NEW Sacred Gear, Shinobi Tailed.

Prolog

Perang dunia ninja ke-4 telah berakhir, dengan dimenangkan oleh pihak Ninja Aliansi. Sedangkan Tobi Uchiha dan Madara Uchiha telah kalah dalam pertarungannya, penentu dari kemenangan para Ninja Aliansi ini tak lain dan tak bukan karena Naruto Uzumaki dan dengan Sasuke Uchiha. Namun segalanya tersebut karena Naruto yang melakukan Jutsu terlarang, yaitu Shiki Fuin.

Dengan Jutsu itulah, Naruto, sang Atarashi Rikudou Sennin. dapat menyegel seluruh kekuatan Tobi, Madara, dan Pohon dunia yang merupakan perwujudan dari Juubi, sang ekor sepuluh. Akan tetapi hal itu harus dibayar oleh Naruto dengan kematian dirinya sesaat setelah mereka tersegel. Sebelum kematiannya, oleh Tsunade ia dinobatkan gelar Rokudaime Hokage atau Hokage ke-6 karena perjuangannya melindungi Konoha no Sato dan seluruh penduduknya selama dulunya ia hidup.

Di lain sisi, jiwa dari Naruto yang tersegel telah melakukan persetujuan dengan Shinigami. Shinigami menginginkan agar jiwa dan sistem chakra milik Naruto beserta Kyuubi yang tengah tersegel di dalam perutnya itu, agar bersedia dikirim ke dalam dimensi lain untuk di tugaskan sebagai 'jiwa tambahan' dari seorang Sekiryutei.

Disclaimer by Masashi Kishimoto and Ichiei Ishibumi

NEW Sacred Gear, Shinobi Tailed

Presented by Fajeri no Misaki-kun

Adapted ideas by High School DxD

Formulated Again with many fresh Idea from me.

-oo0oo-

Chapter 1: Perasaan apa ini?!

[Issei POV]

"Itadakimasu."

Waktunya sarapan. Buchou dan Asia tengah duduk di kedua sisiku. Aku begitu beruntung bisa duduk diantara dua Bishojo! Itulah yang ingin kukatakan, tapi bukan itu tepatnya yang kupikirkan tiap hari. Bahkan hari ini, Asia nampak bad mood. Wajar karena Asia, yang mantan sister, melihat situasi itu dia pasti akan berpikir kalau itu "tak senonoh". Tunggu...lantas "aku akan telanjang juga!" yang dia katakan terdengar aneh. Kenapa dia marah? Hmm, perasaan gadis memang susah dipahami oleh pria sepertiku. Buchou, di sisi lain, sepertinya bersikap biasa saja dan makan dan mengobrol dengan bahagia dengan orang tuaku.

"Hmm, jadi Rias-san bisa memasak hidangan Jepang yang lezat?"

"Terima kasih, Otou-sama. Saya sudah lama tinggal di Jepang jadi saya sudah belajar banyak tentang memasak."

Ya. Buchou yang membuat bagian sarapan yang tengah kami makan. Seperti telur goreng lezat yang sedang kulahap ini. Memang sangat enak!

"Ise, ada banyak. Makanlah dengan pelan."

"Y-Ya, Buchou..."

Aku menyadari ini setelah Buchou tinggal denganku, tapi Buchou ahli dalam masakan Jepang, masakan barat, dan bahkan masakan Cina. Dia memiliki keahlian memasak yang luas dan bisa memasak dengan kualitas terbaik. Kupikir dia tak ahli dengan hal hal ini karena dia seorang Tuan Putri. Tapi ternyata kebalikannya. Dia tak hanya tinggal di Jepang saja, dia bisa memasak, mencuci, dan bersih bersih.

"Aku tak suka kalau orang bilang aku tak bisa melakukan hal hal itu karena aku seorang Tuan Putri. Aku ingin lakukan yang aku bisa."

Itulah yang dia katakan padaku; memang luar biasa! Aku sangat mengagumimu dari lubuk hatiku! Kamu sungguh hebat Buchou. Majikanku bahkan bisa diandalkan dalam pekerjaan rumah tangga! Asia, yang memandang Buchou sebagai rivalnya, mulai berkonsentrasi pada budaya Jepang setelah menyadari jarak lebar diantara dia dan Buchou.

Tapi Asia juga hebat. Dia mempelajari sastra Jepang dalam waktu singkat. Dia sudah menguasai Hiragana dan Katakana dan sekarang berlatih membaca dan menulis Kanji. Dia paham cara membaca Kanji dengan kerumitan rendah. Semua ini mungkin karena kerja kerasnya dan bakatnya dalam belajar. Dia baru mulai sekolah namun dia tak mendapat masalah dengan matematika, sains, dan bahasa. Juga, dia suka belajar yang menjadi alasan ia menjadi pembelajar cepat. Aku seharusnya menjadi penjaganya namun aku begitu menyedihkan. Saat Buchou masuk ke keluargaku, Asia memulai persaingan dengannya. Hmm. Asia hebat dari sudut pandangku karena etos kerjanya...tapi kalau kalian membandingkannya dengan Buchou...Buchou masih beberapa kali lebih hebat. Rasa masakan Asia enak...namun lawannya terlalu...aku meneguk Sup Miso. Ahh, sup miso yang Buchou buat ini sangat enak! Air mata mengalir di pipiku! Gadis yang jago memasak sungguh memikat hati! Khususnya kalau mereka adalah Bishojo dan Onee-sama maka aku takkan keberatan...

Asia, dengan wajah kesal, mencengkeram bajuku dari bawah meja. Itu kebiasaannya yang hanya dia tunjukkan padaku. Saat dia sedang bad mood, dia melakukan ini tanpa berbicara. Tapi, kebiasaannya ini sangat imut dan manis. Umm...jadi adik perempuan bersikap seperti ini, ya?

Tiba-tiba, 'DEG!'

Kepalaku serasa pusing dan pening. Semua terasa mengaduk menjadi satu. Selain itu bar saja dadaku juga berdetak sangat kuat. Sebenarnya apa yang telah terjadi!. Aku bingung, aku pun terbatuk-batuk.

"Ise! Kau kenapa?"

"Ah, tidak. Aku tidak apa-apa. Jangan khawatir"

Benar, kalian semua tak usah khawatir, aku tak mau suasana sarapan yang menyenangkan ini menjadi terganggu karena aku. Kemudian aku melepaskan genggaman sumpitku. Tangan kiri ini seraya memegang ke arah kepalaku yang sudah tak terasa pusing lagi, namun rasa peningnya masih terasa. Dan tangan kananku memegang dadaku, tepat di jantungku berada. Aku sebenarnya sudah pernah merasakan apa itu mati, tapi setahuku bukan seperti ini caranya.

"Apa benar kau tak apa-apa, Ise?"

"Sudah kukatakan aku baik-baik saja, dattebayo!... Oops!"

Apa yang kukatakan barusan?. Da-datte-?, apa tadi ya?!. Aku benar-benar lupa!. Tapi ini terasa tak beres denganku. Seperti, bukan diriku yang biasanya.

Dan sekarang, untuk menghilangkan kecemasan dua bishojo di kedua sisiku ini, aku memamerkan lengan kanan ku. Lihatlah, aku baik-baik saja!. Namun, diantara mereka berdua, terlihat Buchou memincingkan kedua matanya kearahku. Whoa! Wajahnya terlihat menakutkan!. Ayolah Buchou, aku tak apa-apa. Sungguh!

Kemudian, Buchou menghentikan ekspresinya itu kepadaku, jujur saja, aku sangat takut akan ekspresi yang menakutkan itu. Setelah itu, Buchou menghela napasnya dengan berkata,

"Oh, benar juga. Ise, semua anggota klub akan datang ke rumahmu hari ini." Ujar Buchou.

"Hah? Koneko-chan dan yang lainnya? Apa kita akan melakukan sesuatu di rumahku?"

"Ya. Aku bermaksud mengadakan kegiatan klub disini."

"Hah? Di rumahku?"

"Ingat? Pernah kukatakan sebelumnya. Ini waktunya sekolah membersihkan gedung sekolah lama, mereka memanggil pembersih."

Setengahnya bohong. Sebenarnya dia menggunakan familiarnya untuk membersihkan gedung. Dia mengatakan itu karena ada orang tuaku. Intinya adalah kegiatan Klub Penelitian Ilmu Gaib akan diadakan di rumahku. Buchou membungkukkan kepalanya pada Orang tuaku.

"Maafkan saya, Otou-sama, Oka-sama."

"Tak apa apa Rias-san. Kudengar kamu sudah mengurus Ise baik baik. Aku senang Ise punya banyak teman wanita."

Ayah mengangguk oleh ucapan Ibu.

"Dia benar. Aku juga suka Matsuda-kun dan Motohama-kun, tapi kupikir lebih baik punya teman yang lebih aman. Kamu tak bisa menikmati masa mudamu dengan mengurung diri di kamar dan membicarakan hal hal mesum."

"Itu benar Otou-san. Matsuda-kun dan Motohama-kun anak anak yang baik namun mereka punya mata mesum. Memang, mereka siswa yang mesum jadi sudah jelas mereka memberi dampak buruk bagi Ise. Karena Asia-san dan Rias-san tinggal disini saat ini, aku tak ingin mereka datang ke rumah ini lagi, para gadis bisa tercemar oleh mereka."

Mereka mengatakan sesuka hati tentang kalian berdua, Matsuda, Motohama. Aku tak bisa membela kalian karena ucapan mereka benar. Tapi tahukah Ibu, sangat bagus mempunyai teman laki laki yang bisa diajak mengobrol bebas. Dan bagiku merekalah teman itu; itulah alasan aku masih hidup bahagia sampai sekarang.

"Jadi kita akan mengadakan kegiatan klub disini. Mohon kerjasamanya, Ise."

"...Dan ini foto Ise waktu dia masih di Sekolah Dasar."

"Ara ara, jadi dia datang ke pantai sambil telanjang."

"Hei, Akeno-san! Ibu! Apa yang ibu tunjukkan padanya!?"

Kegiatan klub, kan? Kegiatan klub yang seharusnya diadakan di rumahku hancur berantakan oleh album album yang dibawa Ibuku.

"...Masa lalu Ise-senpai yang telanjang."

"Kamu jangan melihat juga, Koneko-chaaaaaan!"

Ini yang terburuk! Itu objek yang membawa masa lalu memalukanku! Uwaaaaa, aku mau mati! Kupikir aku ingat Ibu mengatakan hal ini sebelumnya,

"Kalau kamu punya banyak teman perempuan, Ibu akan tunjukkan album ini pada mereka."

Ibu berpikir itu semua hanya akan berakhir sebagai mimpi karena aku tidak populer. Namun, hidupku berjungkir balik dan jadinya ya seperti ini...sialan; mimpinya terkabul saat aku tak menginginkannya!

"...Ise kecil."

Buchou, aku akan malu kalau kamu menatap gambarku waktu kecil seperti itu...Hah? Umm...Onee-sama, kenapa pipimu nampak bersemu merah?

"...Ise waktu kecil...Ise waktu kecil...Ise waktu kecil...Ise waktu kecil..."

Dia menggumamkan sesuatu dengan nada puas. Buchou, apa gambar masa kecilku cocok dengan seleramu? Apa Buchou seorang shota-con? Aku belum pernah dengar hal semacam itu...

"Kupikir aku paham perasaan Buchou."

Asia menggenggam tangan Buchou dengan mata berbinar binar.

"Jadi kamu juga paham perasaanku. Aku sangat senang."

Hei, Hei, mereka berdua pergi ke dunia lain...Bahkan Kiba melihat album sambil tersenyum! Sial, kenapa aku merasa kesal kalau hanya laki laki yang melihatnya!?

"Oi, Kiba! Jangan lihat!"

Aku mencoba merebut album dari tangan Kiba namun dia mengelak dengan lembut.

"Hahahahaha, jangan terlalu cemas. Biar aku menikmati album ini sedikit lebih lama lagi."

Unnnnnn! Jangan menikmatinya! Aku melompat ke arahnya untuk merebutnya! Namun dia mengelak lagi seolah bukan apa apa! Sial! Dia menunjukkan perbedaan keahlian diantara kami di tempat ini! Seperti bagaimana Asia memandang Buchou sebagai rivalnya, aku juga menganggap Kiba sebagai rivalku. Seperti bagaimana Buchou adalah rintangan yang menghalangi Asia, Kiba juga rintangan yang menghalangiku. Tapi, suatu hari, aku pasti bisa melampauinya!

Sambil aku mencoba memakai trik baru, Kiba mulai menatap halaman tertentu. Ketimbang menikmatinya, dia sepertinya nampak terkejut. Aku mendekatinya dan melihat halaman yang sedang dia tatap. Itu adalah gambar saat aku masih TK. Itu adalah gambar aku dan anak laki laki lain yang sebaya denganku bersama Ayahnya. Aku ingat anak ini. Dia anak yang pernah bertetangga denganku saat aku masih TK. Kami sering bermain superhero bersama. Dia pindah ke negara lain sebelum naik ke kelas 1 Sekolah Dasar karena pekerjaan orang tuanya. Sudah lama aku tak melihatnya. Tapi...kenapa Kiba tertarik pada foto ini? Jangan jangan anak ini Kiba...? Kiba menunjuk pada Ayah si anak di foto. Lebih tepatnya, dia menunjuk benda yang dibawa Ayah si anak itu, sebilah Pedang. Kupikir itu pedang palsu, namun Ayah si anak itu memegang Pedang Eropa.

"Apa kamu mengingat ini?"

Kiba bertanya dengan serius. Hei, nadamu berubah.

"Umm, tidak. Waktu itu aku masih kecil..."

"Hal aneh terjadi rupanya. Sampai menemukannya di tempat semacam ini..."

Kiba mulai tertawa. Meskipun demikian, matanya berisi kemarahan yang membuatku bergidik. Foto inilah yang memulai insiden tertentu.

"..."

"Ini adalah Pedang-Suci, atau biasa disebut Excalibur."

.

'HUJAN'

Diluar hujan sangat deras. Lokasi pabrik tua yang kami datangi pun tak mampu menahan tetesan air hujan yang terus turun.

'PLAK!'

Terdapat suara pahit yang menggema bersama suara hujan. Buchou baru menampar bukan aku, namun Kiba.

"Bagaimana? Apa kamu sudah bangun?"

Buchou nampak marah. Untuk pertarungan kami barusan melawan iblis pembangkang. Koneko-chan, dan aku cukup baik dalam bekerjasama...namun ada satu orang yang tak bekerjasama. Aku bicara soal Kiba. Dia memang ikut serta namun dia hampir tak melakukan apa apa sepanjang waktu. Buchou marah padanya berkali kali namun ia sepertinya tak peduli. Aku pasti yang kesal kalau Buchou tak marah padanya. Bahkan usai pipinya ditampar, Kiba masih tak berekspresi ataupun berbicara. Ada apa dengan pria ini...Apa dia memang Kiba? Karena perubahan mendadak ia jadi terlihat seperti orang berbeda. Dia adalah Pria tampan yang selalu memiliki wajah menyegarkan. Kemudian ia tiba tiba memasang senyum yang biasanya.

"Apa sudah selesai? Pertarungan barusan juga sudah selesai. Kita tak akan bertarung lagi jadi bisakah aku beristirahat sampai malam tiba? Aku sedikit lelah jadi aku ingin absen dari kegiatan Klub yang biasanya. Maaf untuk sikapku sepanjang hari ini. Sepertinya aku tak merasa baik baik saja hari ini."

"Kiba, sikapmu akhir akhir ini aneh?"

"Itu bukan urusanmu."

Aku menanyainya namun Kiba menjawab dingin dengan wajah senyum.

"Bahkan aku merasa cemas padamu."

"Cemas? Kenapa harus dicemaskan? Kupikir normal bagi Iblis untuk hidup sesuai kehendak mereka. Memang, aku yang salah karena tidak mendengar ucapan Majikanku kali ini."

Hmmm, mungkin aku harus sedikit menasehatinya. Tapi kenapa aku harus melakukan ini? Biasanya justru kebalikannya. Aku mengatakan hal gila, dan Kiba yang menenangkanku.

"Cukup menyusahkan dalam situasi ini saat kita mencoba membentuk kelompok Gremory yang baik. Itulah yang kita rasakan setelah mengalami hal pahit di pertarungan barusan,ingat? Bukankah kita harus saling menutupi kelemahan kita saat ini? Kita adalah teman."

"Teman..."

Kiba kemudian memasang wajah murung.

"Ya,teman."

"Kamu selalu bersemangat...Ise-kun, akhir akhir ini aku mulai mengingat hal hal dasar."

"Dasar?"

"Ya, benar sekali. Alasan kenapa aku bertarung."

"Bukankah demi Buchou?"

Itulah yang kupikirkan. Itulah yang sangat kupercaya. Hanya pemikiran pribadiku. Namun ia seketika membantahnya.

"Bukan. Aku hidup demi membalaskan dendamku. Pedang Suci Excalibur. Menghancurkan itu adalah alasan kenapa aku terus hidup."

Kiba memasang wajah berisi keyakinan kuat. Pada waktu itu, kurasa aku sudah melihat wajah sejatinya. Wajah yang sebenarnya ia tahan selama ini.

Tiba-tiba... 'DEG!'

Ugh!, perasaan ini lagi!. Sebenarnya apa yang telah terjadi padaku akhir-akhir ini. A-aku merasa kekuatanku meluap-luap, akan tetapi aku tak tahu caranya untuk mengendalikan dan mengeluarkannya dari tubuhku. Bagaimana jika Asia dan Buchou tahu keadaanku saat ini, aku yakin mereka berdua akan khawatir padaku, tapi aku tak bisa, aku tak bisa selalu merepotkan mereka dalam mengurusku selama ini. Terlebih lagi sepertinya Kiba juga membutuhkan perhatian Buchou saat ini, yah!, meskipun aku sedikit cemburu. Tapi yang pasti aku yang akan menjadi pria pilihan Buchou di masa depan.

Kemudian, tiba-tiba mataku merasakan kekuatan yang luar biasa. Selain dapat melihat dalam gelap seperti biasanya, sepertinya aku dapat melihat aura kekuatan yang terdapat pada tubuh Buchou, Asia, Koneko-chan, dan Kiba, serta Akeno-senpai. Dan sudah kuduga, yang terbesar sudah pasti aura kekuatan milik Buchou.

Aku pun hanya bergumam keheranan seraya memegang kedua sisi kepalaku,

"A-ada apa dengan mataku"

.

[To be Continued...]

Chapter Selanjutnya:

"A-apa ini? Aku merasakan sesuatu yang sangat kuat merasuki tubuhku"

"...bukan suatu kebetulan kau memiliki kekuatan itu"

"Siapa! Siapa kau sebenarnya?!"

Aku adalah jiwa yang merasuki tubuhmu, yang artinya, di dalam tubuh lemahmu itu terdapat dua buah jiwa"

"Be-benarkah?"

Wah, Fic ketiga ku dimulai... Mungkin cuma bisa tamat sampai 5 chapter, tergantung waktu sih, mungkin masih target update 1 chapter per minggu... :p #Reviewnya?