Natsume Yuujinchou © Midorikawa Yuki

Noragami © Adachitoka

Rabu pagi, sebuah suara lembut membelai telingaku. Suara sayup-sayup itu terdengar menakjubkan. Walaupun aku tak yakin telingaku benar-benar menangkap apa yang ia katakan.

Ya, suara menakjubkan itu berasal dari bibir indah seseorang yang telah melahirkanku.

"… Ini sudah pagi, dan sudah 2 hari kau tidak masuk sekolah, tidak mau sekolah lagi?"

Aku membuka mata, terbangun. Mengeryitkan kening melihat wajah khawatir ibuku. Lalu menutup mata lagi, dengan lengan kananku. Santai.

"Tidak bu, aku masih belum sanggup."

Kata-kata itu keluar secara spontan dari mulutku. Entah karena malas, atau karena tidak enak badan, aku mengucapkannya dengan nada datar.

"Apa perlu kubawa ke dokter?"

Ibu berkata demikian selayaknya aku sakit keras, padahal hanya sakit kepala biasa.

"Tidak Bu, aku dapat firasat kalau besok bisa kembali sekolah. Jadi, tak perlu ke dokter. Lagipula mencium bau rumah sakit ataupun hanya rumah praktek dokter hanya membuatku mual…."

Lenganku tetap pada posisi itu, tapi sebenarnya aku berusaha menyembunyikan rasa pening yang menyiksa ini.

"… Maaf Bu aku ingin tidur lagi, tubuhku belum kuat untuk berdiri."

Bukan bermaksud mengusir, tapi aku memang ingin benar-benar sendirian dikamar sekarang.

"Oh baiklah…."

Aku dapat merasakan langkah kaki Ibu keluar dari kamar, dan menutup pintunya dengan lembut. Yah, mungkin dia berusaha tersenyum dibalik pintu itu.

Gorden putih yang menutup jendela kusibakkan. Jendela yang terbuat dari kayu dan ukiran klasiknya iitu nampaknya menuntut untuk segera dibuka. Yah, mau bagaimana lagi, memang sudah waktunya jendela itu terbuka.

Udara segar pagi ini menyeruak. Kuhirup angin ini perlahan.

"… Aroma salju ya?"

Tanpa sadar aku mengucapkan kata itu. Setidaknya, ini sudah hari ketiga aku merasakan hujan salju beraroma kehangatan. Rumor menyebutkan, jika kau dapat merasakan hawa dan aroma salju yang hangat, maka permohonan apapun yang kau minta akan terkabul selama itu mungkin di dunia ini. Yah, sebenarnya tidak terlalu meyakinkan bagiku, tapi aku tetap berdoa. Keinginan itu, harus terkabul!

Aku berdoa dengan khidmat, sembari berbaring lemah di kasur. Yah, tidak tahu kenapa ragaku menjadi selemah ini, tapi yang pasti semuanya bermula pada hari Minggu lalu. Ah tidak, tepatnya lima hari sebelum hari Minggu.

Selesai berdoa, aku menutup mata dengan lengan kananku lagi. Sembari menikmati aroma musim salju ini, tanpa sadar air mata mengalir deras. Lengan kanan kugeser keatas, hingga menyentuh jidat. Hanya sedikit yang menutupi mataku.

"… Sudah tidak mungkin ya?"

Aku menggerutu pada diri sendiri. Ah tidak, lebih tepatnya menangisi kebodohanku sendiri. Lelah, aku memejamkan mata dan berusaha tertidur. Pokoknya, besok harus bisa masuk sekolah atau Ibu akan khawatir.

Ingatanku memaksa memperlihatkan kejadian minggu lalu, tepatnya pada hari Selasa….

Err..., ini hanya ff usil dari saya /.\
Memang judulnya crossover tapi Chara dari Noragami nanti baru kelihatan di Chapter 5 atau 6 \ :v /

Mind to RnR?

Didn't like this story? Back button are waiting...