Crazy Party
[Chapter 1]
.
.
Author : Xoxomumble
Cast : HunHan, little HunSoo (dan bertambah sesuai alur)
Genre : Romance, little bit hurt, YAOI
Rate : M
Chaptered
.
.
.
Note :
Cast milik Tuhan YME, keluarganya, SM Ent. This is my story, dari hasil pemikiran saya sendiri, jadi JANGAN COPAS atau PLAGIAT juga NO BASH. Ga suka yaoi? Go back now! Jangan nge-bash. Hargai karya orang lain! Mohon reviewnya, karna kritik dan saran diperlukan. Maaf jika terdapat typo, karna saya juga manusia yang punya kekurangan.
.
.
.
.
Selamat Membaca
.
.
.
Ddrttt. . . drtttt. . . . ddrrrttt
Seorang pemuda berambut pirang terbangun dari lamunan siangnya. Ia mengambil smartphonenya yang berada di depannya.
.
From : My D.O
Sehunnie, maafkan aku, aku tak jadi datang ke kafe hari ini. Aku di ajak eommaku ke sebuah acara nanti malam, dan aku harus mempersiapkannya sore ini, maafkan aku.
.
To: My D.O
Oke chagi. Tidak apa – apa.
.
From : My D.O
Maafkan aku. Well, besok sore pukul 4 temui aku di taman kota, ada yang harus aku bicarakan.
.
To : My D.O
Oke. Aku akan kesana pukul 4.
.
From : My D.O
Terimakasih Chagiya :*
.
Sehun, pemuda tersebut meletakkan kembali smartphonenya dan menatap lurus depannya.
"Baekhyun hyung lama sekali sih. Aku lapaarr." Ia berdiri menuju kulkas dan mengambil sebuah soda dan meneggaknya.
"Hello helo helooooo every body!" Baekhyun masuk ke ruang makan sambil mengangkat belanjaannya.
"Hyung, kumohon." Sehun berjalan mendekati hyungnya, Baekhyun.
Baekhyun menatap adik semata wayangnya itu sambil mendengus, "huh, apa? Jangan bilang kau suruh aku diam. Oh itu tidak bisa, kau tahu kan kalau aku hyperactive? Bahkan mereka pun menyukai suara sexyku. Hahaha." Lalu Baekhyun berjalan menuju dapur dan meletakkan semua belanjaannya. Sedangkan Sehun sweatdrop.
Baekhyun menarik Sehun untuk mendekat, "Sini bantu hyung memasak. Kau mau makan apa?"
Sehun yang sedang mencuci tangannya di samping Baekhyun bergumam, "Terserah"
Suasana kali ini sangat heboh, ehm, maksudnya Baekhyun sendiri yang heboh karena seorang Sehun sedang meratapi nasibnya di atas meja makan. "D.O hyung sibuk, Baekhyun hyung mulai gila, lalu siapa sekarang?"
Ting tong Ting tong. . . .
Sehun mendongak, "Siapa itu?"
"Hunnie, tolong bukakan pintu doooong, hyung sibuk." Baekhyun menyuruh Sehun membukakan pintu sambil menunjukkan eye smilenya.
"Oke oke." Sehun beranjak dari kursi.
CLEK.
"ANYEEEOONG EVERY BODY! GOYANG DULU YUUUKKKK!" Sehun yang berada di depan manusia tersebut terlonjak kaget. Ini manusia, atau mahluk jejadian sih? Pikirnya.
"Euuum, mencari siapa?"
Lelaki tersebut melenggak lenggok ke dalam rumah, "Baekhyun ada?"
"Dia sedang memasak. Ada urusan?" Sehun berkata dengan ala kadarnya dan datar.
"Eeuumm, boleh aku masuk?" Lelaki itu menunjuk sofa di depan tv dengan dagunya.
"Silakan. Aku akan panggilkan Baekhyun hyung." Sehun beranjak pergi.
Sesampainya ia di dapur, ia menarik – narik kerah belakang baju Baekhyun. "Hyung, ada yang menarimu, tapi aku tidak yakin dia manusia."
Baekhyun melolot hebat. "HAH? Bukan manusia? Lantas apa?"
"Entah, lihat sendiri di ruang tv."
Baekhyun melepas celemeknya dan berjalan menuju ruang tv. Ia melihat seonggok daging manusia terkapar dia atas kursi dan menyalakan tv. MENYALAKAN TV tanpa seijin pemilik rumah. "HOII! CHEN!"
Yang di panggil namanya pun menenggok. "Iya."
"IH najis! Jangan sok imut begitu kau!" Baekhyun berjalan mendekati Chen.
Yang di panggil dengan nama Chen itu hanya tertawa menggelegar bak petir. "Hehehehe. Aku kesini mau ketemu Baekhyun."
Baekhun duduk di depan Chen. "Sudah, lalu?"
"Hei! Suho Hyung mengadakan pesta lagi. Apa kau mau ikut?"
"Euum. Kapan? Jam berapa?"
Chen menatap smartphone yang ada di tangannya. "Lusa, pukul 6 sore."
"Dimana?"
"Di salah satu aula rapat yang ia punyai. Kau mau ikut?" Chen mendongak.
Baekhyun menatap lantai berpikir, "Akan ada siapa saja?"
Chen menggendikkan bahunya. "Entahlah, mungkin banyak. Dan, hei! Kau harus membawa pasangan oke? Dan karena kau sudah tidak ikut pesta dari 3 bulan yang lalu kau ketinggalan sebuah berita."
Baekhyun mengangkat alisnya. "Apa?"
"Banyak sekali. Mulai dari suho hyung yang mempunyai pacar hingga pestanya terdapat kompetisi." Chen menjelaskan.
"Apa saja?"
"Nanti kau akan tahu. Dan hei, apakan pacarmu masih jalan denganmu?" Chen menatap Baekhyun bersungguh – sungguh.
"Masih, kalau ada waktu." Saat itu juga seorang Sehun berjalan menuju ruang tv sambil membawa nampan yang berisi jus jeruk dan camilan.
Chen menatap Sehun dengan berbinar – binar, "Ahh, terimakasih Sehun-ah."
"Sama – sama hyung," Kata Sehun sambil berlalu.
Chen kembali memalingkan wajahnya kepada Baekhyun. "Jadi, bagaimana? Kau ikut? Ayolahh."
Baekhyun menggendikkan bahunya. "Entahlah, kalau aku ada waktu ya."
"Oke oke." Chen berdiri, "aku ada urusan. Maaf karena aku hanya mampir sebentar."
"Hei, kau kan baru saja di suguhi minuman dan camilan, apa kau akan pergi?" Baekhyun menatap Chen sendu.
Chen terlihat berpikir sesaat dan, " Bisakah aku meminta plastik?"
Baekhyun mengeryitkan dahinya. "Hah? Untuk apa?"
"Jika kau ingin makananmu tidak mubadzir, aku ingin membungkusnya dan aku bawa pulang untuk camilan nanti." Jelasnya.
"Kalau begitu kau beli sendiri saja Chen!" Baekhyun berdiri lalu mendorong tubuh Chen keluar rumah.
"Oke oke. Aku akan pergi. Bye!"
Baekhyun kembali lagi menuju dapur. Sehun menatapnya dengan heran. "Ada apa hyung? Tadi apa yang kalian bicarakan?"
Menatap adiknya sebentar Baekhyun lalu berkata, "Temanku mengadakan sebuah pesta besok lusa."
"Lalu?"
"Aku bingung akan datang atau tidak."
"Eheum. Hyung, teruskan lagi masaknya. Aku sudah lapar hyung." Rengek Sehun
Baekhyun menunjukkan jempolnya, "Oke."
1 Day later. .
Senja itu di sebuah taman, duduklah seorang namja mungil yang terlihat sedang menatapi smartphonenya dengan gelisah. "Sehun lama sekali." Ia mendengus.
BUUKK. . . .
Seikat bunga mawar merah jatuh di pangkuan namja tersebut. "Siapa yang sengaja menjatuhkan ini?" ia akan mendongak, namun seketika, pandangannya kabur dan gelap.
"YAAAA! Siapa ini?!" namja tersebut berteriak.
"aku? Kau pasti tahu aku." Ucap namja yang menutup mata namja tersebut.
"Kau! Sehunieee~" ucap namja itu dengan manja.
Sehun tersenyum dan melepaskan tangannya dari mata namja tersebut. "Hai Kyungie chagi." Kembali ia tersenyun namun kali ini dengan lebar.
Kyungsoo atau lebih akrab di panggil D.O meninju pelan bahu sang kekasih. "Kau ini mengagetkanku saja!" Lagi – lagi Sehun hanya tersenyum menaggapinya. "Kau akan membicarakan apa? Sepertinya serius." Kata Sehun sembari duduk di samping D.O.
"Euuum, sebelumnya maafkan aku Sehun-ah." D.O menatap Sehun.
Sehun yang jarang di panggil dengan 'Sehun-ah' oleh D.O terkaget – kaget. "Waeyo? Kenapa kau memanggilku 'Sehun-ah'? Biasanya kau memanggilku Sehunnie."
"Ini masalahnya Sehun-ah." D.O mendengus. "Aku tak pandai memulainya, jadi kurasa lebih baik aku to the point saja." Sehun menatap D.O intens. "Maafkan aku, tapi aku ingin kita putus."
Sehun terlonjak. Sungguh, ia tak pernah membayangkan dirinya di putuskan oleh kekasih tercintanya. "Wa-waeyo Kyungie?"
"Entahlah, aku juga tak bisa memberikan alasan." D.O menarik bibirnya, bukan, bukan untuk tersenyum, namun untuk ekspresi: o_o
"Lalu kenapa kau memutuskanku? Apa aku kurang peka? Atau kurang perhatian? Apa kau mempunyai namja lain selain aku?" cerocos Sehun.
D.O menatap lurus kedepan, "Tapi ini bukan alasan, ini dari hati, aku menginginkan putus bukan karena itu semua. Aku menginginkannya dari hati."
"Jadi, kau tidak mencintaiku lagi?" Demi apapun, sekarang seorang Sehun ingin menangis. Namun ia tahan karena ia ingin mendengar kelanjutan pembicaraan tersebut.
"Ani." D.O menggeleng lalu menatap Sehun kembali. "Aku tidak mencintaimu, Sehun. Tetapi aku menyayangimu."
"Jika kau menyayangiku, kenapa? Kenapa kau putuskan aku Kyungie?" Sehun mengulurkan tangannya meraih tangan D.O dan mengenggamnya.
D.O mendengus. "Aku memang menyayangimu Sehun, tapi rasa sayangku itu sangat besar, hingga aku sadari bahwa rasa sayangku ini berubah menjadi rasa sayang kepada seorang adik." D.O mencoba tersenyum.
Sehun membalas senyuman D.O miris, "jadi, selama ini kita berpacaran, kau menganggap aku sebagai adikmu begitu?"
"Sepertinya begitu, namun aku baru sadar akhir – akhir ini Sehun-ah, maafkan aku."
Sehun melepaskan genggamannya pada tangan D.O dan beralih mencengkram bahu D.O. "Jika itu keputusanmu, aku akan terima." Sehun kembali tersenyum.
"Senyummu yang menghiasi hariku, akan selalu kuingat." D.O menatap lekat – lekat manik Sehun.
"Aku akan mengingatmu, Do Kyungsoo."Sehun memeluk tubuh mungil D.O.
"Terimakasih kau telah mencintaiku Sehun-ah." D.O melepas pelukan Sehun dan mengambil smartphonenya. "Sepertinya aku harus pergi, saudaraku datang dan aku harus menemuinya." D.O berdiri.
Sehun yang menatap D.O berdiri, juga ikut berdiri. "kalau begitu, pergilah." Sehun meraih pipi D.O.
CUP
Sehun mencium kening D.O. "Mungkin ini ciuman terkhirku untukmu D.O, dan ini mungkin juga bunga terakhir dariku. Karena setelah ini, kau mungkin tidak mau kuusik lagi. Saranghaeyo."
Mata D.O berkaca – kaca. Lalu ia memeluk Sehun dengan erat. "Nado saranghaeyo. Dan mungkin ini pelukan terakhirku."
Sehun yang mendengar perkataan D.O pun membeku. Kemudian ia melepaskan pelukannya. D.O mulai berjalan menjauh, "Good Bye Sehunnie." D.O tersenyum lalu membalikkan badannya pergi membawa seikat bunga dari Sehun. Dan seorang Sehun yang menatap punggung D.O yang menjauh, tak kuasa menahan tangisnya. Ia kembali duduk di kursi taman tersebut sambil menutup wajahnya dengan telapak tangan.
Sore telah bergulir menjadi petang, namun seorang Sehun tak berniat beranjak dari bangku tersebut. Hingga teleponnya berbunyi.
Drrttt. . . Drtttt. . . . Drrttt
Sehun menggambil smartphonenya. From Baekhyun hyung, mungkin dia menghawatirkanku. Pikir Sehun. Lalu ia mengangkat teleponnya. "Ya, ada apa hyung?"
"Ada apa?! YA! Pikirlah Sehunnie, kau hingga saat ini belum pulang, kemana saja kau?" Suara di seberang sana.
"Maaf hyung, aku di taman kota. Sebentar lagi aku akan pulang." Jawab Sehun.
"Cepat, jangan lama – lama kau!"
PIP
Telepon terputus. Sehun mendengus, lalu ia berjalan menuju halte bus terdekat.
Sesampainya, ia duduk di samping seorang namja masih berambut coklat tembaga, yang sedang mendongak menatap langit – langit halte, namun bagi seorang Sehun yang sedang galau, hal itu tak ia hiraukan.
Penantian panjang memang karena selama 15 menit ini sebuah bus belum juga datang. Namun menit berikutnya sebuah double bus datang. Ia masuk ke dalam bus dan,
BRUUKK
Ia bertubrukan dengan namja yang tadi berada di sampingnya. "Maaf" Ucap Sehun.
"Gwenchana." Jawab namja tersebut sambil tersenyum. "Kau duluan," Sehun menyilakan. "Terimakasih" Ucap namja tersebut dan naik ke bus.
Selanjutnya Sehun masuk ke dalam bus, namun yang di dapatinya, bus lantai pertama telah penuh. Dengan terpaksa ia menggunakan bus lantai dua. Setelah ia duduk ia menatap langit – langit ingin sekali menangis, namun ia malu karena di lantai dua ini juga banyak orang.
Saat ia telah bosan menatap langit – langit bus, ia kembali menatap sekelilingnya. Tak sengaja maniknya menatap sebuah buket mawar yang terpampang indah di tempat sampah bus. Ia menghampiri tempat sampah, mengambilnya. Bukankan ini mawar yang aku berikan kepada Kyunsoo? Pikirnya. Maniknya kemudian menuju ke bawah buket tersebut.
'Saranghae Kyungie Chagi'
Jadi, ini−──
.
.
.
.
.
TBC
Hehehehe, /author ngikik. Well, gimana? Bagus ga? Mohon review-nya ya. Well, sebenernya saya sudah punya chap 2nya, dan review itu penyemangat saya. Maka review lebih dari 10, maka aku akan publish kurang dari seminggu, tp kalo reviewnya kurang dari 10, maka publish chap 2 mungkin lebih dari seminggu. Sekian dan terimakasih. Jangan lupa review ya! Kamsamnida.
