Moshi-moshi, Minna-san!
Ngahahaha… My first fic! Harap dimaklumi kalo banyak kesalahannya…
Dr.0taku
Pairing : IchiRuki! (mungkin)
Disclaimer : Not mine… TT_TT
Karakura Town…
"Hu-uh! Hollow, Menos… Hollow, Menos…! Ngga ada habis-habisnya… Mau sampai kapan mereka datang ke Karakura?!" cowok berambut orange cerah menggerutu. Di hadapannya menos-menos bertebaran. Seorang gadis bertubuh semampai(semeter tidak sampai) di sebelahnya menghela napas.
"Daripada mengeluh begitu, mulailah bertarung… Baka Ichigo!" ucap gadis itu ketus. Cowok yang dipanggil Ichigo itu mengumpat pelan sebelum menyerbu menos-menos itu.
Rukia, gadis mungil itu tersenyum kecil sebelum membantu Ichigo…
Saat ini, beberapa saat setelah serangan menos, mereka duduk di bawah pohon di sebuah taman. Di bahu kanan Ichigo terlihat sebuah luka. Rukia memarahinya karena ketidak hati-hatiannya. Tapi pada saat bersamaan, tangannya mengumpulkan energi kidounya untuk menyembuhkan luka Ichigo.
"Bakaberry! Bisa ngga sih, berhati-hati dalam pertarungan sedikit saja?!" Rukia masih mengomel.
"Haaa? Bukannya aku yang harus berkata seperti itu? Aku jadi seperti karena reaksimu lambat, Cebol!!!" sambar Ichigo, menekankan kata 'cebol' pada kalimatnya.
"Ap-?! Aku ngga menyuruhmu untuk melindungiku, kan? Jangan cari alasan! Dan jangan panggil aku 'cebol', Jeruk!!!" seru Rukia sambil memukul kepala Ichigo dengan telapak tangannya.
"Gyaaaah… Sakit, tahu! Kau pikir aku bisa diam saja saat kau diserang begitu?"
Rukia terdiam sejenak, kemudian bergumam dengan suara yang lebih tenang.
"Aku sudah pernah bilang padamu, kan? Lukaku adalah salahku, bukan salahmu ataupun orang lain. Sekarang kau jadi terluka begini, kalau begini terus…" Rukia terdiam lagi.
"Kalau begini terus…?" Ichigo menaikkan sebelah alisnya.
"Tentu saja aku kerepotan karena harus menyembuhkan lukamu, Baka!!!" seru Rukia cepat. Merasa wajahnya memerah, dia segera berbalik memunggungi Ichigo. "Sudahlah, ayo pulang. Aku capek, nih!"
'Dasar ngga peka…' Rukia mengomel dalam hati sambil berjalan menjauhi Ichigo, hendak pulang. Sementara Ichigo masih terpaku ditempatnya…
'Hanya perasaanku atau wajahnya memang memerah?' Ichigo berpikir keras, berusaha mengingat-ingat kembali. 'Kalau memang benar…' Kali ini wajah Ichigo yang memerah. 'Mungkinkah…?'
"Hei, Ichigo! Kalau bengong terus, kau benar-benar kutinggal!" teriak Rukia dari jauh. Ichigo tersadar dan balas berteriak.
"Iya, iya… Sabar, dong! Ngga usah teriak-teriak begitu, Cebol!"
Ichigo bangkit dari duduknya, berjalan menyusul Rukia.
"Heh… Mana mungkin Rukia menyukaiku untuk hubungan seperti itu…" gumamnya pelan. "Aku baru mau percaya kalau sampai ada babi yang bisa terbang."
Dari jauh masih terdengar umpatan Rukia atas 'panggilan akrab' yang Ichigo berikan. Seringai kecil muncul di wajahnya saat dia mempercepat langkahnya, berusaha mengejar Rukia.
Sementara itu di suatu tempat yang sangat jauh dari Karakura (silahkan pikir sendiri di mana), terdapat sebuah laboratorium yang melakukan percobaan khusus, yaitu MENERBANGKAN BABI!
"Akhirnya! Kita berhasil menerbangkan seekor babi!" seru ilmuan-ilmuan(?) sedeng itu.
Tsk… Tsk… Tsk… (geleng2 kepala)
Akhir yang gaje dari fic yang gaje juga… Kayaknya hidup saia ngga ada yang bener2 jelas… TT_TT Mana romancenya ngga kerasa… OOC pula... Hhhh~, fic abal, alay, dll, dll...
Fic ini terinspirasi dari beberapa fic tentang babi terbang… Tadinya saia mau ganti jadi gajah terbang, tapi ngga jadi karena terlalu mustahil…
Hufff~… Yasud, akhir kata;
"Let me know if there is something I have to change or something like that…" (sok inggris), alias…
"REVIEW!!!"
