A/N : Cerita ini terinspirasi dari sebuah kisah nyata diary Aya-chan, Jepang. Cuma saya reborn menjadi Fic dan diubah untuk keperluan ficnya. Semoga pada suka yaa :**
Author : CrazeeBaek.
Cast : Jung Jemi [OC'S] [YOU], Park Chanyeol [EXO], Krystal Jung [F(X)]
Other : Find by yourself.
Genre : Guess? ._.
Rating : G/ PG-13.
Lenght : Chaptered.
God, I Still Want To Life.
"Aku masih ingin melihat bulan tersenyum padaku..."
Jemi Pov.
Kulihat sebuah bingkai besar didepanku, kupandangi wajah dalam bingkai tersebut satu persatu, aku tersenyum pahit, aku sangat merindukan mereka.
'Tes Tes..' Tak terasa Air mataku terjatuh, Aku masih tersenyum pahit melihat bingkai tersebut, terlihat disitu Eomma dan Appa yang sedang duduk dikursi, serta aku dan kedua adikku yang berdiri dibelakangnya, disitu kami semua tersenyum, senyum penuh kebahagiaan, lagi lagi air mataku terjatuh, aku mengigit bibir bawahku, agar Air mata ini tidak kembali mengucur deras.
Aku berlari ke kamarku, Rasa sakit itu mulai terbayang lagi, Rasa sakit yang selama ini kupendam sendiri, aku menangis sejadinya dikamarku.
Flashback
"Apa? Bela saja terus anak kesayanganmu itu!" Teriak Eomma kepada Appa
"Apa maksudmu hah?"Balas Appa tidak mengerti
Eomma menggertakkan giginya geram "Jemi.. Anak itu pembawa sial!"
'Plak' Sebuah tamparan yang cukup keras sukses mendarat di pipi Eomma
"JAGA MULUTMU!" Bentak Appa pada Eomma
"DIA JUGA ANAKMU DAN TAK SEPANTASNYA KAU BICARA BEGITU!" Tambah Appa
"Iya memang, tapi aku menyesal telah melahirkannya!"
Aku menutup mulutku saat mendengar pertengkaran hebat diantara orang tuaku, Aku adalah anak sial, setiap hari mereka bertengkar karena aku, Jemi! Kau Memang tidak berguna
Kulihat Eomma pergi meninggalkan Appa, Appa mencoba menahan nafas, aku masih tidak bisa bergeming dari Pintu Kamarku.
Beberapa saat eomma kembali bersama kedua adikku sambil membawa koper besar.
"Aku, Ingin cerai! Aku tak sanggup lagi dengan tingkah anak pembawa sial itu!" Kata eomma sambil menahan air mata.
Appa terlihat kaget, Ia memandang eomma tidak percaya
"TERSERAH!" Appa sukses mengatakan kata itu walaupun dengan nada tidak rela
"Baiklah, Surat Cerai akan segera datang padamu!" Lalu eomma pergi meninggalkan Appa, Aku menutup pintu kamarku, Aku masih menutup mulutku, Tanganku gemetaran, Mataku Sembab, Wajah serta tubuhku sudah basah semua, Kakiku melemas dan Akhirnya aku terjatuh.
"Eomma..." Kataku pelan hampir seperti bisikan
"Appa.." Sambungku
"Maafkan aku.." Kataku dengan tatapan Kosong, Hari ini adalah hari yang paling Buruk dalam Hidupku, Aku benci Hari ini!
**Flashback End
'Drtt. Drtt..' Langsung kuangkat telepon itu tanpa tahu siapa pemanggilnya
"Yoboseo.." Angkatku
"Ne Baby, Yoboseo.." Ah ternyata Chanyeol, Namja Chinguku
Aku langsung menjauhkan Ponselku sedikit lalu menghusap Air mataku
"Ne, Ada apa?" Aku tersenyum dari sini
"Baby ada apa? Dari suaramu kau terlihat habis menangis, yakan?" Katanya
"Ahh.. Aniya oppa, aku baik-baik saja" Bohongku
"Baguslah kalau begitu, Oiyah, boleh kerumah nanti?" Tanyanya
"Hmmm..." Aku berfikir
"Ayolah.."
"Mmm.. Engga!" Candaku padanya
"Gelitikin lho ya!" Ancamnya
"Jangan! Iya iya boleh kok"
"Yess!" Semangatnya
"Baiklah, Oppa akan kesana 30 menit lagi"
"Baiklah, kalau begitu sampai jumpa nanti.." Aku mematikan teleponnya lalu meletakkan kembali ponselku
Ah ya! Tadi Adalah Park Chanyeol, Namja chinguku, Aku dan Chanyeol sudah menjalin Hubungan selama 5 bulan. Aku sangat mencintainya, kurasa dia juga mencintaiku.
"Huftt.." Aku menarik nafas lalu bangkit dari kasurku
"Pakai baju apa ya?" Pikirku dalam hati
Kubongkar isi lemariku dan melihat-lihat isinya, Dan kuputuskan memakai Mini Dress berwarna biru, Baju pembelian Chanyeol untukku.
Author Pov.
Jemi sudah menunggu Chanyeol di ruang tamu, Dia mengotak-atik Ponselnya dan tiba-tiba
'Tetttt...'(?) Suara Bel rumah terbunyi, Jemi tersenyum sembari bangkit membukakan pintu untuk Chanyeol.
"Oppaaa..." Jemi langsung memeluk Chanyeol yang masih berdiri di depan pintu
Chanyeol Hanya tersenyum
"Kangen ya?"
Jemi mengangguk pelan tapi masih memeluk Chanyeol.
"Biarkan oppa masuk sayang" Kata Chanyeol pelan
Jemi akhirnya melepas pelukannya dan membiarkan Chanyeol masuk, kemudian Jemi kembali menutup pintu rumahnya, mereka sama-sama duduk.
Hening Sejenak...
"Baby.." Chanyeol membuka pembicaraan
"N-ne?" Jemi menolehkan pandangannya ke Chanyeol
"My Baby Jemi cantik sekali hari ini.."
Semburat merah keluar dari pipi Jemi. Pasti sekarang pipiku sudah seperti tomat, pikirnya.
"Hm. Oppa mau minum apa?" Tanya Jemi menatap Chanyeol
"Apa saja.."
"Baiklah" Jemi berdiri tapi tiba-tiba kakinya kepelekok(?) dan terjatuh ke arah Chanyeol
Chanyeol menangkap Jemi dan mata mereka saling pandang. Jemi yang kebetulan memakai Lens memelototkan matanya yang sudah besar, tapi lama kelamaan dia mulai mengecilkan matanya lagi
4 detik..
7 detik..
10 detik..
Mereka masih saja pada posisi tadi, Tapi tiba-tiba Chanyeol mulai mendekatkan bibirnya ke bibir Jemi, Dia mengecup bibir Jemi sekilas, Jemi tersenyum Malu kepada Chanyeol dan..
"Awww..." Teriak Jemi tiba-tiba, Refleks Chanyeol langsung mendorong Jemi pelan.
"Baby? Gwenchana?" Panik Chanyeol
"Sakit" Ringis Jemi sambil memegangi kakinya
"Sebentar, Oppa ambil kotak P3K dulu, ne?" Chanyeol langsung lari ke arah Dapur
'Drtt.. Drttt..' Sesuatu bergetar disamping Jemi, Ponselnya Chanyeol.
Jemi lalu langsung mengambil Ponselnya Chanyeol
"Mungkin tadi jatuh dari sakunya" Jemi langsung membaca SMS yang masuk.
From : Krystal Chagia
"Oppa.. Oppa dimana? Krystal Kangen Oppa, Oppa.. Besok kita dinner ya? Krystal pengen berdua sama oppa, yaa? :DD"
BUARRRRRRR!
Jemi mencampakkan ponsel Chanyeol ke tempatnya semula, dia menutup mulutnya, kembali meng-gigit bibir bawahnya, dia masih tidak percaya dengan sms yang barusan dia baca, dia memukuli kakinya yang memar tadi, memastikan bahwa semua itu hanya mimpi.
"Arghhhhhtt!" Jemi semakin kuat memukuli Kakinya sendiri
"INI MIMPI! INI MIMPIIII!" Teriaknya kemudian
"Baby~" Chanyeol datang dengan kotak P3K ditangannya
"Kenapa dipukulin hah?" Chanyeol mengelus kaki Jemi
"Ya ampun, Jadi merah kan, kalau begini bisa bengkak nanti!" Chanyeol membuka kotak P3K dan mengambil obat oles pereda nyeri(?), Tapi Jemi menarik kakinya.
"Tidak Usah" Katanya sedikit tertekan
"Tapi , kalau dibiarkan itu bisa semakin parah!"
"Aku tidak apa.."
"Oh, Yasudah.." dia melirik samping Jemi, Terlihat Ponsel miliknya dan dia langsung mengambilnya.
Dipencetnya tombol tengah dan langsunglah muncul sebuah sms yang sudah dibaca, Chanyeol memelototkan matanya seketika, sedangkan Jemi sudah memeluk kakinya dan menenggelamkan kepalanya diantara lututnya(?).
"Baby"
"Hikss.. Hikkss.." Suara memilukan itu lagi-lagi terdengar Oleh Chanyeol, suara yang sangat dibencinya
"Baby.." Chanyeol mencoba memegang Jemi.
"Jangan sentuh aku."
Bukannya malah menjauh, Chanyeol malah memeluk paksa Jemi.
"Nappeun namja" Kata Jemi lemah
"Mianhae" Hanya kata itu yang terlontar dari bibir Chanyeol
"Aku memang tidak berguna, aku tidak bisa menjadi namja yang baik, aku tidak bisa membuatmu tersenyum dan malah membuatmu semakin terpuruk, maaf sekali lagi.." Nada suara Chanyeol mempelan
"Pergi" Jemi melepas pelukan mereka, Tampak wajah Jemi yang sudah basah dengan Air mata.
"Ta-"
"PERGI! AKU BENCI DENGAN KAU! AKU TIDAK MENYANGKA KAU TEGA MELAKUKAN INI PADAKU, DIMANA SEMUA JANJIMU DULU HAH? KAU ITU PENIPU! PEMBOHONG!" Teriak Jemi
"Baby. Kalau kau tidak bisa memaafkan aku, maka bencilah aku se-"
"PERGI!" Jemi mendorong Chanyeol keluar rumahnya, dan tanpa pikir panjang Jemi langsung menutupnya lagi.
"Nappeun Namja!" Jemi merosot ke lantai tak berdaya, dia terpukul kembali.
"Chanyeol. Tak tahukah kau bahwa aku sangat mencintaimu?" Isaknya
Semuanya tampak jelas sekarang, hati Jemi kembali terluka, luka yang menganga itu semakin menjadi-jadi, goresan titik luka semakin membesar dalam lubuk hatinya, yang sekarang dapat dilakukannya hanyalah... Menangis...
Chanyeol POV.
Ini memang salahku, aku yang bodoh!
Jemi sayang, kau tak seharusnya tahu tentang masalah ini, tapi ketahuilah aku hanya ingin membahagiakan kalian berdua, aku tidak ingin satu diantara kalian menangis dan terluka, jadi aku terpaksa melakukan semua ini, sayang.
Tapi apa boleh buat? Kau telah mengetahuinya bukan?
Jujur aku tak sanggup harus melihatmu menangis lagi.
Tuhan.. Apa yang harus kulakukan?
Normal Pov
"Kau lihat Jemi?" Tanya Yoora kepada sekelompok teman sekelas Jemi
"Tidak, Seminggu ini Jemi tidak datang, sepertinya dia sudah malas sekolah ahaha..."
"Ish, menyebalkan" Yoora meninggalkan kelompok orang itu
"Jemi kau dimana sih?" Yoora duduk di kursi taman depan kelasnya, dia tak habis fikir Jemi akan absen sekolah hampir 2 minggu, absen latihan juga, dan parahnya dia sama sekali tidak mau membalas pesan Yoora, lebih tepatnya Hpnya tidak aktif. Jemi tidak pernah absen sekolah lebih dari 3 hari, Dia paling tidak betah dirumah. Bahkan saat perceraian orang tuanya Jemi tetap sekolah, dan yang membuat Yoora heran kenapa sekarang malah sebaliknya? Jemi betah tidak sekolah, bahkan hampir 2 minggu
"Andaikan saja Ara tidak sedang di Amerika, pasti aku bisa dengan cepat mengetahui keadaan Jemi"
Yoora tersenyum saat melihat Chanyeol, dia langsung berlari mendekati Chanyeol.
"Chanyeol-ah.." Kata Yoora sambil mengatur nafas
"Wae?" Tanya Chanyeol
"Kau kan namja chingunya Jemi, Mak-maksudku kau pasti tahu kan keadaan Jemi bagaimana sekarang, dia sudah hamir 2 minggu tidak masuk sekolah, aku khawatir." Chanyeol terdiam.
"Chan?"
Chanyeol masih terdiam
"Oppaa-yya.." Seorang Gadis rambut panjang mendekati Chanyeol dan langsung merangkul tangannya
"Kry.. Krystal?" Yoora ternganga(?)
"Ne?" Tanya Krystal
Yoora memandang Krystal keheranan lalu memandang Chanyeol yang terdiam melihatnya
"Apa maksud semua ini?" Tanya Yoora pada Chanyeol.
"Tidak ada. Aku dan dia sudah putus, jadi tidak usah tanyakan keadaanya padaku!" Bisik Chanyeol, sedikit tertekan. Lalu berlalu pergi meninggalkan Yoora.
Yoora masih terdiam.
"Pasti-" Yoora langsung berlari ke kelasnya untuk mengambil tas dan pergi
Jemi POV
'Hari ini hari ulang tahunku. Betapa aku sudah bertambah besar!
Kupikir aku harus berterimakasih pada Appa dan Eomma
Aku bertekad untuk mendapatkan nilai yang lebih baik dan menjadi lebih sehat sehingga aku tidak membuat mereka sedih. Ini adalah beberapa alasan mengapa aku ingin menikmati usia dewasaku. Aku tidak ingin memiliki penyesalan di masa depan. Aku tidak ingin Cinta merusak karirku.
Tapi ini sungguh menyedihkan saat aku harus menikamati hari ulang tahunku sendirian, dirumah besar, dengan sebuah kue ulang tahun buatanku sendiri. Sepertinya iya Jung Jemi hanya tinggal sebuah nama. Apakah tak seorangpun menyadari ketidak hadiranku? Apakah mereka benar-benar telah lupa danganku? Ntahlah. Akupun tidak begitu peduli.
Happy Birthday Jung Jemi!'
Kututup buku Diary ku. Hari ini adalah hari ulang tahunku dan betapa mirisnya ketika aku harus merayakannya sendirian. Aku tersenyum tipis melihat ponselku, hari ini aku menyalakannya. Bagus, tak seorangpun mengingat hari tak penting ini pikirku.
Kutatap Cake didepanku. Cake sederhana yang kubuat sendiri dengan hiasan Strawberry disetiap sudutnya. Lilin sudah menyala didepannya, kututup mataku lalu membuat harapan.
'Tuhan. Aku ingin bertemu dengan seseorang yang bisa membuatku bahagia'
'Fiuhh' Kubuka mataku. Lilin telah mati tertiup olehku. Aku menepuk tangan bahagia. Walaupun sebenarnya hati ini sangat sakit.
"Jemi.. Jemi!" Teriak seseorang didepan rumahku. Walaupun samar dapat kudengar dengan jelas. Aku mengangkat sebelah alisku.
Aku menuju jendela kamarku. Lalu mengintip siapa yang datang.
"Yoora?" Ucapku pelan
Aku menarik nafas dalam. Aku tahu pasti di khawatir denganku. Aku langsung berjalan kebawah membukakan pintu untuknya.
"Jemii!" Dia langsung memelukku. Aku tersenyum tipis
"Waeyo?"
"Aku khawatir dengan keadaanmu. Kenapa kau tidak sekolah? Sudah hampir 2 minggu kau tidak memberiku kabar. Dan lagi tadi aku melihat Chanyeol, dia bersama Krystal. Lalu dia bilang kalian sudah putus, apa itu benar?" Berbagai macam pertanyaan dilontarkan Yoora padaku. Aku hanya menangapinya dengan senyuman tipis. Kupikir dia kemari untuk mengucapkan Selamat Ulang Tahun untukku.
"Aku tidak apa. Aku hanya tidak enak badan. Masalah Chanyeol, iya kami telah putus" Aku memasang senyum meyakinkan untuk Yoora. Sebenarnya hatiku sakit.
"Besok aku akan masuk sekolah, jadi jangan khawatir" Tambahku lagi
"Kenapa kau tidak menghubungiku? Aku kan bisa menjagamu" Dia memanyunkan bibirnya
"Aku hanya tidak mau merepotkanmu, Yoora"
"Kau ini seperti apa saja. Kita ini kau sudah 3 Tahun berteman" Omelnya
"Sudahlah. Ayo duduk" Aku menariknya masuk ke rumahku. Kami berduapun duduk di Kursi tamu
Yoora menatapku dari atas sampai bawah
"Sepertinya kau makin kurus" Katanya kemudian
Sepertinya aku memang semakin kurus akhir-akhir ini. Apakah ini karena tidak makan karna memikirkan namja itu? Bahkan ketika aku memikirkan untuk melakukan sesuatu yang tidak dapat kukerjakan, aku mendapat masalah. Aku menyalahkan diriku sendiri tapi aku tidak dapat membuat kemajuan apapun. Aku hanya menghabiskan tenagaku saja. Aku ingin menambah berat badanku sedikit. Aku akan mulai bertindak besok jadi rencanaku tidak berantakan.
"Sepertinya iya hehe"
"Kau jelek. Kau tidak cocok memiliki badan kurus"
"Mwo?! Beratku 49 dan menurutmu itu kurus" Aku menaikkan kedua alisku
"Bercanda Jemi-yya. Aku hanya berfikir kau terlihat buruk dengan badan yang kurus begitu" Dia melirik jamnya sekilas
"Omo! Aku harus pergi Jemi. Sehun pasti sudah menungguku" Dia langsung berjalan menuju pintu utama. Aku mengikutinya
"Jangan lupa sekolah besok, oke?" Dia mencubit pipiku pelan, aku hanya mengangguk
"Baiklah. Besok. Aku harus kesekolah..." Aku mengela nafas lalu menutup pintu rumahku.
To Be Continue...
.
.
.
.
.
.
.
Review?
