Prolog
"Ughh arrgghh." Gadis bersurai pirang itu mencengram matanya kuat.
"Naruko ada apa." Tanya pria di dekatya itu cemas.
"Mataku nyeri." Jawabnya di tengah rintihan. Gaara panik, dengan segera ia membawa Naruko ke rumah sakit.
Gaara menghadap keruang dokter. Dengan perasaan cemas ia menunggu kedatangan dokter yang sedang memeriksa Naruko.
Cklek
Suara pintu terbuka. "Bagaimana Dok?" tanya Gaara tanpa basa basi.
"Tidak ada yang salah dengan bekas transplantasi mata nona Naruko." Jawab dokter itu sedikit kebingungan. "Jika nyeri bisa saja itu peradangan. Tapi tidak ada peradangan yang saya temui di sana." Gaara terdiam mendengar jawaban sang Dokter. "Mungkin nona Naruko memerlukan banyak ristirahat." Gaara mengangguk paham.
Dengan segera ia membawa pulang Naruko ke rumah dan menyuruhnya agar ekstra istirahat dan terpaksa memberhentikan Naruko dari sekolahnya lalu melakukan home schooling.
Kondisi Naruko semakin memburuk. Naruko sangat sering mimpi aneh. Lebih aneh lagi isi mimpi itu bukanlah tentang dirinya. Melainkan Naruto, kisah Naruto di masa lampau selama hidupnya. Naruko menceritakan seluruhnya pada Gaara. Dan Gaara syok berat mendengarnya.
"Aku tahu semua. Dan aku harus apa?" Naruko mencengkram dadanya kuat.
"Apa maksudmu Naru." Gaara memandang khawatir Naruko.
"Entahlah. Aku merasa semua yang ada pada Naruto-nee berpindah kepada ku." Gaara memandang Naruko tidak mengerti. "Gaara-nii, Di dalam mimpi aku melihat Naruto-nee. Ia duduk di sudut yang gelap sambil meringkuh. Aku berusaha mengajaknya bicara tapi ia mengabaikan ku." Gaara terdiam. Ia sama sekali tidak harus merespon seperti apa.
"Aku pikir ini sedikit aneh." Gaara mengangguk seolah paham akan sesuatu. "Gaara-nii? Ada apa?" Naruko memiringkan kepalnya menatap Gaara tidak mengerti.
"Kembalilah tidur. Nanti akan aku beritahu." Gaara membelai rambut pirang Naruto sebelum meninggalkannya di kamar sendirian.
Bersambung...
