Title : 90 Days Together With You (chapter 1)
Author : Young Mao aka DaeJae Sweet
Main Cast : DaeJae couple
Genre : Romance, Hurt/Comfort
Rated : T (14+)
Warning : TYPO BERTEBARAN, EYD ANCUR, AUTHOR GESREK, ALUR MAJU MUNDUR MASUK JURANG (?), OOT, OOC, MASYAALLAH GAJE BANGETTT, DAN KETIDAKLAZIMAN LAINNYA *capslock kebablasan* THIS IS YAOI FANFICTION! DLDR!
.
.
.
You can click close button now if you dislike my story^^
No More Coments
Happy Reading~~~
.
.
.
.
.
Sore yang indah di musim semi. Orang-orang tidak ingin melewatkannya hanya dengan berdiam diri dirumah. Mereka akan berjalan-jalan ke taman atau pergi ke toko es krim. Itulah yang kini dilakukan oleh dua namja manis ini. Yoo Youngjae dan Kim Himchan. Mereka menikmati pemandangan taman sambil menikmati es krim yang mulai mencair karena dari tadi mereka mengobrol terus.
"Kau seharusnya terima saja ajakan kencan Yongguk hyung tadi", ujar Youngjae lalu dia menjilat(?) es krim nya.
"Ck! Kita tidak bisa menerima begitu saja ajakan kencan dari seseorang Youngjae~ah.. walaupun kita menyukainya, jual mahal lah sedikit, agar kita tidak terlihat murahan dan dia semakin penasaran pada kita", Himchan berkata dengan gaya sok bijak.
"Cih! Terlalu jual mahal itu tidak baik juga. Kalau tiba-tiba dia tidak menyukaimu lagi bagaimana?"
"Dari situlah kita tau bahwa dia tidak serius Youngjae~ah"
"Emm.. ada benarnya juga sih.."
"Aku memang selalu benar..", puji Himchan pada dirinya sendiri. Selamat atas kecerdasanmu Tuan Kim Himchan.
"Hey! Apa itu?", Youngjae tiba-tiba melihat sesuatu yang tergeletak ditanah. Benda itu sangat mencolok. Dia pun segera mengambilnya.
"Gantungan kunci?", Youngjae memandangi benda yang ternyata adalah gantungan kunci itu dengan seksama. Gantungan kunci itu berbentuk peri laki-laki dengan sayap kecil berwarna biru muda.
"Wahh.. Cantik sekali", Himchan mencoba untuk merebut gantungan kunci itu dari tangan Youngjae. Namun, Youngjae yang sudah bisa membaca gerakan Himchan segera menyembunyikan gantungan kunci itu dibalik punggungnya.
"Enak saja! Ini milikku. Aku yang menemukannya", Youngjae memeletkan lidahnya.
"Aku kan hanya ingin melihatnya", lirih Himchan.
"Tidak bisa!", elak Youngjae
"Pelit!"
"Cih! Biasanya kau juga pelit padaku"
"Yasudahlah.. aku mau pulang duluan", Himchan ngambek. Dan dia pun meninggalkan Youngjae.
"Dasar tukang ngambek", gumam Youngjae.
Youngjae mengamati gantungan kunci itu. Memang cantik sekali. Sungguh rugi orang yang telah kehilangan gantungan kunci ini, pikirnya.
.
.
.
.
.
Suasana hening menghiasi ruang makan keluaraga Yoo. Hanya suara dentingan sendok yang beradu dengan permukaan piring porselen yang menemani acara makan mereka. Tuan Yoo dan anak semata wayangnya, Yoo Youngjae.
"Yoo Youngjae, jika kau sudah selesai dengan makan malammu, ayah ingin bicara", ujar Tuan Yoo memecah keheningan. Youngjae yang mendengar itu hanya bisa mengerutkan keningnya lalu kembali melanjutkan makan malamnya.
.
.
.
.
.
Kini Youngjae dan ayahnya tengah duduk di ruang keluarga. Tadi ayahnya bilang ingin bicara, tapi sampai detik ini ayahnya belum mengeluarkan sepatah kata pun. Membuatnya bingung akan sikap ayahnya.
"Ada apa ayah..?", Youngjae akhirnya yang memulai duluan.
"Begini Yoo Youngjae, kau tau kan ayah ini sangat jarang ada di rumah untuk mengurus perusahaan karena perusahaan ayah sedang dalam masa perkembangan. Jadi, ayah berfikir untuk…", Tuan Yoo menjeda kalimatnya. Membuat Youngjae sangat penasaran.
"Untuk apa ayah?", Youngjae menatap lekat ayahnya yang tengah menunduk.
"Ayah ingin membawa seseorang yang bisa menggantikan sosok ibu untuk mu ke rumah ini Yoo Youngjae", Tuan Yoo menatap anak semata wayangnya itu. Dia bisa melihat ekspresi marah pada anaknya itu.
"Ayah..", Youngjae terlihat menahan amarahnya.
"Youngjae, ayah melakukan ini semua demi kebaikanmu sayang"
"Bagaimana bisa kau mengatakan ini semua demi kebaikan ku, sementara kau adalah orang yang menjadi penyebab kematian ibu ku! Kau melakukan semua ini bukan untuk kebaikan ku, tapi tak lebih hanya untuk memuaskan nafsu mu!", Youngjae bicara dengan nada yang tinggi. Dia tidak peduli jika dia sedang berbicara dengan ayahnya. Dia benar-benar benci dengan ayahnya.
"Yoo Youngjae, maafkan ayah. Ayah tau semua itu adalah salah ayah, tapi ayah berusaha untuk memperbaiki kesalahan ayah, sayang"
"Aku muak mendengar ucapan mu!", setelah mengatakan itu Youngjae pun segera melesat menuju kamarnya, meninggalkan ayahnya yang diliputi rasa bersalah karena harus kembali teringat dengan masa lalu yang begitu memilukan.
.
.
.
.
.
#BRAK
Youngjae membanting pintu kamarnya dengan keras. Dia menangis sejadi-jadinya sambil terduduk disamping tempat tidurnya. Kajadian masa lalu saat dia harus kehilangan sosok ibu yang begitu disayanginya kembali menghantuinya.
Flashback
Youngjae kecil terlihat sedang membantu ibunya membuat makan malam untuk ayahnya yang sedang bekerja dikantor. Ibunya bilang, ayahnya malam ini lembur, jadi ibunya akan mengantarkan makan malam untuk ayahnya ke kantor.
"Sayang, kita harus mengantar makan malam ini sekarang. Ayahmu pasti sudah kelaparan", Nyonya Yoo tersenyum manis kepada Youngjae yang juga sedang tersenyum lebar.
"Baiklah ibu.. ayah pasti akan terkejut karena kejutan kita"
Sesampainya dikantor tempat Tuan Yoo bekerja, mereka segera menuju ke ruang kerja Tuan Yoo.
#CEKLEK
#BUKK
Nyonya Yoo menjatuhkan kotak makanan yang dibawanya. Nyawanya serasa terbang entah kemana. Bagaimana tidak? Setelah mereka masuk ke ruang kerja Tuan Yoo, mereka malah disuguhkan dengan pemandangan yang benar-benar mengejutkan. Tuan Yoo yang mengatakan bahwa dia sedang lembur ternyata sedang sibuk bercumbu dengan sekretarisnya sendiri. Sedangkan Youngjae tidak mengerti apa yang terjadi sekarang. Ibunya tiba-tiba menjatuhkan kotak makan malam untuk ayahnya. Dan dia melihat ayahnya kini terkejut melihat kehadiran mereka.
"Kenapa kalian bisa ada di sini?", tanya Tuan Yoo dengan sangat hati-hati. Dia tau istrinya sudah melihat apa yang dilakukannya barusan.
"Teganya kau melakukan ini padaku.. kenapa kau tega melakukan ini padaku?!", Nyonya Yoo tiba-tiba berteriak. Youngjae yang mendengar teriakan ibunya itu juga terkejut. Dia semakin bingung apa yang terjadi disini.
"Ibu, kenapa ibu berteriak pada ayah?", tanya Youngjae polos.
"Kita harus pergi dari sini sayang", Nyonya Yoo menggandeng Youngjae keluar dari ruangan itu. Youngjae hanya bisa pasrah, karena dia tidak mengerti apa-apa.
.
.
.
.
.
Sesampainya dirumah, Youngjae dan ibunya segera masuk. Youngjae melihat ibunya masih menangis.
"Ibu, apa ayah yang sudah membuat ibu menangis?", tanya Youngjae seraya memeluk erat ibunya. Nyonya Yoo membalas pelukan anaknya itu. Dia tidak tau harus berbuat apa sekarang.
"Sayang, ini sudah malam, waktunya tidur", Nyonya Yoo menggendong Youngjae menuju kamar anaknya itu.
"Ibu, jangan menangis lagi, aku tidak mau tidur jika ibu masih menangis", Youngjae kini sudah berbaring diatas tempat tidurnya. Nyonya Yoo yang mendengar penuturan Youngjae hanya tersenyum. Dielusnya rambut halus Youngjae, lalu diciumnya kening anaknya itu penuh kasih sayang.
.
.
.
.
.
Youngjae terbangun karena bermimpi buruk. Dia pun beranjak dari tempat tidurnya, dan menuju kamar ibunya.
#CEKLEK
Youngjae tidak melihat siapa-siapa dikamar ibu dan ayahnya. Dia pun menyusuri kamar itu dan berhenti di depan pintu kamar mandi yang ada di kamar. Entah karena kontak batin atau semacamnya, Youngjae kecil merasa sesuatu yang tidak mengenakkan tentang ibunya. Dia merasa ibunya ada di dalam kamar mandi itu. Dia pun memberanikan diri membuka pintu kamar mandi itu dan..
"Ibu? Ibu kenapa tidur disini?", Youngjae melihat ibunya terbaring di lantai kamar mandi. Dia pun mendekati ibunya dan terkejut setelah melihat darah yang mengalir dari pergelangan tangan ibunya. Tak jauh darinya berdiri ada sebuah pisau lipat yang berlumur darah.
"I-ibu? Ibu!", Youngjae yang sudah mengerti apa yang terjadi pada ibunya segera memeluk tubuh yang sudah tak bernyawa itu sambil menangis sesenggukan.
"Hiks.. Ibu.. jangan tinggalkan Youngjae.. Hiks.."
Flashback end
.
.
.
.
.
Youngjae benar-benar merindukan ibunya. Dia berharap Tuhan memberinya kesempatan untuk bertemu ibunya. Walau hanya sekali.
"Hey, Youngjae, kenapa menangis?"
Youngjae yang sedang menangis sesenggukan tersentak kaget saat mendengar seseorang berbicara padanya. Suara seorang namja, tapi itu bukan suara ayahnya. Lalu suara siapa? Bukankah dikamar ini hanya ada aku? Batinnya.
Youngjae sudah berhenti menangis, namun dia masih menunduk. Dia tidak berani melihat siapa yang berbicara padanya. Mungkin aku berhalusinasi, pikirnya.
"Hey.. Yoo Youngjae.."
#DEGH
Suara itu lagi.
Youngjae memberanikan diri mengangkat kepalanya. Dan..
"Uwaaa! Siapa kau?!", pekik Youngjae kaget. Bagaimana biasa seorang namja asing ada di kamarnya? Siapa yang membawanya masuk ke sini?
Bukannya menjawab, namja asing itu malah tersenyum pada Youngjae.
"Siapa kau!? Bagaimana kau bisa masuk ke sini?! Oo.. apa jangan-jangan kau ini maling? Cepat pergi dari sini sebelum aku berteriak! Cepat!", Youngjae benar-benar panik sekarang. Bagaimana kalau namja di depannya ini adalah seorang pembunuh yang dibayar seseorang untuk membunuhnya? Dia tidak mau mati.
"Kenapa kau mengusirku? Padahal kau yang sudah membawaku kesini.", namja itu akhirnya angkat bicara setelah dia melihat Youngjae ingin berlari keluar kamar.
"Apa? Aku membawamu kesini? Hell~no.. kapan aku membawamu ke sini!?", Youngjae heran mendengar penuturan namja itu.
Namja itu berjalan menuju meja belajar Youngjae dan mengambil sesuatu disana. Youngjae hanya mengamati setiap gerak-gerik namja itu. Namja itu kembali berjalan mendekatinya. Lalu dia memperlihatkan sesuatu yang baru saja diambilnya tadi dihadapan Youngjae. Ternyata gantungan kunci yang Youngjae temukan tadi sore ditaman.
"Kau menemukanku dan membawaku kemari", namja itu menatap Youngjae dalam.
"Aku masih belum mengerti", jawab Youngjae bingung.
"Aku penghuni benda ini"
"P-penghuni? Apa maksudmu kau adalah hantu?", Youngjae sangat takut dengan hantu.
"Bukan, lebih tepatnya peri"
"Peri?!"
"Jadi kau adalah peri?", lanjut Youngjae.
Namja itu hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Youngjae.
"Tidak mungkin.. peri itu hanya ada dalam dunia dongeng, dan tidak ada di dunia nyata", sergah Youngjae.
"Tapi sekarang kau benar-benar sedang berhadapan dengan peri", namja itu tersenyum lagi pada Youngjae. Sepertinya dia ramah, pikir Youngjae.
"Kenapa kau menangis tadi Youngjae~ah?", namja itu masih tersenyum.
"Dari mana kau tau nama ku?", bukannya menjawab Youngjae malah balik bertanya.
"Itu tidak penting."
"Kemari, aku ingin bicara sesuatu denganmu.", lanjut namja itu. Dia meraih tangan Youngjae dan mengajak Youngjae untuk duduk.
"Aku adalah seorang peri yang terperangkap di benda ini", dia memperlihatkan gantungan kunci itu pada Youngjae.
"Dan aku akan sangat berterimakasih pada siapa saja yang sudah membebaskanku dari benda ini, walaupun tidak selamanya, sembilanpuluh hari kedepan aku akan kembali terperangkap didalam benda ini dan menunggu seseorang kembali menemukanku.", jelas namja yang merupakan peri itu seraya tersenyum pada Youngjae.
Youngjae masih setia menutup mulutnya. Dia benar-benar tidak tau harus bicara apa.
"Sebagai tanda terimakasih ku, aku akan memberi kesempatan padamu untuk aku mengabulkan tiga permintaanmu. Lalu.."
"Benarkah?! Kau akan mengabulkan tiga permintaanku?", Youngjae tiba-tiba memotong perkataan namja peri itu.
Namja itu hanya tersenyum melihat tingkah Youngjae. "Iya..", jawabnya singkat.
"Kalau begitu aku mau kau me.."
"Hey, tunggu dulu. Kau belum bisa mengatakannya sekarang.", potong namja peri itu.
"Wae?", tanya Youngjae heran.
"Kau hanya boleh mengatakan tiga permintaanmu itu pada waktu yang sudah ku tetapkan. Permintaan pertama, boleh kau katakana tigapuluh hari kedepan. Permintaan kedua, enampuluh hari kedepan. Dan permintaan ketiga, sembilanpuluh hari kedepan, tepat dihari terakhirku bersamamu."
"Apa?! Kenapa bisa begitu?"
Namja itu lagi-lagi hanya tersenyum menanggapi Youngjae.
"Mulai hari ini sampai sembilanpuluh hari kedepan aku akan bersamamu, melayanimu, melindungimu, dan membantumu jika kau ada masalah."
"Jadi kau akan tinggal disini?", tanya Youngjae.
"Ya, Tentu saja"
.
.
.
.
.
Pagi yang indah di kota Seoul. Namun, seorang namja berwajah manis masih setia bergulung dibawah selimutnya.
"Hey, Yoo Youngjae, bangun", seorang namja lagi tengah berusaha membangunkan namja manis itu.
Youngjae-namja manis itu-bangun dan menatap pada namja peri didepannya.
"Aku masih mengantuk", ujar Youngjae seraya menguap.
"Tapi ini sudah pagi, bukankah kau harus kuliah?", jawab namja peri itu.
"Dari mana kau tau?"
"Aku tau semua tentangmu"
"Ya.. ya.. ya.. terserah kau saja", Youngjae beranjak dari tempat tidurnya dan langsung menuju kamar mandi. Sedangkan namja peri yang tidak diketahui namanya itu pun hanya tersenyum melihat tingkah Youngjae.
.
.
.
.
.
Himchan tengah duduk sendirian di taman belakang kampusnya. Dia malas berteman dengan Youngjae. Bukankah kemarin dia ngembek pada Youngjae?
"Sendirian saja?", seseorang tiba-tiba mengagetkan Himchan. Himchan kenal dengan suara itu. Dia membalikkan tubuhnya dan benar saja, Yongguk tengah berdiri dibelakangnya dan tersenyum pada Himchan.
"Iya, memangnya kau melihat ada orang lain disini?", cibik Himchan.
"Ahahaha.. jutek sekali kau ini. Aku kan Cuma mau bertanya apa kau sibuk hari ini?"
"Memangnya kenapa? Kau mau mengajakku kencan lagi?", tebak Himchan.
"Ya.. kemarin kan kau menolak. Aku harap hari ini kau mau", Yongguk menunduk berharap Himchan akan menjawab Ya.
"Baiklah, lagi pula aku sedang tidak ada kerjaan hari ini"
Yongguk segera mengangkat kepalanya dan menatap pujaan hatinya itu. "Kau serius?"
"Iya.."
"Baiklah.. aku akan menjemputmu jam enam ok?"
Himchan hanya mengangguk dan tersenyum tipis pada Yongguk.
.
.
.
.
.
"Apakah kau akan terus mengikutiku seperti ini?", tanya Youngjae kesal pada namja peri yang dari tadi terus mengikutinya. Kini mereka sedang didalam bus. Walaupun Youngjae adalah anak orang kaya, tapi dia tetap sederhana dan memilih naik bus untuk berangkat ke kampus.
"Bukankah aku sudah bilang kalau aku akan terus bersamamu", jawab namja peri itu enteng.
"Iya aku tau.. tapi kau kan bukan mahasiswa di kampusku, bagaimana kau bisa terus mengikutiku?!", Youngjae akhirnya gondok juga melihat ulah peri ini.
"kau bilang saja kalau aku body guard mu. Body guard kan terus mengikuti tuannya kemanapun ia pergi. Mereka pasti akan mengizinkan ku ikut dengan mu"
"Ya.. ya.. ya.. terserah kau saja", lagi-lagi Youngjae hanya bias mengalah dari peri cerewet di sampingnya ini.
.
.
.
.
.
To be Continue…
.
.
.
Author kembali dengan cerita baru, padahal yang itu aja belom kelar. Tapi akan author usahain update Love At First Sight secepatnya.
Author mau ucapin terimakasih buat yang udh review di ff author yang Love At First Sight. Sumpah author seneng banget baca review kalian. Author minta reviewnya lagi boleh?
Untuk siders author juga berterimakasih karena kalian udah mau nyempetin mampir buat baca ff gaje author. Author harap kalian mau review yah..^^
Ohya, pasti kalian udah bisa tebak siapa peri itu kan?
No More Coments..
Review Please^^
