Author : Hunhun

Title : Mystify

Genre : Hurt, Comfort, Sad.

Length : Twoshoot

Main Cast : NamJin, MonJin, little bit Vsuga moment

Support Cast : All member BTS / Bangtan

Hai, jumpa lagi dengan Author super duper cute ini /forget it/ hehehhe... lama hiatus dari FFN yang di karena sedang fokus ujian nasional waktu itu, tapi sekarang I'm back :D /Pelukcium/ Ah, kali ini aku mau publish FF yang main castnya NamJin dari BTS. Thank's banget yang waktu itu ada ninggallin jejak di FF sebelumnya, Semoga suka ya ^^~

"Yak V-ah! Hentikan..." teriakan Suga tidak akan dapat membuat si Alien berhenti yang ada malah sebaliknya, ia semakin gencar mengerjai hyung tercintanya. Sebut saja nama Alien tersebut Kim Tae Hyung a.k.a V , dan orang yang tengah di peluknya dari belakang adalah Min Yoon Gi a.k.a Suga. Taehyung sama sekali tidak peduli dengan teriakan Suga padanya barusan. Suga yang tengah memasak makanan untuk semua member BTS ini merasa sangat risih dengan kehadiran Taehyung di dapur, terlebih lagi ia memeluk tubuh itu sembari menaruh dagunya di ceruk leher Suga hingga sang empu dapat merasakan hembusan nafas yang mengenai kulit putihnya.

"Eugh.. taetae-iie, lepaskan tanganmu. Sekarang!"

"Tidak mau..." tolaknya.

Suga memutarkan matanya dengan malas. "Oh ayolah, kau mengganggu aktivitasku. Aku harus cepat menyelasaikan masakanku, kau tahu kan jika tidak cepat si duo maknae akan kelaparan termasuk kamu juga."

"Biarkan saja, aku tidak peduli."

"Lepaskan atau kau tidak akan dapat jatah seterusnya." Suga yang mulai geram sembari membalikkan tubuhnya kebelakang sambil menatap Taehyung dengan kesal.

Teahyung sangat tahu apa akibatnya jika Suga sudah berkata seperti itu, ia akan benar-benar tidak mendapatkan jatah apapun darinya. "Baiklah, akan kulepaskan." Ucapnya sembari melepaskan pergelangan tanganya dari pinggang ramping Suga.

Cup

"Bye.." Ucap Teahyung setelah melepaskan kecupan manis di bibir ramyun Suga. Setelah itu, Taehyung langsung kabur pergi dan meninggalkan Suga yang terpaku diam dangan rona merah yang kontras di kulit wajahnya. "Kim Tae Hyung! Awas kau nanti." Teriakannya menggema di ruangan dapur dorm. Kemudian Suga pun melanjutkan acara masak-memasaknya yang kebetulan hari ini adalah jadwalnya untuk memasakan makanan buat para member.

Other side

Nampak seorang namja berparas cantik namun juga tampan tengah duduk di pinggir kasur sembari memperhatikan namja berdimple tersebut dengan raut muka kesal. Bagaimana tidak sedari tadi ia memanggil namja berdimple itu, namun dirinya tak di hiraukan sama sekali. Namja perparas cantik namun tampan pula bernama Kim Seok Jin a.k.a Jin, dan namja berdimple tersebut bernama Kim Nam Joon aka Rapmonster. Namjoon sedari tadi hanya fokus dengan beberapa kertas lagunya di atas meja, sepertinya ia tengah menulis lirik untuk comeback terbaru mereka. Jin pun berjalan mendekati Namjoon duduk.

"Namjoon-ah..."

"Hemm.."

"Joon-iee..."

"Eummm..."

"JoonJoon baby..."

"Wae?"

Jin mendenguskan nafasnya kesal, bagaimana tidak jika panggilannya hanya di balas sepatah kata oleh Namjoon tanpa melihatnya. Ia mengambil salah satu kursi di sebelahnya, lalu menarik paksa pen yang ada dipenggangan Namjoon. Sang empu sedikit terkejut, lalu menggelengkan kepalanya. Namjoon cukup terbiasa dengan sikap kekasihnya itu. Yap, mereka sudah menjalin hubungan ini sebelum hari debut mereka sebagai Bangtan. Ia akhirnya merapikan kertas-kertas lagunya, lalu menatap lembut wajah Jin. Sedangkan yang ditatap tersenyum puas karena telah berhasil menarik perhatian sang pujaan hati. Namjoon mengambil pen yang ada di tangan Jin, kemudian di taruhnya ke atas meja.

"Wae-yo jin hyung?" tanya Namjoon sembari menunjukkan dimplenya yang membuat semua orang pasti ikut tersenyum pula. Sama halnya dengan Jin, ia membalas seyum itu. "Ani-yo, aku hanya ingin membuatmu berhenti saja." balasnya.

Namjoon mengkerutkan keningnya, "Mwo? Ya ampun hyung kau itu aneh sekali." ucapnya.

"Yak! bukan aneh, tapi aku tidak suka kau mengabaikanku. Kamu tahu sedari tadi aku memanggilmu dan kau hanya berkutat dengan kertas lagumu. Aku cemburu, kau lebih senang dengan benda tersebut di bandingkan aku." Ucap Jin sambil memanyunkan bibirnya beberapa centi. Namjoon tertawa renyah mendengar penuturun yang menurut dirinya sangat lucu. Jin semakin memanyukan bibirnya saat melihat Namjoon tertawa, "Ya Kim Nam Joon, jangan mentertawakanku." Protesnya.

Namjoon berusaha menghentikan tawanya sembari memegangi perutnya, "Tapi ucapanmu sungguh aneh dan lucu, hyung." Ucapnya yang menahan tawanya agar tidak keluar lagi. "Tidak lucu sama sekali." Ucapnya kesal. Jin menggembungkan pipinya dengan bibir yang masih setia dimajukan hingga terlihat menggemaskan di mata Namjoon. Ia mencubit kedua pipi Jin, "Aiggooo... aku terkadang bingung denganmu hyung. Apa benar kau itu yang paling tua di group? Tapi kenapa sikapmu tak beda jauh dengan Taehyung? kekanak-kanakkan, ck." Cibirnya sembari mencubit pipi Jin, sesekali di tarik-tarik pelan. Jin berusaha melepaskan cubitan Namjoon di pipinya, "Lephaskhan.. namjoon-ah, shakhit tahu." Pintanya yang ucapannya tidak jelas.

Namjoon akhirnya menghentikan aksi cubit-mencubit pipi kekasihnya itu. Setelah di lepaskan, Jin mengusap-ngusap pipinya yang sudah merah akibat perbuatan Namjoon padanya. Namjoon benar-benar gemas dengan hyungnya itu, ia pun menyingkirkan tangan Jin dari pipinya. Ia mulai mengusap pelan bekas cubitannya, "Pasti sakit, habis hyung menggemaskan sih." Ucapnya. Jin mempautkan bibirnya, yang disisi lain pipinya juga memerah. "Berhetilah melakukan hal seperti itu, jika tidak aku akan mencubitmu lagi." Ucap Namjoon.

"Iya, bawel!"

"Bagus, good boy." Ucap Namjoon sembari tersenyum, sedangkan Jin menatapnya kesal.

"Ah, tadi hyung ada apa memanggilku? Pasti itu bukan alasan yang sebenarnya bukan?" Tanya namjoon, ia sudah hapal jika Jin memanggilnya pasti ada alasan lain. Jin memamerkan gigi putihnya, "Kau memang selalu tahu maksudku." Balasnya.

"So, what?"

"Eumm .. Bagaimana bilangnya? Sebenarnya, itu.. itu.." ucap Jin terputus-putus. Namjon mengerutkan kepalanya, "Itu apa?" tanyanya.

"Itu tadi pasti kau dengar suara teriakan Suga dari dapur'kan'?"

"Iya, lalu?"

"Dan kau pasti tahu siapa yang membuatnya seperti itu?"

"Ne, tentu saja. Memangnya kenapa?"

"Ahh... sudahlah, lupakan saja perkataanku tadi. Ayo kita keluar, yang lain pasti juga sudah di ruang makan." Ajak Jin yang menghindari topik pembicaraannya sendiri. Namjoon menarik tangan Jin sehingga tubuh itu terjatuh di pangkuannya. "Tidak, sebelum hyung memberitahukannya." Tungkas Namjoon sembari melingkarkan tangannya di pinggang ramping Jin.

Jin menatap Namjoon dengan ragu, "Eumm... kita sudah menjadi sepasang kekasih selama satu tahun, bukan? Selama itu juga kita merahasiakannya dari member lain, tapi..." Ucapnya yang menarik nafasnya sejenak. "Kau lihat Suga dan Taehyung tidak merahasiakannya, malah mengumbarkan hal tersebut di depan kita. Bahkan sesekali di depan para A.R.M.Y, tapi sedangkan kita?" ucap Jin yang menundukkan kepalanya.

"Bukankah kita juga melakukan skinship?"

"Iya, aku tahu. Tapi itu beda Namjoon-ah, dengan.." Namjoon tahu maksud kemana Jin akan melanjutkan ucapannya itu, "Hyung, kau marah denganku?" tanyanya.

Jin mengangkat kepalanya, "Tidak, hanya sedikit cemburu saja dengan mereka yang mudah mengumbar kedekatan tersebut tanpa ragu-ragu." Ucapnya.

"Tapi kita sepakat untuk merahasiakan hubungan ini dari member lain, kau lupa hyung?"

"Tentu saja tidak, bagaimana bisa lupa?"

"Lalu kenapa kau bersikap seperti... itu? pasti ada lagi yang ingin hyung ungkapkan."

"Iya, itu kan dulu sebelum kita debut. Tapi sekarang, apa kita masih perlu merahasiakan ini dari member lain?" Tanya Jin ragu-ragu. Namjoon terdiam, dirinya bingung harus menjawab apa. Sejujurnya ia tidak ingin merahasiakan hubungan mereka lagi, namun dirinya tetap memutuskan hal itu untuk kesuksesan Bangtan kedepannya.

"Mianhae, aku.."

Tok.. Tok..

"Namjoon-ah... Jin hyung... cepat keluar, makanan sudah siap." Seru J-hope dari luar kamar.

"Ne, sebentar lagi." balas Jin.

"Ah, cepatlah." Setelah itu J-hope pun pergi ke ruang makan. Jin melepaskan lingkaran tangan Namjoon dari pinggannya, lalu bangkit berdiri. "Sudah lah, kita lupakan saja perbincangan barusan. Anggap saja tadi aku tidak menanyakan tentang hubungan kita. sebaiknya cepat keluar, jadwal kita masih banyak." Ucap Jin sembari menunjukkan senyumannya yang kemudian keluar kamar. Namjoon tahu jika itu hanya senyuman paksa yang ditunjukan oleh Jin, "Mianhae, hyung." Sesalnya. Ia pun keluar dari kamarnya menuju ruang makan.

.

.

Hari-hari telah di lewati para member bangtan dengan menyenangkan dan juga melelahkan. Jadwal di hari-hari sebelumnya begitu padat, dan kini mereka memiliki free time. No job untuk beberapa minggu kedepan. Keadaan dorm begitu sunyi senyap, tak seperti biasanya yang rusuh dengan trio maknae.

"Eunghh..." erang Jin sembari merenggangkan otot-ototnya yang terasa pegal. Terlalu lama tertidur membuat pinggangnya sedikit pegal, kali ini ia bangun lebih siang. "Pasti pergi lagi." guman Jin. Ia jadi teringat dengan kejadian semalam, dirinya ribut lagi dengan Namjoon. Entahlah, mengapa akhir-akhir ini mood Jin cepat berubah.

Jin pun mengerenyitkan keningnya heran karena merasa dorm mereka yang begitu sepi. Ia pun melangkahkan kakinya keluar kamar menuju kamar mandi. Selesai dari itu, Jin dengan santai melangkah ke ruang tengah.

"Eoh, Jin hyung kau baru bangun? Tak biasanya, hyung seperti itu." Ucap Taehyung tiba-tiba yang membuat Jin kaget di buatnya. Tanpa menghadap lawan bicaranya, Taehyung tengah asiknya membaca buku komik kesayangannya itu sembari tiduran di sofa. "Heisshh... kau mengagetkanku." ucap Jin ke sebelah sofa. "Ya, bangun! Hyung mau duduk." Suruh Jin.

"Ne, arraseo." Taehyung membangunkan tubuhnya dengan malas. Jin pun duduk di sebelah Taehyung, "Hei, yang lain pada kemana? Kau sendirian saja?" Tanya Jin.

"Jimin pergi menemani Jungkook nonton." Ucap Taehyung yang masih setia membaca komiknya, "Lalu, J-hope hyung, Suga hyung, dan Namjoon hyung pergi ke ke gedung Bighit." Ucapnya lagi.

"Oh, lalu kenapa kau tidak ikut mereka pergi nonton?"

"Ani, aku sedang ingin di dorm."

"Hemmm..."Jin hanya berdehem, lalu membuka ponselnya sembari melihat-lihat apa ada yang menarik.

Mereka berdua sibuk dengan kegiatan masing-masing, tak ada pembicaraan di antara mereka. Jin melihat ponselnya itu dengan tatapan yang membingungkan, terkadang tersenyum tapi sesekali mimik wajahnya menjadi sedih. Ia menghelakan nafasnya lagi, mungkin ini sudah yang kesekian kalinya. Taehyung yang ternyata telah selesai membaca komiknya, memperhatikan wajah hyungnya itu dengan heran. Ia pun yang penasaran melirik apa yang tengah di lihat oleh Jin, sampai seyuman mengembang di wajahnya. Entah itu senyuman senang atau licik, "Ohh.. hanya dikarenakan foto-foto seperti itu, hyung jadi sedih." Ucap Taehyung. Jin yang terkejut menatap taehyung dengan kesal, "Ish, Taehyung-ah! Tak bisakah kau permisi dulu?" Seru Jin.

"Kalau begitu, aku tidak akan tahu apa yang hyung lihat. Toh, pasti Jin hyung tidak akan memperlihatkannya."

"Terserah kau saja lah." Ucap Jin, lalu menutup layar ponselnya.

"Hyung, kau suka dengan Namjoon hyung?" Tanya Taehyung. Tubuh Jin menegang, dirinya tidak tahu harus bilang apa. Ya karena itu benar, dan lagi tak ada yang tahu hubungan mereka. "Ani-yo, kau ini ada-ada saja." ucap Jin asal. Taehyung menyipitkan matanya, "Benarkah itu hyung?" selidiknya.

"Kau tidak percaya dengan hyung?"

"Entahlah, sulit untuk dipercaya." Ucapnya. "Aneh aja, sedari tadi aku melihat mimik wajah hyung berubah-ubah. Kadang tersenyum-senyum sendiri, dan yang paling kelihatan saat hyung sedih melihat foto Namjoon hyung bersama J-hope hyung."

Penuturan Taehyung membuatnya tidak bisa berkutik, Apa begitu kelihatan jelas? pikir Jin. "Mungkin hanya perasaanmu saja kali, biasa saja dengan mimik muka hyung." Elaknya sembari tersenyum. Taehyung menganggukkan kepalanya sedikit ragu, "Mungkin, bisa jadi seperti itu." Ucapnya santai, lalu mengambil buku komik barunya lagi. Jin menghelakan nafasnya lega, dan mulai menatap layar ponselnya.

Hening diantara mereka tercipta hanya sebentar, setelah Jin membukakan suaranya. "Taehyung-ah, ada yang ingin kutanyakan padamu." Ucap Jin. Teahyung hanya berdehem tanpa lepas dari komiknya. Jin melirik Taehyung sejenak, "Apa kau pernah cemburu dengan Suga?" tanya Jin. Taehyung segera melepaskan pandanganya dari komik itu, lalu menatap Jin dengan heran. "apa maksudmu, hyung?" tanyanya balik.

"Err... maksud hyung, apa kau cemburu jika Suga dekat dengan member lain? Ya contohnya, akhir-akhir ini Dia dan Jimin menjadi sangat dekatkan. So, kamu tidak cemburu?"

Taehyung tertawa renyah mendengar pertanyaan hyungnya itu, "Hahaha... tidak, kenapa aku harus cemburu dengannya?" ucapnya sembari menahan tawa. Jin mengerutkan keningnya, "Tidak sama sekali? Aneh, dasar Alien." Cibir Jin.

"Ish, sungguh tidak."

"Apa yang membuatmu tidak cemburu? Harus malah sebaliknya."

"Hemm... entahlah, mungkin karena aku percaya dengan Suga hyung." Ucapnya yang dibalas tatapan aneh dari Jin, "Kau tahu hyung, jika suatu hubungan itu di dasari dari rasa saling percaya. Jadi Aku dan Suga hyung membuat satu komitmen tentang hubungan kami. Jika kami harus saling mempercayai satu sama lain dan berjanji untuk tidak akan saling menyakiti hati masing-masing." Ucap Teahyung yang sukses membuat Jin kagum dengannya. Bagaimana bisa Taehyung yang terlihat begitu kekanak-kanakkan dapat berkata bijak seperti itu? Jin tak habis pikir.

"Wah, setelah pacaran dengan Suga. Otakmu mulai berfungsi dengan sangat baik."

"Tentu saja, dan dasarnya otakku sudah baik dari dulu."

"Iya aja deh."

"Oh ya, hyung kenapa kau bertanya hal semacam itu? sedang ada masalah?" Tanya Taenyung. Jin menggelengkan kepalanya cepat, "Ani."

"eumm... kupikir ada, tak biasanya hyung bertanya hal-hal seperti itu."

Jin membangkitkan tubuhnya berdiri, "Ah sudahlah. Taehyung-ah, apa kau sudah makan siang?" tanya Jin yang menghindari topik pembicaraan itu. "Hyung tahu saja jika aku sedang lapar, tentu saja belum." Ucapnya sembari memamerkan gigi putihnya. Jin menggelengkan kepalanya, lalu pergi menuju dapur dan memasak makanan untuk mereka berdua.

.

.

"Hei, sebaiknya kita pergi makan. Aku sudah lapar, apa kalian tidak ingin makan?" tanya J-hope sembari menatap dua orang namja yang gila bekerja itu. Suga tampak menimang-nimang usulan J-hope barusan. Dipikir-pikir lagi itu ide yang bagus, lagi pula mereka sama sekali belum makan dari tadi pagi. "Ide yang bagus. Namjoon-ah, sampai disini saja- nanti kita lanjutkan besok." Seru Suga. "It's ok, no problem. So, let's go." Ajak Namjoon yang segera membereskan kertas lagunya, lalu berdiri dari singgah sananya dan di ikuti oleh Suga. J-hope yang senang langsung bangkit berdiri, lalu mengapit lengan Namjoon sembari mereka berjalan. Mereka bertiga pun akhirnya memutuskan untuk makan diluar, di sebuah restourant yang dekat dengan gedung Bighit.

Selesainya dari acara makan malam mereka, Suga memutuskan untuk kembali ke dorm duluan yang dirasa tubuhnya sangat lelah. Sedangkan Namjoon menemani J-hope membeli sesuatu di toko kelontong dekat dorm mereka. Setelah keluar dari toko tersebut, mereka berdua pergi menuju ke dorm dengan jalan kaki.

"J-hope, bagaimana jika kita duduk sebentar di sana?" Ajak Namjoon yang di angguki oleh J-hope. Akhirnya mereka pun duduk di salah satu kursi dekat jalan tersebut, namun tak ada pembicaraan di antara mereka. J-hope yang telah memakan habis es krimnya, melihat Namjoon di sebelahnya. Ia menghelakan nafasnya, dirinya tahu jika Namjoon tengah ada masalah jika dilihat dari wajahnya.

"Namjoon-ah, kau sedang ada masalah?" tanya J-hope sembari menatap wajah Namjoon serius. Namjoon meliriknya sejenak, "Kau memang pintar membaca wajah seseorang, ya begitulah." Ucap Namjoon.

"Apa ini karena Jin hyung?"

Namjoon mengerutkan keningnya, "Apa hubungan masalahku dengannya?" tanyanya.

"Jangan bohong, aku sudah tahu akan hubungan kalian. Saat itu aku tidak sengaja mendengar pembicaraan kalian." Ucapnya. Namjoon hanya tersenyum tipis sebagai jawabannya.

"Kenapa sampai saat ini kau masih tidak ingin memberitahukan ke member lain, Namjoon-ah?"

"Aku tidak tahu, mungkin belum waktunya."

J-hope berdecak sebal, "Ck, lalu kapan waktu yang tepat? Kau itu sungguh aneh, padahal kau sendiri yang setuju dengan hubungan gay atau lesbi. Tapi kamu sendiri yang juga merahasiakan hubungan kalian, kasihan jin hyung. Apa menyenangkan pacaran secara sembunyi-sembunyi?"

"J-hope, kau tidak mengerti dengan perasaanku." Ucap Namjoon yang menundukkan wajahnya. J-hope memutarkan bola matanya malas, "Aku memang tidak tahu isi hatimu. Tapi satu yang kutangkap, kau tidak siap jika harus menunjukkan hubungan kalian." ucapan J-hope sukses membuat Namjoon menatapnya kaget. "Entahlah, aku heran kenapa Jin hyung mau bertahan denganmu selama satu tahun ini? Aku dapat mengerti perasaanya, pasti tidak enak rasanya jika hubungan kalian disembunyikan terus." Cibir J-hope.

"Mianhae, mungkin benar apa yang kau katakan."

"Hah.. sudahlah, aku hanya ingin memberitahu padamu untuk jangan membuatnya bimbang dengan persaanmu."

"Hemm... aku tahu."

Diam pun terbentuk lagi, mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing. "Namjoon-ah, sudah lama sekali kita tidak jalan berdua." Ucap J-hope basa-basi yang memecahkan keheningan di antara mereka. Namjoon mengangkat wajahnya menatap ke langit berawan nan gelap itu, "Hemmm... sudah lama, kira-kira setahun lebih yang lalu bukan?" ucapnya.

J-hope menganggukkan kepalanya tanda setuju, "Ternyata kau masih mengingatnya."

"Oh tentu, bagaimana aku melupakannya?" ucap Namjoon yang kini menatap wajah J-hope.

J-hope tersenyum tipis, "Mianhae.." Ucapnya. Namjoon menggelengkan kepalanya, "Wae-yo? Itu bukan salahmu, kau hanya mengatakan yang sebenarnya." Ucap namjoon sembari mengangkat tanganya keatas.

J-hope menatapnya, "Namjoon-ah... sebenarnya saat aku menolak pernyataan cintamu, diriku menyesalinya. Aku baru menyadari, bahwa aku suka denganmu." Ucapan J-hope langsung di hadiahi oleh lengan Namjoon yang mengenai keningnya. Namjoon yang kaget, karena tidak sengaja merentangkan tangannya itu.

"Yak! aisshhh... appo!" Rintih J-hope sembari mengusap-ngusap keningnya yang merah. Namjoon menarik wajah J-hope untuk melihat bekas pukulannya dengan jelas, hingga jarak mereka terbilang sangat dekat. "Ah, mianhae.. sudah tidak sakitkan?" tanya Namjoon yang mengusap kening J-hope.

"Sedikit.. Makanya, jangan sembarangan memukul orang dong. Padahal, aku sedang mengatakan isi hatiku." Protes J-hope. Namjoon terkekeh, "Lagi pula kau juga yang mengagetkanku, tapi apa itu benar?" tanyanya.

"Iya, itu dulu. Tenang, sekarang sudah tidak."

"Huh, syukurlah. Kalau tidak aku akan bingung, bagaimana caranya mempunyai dua kekasih." Canda Namjoon sembari tertawa renyah. J-hope menjitak kepala Namjoon, "Bodoh! Siapa juga yang mau denganmu." Protesnya, Namjoon menunjukkan seyuman bodohnya.

"Kajja, kita ke dorm. Nanti, di cari oleh mereka lagi." ajak Namjoon sembari menarik tangan J-hope, lalu mengandengnya. J-hope berjalan berdampingan dengannya, dan membiarkan Namjoon meperlakukannya seperti dulu.

To be continued

Don't forget to comment and review ^^