hinata, cukup tampan jika dilihat dari dekat. "Aku Sasori sekelas denganmu. Apa aku boleh meminta no ponselmu?" Tanyannya langsung pada pokok pembahasan sebenarnya tanpa berniat basa-basi.
Sakura tersenyum tanpa terlihat mengabaikan pemuda itu "Salam kenal Sasori, tulis nomormu diponselmu nanti aku akan menghubungimu" Ucap gadis itu ramah, Sakura menyodorkan ponselnya dan langsung di terima dengan senang hati oleh pemuda bernama Sasori itu
Sebenarnya Hinata merasa perbuatan Sakura itu terlalu gampangan, tapi ada hal lain yang menarik perhatiannya dan melupakan hal itu. Satu orang lagi yang berlari kearah mereka. Cepat gadis Hyuga itu menundukan muka , menyembunyikan raut wajahnya yang mulali memerah.
"Sasori aku mencarimu kemana-mana, ternyata kau disini" Teriak pemuda yang baru saja datang
"Arigato Sakura-chan" Ucap Sasori mengembalikan ponsel Sakura yang sudah dia masukan nomor ponselnya itu "Ayo pergi Naruto" Ajak ah bukan tepatnya paksa pemuda kawaii itu pada pemuda berkulit tan yang baru saja tiba.
Sedari tadi Sakura sudah melihat perubahan mimik muka dari gadis di sebelahnya "Ini, nomor Sasori-san. Kamu menyukainya kan?" Tanya Sakura selepas dua pemuda itu menginggalkan Sakura dan Hinata, kini dia menyodorkan ponselnya kearah Hinata. Gadis itu sontak melihat kearah Sakura, bagaimana bisa Sakura beranggapan bahwa dia menyukai Sasori fikir Hinata
"Bukan dia yang aku suka" Ungkap Hinata membuat seringai Sakura terlihat memenuhi senyum nya. Mendesak Hinata agar menceritakan kebenarannya "Sungguh" Lanjutnya meyakinkan
"Atau pemuda bernama Naruto itu?" Selidik Sakura, Hinata memerah mendengar nama itu diserukan. Ah sungguh dia tak pandai menyembunyikan perasaannya.
"Bu-buk-bukan" Ucapnya terbata-bata. Tentu saja orang awam dalam percintanpun akan mengetahui bahwa gadis indigo itu menyukai pemuda bernama Naruto tadi.
"Ternyata pemuda biasa itu yang kau sukai" Sakura menampilkan ekspresi meremehkan membuat Hinata naik pitam
"Dia bukan orang biasa saja" Tungkas gadis bulan itu dengan nada cukup tinggi membuat Sakura terkekeh geli. Memang tak bisa menyembunyikannya ya?
"Aku tahu, aku hanya ingin melihat seberapa jauh kamu suka dia. Ternyata cukup dalam ya" Ucap Sakura membuat rona di pipi Hinata semakin memerah
"Apa itu jelas?" Tanya Hinata ragu, sungguh rasanya memalukan. Apa tadi Naruto melihat rona merah di wajah Hinata? Jika itu terjadi akan lebih memalukan lagi.
"Sangat" Jawab Sakura polos sambil terus berjalan keluar sekolah masih beriringan dengan gadis Hyuga itu. Selama di perjalanan pulang Sakura terus menggoda tingkah Hinata yang menurutnya sangat lucu.
Aku seperti melihat diriku dalam dirimu
"Hinata-chan, tolong ceritakan kenapa kau bisa suka pada pemuda itu" Paksa Sakura, kini mereka tengah berada di kamar Hinata. Tidak ada yang mengajak Sakura bermain di rumah Hinata, tapi gadis itu terus saja memaksanya untuk dapat berkunjung kerumah Hinata.
Gadis indigo itu terduduk di meja belajarnya, sementara Sakura berbaring di tempat tidur mini milik Hinata. "Ayolah" Mohonnya yang lebih tepatnya paksa Sakura
"Aku dan Naruto satu SMP dulu, waktu itu aku tak sengaja melihatnya tenggelam. Tanpa berfikir panjang aku langsung menyelamatkannya. Semenjak kejadian itu kami menjadi bahan gosip di sekolah. Banyak orang yang mengira kami pacaran, dan semenjak gosip itu menyebar Naruto menjadi pemuda yang sangat dingin padaku. Ku pikir Naruto pasti sangat tak menyukaiku sampai-sampai dia bersikap begitu. Mulai dari situ akupun menjauh dari keramaian. Kukira di High School aku tak akan bertemu dengannya lagi, tapi ternyata aku salah" Jelas Hinata, membuat satu ingatan muncul dalam benak Sakura. Gadis Haruno itu terdiam di sela simakannya tentang cerita Hinata
"Apa yang kau suka darinya?" Tanya Sakura kemudian, Hinata menatap meja belajarnya sendu
"Aku memang sudah memperhatikanya lama sebelum kejadian itu, karena itu aku tak terlalu mempermasalahkan gosip di sekitar. Tapi Naruto? Dia tak menyukainya. Kau lihat sekarang bahkan dia seolah tak mengenalikukan? Aku suka semua hal tentang dia apapun itu"
Sakura bangkit dari rebahannya dan menghampiri Hinata. Ditepuknya pundak kecil Hinata pelan "Karena aku adalah kembaranmu, maka aku akan membantumu" Ucap Sakura membuat Hinata membalikan kursi belajarnya kehadapan Sakura
"Membantu? Maksudmu?" Tanya Hinata
"Aku akan membantumu membuat dia jatuh cinta padamu" Jelas Sakura
"Tapi aku tak percaya diri" Ucap Hinata pelan, kembali dia menekuk wajahnya dalam
"Kau bisa Hinata" Sakura tersenyum meyakinkan, membuat Hinata perlahan menaikan kembali pandangannya dan kini menatap Sakura dengan penuh harap.
"Arigato Sakura-chan" Ucap Hinata, ini pertama kalinya dia merasa nyaman berdekatan lama-lama dangan Sakura "Giliranmu. Apa kau punya kekasih? Seperti apa dia?" Tanya Hinata membuat Sakura bungkam, sekilas tatapannya terlihat sayu tapi gadis itu mampu menguasai emosinya dan kembali menampilakan mimik cerianya
"Ah ya aku harus membersihkan apartemenku, aku pamit dulu yah Hinata" Kilah Sakura beralasan seadanya, akan sangat sakit jika dia mulai membuka lembaran masalalunya.
Aku ingin seperti dirimu yang dapat mencintai orang yang kau cintai
Sakura mengajak Hinata istirahat di taman belakang sekolah. Menurut dalih Sakura ada yang mau dia bicarakan dengan gadis indogo itu. Dan kata-kata Sakura terakhir yang membuatnya mau mau menurut yaitu "Pembicaraan ini sangat penting" dan alhasil sekarang Hinata dan Sakura tengah duduk di rerumputan taman.
"Kau punya akun twitter?" Tanya Sakura yang dijawab dengan anggukan pelan oleh Hinata. "Pelajaran pertama, kau harus tahu apa yang disukainya dan tahu segala hal tentang dia" Lanjut Sakura. Ternyata ini yang dibilang Sakura hal penting.
"Aku sudah tau akun twitter Naruto" Ucap Sakura membuat Hinata menaikan alis, bagaimana bisa pertanyaan itulah yang kini terlontar di benak Hinata
Se-akan bisa membaca fikiran alam bawah sadar rekan bicaranya Sakura mulai melontarkan alasannya "Pemuda bernama Sasori yang memberitahuku" Hinata ber-oh-ria
"Baiklah kita buka sekarang"
Sakura mulai mengeluarkan smart phonenya dan mulai masuk kejejaring sosial twitter. Tangannya mulai mengetik nama yang dia tahu dari hasil email-an nya dengan Sasori semalam
"Ini dia" Ucap Sakura yang langsung menarik perhatian Hinata, mereka sama-sama membaca profil dari pemuda bernama Naruto itu.
"Makanan yang dia suka adalah Ramen, binatang yang dia suka adalah Katak, warna favoritnya adalah kuning, Aktor kesukaannya adalah Jetlee" Ucap Sakura membaca profil yang tertulis disana
Hinata menangguk mengerti "Aku juga suka remen, kalau aku lapar malam hari dan di dapur tidak ada makanan maka satu-satunya yang aku cari adalah ramen. Jetlee yah? Aku pernah beberapa kali menonton film nya, aku juga suka dengan gayanya akting. Terlihat sangat menjiwai. Actionnya itu membuat orang kagum atau kisah romantis yang di sungguhkan dengan aksi nya, Itu sangat bagus" Ucap Hinata panjang lebar membuat Sakura melongo tak percaya. Beberapa hari ini dia melihat pribadi Hinata yang lain, bukan lagi Hinata yang pendiam tapi Hinata yang mampu terbuka padanya. Satu senyuman tipis terpajang di bibir ranum gadis Haruno itu
"Kau tau Hinata-chan kau sudah selangkah lebih dekat dengannya" Ucap Sakura menanggapi argumen Hinata tentang hal-hal yang disukai Naruto barusan "Ku harap kau akan terus seperti sekarang. Maka dari itu berusahalah" Lanjut Sakura tulus, entah kenapa dalam ucapan Sakura Hinata merasa ada makna tersendiri, meskipun gadis itu terlihat selalu mengumbar senyumnya tapi siapa yang tahu hati seseorang bukan?
"Baiklah aku akan berjuang, ganbatte!" Ucapnya menyemangati dirinya sendiri
Aku ingin sepertimu yang dapat merindukan seseorang yang bisa kau rindukan
Sakura melihat layar ponselnya menunggu balasan dari seseorang. Wajahnya terlihat puas saat satu pesan muncul di layar ponselnya dan mulai membacanya.
"Apa yang aku lakukan ini sudah sepertimu'kan, apa hasil kerjaku bagus?" Tanyanya entah pada siapa, tatapannya terlihat sendu berbeda dengan ekspresinya beberapa detik lalu.
"Aitai Sasuke-kun, aitai.." Gumam Sakura parau, matanya tak bisa menangis lagi. Air yang tinggal disana sudah habis dan mengering, namun hatinya tetap saja seperti dulu selalu merindukannya.
Flash Back
"Ini" Ucap seseorang mendekati Sakura yang tegah makan sendirian dikantin, pemuda itu kemudian menyodorkan secarik kertas bertuliskan Profilnya dari mulai nama, alamat, golongan darah, tanggal lahir dan lainnya. Entah apa yang pria itu pikirkan, bukankah sudah cukup hanya menyebutkan nama jika hanya untuk sekedar berkenalan
Gadis didepannya menerimanya dengan ragu "Ini apa?" Tanyanya, jelas dia dapat membaca bahwa itu adalah profil lengkap dari siswa yang entah dengan alasan apa kini berdiri dihadapannya. Tapi untuk apa?
"Mungkin sejenis perkenalan, tulis juga profilmu" Pinta pemuda itu sambil mendudukkan tubuhnya di tumpuan bangku di depan Sakura
"Untuk apa?" Tanyanya lagi masih tak mengerti dengan pola fikir pemuda yang bahkan tak dia kenali itu
"Hanya menulis saja" Jawabnya tanpa mengindahkan pertanyaan gadis itu sebelumnya "Bolehkan aku mengenalmu?" Tanya pemuda itu kemudian
Haruno Sakura adalah gadis yang cenderung menutup diri dari keramaian. Dandanyanya terlihat sangat kuno dengan kacamata besar yang terpajang diantara hidung dan matanya. Rok yang dia kenakan tidak bisa dikatakan panjang ataupun pendek membuat ukurannya sangat tidak menarik.
Gadis Haruno itu mulai menulis nya di secarik kertas sama seperti yang pemuda lakukan karena jika dia menolakpun dia tahu pemuda itu akan tetap memaksanya
"Ini" Ucap Sakura itu menyodorkan kertas yang isinya hampir sama dengan yang ditulisan Uchiha Sasuke yah itu nama pemuda yang kini tengah duduk di depan Sakura , hanya saja itu adalah biodatanya.
"Wah golongan darah kita sama, tanggal dan hari lahirnyapun sama" Ucap Sasuke bangga
Sakura tak merespon, jelas itu hanya sebuah kebetulan. "Kau tahu itu artinya apa?" Tanya Sasuke masih dengan ekspresi cerianya, sangat berkebalikan dengan ekpresi gadis gulali itu. Sakura hanya menatapnya tanpa berniat merespon ocahan Sasuke "Itu artinya kau dan aku, kita itu kembar" Lanjut Sasuke membuat beberapa lipatan di jidat Sakura. Bagaimana bisa seseorang memvonis dirinya kembar dengan orang lain hanya dengan persamaan konyol seperti itu, bahkan mereka tak ada ikatan keluarga sama sekali apalagi mereka juga baru mengenal satu sama lain baru hari ini.
Flash Back Off
"Bisakah aku ikut denganmu Sasuke-kun" Gumam gadis itu parau. Matanya perlahan menutup rapat dan disana hanya menyisakan sebuah kesakitan yang entah kapan akan hilang. Sebuah kenyataan yang selalu Sakura hindari
Sakura mengajak Hinata ke toko baju, semalam Sakura mengirim email pada Sasori untuk pergi kesuatu tempat tapi dengan satu syarat yaitu mengajak Naruto. Alhasil kini Hinata bulak-balik kekamar ganti mencoba semua baju yang di perintah Sakura. Ada rencana yang dia susun pada malam ini khusus untuk gadis Hyuga dan pemuda durian.
"Ini" Hinata mengenakan kaos polos dengan celana jeans ketat, Sakura melihatnya dari atas kebawah kemudian menggeleng. Ini sudah kesekian kalinya dia berganti baju tapi tetap saja Sakura belum puas melihatnya
"Bagaimana dengan ini?" Tanya Hinata lagi setelah mengganti pakaiannya dengan dress polos tanpa lengan yang hanya panjang selututnya hingga memperlihatkan kaki jenjangnya.
Sakura tersenyum puas sedangkan Hinata terlihat kelelahan karena bulak-balik harus mengganti bajunya. "Baiklah kita pergi sekarang" Putus Sakura melangkahkan kakinya setelah membayar pakaian yang dikenakan Hinata di kassa. Hinata membuntuti Sakura canggung
Sasori sudah menunggu disofa pengunjung besama Naruto, seharusnya aku dan Sakura pergi kencan hanya berdua kenapa harus mengajak pemuda durian ini batin Sasori merasa terganggu dengan kehadiran Naruto.
"Lama menunggu?" Sapa Sakura yang baru saja datang diikuti Hinata yang berjalan canggung di belakangnya
"Konbanwa" Ucap Hinata mencoba bersikap sebiasa mungkin, padahal kenyataannya dia mati-matian untuk melatih emosinya hanya untuk acara ini.
"Ah tidak" Elak Sasori kemudian mempersilahkan mereka duduk. Sengaja Sakura duduk di samping Sasori supaya Hinata bisa duduk berdampingan dengan Naruto
"Hyuga" Ucap Naruto tak percaya, penampilan Hinata hari ini sungguh terlihat manis di pandangan pemuda durian itu.
"Kalian sudah saling kenal?" Tanya Sasori setelah mendengar nama klan Hinata diserukan temannya. Bukankah mereka beda kelas? Kenapa mereka seperti sudah saling kenal sangat lama? Mungkin itulah beberapa pertanyaan yang ada dalam otak Sasori
"Aku satu SMP dengannya" Jelas Naruto, Sasori mengangguk tanpa bertanya lebih lanjut.
"Ah, ayo kita pesan makanan" Ajak Sakura semangat
"Aku pesan Ramen" Ucap Naruto
"Aku juga" Giliran Hinata, Naruto menoleh kearahnya
"Kau suka remen juga" Tanya Naruto memulai perbincangan diantara mereka. Perbincangan yang tak pernah terjadi bahkan dalam masa-masa SMP pun
"Aku suka semua rasa ramen, menurutku itu makanan yang sangat cocok untuk ku" Ucap Hinata membuat Naruto mengembangkan senyumnya
"Benarkah? Wah selera kita sama"
Sementara itu Sakura dan Sasori terlihat asik dengan pemikirannya masing-masing.
"Ku kira Naruto-kun membenciku" Ungkap Hinata hati-hati
"Aku tak pernah membencimu, justru kamu yang terlihat menjauhiku setelah kejadian itu"
Hinata menggeng cepat, jelas bukan seperti itu kenyataanya " Ternyata selama ini kita salah paham"
Naruto meng-iya-kan argumen Hinata barusan. Suasana semakin hangat, mereka asik bercengkrama tanpa lagi terlihat canggung. Semakin malam mereka semakin menjalin keakraban. Tapi entah kenapa Sakura terlihat sangat murung malam ini, meskipun dia selalu memaksakan diri tersenyum dan ikut dalam perbincangan mereka.
Bagiku senyuman adalah kata lain untuk menangis
Hinata dan Sakura kini tengah berbaring di ranjang mininya, untuk pertama kalinya dia sengaja mengundang Sakura berkunjung kerumahnya, bukan karena alasan rengekan dari gadis gulali itu.
"Sakura-chan, arigato nee" Ungkap Hinata menampilkan senyuman terbaiknya, mungkin kata terimakasih saja sudah tidak cukup. Sakura lah yang berhasil menyelamatkan Hinata dan Naruto dari kesalahpahaman selama ini. Dan tebak, tadi setelah mereka beranjak dari kafe Naruto tiba-tiba mengejar Hinata dan meminta nomor ponselnya. Sungguh bunga api berkeliaran di perut Hinata saat itu.
"Tentu kembaranku" Ucapnya tulus, sebuah senyuman terpajang namun bukan untuk rekan bicaranya, Hinata. Melainkan untuk seseorang yang Sakura yakin dia pun tengah tersenyum sekarang "Aku berhasil kan?" Batinya bertanya
Dering ponsel Hinata menghentikan sebentar ocehan dua remaja ini. Naruto mengiriminya pesan. Dengan sigap dan cekatan Hinata mulai mebaca isi pesannya
_Besok aku ada acara kumpul bareng fans Jetlee, kamu mau ikut? Itu sih kalau kamu free dan kamu suka Jetlee. Kalau gak juga gapapa_
Hinata terdiam, matanya berkedip beberapa kali
"Hinata" Panggil Sakura cemas melihat Hinata tersedot kedalam alam bawah sadarnya "Hinata" Panggilnya lagi setelah panggilan pertamanya tak mendapatkan respon yang berarti. Hinata masih bungkam namun dia menyerahkan ponselnya kearah Sakura dengan maksud agar Sakura membacanya sendiri.
Sakura mangambil ponsel Hinata dan seperti halnya Hinata, Sakura mulai membaca isi pesan tersebut "Kau diajak kecan, Hinata? Sugoii nee~" Ungkap Sakura senang setelah menelaah isi pesan tersebut, Hinata yang mulai kembali kealam sadarnya menoleh kearah Sakura.
"Hontou? Jadi ini bukan mimpikan Sakura" Tanya Hinata parau, Sakura mengangguk antusias
"Tapi..." Ucap Sakura menggantung
"Tapi apa Sakura-chan?" Tanya Hinata penasaran dengan kelanjutan ucapan gadis gulali itu
"Kau tak boleh pergi dengannya" Lanjut Sakura. Hinata memasang wajah kecewanya. Bagaimana mungkin dia akan menolak ketika orang yang mengajaknya kencan adalah orang yang paling diinginkannya didunia ini
"Kenapa?" Tanya Hinata sedih, sebenarnya Sakura tak tega melihat ekspresi muram dari kembarannya itu tapi ini adalah salah satu trik jitu mendapatkan cinta sejati.
"Peraturan kedua, Tidak boleh melaksanakan ajakan kencan pertama. Kalau dia memang suka kamu pasti dia akan mengajakmu di lain hari" Ucap Sakura, tapi tetap saja Hinata tidak setuju dengan argumen itu. Baginya ajakan pertama atau kedua akan sama saja bukan? Hanya saja ajakan pertama akan lebih special, mungkin.
"Demo Sakura-chan, aku belum pernah merasakan kencan pertama" Hinata menunduk membuat Sakura merasa iba padanya. "Aku ingin merasakannya Sakura-chan" Lanjutnya masih dengan tekukan kepalanya.
"Baiklah, terserah" Ucap Sakura yang merasa tidak punya hak untuk menghentikan Hinata membuat gadis berklan Hyuga itu tersenyum senang.
"Arigato Sakura-chan" Ucap Hinata
Sakura menemui Hinata di rumahnya sesaat setelah dia merebahkan tubuhnya di kasur. Wajahnya terlihat sayu, tak seperti orang yang habis pulang berkencan. Tak ada senyuman yang singgah di bibir ranum milik Hyuga Hinata itu. Kening Sakura mengkerut bingung.
"Apa yang salah dengan kencanmu Hinata?" Tanya Sakura mendudukan diri di samping Hinata yang masih rebahan
"Kencan? Apa membiarkkan teman kencannya sendiri dan malah asik mengobrol dengar orang lain sampai lupa dia mengajak seseorang itu dinamakan kencan?" Tanya Hinata retoris, jelas saja gadis itu kini tengah uring-uringan karena kesal. Namun tiba-tiba ia bangkit dari rebahannya "Kau benar Sakura, kencan pertama memang tak pernah mulus" Lanjut Hinata sambil menunduk. Sakura melirik kearahnya dengan perasaan kasian
"Ah aku lupa hari ini aku ada janji, aku pulang ya Hinata" Pamit Sakura tanpa mengindahkan curhatan Hinata
"Tapi Sakura, aku butuh teman bicara saat ini" Cegah Hinata, ah kali ini semuanya telah terbalik. Bukan lagi Sakura yang selalu membuntuti Hinata, bukan lagi Sakura yang selalu terlihat membutuhkan Hinata. Tapi Hinata lah yang bersikap layak nya Sakura tempo hari.
"Gomen nee, aku benar-benar harus pergi" Sakura beranjak dari pintu kamar Hinata ambil melambaikan sebelah tangannya sementara tangan yang satunya lagi mengeluarkan ponselnya.
_dimana aku bisa menemui pemuda bernama Naruto itu?_ Jari Sakura berhenti mengetik dan kini mulai mencari nomor yang dia tuju. Sasori yah hanya Sasori yang bisa memberitahu dimana pemuda durian itu bisa dia temui
Sakura sudah melangkahkan kakinya keluar dari rumah Hinata saat getaran di ponselnya menghentikan langkahnnya sebentar
_Kedai ramen ichiraku_ Balas Sasori yang langsung direspon langkah kaki Sakura yang berbalik arah dari jalan rumahnya menuju Kedai ramen Ichiraku. Kedai itu cukup terkenal maka dari itu dia terntu tahu dimana letaknya.
Sakura bergegas memasuki kedai setibanya di tempat itu,dan di sanalah dia melihat pemuda durian itu tengah melahap ramennya rakus. Bahkan ketika dia berhasil mematahkan hati seseorang nafsu makannya masih saja tinggi fikir Sakura
"Naruto" Panggil Sakura Pemuda bernama Naruto itu melihat kearah Sakura, acara makannya berheti seketika
"Kau disini Sakura-chan? Ada apa memanggilku?" Tanya Naruto, sementara Sakura tengah memposisikan diri duduk disebelah Naruto
"Aku hanya ingin bertanya sesuatu, sebenarnya apa maksudmu mengajak Hinata keluar tapi kau malah mengacuhkanya?" Tanya Sakura stratistik
"Bukan itu maksudku Sakura, hanya saja..." Jawabnya menggantung, terlihat aura kegugupan kini tengah menyelimuti pemuda di samping Sakura ini
"Hanya saja.." Lanjut Naruto masih terlihat sulit mengatakan kalimat selanjutnya "Hanya saja aku.." Lagi-lagi ia hanya mnggantung perkataanya membuat Sakura berharap cemas
"Hanya saja apa Naruto? Kau sudah mengulang kata-kata itu 3 kali" Tuntut Sakura
"Hanya saja aku grogi kalau terlalu dekat dengan Hinata" Ungkap nya membuat Sakura berubah ekspresi dari terlihat ingin mencakar Naruto menjadi lebih memanusiawikannya "Sebenarnya aku ingin mengobrol lama dengan Hinata, tapi entah kenapa laju jantungku tak bisa di kontrol saat dekat dengannya"
Ada kebanggan tersendiri di hari Sakura setelah mendengar penuturan Naruto barusan "Jadi, aku mengobrol dengan orang lain untuk menertralisir perasaanku" Akui Naruto sambil kembali menyeruput ramennya, namun kali ini tak seberingas sebelum Sakura hadir ditempat ini
"Kau seharusnya berusaha lebih keras Naruto, bukan dengan cara mengacuhkannya" Saran Sakura yang di jawab anggukan palan.
"Aku tahu itu salah, dia pasti sangat marah" Ucap Naruto pelan, wajah nya menatap tanpa gairah setengah porsi ramennya yang masih tersisa
Sakura tidak menjawab hanya saja hatinya membenarkan argumen Naruto tersebut, bagaimana bisa kau mengajaknya pergi sementara kau berjalan dengan orang lalin bukan dengannya. Dan terlebih lagi membiarkannya berjalan sendiri.
"Jujur, aku tak tau cara bagaimana menyatakan perasaanku pada seorang gadis. Ini pertama kalinya bagiku" Ungkap Naruto dengan cengiran anehnya
"Baiklah aku akan membantumu" Tegas Sakura tersenyum sangat manis, ah ya itu adalah senyum yang pernah orang itu ajarkan padanya.
Hari-hari selanjutnya kesibukkan Sakura bertambah, selain daripada mengajari Hinnata mengenai ini dan itu tertang menjadi gadis yang di inginkan Naruto juga mengajari Naruto menjadi laki-laki yang pantas bersanding dengan Hinata, seorang laki-laki yang mampu membahagiakan gadis yang dipilihnya.
"Bagaimana? apa senyumku terlalu lebar? Apa aku terlihat aneh?" Tanya Hinata sembil memperagakan bibirnya yang melengkung ditarik keatas didepan Sakura. Kini mereka tengah makan siang di resto dekat sekolah.
"Kawaii-nee, itu sangat manis Hinata-chan" Ucap Sakura membalas senyuman Hinata "Ah aku ke toilet sebentar" Pamit Sakura beranjak dari tempat duduknya
Sepeninggal Sakura, Hinata memikirkan banyak hal. Kehidupannya yang dulu dan sekarang sudah jauh berbeda. Dia tak lagi menjadi gadis anti sosial, bahkan saat ini dia bisa jauh lebih dekat dengan Naruto itu adalah berkat Sakura. Meskipun tanpa dia sadari apa yang dia lakukan sama dengan apa yang Sakura perintahkan padanya,ya mereka menjadi satu kepribadian. Entahlah, perlahan Hinata menyutujui kata yang selalu menjadi alasan Sakura 'Kitakan KEMBAR'
Getar ponsel menghentikan lamunan Hinata, itu bukan getar ponsel miliknya melaikan milik Sakura yag tergeletak bebas di atas meja.
Hinata meraih ponsel Sakura dan langsung melihat satu panggilan masuk dilayar ponsel itu "Naruto" Gumam Hinata ragu, yang menghubungi Sakura adalah Naruto. Sejak kapan mereka saling berkomunikasi di telepon? Sejak kapan mereka dekat? Beberapa pertanyaan kini berlarian di benak Sakura. Ragu, dia mulai menekan tombol terima tanpa mengucapkan sepatah katapun Hinata mulai mendengarkan oceha Naruto di sebrang sana "Mengapa Naruto terdengar sangat terbuka dengan Sakura, sangat berbeda jauh ketika meneleponku" Gumam batin Hinata
"Aku tunggu di taman biasa sore ini jam 3, ada yang aku ingin perlihatkan" Ucap Naruto terdengar sangat ambisius. Hinata terdiam "Sakura, kenapa kau hanya diam saja" Lanjut Naruto yang sejak Sakura-pikir Naruto- mengangkat telpon tak ada satupun sautan darinya. Pada kenyataan nya Hinata'lah yang menanggapi ucapan Naruto lewat hatinya yang terasa sakit, sangat sakit.
Sakura berlari menelusuri jalanan taman, dia baru menerima pesan Naruto jam 4 sore sedangkan dalam janji yang entah kapan dia mendengarnya dia akan menemui Naruto pukul 3. Meskipun bingung, namun Sakura tetap bermaksud menemui Naruto.
"Gomen Naruto, aku terlambat" Ucap Sakura dengan nafas terengah-engah
"Lama sekali, aku kan tadi bilang jam 3" Gerutu Naruto, Sakura mengkerutkan dahinya bingung kapan dia menjanjikan hal itu.
"Gomen-gomen, tapi.."
Belum sempat Sakura meneruskan ucapannya Naruto sdah menyela perkataanya "Sudahlah, ayo kita coba lagi. Sekarang aku yakin kali ini lebih baik" Ucap Naruto percaya diri. Beberapa hari ini Sakura mengejarkan beberapa hal yang menurut Sakura romantis dan siapapun wanita yang mendengar ataupun melihatnya akan bahagia. Ya, itu pernah dia alami dalam kehidupannya dulu.
Sakura bejalan mundur mengitari pohon pinus sementara Naruto berjalan maju seakan mengejar Sakura.
"Aku suka saat kau tesenyum, aku suka saat kau menangis, aku suka kau saat kau terlambat, aku suka kau saat kau marah, aku suka semua tentangmu, apapun itu. Aku tahu rasa suka suatu hari akan pudar tapi rasaku berbeda, semakin hari akan semakin tumbuh selama kau disisiku. Stand by me now and forever" Ucap Naruto beuntun sambil menatap tepat pada dua bola mata emerland Sakura. Langkah Sakura berhenti, kenangan itu kembali.
Flash Back
Sakura berlari menuju bukit tempat Sasuke menunggu. Sudah satu jam lebih Sakura telat karena ada tugas tambahan dari guru. Meski lelah Sakura tetap berlari mengenyampingkan keringat yang mengguyur tubuhnya.
"Gomen.." Ucap Sakura terengah-engah. Sasuke yang tadi terduduk diantara rerumputan kini berdiri menghadap Sakura. Peluh tepajang di wajah gadis itu
"Kau tak perlu berlari, karena aku suka saat kau terlambat. Aku suka saat kau membuatku menunggu dengan begitu aku tahu aku punya seseorang yang juga akan menungguku saat nanti aku tak ada" Ucap Sasuke berjalan maju sementara Sakura terpaksa berjalan mundur menghindari tubuh Sasuke yang terus mengarah ke arahnya
Salah satu pohon menghentikan langkah mundur Sakura, kini Sasuke berhasil menguncinya dengan dua tangan senagai penjaganya diantara sisi kiri dan kanan Sakura "I Love You now and forever" Ucap Sasuke lembut, satu kecupan singkat menyapu bibir ranum Sakura. Ini bukan ciuman nafsu, sebuah ciuman ketulusan.
Flash Back Off
Air mata Sakura terus mengalir, sesak ya hati Sakura sangat sesak mengingatnya. Naruto yang menyedari perubahan mood Sakura langsung menghampinya "Kenapa?" Tanya Naruto bingung, apa ada yang slah dengan apa yang diucapkannya.
Bukannya menjawab Sakura malah semakin deras menangis membuat Naruto bingung apa yang harus dia lakukan ketika seoang gadis menagis. Sebuah pelukan mungkin bisa menenangkannya.
Naruto memeluk Sakura ragu, tangannya menepuk pelan punggung Sakura mencoba membuat Sakura lebih nyaman.
Tracckkk
Suara benda terjatuh, mendengar itu Sakura dan Naruto cepat melepaskan pelukan masing-masing dan langsung melihat kearah suara. Dan disana, Hinata tengah berdiri dengan mata berkaca-kaca.
"Gomen aku mengganggu" Ucap Hinata yang langsung berlari. Dia menangis, ya Hinata menangis. Sakura tahu itu.
Naruto hendak menyusul Hinata, tapi Sakura menghentikannya "Biar aku yang menjelaskannya"
Hinata terus berlari. Tak peduli seseorang tengah meneriakan namanya. Sungguh apa yang dia lihat lebih dari sekedar sakit. Selama ini Hinata fikir Sakura memang berniat membantunya, tapi ternyata ini yang mereka lakukan di belakang gadis indigo itu.
"Hinata tunggu" Cegah Sakura yang tiba-tiba menghalangi langkahnya. Benar saja gadis itu menangis. "Kau salah paham" Ucap Sakura sambil mengatur nafasnya. Ini kedua kalinya dihari yang sama Sakura harus berlari dengan tempo yang cepat.
"Apa yang salah Sakura? Oh iya aku tahu apa yang salah, perasaanku kan? Seharusnya kau bilang kalau kau juga ada hati dengannya jangan seolah menolongku dan tenyata menghancurkanku" Ucap Hinata beuntun disela isakannya, Sakura tediam tak berniat menyela. "Kupikir kita memang kembar, ternyata penyataan itu salah besar dan aku menyesal sempat membenarkannya" Lanjutnya
"Bukan seperti itu, aku hanya melatih Naruto supaya lebih romantis pada wanita"
"Ah ya, kamu kan sangat paham dengan alur percintaan beda denganku" Ucap Hinata yang hampir sama dengan nada sindiran
"Naruto menyukai seseorang untuk itu aku membantunya" Tak mungkin Sakura memberitahu Hinata bahwa gadis yang di maksudnya adalah Hinata
"Kenapa kau tak bilang dari awal, jadi aku tak terlalu mengharapkannya" Ucap Hinata yang menganggap gadis yang Sakura maksud adalah orang lain "Sudahlah, mungkin ini saat nya aku menyerah"
"Kumohon dengarkan penjelaasan ku dulu" Pinta Sakura. Ragu, Sakura mulai menceritakan masa lalunya yang selama ini hanya ia simpan untuk dirinya sendiri , tapi keadaan sekarang mendesaknya untuk mulai bercerita "Aku punya seorang kekasih, dia yang merubah semua kehidupanku. Aku yang kalian liat sekarang adalah aku yang sama dengan nya. Dia yang menariku kedunia luar, dia yang memberiku arti sebuah kasih sayang, dia yang membuatku berkata 'aku bahagia disampingmu'. Tapi setahun lalu dia pergi meninggalkanku, bukan sementara melainkan selamanya" Untuk pertama kalinya Sakura membongar jati dirinya yang sebenarnya
"Dia meninggal karena kecelakaan. Selama ini aku mencoba meyakinkan diriku bahwa semua ini hanya permainan takdir, tapi aku tak pernah bisa melepas sosoknya. Maka dari itu aku memutuskan mengambil program pertukaran pelajar ini dengan harapan bisa melupakan semuanya. Tapi.." Hinata terlihat menundukan mukanya, hatinya perih mendengar kisah cinta Sakura.
"Tapi, aku bertemu dengan mu. Kau sama seperti aku yang dulu, aku yang selalu bersembunyi di balik semuanya. Dan entah kenapa itu mengingatkanku pada Sasuke" Sakura terisak, bongkahan masalalu yang selama ini ia pendam akhirnya muncul kepermukaan, menampilkan wajah rapuhnya.
"Jadi kumohon jangan menyerah secepat itu. Dia ada di depan mu, dia masih bisa kau cintai, mengapa begitu mudah bagimu menyerah? Sementara aku? lihat aku, aku sudah tak bisa berbuat apa-apa untuk orang yang ku cintai" Tanya Sakura dengan kalimat retoris
"Mungkin aku tak mengerti, tapi aku tahu kapan waktu yang tepat untuk menyerah" Jawab Hinata sambil berjalan menjauh. Dia tahu hatinyapun sakit, sangat sakit. Tapi apa yang bisa dia lakukan jika orang yang selalu dia kejar terus berlari menghindar darinya.
"Dan sekaranglah waktunya" Ucap Hinata pelan berbanding terbalik dengan semakin di percepatnya gerak langkah gadis bulan itu
"Seandainya aku bisa bilang kalau yang gadis yang Naruto suka itu kamu, Hinata. Tapi itu akan menghancurkan semua rencana dan kerja keras Naruto selama ini"
Semenjak kejadian tempo hari Hinata sudah membuatkan tekad untuk menghapus semua perasaannya pada Naruto sedangkan pemuda itupun merasa Hinata tak pernah merespon perasaannya dan memutuskan untuk menyerah. Meskipun pada dasarnya itu sulit bagi mereka berdua, tapi mencintai orang yang bahkan tak menginginkan kita itu jauh lebih sulit. Hari ini hari dimana Sakura akan kembali ke Suna. Meskipun gadis bubble gummy itu tak berhasil menyatukan hati Naruto dan Hinata, paling tidak dia sudah mencoba segala hal yang dia tahu. Segala hal yang Sasuke ajarkan padanya.
_Aku tunggu di taman sekarang, ada yang ingin ku bicarakan_ Pesan singkat Hinata kepada Naruto yang membuat pemuda durian itu kini menunggu di bangku taman. Tanpa bertanya lebih lanjut Naruto hanya menuruti titah Hinata.
"Gomen menunggu lama" Sapa Hinata dari belakang yang langsung di sambut senyuman Naruto. Ah, beberapa hari ini memang mereka tak bertemu. Ada perasaan rindu disana, tapi kembali lagi ego mereka terlalu jauh mengalahkan perasaan yang sebenarnya saling menyadari satu sama lain itu.
"Bukan masalah, ada apa mengajakku bertemu disini?" Tanya Naruto yang sebenarnya hanya bingung memulai pembicaraan. Rasa itu masih ada disana, di dalam hati dua muda-mudi ini. Sampai kapankah mereka akan terus berkata menyerah pada perasaan mereka yang sebenarnya?
"Hari ini Sakura kembali ke Suna. Tapi mengingat semua yang sudah dia perjuangkan untukku, kali ini aku tak mau mengecewakannya. Hanya untuk kali ini saja" Ucap Hinata sambil mendudukan diri di samping Naruto
"Maksudmu?" Tanya Naruto bingung dengan arah perbincangan mereka
"Aku menyukaimu. Dulu, sekarang dan entah sampai kapan" Ucap Hinata tanpa mengindahkan pertayaan Naruto. Sementara pemuda itu kini terdiam mencoba menyelami maksud dari perkataan Hinata beberapa detik lalu "Aku tahu kau menyukai seseorang. Tapi untuk kali ini saja berpura-puralah mencintaiku, paling tidak kita lakukan untuk Sakura"
"Banyak orang yang tak tahu apa alasannya mereka mencintai seseorang, tapi aku rasa aku tahu kenapa aku bisa mencintaimu" Lanjut Hinata kembali membuat Naruto semakin mempertajam pendengarannya. Jelas ini di luar dugaannya, ternyata gadis yang selama ini dia cintai mempunyai perasaan yang sama dengannya. "Alasan kenapa aku mencintaimu karena hatiku yang memilihmu. Bukan orang lain tapi kamu, Naruto Uzumaki"
Beberapa meter dari tempat Hinata dan Naruto duduk, gadis bubble gumy yang baru saja datang karena undangan Hinata kini memperhatikan mereka. Berbagai kenangan antara dirinya dan Sasuke burmunculan dalam benaknya. Ya, kenangan itu tak akan pernah terhapus sampai kapanpun. Kenangan itu akan selalu menjadi bunga dari tidurnya, kenangan yang akan selalu membuatnya tersenyum kala mengingatnya kembali. Bukan tangisan melainkan senyuman.
"Kumohon cintai aku beberapa menit saja, demi Sakura" Ucap gadis indigo itu
Naruto membalikan pandangannya kearah Hinata dan langung bersibobrok dengan iris lavender Hinata.
"Aku suka saat kau terlambat, aku saat kau tersenyum, aku suka saat kau marah, aku suka saat kau terlihat malu-malu. Aku suka semua itu karena kau yang melakukannya" Ucap Naruto tiba-tiba sambil terus mengunci pandangan Hinata.
Rasanya aku pernah mendengar kata-kata itu. Batin Hinata
"Aku suka kamu. Dulu, sekarang dan selamanya. Aku berbicara ini bukan untuk Sakura, tapi perasaanku begini adanya. Aishiteru. Zutto zutto Aishiteru" Ucap Naruto yang kini direspon dengan wajah Hinata yang nampak terkejut dan Naruto suka ekpresi itu
"Kumohon jangan mencoba membunuh perasaanmu padaku. Karena aku akan selalu menjaga perasaanmu itu" Lanjut Naruto ambil mengecup lembut dahi Hinata. Sebuah ketulusan terpajang disana. Segunung ego yang kini meleleh karena panasnya cinta mereka. Kesalah pahaman? Itulah yang selalu menjadi duri dalam sebuah hubungan, tapi bagaimana kita memaknai kesalahpahaman itu adalah yang terpenting.
"Aishiteru moo Naruto-kun" Ucap Hinata yang kini dalam pelukan pemuda itu
"Dimanapun, kapanpun dan dalam keadaan apapun kau akan tetap mencintaiku kan Sasuke-kun? Karena aku disinipun begitu. Dimanapun, kapanpun dan dalam keadaan apapun aku akan mencintaimu Sasuke-kun" Ucap Sakura sambil menatap langit. Sakura percaya Sasuke akan selalu bersamanya.
Sekarang dia siap kembali menjalani kehidupannya di Suna seperti biasa. Meskipun Sasuke tak ada di sampingnya, tapi cintanya akan senantiasa bersama Sakura. Now and Forever.
A/N
Mungkin ceritanya garing tapi autor suka alur ini hehe
Drama banget? iyalah orang ini diambil dari drama Jepang berjudul "Jink" yang pernah nonton pasti bilang sama
RnR ya ^^
Cuap-cuap Char
Sasori : Saku-chan I love U
Sakura : Aku punya kekasih..
Sasori : siapa? dimana?
Sakura : dia *tunjuk langit* disini *tunjuk hati*
