Disclaimer: Haikyuu! belongs to Furudate Haruichi sensei, I just own this storyline and my OC


Ini cuma perasaanku saja atau bandara Haneda kelihatan lebih ramai dari bandara di Seoul?

Namanya juga bandara, pasti banyak orang yang berlalu-lalang bukan? Tapi kenapa mereka semua tak bisa melepaskan tatapan mereka dariku? Hell! Apa yang aneh dariku? Aku cuma mahasiswa baru dari Seoul. Pakaianku juga tidak mencolok; hanya jeans hitam panjang yang sedikit skinny, sepatu Nike putih, serta kaos putih dibalik cardigan panjang berwarna light gray. Aku bahkan hanya memakai aksesori berupa kalung pemberian adik perempuanku dan kacamata nerd dengan frame hitam, rambutku juga tidak aneh-aneh kok modelnya; hanya potongan pendek berwarna cappuccino, tapi rasanya semua orang menatapku seolah aku adalah artis yang baru saja mendarat di Tokyo –bahkan beberapa perempuan menatapku dengan wajah memerah!

Oke, geret terus kopermu! Hiraukan tatapan mereka dan segera menuju kampus baruku!

.

Aku Park Tae Ri, laki-laki, mahasiswa semester satu asal Seoul, Korea Selatan yang mendapat beasiswa di Tokyo University. Jelas, aku orang baru disini, namun begitu aku sudah bisa berbicara bahasa Jepang dengan fasih –lumayan lah walaupun masih ada campuran bahasa Korea.

Sebenarnya ditatap oleh banyak orang seperti di bandara tadi adalah hal yang tidak aneh. Mungkin karena aku terlahir dengan wajah manis. Entah ini berkah atau kutukan, bahkan adik perempuanku bilang kalau aku ini sangat mirip dengan Xiumin EXO (well, mengingat kalau adikku itu salah satu fans besar EXO).

Fangirls Xiumin EXO se-planet earth yang budiman, tolong jangan bunuh aku! Itu adikku yang bilang loh! Kalau mau, bunuh aja authornya! (A/N: WOY OC DURHAKA!)

Ok, kembali soal perkara tatap-menatap.

Mungkin karena itu juga kenapa banyak orang yang menatapku sambil tersipu malu saat di bandara tadi, benar kan dugaanku? Aku terlihat seolah artis Korea yang hendak menyelenggarakan World Tour Concert di Jepang. Padahal aku ini aslinya adalah calon mahasiswa ngenes penghuni asrama kampus, haha.

Kini aku tiba di gerbang depan Tokyo University. Well, menurut hasil pencarianku soal kampus baruku, kampus ini terbilang SANGAT luas, bahkan mereka punya asrama untuk semua mahasiswa dan mahasiswi di universitas ini. Aku menelan ludahku sedikit, kemudian lanjut melangkahkan kakiku menuju kantor akademik untuk mengambil kunci asramaku.

Sebelumnya aku bilang, kalau aku salah satu penerima beasiswa disini. Yah, seenggaknya dengan begitu aku hanya tinggal memasuki kamar asramaku dan barang-barangku sudah berada di kamar. Benar saja kan? Begitu aku membuka kunci kamarku, beberapa tumpukan kardus dengan berbagai tulisan Hangul sudah tertumpuk rapi. Well, aku penasaran siapa teman sekamarku.

.

Ini sudah jam tujuh malam, dan aku belum memakan apapun sejak siang tadi. Setelah merapikan kardus-kardus bekas menjadi lipatan kecil, aku memutuskan untuk keluar asrama dan pergi mencari sesuatu yang bisa dimakan (juga beberapa kebutuhan kecil lainnya).

Aku masih memakai celana jeans yang sama dengan yang kupakai tadi siang, namun kini aku memakai kaos hitam v-neck pendek dengan jaket hoodie berwarna biru langit yang menggantung di bahuku. Aku segera mengunci kamarku setelah membawa dompet serta hendphone-ku.

Kuperbaiki posisi kacamataku dan menarik nafas dalam. Oke, saatnya mencari sumber kehidupan; MAKANAN!

Tapi baru satu langkah aku meninggalkan kamarku, aku baru sadar…

"SUPERMARKET NYA DI SEBELAH MANA COBA?"

Aku menampar dahiku sendiri. Harusnya aku terlebih dahulu mencari tahu berbagai jalan penting –yang salah satunya dapat mengantarkan perut kosongku pada sumber makanan– karena lembaran peta yang kuterima dari kantor akademik tadi siang hanya berisikan denah asrama dan kampus.

Bodohnya aku.

"Oh, kamu mahasiswa baru ya?" tiba-tiba sebuah suara merdu menginterupsi ke-stress-anku dari belakang. Aku menoleh dan menemukan seorang laki-laki dengan rambut pendek berwarna light gray tersenyum padaku, dengan tahi lalat kecil di bawah mata kirinya yang menambah kesan manis pada laki-laki tersebut.

"Ah, iya… aku baru saja datang tadi siang."

"Aku juga mahasiswa baru disini. Baru kemarin aku tiba di asrama ini," ucapnya sambil menghampiriku, "Kamu mau ke supermarket kan? Mau bareng?" lanjutnya, dan aku hanya mengangguk sebagai jawaban atas ajakannya.

"Ah iya, namaku Sugawara Koushi, panggil saja aku Suga." Ujarnya sambil menyodorkan tangan kanannya untuk bersalaman denganku. Jadi mengingatkanku pada Suga anggota BTS.

"Aku Park Tae Ri. Salam kenal ya, Suga-ssi," Tentu, aku langsung menyambut tangan Sugawara, "Cukup panggil aku Tae Ri."

"Wah, rupanya kamu bukan orang jepang. Kamu berasal dari Korea ya?" tanyanya lagi, kini dengan wajah berbinar.

"Yah begitulah… aku berasal dari Seoul."

"Hee… ternyata benar gossip dari mereka. Komplek asrama kita kedatangan warga Korea!"

"Eh? Mereka? Siapa?"

Kali ini Suga tertawa kecil atas pertanyaanku yang bertubi-tubi itu, "Di komplek asrama kita ini ada pasangan Bros before Hoes tukang gossip. Kamar mereka tepat di sebelah kiri kamarmu," lanjutnya, dan aku hanya ber-"Oh" ria sebagai respon. "Tapi aku yakin kamu pasti bakal betah tinggal disini. Walaupun kadang disini cukup ribut atau rusuh, mereka sangat menyenangkan."

.

Sudah sekitar lima belas menit kami berjalan, akhirnya kami memutuskan untuk mengunjungi supermarket dulu karena Sugawara ingin membeli sesuatu. Hei, aku juga harus membeli sabun dan keperluan lain untuk besok kan?

Selagi teman baruku sedang sibuk melihat-lihat di etalase khusus cemilan, sepasang bola mata berwarna pink sakura milikku sedang menelusuri segala sudut rak pada etalase khusus sereal sampai aku menemukan apa yang aku cari.

"Ah itu dia." Mataku berhenti pada kotak kardus sereal berwarna cokelat yang berada di rak paling atas. Tanpa basa-basi aku langsung mengulurkan tanganku untuk meraih kotak tersebut, tapi sial, tinggi sekali sih? Bahkan sudah berjinjit pun jariku masih belum bisa menyentuh kotak tersebut.

Hei, begini-begini juga tinggiku 173 cm loh! Etalase nya saja yang terlalu tinggi!

Tanpa menghiraukan kacamataku yang nyaris jatuh dari pangkal hidungku, aku tetap mengerahkan tangan dan kakiku agar dapat meraih kotak sereal sialan itu. Sampai akhirnya kedua kakiku menyerah dan—

"UWAH!"

Oke, harusnya aku terjatuh menghantam lantai bersamaan dengan jaket dan kacamataku yang berserakan di lantai (untung lensa kacamataku tidak retak). Namun punggungku tidak juga menghantam benda dingin tersebut.

"Kamu tidak apa-apa?"

Dan yang kudapat hanyalah sebuah suara baritone asing yang terdengar sangat elegan ditelingaku. Aku sendiri tidak mengerti dengan posisiku sekarang. Namun yang pasti. Aku merasa ada sesuatu yang menahan pinggulku dan menggenggam tanganku, dengan wajah seorang laki-laki yang tampak asing bagiku.

Hei, aku tidak salah lihat kan? Wajahnya begitu dekat dengan wajahku!

"A… ah… y-ya… aku baik-baik saja…" ucapku dengan suara pelan, hampir tak terdengar jelas olehnya, mungkin. Aku masih menatap penyelamat asingku itu walau pandanganku terlihat sedikit kabur. Yah, cukup lama kami saling menatap. Atau mungkin hanya dia yang menatapku? Karena pandanganku sendiri tak jelas tanpa adanya kacamata.

"M-maaf…" lirihku, kemudian menjauh dari laki-laki itu dan merangkak mencari kacamataku, "Aigoo… kacamataku jatuh kemana?" keluhku dengan kedua tanganku yang masih meraba-raba lantai.

Tepat ketika aku menangkap siluet benda berwarna hitam, tiba-tiba sebuah tangan besar merebut benda tersebut dari pandanganku, kemudian sesuatu lagi-lagi meraih sebelah tanganku dan menyimpan benda yang kucari-cari diatas telapak tanganku.

"Mungkin ini milikmu." Ucapnya, dengan segera aku langsung memakai kacamataku dan kembali menoleh padanya.

Sebenarnya aku nyaris meragukan lensa kacamataku. Kau tahu, yang ada di hadapanku kini adalah seorang laki-laki tinggi berambut pendek berwarna olive yang senada dengan warna matanya. Kaos maroon yang terlihat agak skinny itu tampak memamerkan otot lengannya, kemudian bahunya… juga rahang gagah itu… dan wajah yang terbilang, tampan.

Whoa… body nya whoaaaaaaaa~

"Lain kali hati-hati." Ucapnya, kemudian pergi meninggalkanku setelah memberikan kotak sereal incaranku padaku. Ia juga tersenyum kecil padaku.

Nah, sekarang aku benar-benar meragukan kedua mataku. Dia tersenyum padaku. Hell dude! Dia tersenyum padaku!

"Tae Ri! Tadi aku mendengar kamu berteriak, ada apa?"

Aku masih terpaku pada sosok sebuah punggung kekar yang berjalan menjauhiku, sama sekali tidak menghiraukan Sugawara yang bingung dengan tingkahku. "Tae Ri?"

Sumpah! Demi muka Xiumin EXO yang terlampau uke! Banyak laki-laki gagah berkeliaran seantero Korea Selatan tapi baru kali ini aku menemukan sosok yang sempurna seperti tadi!

Oh tidak, wajahku terasa sangat panas.

Damn, baby, you got a bright future behind you!

.

.

.


Hallo minna!

Ini pertama kalinya aku nulis fanfict Haikyuu (yang bukan crossover)! XD

Ah, by the way, saya author yang baru nyebur di fandom Haikyuu ini, Chosokabe-Cariens, salam kenal, panggil aja "Chae" kalo pen name ku ribet banget. Sebelumnya aku aktif gentayangan di fandom BASARA (sekarang juga masih aktif sih), salam kenal :3

Sebelumnya aku minta maaf bagi readers yang gak suka yaoi, aku malah masukin OC cowok ku buat di jodohin sama Ushijima *ketawa laknat* tapi bisa aja kok readers sekalian anggap OC saya cewek hehe *maksa bener*

Hontou ni sumimasen… *bow*

Kuroo: nah kan, dia malah nulis fanfict baru, Mr. Black Cat belum kelar tuh!

Bokuto: iya tuh! Author gak konsisten!

Tae Ri: fanfict di fandom BASARA aja belum selesai tuh…

Kuroo: demo kuy ke rumah si Chae!

Tae Ri: bakar sekalian!

Bokuto: bro! bawa bensin sekalian, bro!

Kalian… tega… sumpah! *mewek di pojokan*

Ushijima: harusnya kalian datang ke Shiratorizawa…

Kakanda Ushijima pengen gedung Shiratorizawa dibakar mereka? *sweatdrop* terserah kakanda aja deh…

Oke deh. Terimakasih bagi yang sudah mampir dan membaca fanfict gak jelas ini. Silakan review bagi yang berkenan~