-Between Prelude and Requiem-

Kuroi-Oneesan - 2010

Teen Rating

Romance – Tragedy – Hurt/Comfort

Axis Power Hetalia - © Hidekaz Himaruya

"My first Hetalia fic, A Triangle love story between Austria, Prussia and Hungary, who'll win Hungary's love? Contains OOC + Death charas."

WARNING

~May contain OOC, AT and Death Charas. Including human names~


Chapter I : Speicher

"…Die im Reichsrat vertretenen Königreiche und Länder und die Länder der heiligen ungarischen Stephanskrone,"

"Kau janji untuk selalu bersamaku, kan?"

"Aku janji,"

"…Benarkah?"

"Sampai semuanya berakhir, aku akan tetap bersamamu,"

Austria—Roderich Edelstein— pagi itu terbangun kembali dengan wekernya yang seperti biasa selalu berbunyi kencang di sebelah tempat tidurnya. Ia mengambil kacamatanya dan bergegas mandi dan berkemas diri.

Ia menatap dirinya sendiri di cermin, seraya merapikan rambutnya yang acak-acakan sehabis bangun tidur.

"…Mimpi soal itu lagi, hn?" gumamnya di depan kaca.

Setelah selesai berkemas, ia keluar dari rumahnya sambil membawa banyak berkas—sekedar ke café langganannya untuk memulai hari—tepatnya sarapan. Seperti biasa ia membeli 6rist pagi, dan duduk di kursi café lalu memesan kopi.

"Seperti biasa lagi, Roderich?"

Suara yang ia kenal menyapanya—Jerman, Ludwig— Pekerja sambilan café itu yang juga tetanggaan dengannya.

"Ah ya, satu kopi."

"Harusnya kau kerja, bukan cuma baca 6rist,"Jerman menggelengkan kepalanya.

"Aku cuma mau cari udara segar, lagipula ini hari liburku,"

Ekspresi datar nan serius Austria selalu menempel di wajahnya, Jerman juga tak banyak berkomentar lagi dengan sikapnya, ia kembali ke dapur dan membuatkan kopi. Austria membuka 6rist yang ia bawa dan membacanya dengan serius.

TING, TING

Pintu café dibuka, kerincing yang dipasang di atas pintu café terdengar jelas terdengar, pengunjung café yang masuk juga orang yang Austria tahu.

"Hm? Roderich?"

"…Ivan? Mau apa lagi kau?"

Ivan Braginski, Russia. Perawakannya tinggi dengan syal dan senyumnya yang khas. Cowok yang lumayan dibenci Roderich akibat ulahnya saat perang, setidaknya belum separah rasa bencinya dengan Prussia.

"Santai saja, ini sudah bukan perang lagi," senyum khas Russia tersungging jelas—

Simpel, tanpa deathglare-nya. "Boleh aku duduk di kursi depanmu?"

"Asal kau tak mengganguku,"

TING, TING

Lagi-lagi pintu café mengayun terbuka, kali ini satu cowok lagi yang datang.

"Antonio! Akhirnya kau datang juga," ucap Russia senang.

"Kau bilang padaku ada pesta Vodka, tadinya aku tak mau datang karena hari ini panen tomat…tapi kau bilang yang lain semua juga ikut,"

Antonio Fernandez Carriedo, Spanyol. Cowok berkulit cokelat yang penyuka tomat itu salah satu teman lama Austria—yah, dulu mereka satu allies. Sudah sejak lama juga keadaan para nation berangsur damai.

"Hmph, kau selalu saja bicara soal tomat, sekali-kali minum vodka itu menyenangkan,"

"Tomat lebih enak!"

Argumen tomat dan vodka itu didiamkan saja oleh Austria yang asyik dengan pertiturnya.

"Kau mau ikut pesta Vodka, Roderich? Kalau mau, datang ke rumahku sore ini, kami permisi dulu,"

"Cepat, Ivan! Lovino sudah menunggu diluar tuh!"

Pesta Vodka? Apa itu bisa membantuku?

Melupakan apa yang sudah kupikirkan, itu saja.

Di depan rumah Russia, suara riuh pesta terdengar sampai keluar rumah. Akhirnya Austria malah menuruti ajakan Russia, ia datang kesana—dan memencet bel.

"Ooh~ Roddy datang!"

"Tch, Obaka-san juga disini toh?"

Yang membuka pintu adalah Gilbert Beildscmith, ya, Prussia. Orang nomor satu nan merepotkan dalam hidupnya.

"…Kesesese, Ada apa? Terpaku melihat mukaku yang awesome?"

"Tidak akan pernah,"

"Ayo masuk, Roddy. West tidak bisa datang, tapi sekarang ada Toni, Francis, Ivan…"

"Yasudah, izinkan aku masuk dulu, Obaka-san!"

Di meja rumah itu sudah tersedia berbotol-botol Vodka—dan tampak Antonio, Francis dan Ivan sudah mabuk-mabukan dari tadi, ada beberapa orang lain juga selain mereka berlima, ada Romano yang terlihat 'terpaksa' diajak Antonio, dan juga ada Belarus dan Ukraine yang tampak tenang-tenang saja.

"Kau gak ikut minum, Lovi?" tanya Gilbert

"…Nanti kalau ada apa-apa akan kugeret mereka bertiga dibelakang keluar," jawabnya.

"Aku setuju dengan idemu, Lovino," sambung Natalia. "Terutama Russia-niisan,"

"Hei, hei. Jangan sedingin itu pada kakakmu, Natalia," kata sang kakak, Ukraine. "Sekali-kali ramai begini tak masalah kan?"

"Tapi, nee-san—"

TING TING TING!

"Heei~ itu Roderich datang~" kata Francis sambil memukulkan botol Vodka dengan sendok.

"Lovino~ harusnya kau ikut minum jugaaa~" Antonio merangkul Romano dan memberinya sebotol Vodka.

"He—Hentikan, bodoh, Antoni—UMPH,"

Antonio sudah menyumpal (?) mulut Lovino dengan ujung botol vodka dan memaksanya menenggaknya sampai habis setengah botol.

"Kesesese, kau orang yang agresif ya, Toni?" Gilbert tampak senang. "Kalau begitu, ayo giliran kita, Roddy~"

Gilbert menarik Roderich ke arah meja berisi Vodka. Ivan dengan wajah memerah menawarkan vodka pada mereka berdua.

"Semua vodka ini baru kubeli, loh~Silakan cicipi segelas, da!"

Ivan menuang Vodka ke gelas Roderich dan Gilbo sampai bahkan luber ke arah meja. Mereka berdua pun meminumnya dan terus menerus Ivan menuang ke gelas mereka.

"Vodka ini rasanya awesome!"

"Kalau begitu kau minum saja langsung dari botolnya," ucap Roderich.

"Kesesese, idemu boleh juga, Roddy,"

Gilbo merampas vodka yang dipegang Ivan dan menenggaknya hingga bersisa sedikit. Lalu Gilbo menyerahkan botol itu pada Roderich—yang langsung meminumnya sampai habis—ciuman tidak langsung.

"Roddy, apa kau menyukaiku yang awesome ini?"

"Sudah kubilang tak akan pernah,"

"Kalau begitu kau suka pada siapa~? Aku akan cemburu karena aku menyukaimu~"

"Dasar pemabuk," Roddy mengalihkan wajahnya. "Mana mungkin aku akan menyukaimu, Obaka-san,"

Gilbo mengatur posisi duduknya sangat berdekatan dengan Roderich sambil masih terus meminum Vodka—yang baru ia buka, padahal Gilbo sendiri sudah terlihat mabuk berat.

"Kalau begitu beritahu aku siapa yang sedang kau sukai, kesesese."

"…Tak akan kuberitahu,"

"Ayolah~atau aku akan menciummu~~"

"Grh…baik, akan kuberitahu,"

Roderich kembali meminum bekas Vodka yang ditinggalkan Gilbo—sepertinya ia juga sudah mabuk berat.

"Elizaveta Héderváry."

"…Hah?"

"Aku menyukai Elizaveta, puas?"

"…Oh~"

Raut wajah Gilbo berubah, ia bahkan seperti tertawa diatas semua perkataan Roderich.

"Apa? Kau cemburu, Obaka-san?"

"Tentu, Karena Elizaveta adalah milikku yang awesome ini, 6ristocrat cengeng!"

"…Apa katamu?"

"Kalian berdua kan mantan suami-istri, jadi tidak ada lagi kesempatanmu untuk mengambilnya selama AKU YANG AWESOME INI, akan mendapat cintanya!"

"Omong kosong, Obaka-san,"

"Kesesese terserah kau, Roddy. Kau tak akan bisa merebut Elizaveta dariku YANG AWESOME!"

"Aku akan menikahinya lagi kalau perlu!" balas Roderich.

Sial…

Apa maumu sih, Obaka-san?

Ivan dengan deathauranya kembali membuka botol dan memaksa Roderich meminumnya. Roderich pun masih terus minum-minum bersama Gilbo hingga akhirnya ia tertidur pulas di rumah Russia.

Begitu pagi hari tiba, Roderich sadar bahwa ia tidak sedang berada di kamarnya. Ini adalah sofa milik Russia, dan dia ada di rumah Russia. Ia hanya ingat kalau ia ikut pesta minum Vodka di rumah ini, tapi ia tak terlalu ingat banyak.

"Kau sudah bangun?" tanya Natalia.

"Err, i-iya. Apa yang terjadi semalam?"

"Kau lupa? Kakakku yang bodoh itu memaksamu minum sampai kau tertidur,"

Natalia pun berbincang bersama Roderich di sofa yang sama, tampak Natalia bersama Ukraine sedang membereskan kekacauan semalam—Natalia bercerita soal kejadian malam itu, dan bilang kalau Ukraine sedang memulangkan Lovino dan Antonio.

"Ngomong-ngomong, kau serius… soal Eliza?"

"Soal apa?"

"Soal semalam, kau bilang keras-keras kalau kau akan menikah lagi dengannya, apa benar?"

"…Eh?"

Apa yang sudah kukatakan semalaman itu?


A/N : Yaaak~ gimana first fic Hetalia-nya? Sekali lagi maaf soal OOC-nya ^^

Ceritanya jadi kayak love-triangle yah? =w= maaf kalo ada yang ga suka.

Silakan Review kalo perlu atau minta kritikannya, semua saya terima~ saya masih pemula kalo urusan nulis fic :D

Untuk kalimat yang di awal chapter ga ditranslate sampai akhir chapter ya!

Bahasa yang ditranslate antara Jerman sama Magyar/Hungary ya~

Speicher = Memory