Title: Toujours Avec Vous

Fandom: Naruto

Disclaimer: Naruto punya Sasuke, tauuu~ Masa' ada Om yang ngaku-ngaku punya Naruto? #dilempar ma Masashi-sensei

Pairing: NaruSasu aka UzuChiha *yayyy*

Genre: Romance x Friendship x Hurt/Comfort

Warning: Gaje, OOC, typo(s) -kayaknya-, dan yang terpenting: BOYS LOVE... Jadi kalo ngerasa gag suka, dimohon untuk gag dibaca~


A/N: Hwaa~ dengan tak bertanggungjawabnya Lils mem-publish fict baru... Huhu~ lagi gak ada ide buat Your world is Mine... Btw, langsung aja ya... Happy reading, Minna~ ^o^v


Chapter 1: Accident

"Tok-Tok-Tok!"

Terdengar suara pintu diketuk oleh seseorang. Seseorang itu sudah berdiri selama kira-kira 13 menit di depan kamar pada sebuah apartemen kecil yang terlihat bobrok. Sudah habis kesabarannya menunggu sang rival dengan waktu yang semakin mepet.

"DOBE! CEPAT! KALAU DALAM WAKTU 10 DE-" Teriakan pemuda tampan berambut raven itu terhenti ketika sesosok pemuda berambut pirang keemasan muncul dari dalam kamar. Ialah orang yang sedari tadi ditunggu.

"Lama sekali, Dobe," ujarnya datar. Tak terlihat kesan bahwa sedari tadi ia mencak-mencak karena keterlambatan si blondie.

Dan yang dilakukan pemuda berkulit tan itu hanyalah nyengir dengan wajah tanpa dosa seakan tak terjadi apa-apa. Tangan kanannya terangkat, mengacak-acak rambutnya yang masih sedikit basah, membuatnya menjadi berantakan. "Hehe~"

"Lalu, mau berapa lama lagi kita ada di sini, Dobe? 10 menit lagi bel KHS akan berbunyi," kata si raven dengan sinis. Siapa yang tak kesal jika berada di posisinya? Hanya orang- ah sudahlah! Mari kita lanjutkan!

"Tak tahu~" jawab pemuda satunya lagi dengan santai. Oh, jika ia tak dilahirkan sebagai seorang Uchiha, maka ia akan menggantung si pirang di tiang bendera KHS. Namun ia adalah seorang Uchiha. Uchiha Sasuke.

"Baka," ucap Sasuke seraya melengos pergi, meninggalkan pemuda yang diketahui bernama Uzumaki Naruto di tempat.

Beberapa detik kemudian sang rubah connect dan mengejar pemuda berambut pantat ayam setelah meraih ranselnya dan menutup kamar apartemen yang ia tempati.

"Temee~ Tunggu aku~" teriaknya.

"Hn..."


[Karena bingung bagaimana bunyi bel sekolah, jadi khayalin sendiri aja ya?]

[Sfc: Bel masuk sekolah]

"Huwaa~ sudah bel!" seru pemuda pirang aka Naruto dengan panik. Ia segera bergegas agar sampai di dalam lingkungan sekolah sebelum gerbang ditutup oleh penjaga sekolah yang tergolong elit itu. Di sampingnya, pemuda emo bernama Sasuke ikut serta dalam upaya mencegah terlambatnya Uzumaki Naruto dan Uchiha Sasuke.

"Ini semua karena kau, Baka!" gerutu Sasuke sambil berlari ke arah Konoha High School, atau biasa disebut KHS.

"Tunggu, Izumo-san! Kotetsu-san!" teriak Naruto kepada kedua penjaga sekolah yang bersiap menutup gerbang.

Salah satu dari penjaga itu, yang diketahui bernama Izumo, terkekeh geli akan tingkah kedua siswa KHS itu. Iseng, ia langsung menarik gerbang sekolah yang terlihat megah itu dan menutupnya, membuat Naruto dan Sasuke tertinggal di luar.

"Kalian terlambat, Naruto, Sasuke," kata Izumo sok sangar. Padahal niatnya hanya ingin mengerjai duo itu.

Kedua pemuda itu berhenti untuk mengatur napas mereka yang terengah-engah. Lagipula apalagi yang bisa mereka lakukan dengan gerbang yang telah tertutup seperti itu? Menembus teralis besi yang berbaris rapi kemudian menyatukan kembali anggota tubuh yang telah terpisah? Haha~ Sungguh, hal itu hanya ada di dunia fiksi. -Lha, ini apa dund? ==a-

"Hosh... Hosh... I-izumo-san..." ucap Naruto terputus-putus. Ia membungkuk dengan menumpukan kedua telapak tangannya di lutut.

Sementara itu, Sasuke mengatur napas dengan tetap berpose -sok- cool. Ia tetap berdiri tegap, walau bahunya bergerak naik-turun dengan cepat. Apakah itu masuk tipe cool?

Izumo menyeringai, sedangkan Kotetsu tetap membaca koran paginya sambil sesekali melirik kedua pemuda tingkat 7 di KHS itu.

"Khekhe~ gerbang yang telah ditutup tidak bisa dibuka lagi~" kata Izumo, dan setelah itu ia menggembok gerbang bercat hitam itu.

Bocah dengan tiga garis halus di masing-masing pipinya itu hanya bisa memandang Izumo horor. Sedangkan bocah ayam #PLAKK maksudnya bocah dengan rambut ber-style mirip pantat ayam hanya mendengus.

'Ini semua karena kau, Dobe,' inner Sasuke seraya men-deathglare Naruto, yang tentu saja tak menyadarinya. Padahal Izumo sudah berkeringat dingin dan Kotetsu menutupi wajahnya dengan lembaran korannya.

"Huh, yasudahlah! Aku lewat belakang saja~" Setelah mengatakan itu Naruto melangkah pergi, berniat ke bagian belakang sekolah.

Semua warga KHS tahu bahwa dinding belakang yang membatasi antara lingkup Konoha High School dengan masyarakat sekitar lebih rendah daripada sisi lain. Sehingga bagian belakanglah yang selalu didatangi oleh para pelaku 'telat masuk sekolah' agar dapat menyusup dan mengikuti pelajaran kembali.

Ha, dan bukan hal yang jarang ini dialami oleh Naruto. Sesekali Sasuke bersama si pirang karena terlalu sabar menunggu.

"Huh, dasar orang-orang menyebalkan! Ini baru telat 5 menit!" gerutu Naruto tentang keisengan Izumo. Ia sudah malas untuk mencoba agar gerbang yang sudah tertutup kembali dibka. Sudah capek memohon-mohon dan merendahkan dirinya.

Ia adalah seorang dengan harga diri yang tinggi, walau jika dibandingkan dengan Uchiha hal itu hanyalah sesuatu yang cetek. Beda level. Tapi tak ada yang mengetahui hal ini. Karena Naruto pun menganggapnya sebagai masa lalu...

"Ini karena kau selalu bangun telat, Baka-Blondie..." desis seseorang di belakang Naruto dengan dingin. Sang rubah dapat merasakan tatapan tajam Sasuke di punggungnya. Tapi, hal itu sudah biasa ia terima. Bukan hanya karena ia selalu ada di dekat Uchiha bungsu ini. Tapi sejak dahulu ia sudah biasa menghadapi tatapan mematikan dengan berbagai intensitas.

Satu kata: biasa.

'Huh, Sasukecapantatayam! Andai kau tahu aku tidur jam berapa!' gerutu Naruto dalam hati, walaupun pada akhirnya ia hanya menampilkan cengiran lebar yang jika diperhatikan terlihat dipaksakan.

"Hehe~ Biasanya juga kau meninggalkanku, Teme~" bantah Naruto semanja mungkin. Membuat Sasuke merinding, ingat dengan Bakoro, ehh Orochimaru-sensei, guru biologi mereka yang gayanya seperti banci di... ah, lupakan.

"Berhenti bersikap konyol seperti itu, Baka!"

"Temee~"

"Kita sudah terlambat!" ingat Sasuke panas.

"Oh iya!" Naruto yang entah baru ingat atau pura-pura baru ingat padahal sedari tadi ingat menepuk keningnya pelan.

Naruto segera lari sprint menuju bagian belakang, sedikit meninggalkan Sasuke beberapa langkah di belakangnya.

'Hup...'

Naruto menumpukan berat badannya pada tangannya yang berada di dinding belakang KHS, lalu menaikkan badannya sedikit dalam posisi menggantung sehingga ia dapat melihat keadaan halaman sekolah yang kini sepi karena para penghuni telah memulai kegiatan belajar-mengajar di ruangan masing-masing.

Setelah itu ia menaikkan kaki kirinya ke atas dinding dan melompat ke dalam.

'Tap...'

Maka sampailah ia di sekolahmenengah pertama itu.

"Cepat, Teme! Jam pertama kelas biologi! Jangan sampai kau di-rape Bakoro karena telar masuk kelasnya!" seru Naruto kepada Sasuke yang masih berada di luar.

"Diam kau!" balas Sasuke dingin.

'Khekhe~ Mana mungkin kubiarkan kau di-rape ular itu, Sasuke' inner Naruto. Kenapa? Kenapa Naruto takkan membiarkan hal itu terjadi? Kalian akan tahu nanti.

"M-minggir, Dobe..." kata Sasuke tiba-tiba. Katika Naruto mendongak, terlihat Sasuke yang siap mendarat. Namun bukankah masih ada tempat lain?

"Cari tempat mendarat lain, Teme~"

"A-awas!"

'BRUUKK!'

Semua berlangsung dengan cepat. Kaki Sasuke yang tersandung dan berakibat jatuhnya sang pemuda Uchiha ke depan. Dan pada akhirnya...

'Chuu...'

Tubuh porselen Sasuke jatuh tepat di atas tubuh Naruto dengan bibir yang saling menempel antara satu dengan yang lain. Keduanya mengalami trans. Otak mereka berusaha mengilah apa yang sedang terjadi.

Dengan segera Sasuke bangkit dan mengusap bibirnya dengan kasar menggunakan punggung tangannya lalu pergi tanpa mengucapkan apapun lagi. Maninggalkan Naruto sendiri di sana.

"Haaah..." Naruto menghela napas pelan lalu bangkit. Ia menepuk-nepuk pakaiannya yang sedikit kotor karena berbaring di tanah. "Badanku sakit~"

Ia mengambil ranselnya yang tergeletak tak jauh dari posisinya tadi dan menyandangkannya di bahu. Pemuda berkulit tan ini berjalan dengan santai menuju kelasnya.

"Les lèvres douces, Sasuke...(1)" gumamnya, teringat akan kecelakaan tadi.

"Et saviez-vous, Sasuke...(2)" Ia berhenti berbicara sejenak. Sesaat pikirannya menerawang. "...Si je ne le regrette pas?(3)"

Setelah berkata seperti itu ia berlari cepat menuju kelasnya, dalam hati berharap sang sensei belum masuk kelas.

To Be Continue


Kamus:

(1) Bibirmu lembut, Sasuke...

(2) Dan apakah kau tahu Sasuke...

(3) ...Kalau aku tak menyesal?


A/N: Nyaa~ selesai juga nih chapter 1. Gimana pendapat Minna? Abal? Pasaran? Gaje? Tolong kasih tahu Lils, yaaa?

Sebenarnya fict ini mau di-publish 2 minggu yang lalu, tapi akunnya gg bisa dibuka. Hah, hampir bikin lagi.

Oya, fict ini mungkin akan lama sekali di apdet karena sekarang Lils lagi UAS aka Ujian Asli Susah -copas by teman-

Lils menerima kritik, saran, atau apapun asal membangun.

So, Review please? ^o^v