.
.
.
it was removed, so here is the repost! (kalau dihapus lagi bakal aku post di wattpad)
untuk size difference kuputuskan untuk tidak melanjutkannya. ini sebagai gantinya. aku juga mungkin menambah kookmin, nammin dan vminkook setelah ff ini.
selamat membaca!
.
.
.
Bukan rahasia lagi bahwa anak angkat dari Kwon Jiyoung, CEO YG Ent, bernama Park Jimin akan menikah dengan seorang pria seumuran dengannya yang sudah menjadi tunangan pria kecil dan imut itu selama setahun. Tenang saja, hubungan mereka tidak sesingkat itu hingga bisa mencapai saat seperti sekarang. Mereka telah berkenalan dari sekolah dasar, delapan tahun dihabiskan untuk mendekati satu sama lain, dan enam tahun berpacaran.
Sejak Jiyoung mengenalkan anaknya pada massa yaitu saat Jimin kecil berusia sebelas tahun, dia selalu menjadi sorotan publik. Wajah yang imut dan polos, tinggi yang sepertinya terhenti saat dia masih menginjak sekolah menengah, suara yang tidak kalah lembut dengan milik wanita, dan keperibadian yang baik layaknya seorang malaikat membuat pria yang sekarang berusia 22 tahun itu disukai oleh massa.
Jimin bukan satu-satunya yang sering dibicarakan, tunangannya, Kim Taehyung, juga mendapat banyak perhatian dari publik. Di usia yang tergolong muda, Taehyung adalah seorang model dan aktor yang sudah memiliki banyak perhargaan. Oh, jangan lupakan orang tua Taehyung yang adalah CEO BigHit Ent, Kim Namjoon dan Kim Seokjin. Meskipun BigHit belum memiliki peringkat yang sama dengan YG Ent, mereka cukup terkenal karena membuahkan beberapa talenta dan visual terbaik di Korea Selatan. Contohnya rapper dan producer Min Yoongi, dancer Jung Hoseok, dan singer-songwriter Jeon Jungkook.
Berbeda dengan Taehyung yang dipastikan akan meneruskan posisi orang tuanya, Jiyoung tidak akan memberikan posisinya pada Jimin. "Kau terlalu polos untuk melakukan bisnis seperti ini. Kau diam saja dan berperilaku manis, soal pekerjaan serahkan saja pada tunanganmu." Ya, itu yang dikatakan Jiyoung pada anak yang begitu dimanjanya. Sedangkan Jimin hanya memanyunkan bibirnya imut, lalu disambut dengan pukulan pelan di kepala oleh sang ayah, karena yang benar saja jika Jimin ingin menjadi CEO dia harus berhenti kebiasaan menggemaskan itu.
"Jimin! Cepatlah!"
Jiyoung sesekali melirik jam tangan yang melingkar dengan elegan di pergelangan tangannya.
Dua menit telah berlalu dari waktu yang Jiyoung perkirakan. Dan itu sangat jarang terjadi. Bagaimana pun juga waktu adalah uang. Untung saja sebelum dua menit tersebut berganti menjadi tiga, Jimin dengan tergesa-gesa menuruni tangga.
"Apa yang membuatmu begitu lama?," tanya pria bermarga Kwon itu sembari berjalan menuju mobil yang disiapkan di luar mansion mereka. Jimin mengikuti tentunya.
"Maafkan aku, Dad. Kau tahu, sulit untuk menemukan pakaian yang mena- maksudku yang pas. Sepertinya aku bertambah tinggi."
Jiyoung tertawa kecil, anaknya itu benar-benar menggemaskan. Alasan macam apa yang baru saja dia katakan. Liat saja lengan sweater yang digunakan Jimin menutupi dengan sempurna seluruh tangannya, trousernya juga tidak ada tanda pertambahan tinggi Jimin. Sebenarnya Jiyoung tahu apa membuatnya lama, Jimin ingin terlihat menarik di depan keluarga Kim termasuk Taehyung yang akan mereka temui untuk makan malam.
"Ya, ya...tentu saja kau bertambah tinggi...saat di bangku sekolah dasar."
"Dad!"
Wajah Jimin memerah mendengar itu. Ayahnya sama saja dengan yang lain, senang menggoda tinggi badannya. Padahal Jiyoung juga tergolong orang yang tidak begitu tinggi, tapi setidaknya tidak sependek kau, Jimin.
...
"Wah, wah, tidak biasanya seorang Kwon Jiyoung tidak tepat waktu."
Itulah yang Namjoon katakan saat Jiyoung dan Jimin akhirnya tiba di restoran berbintang lima sesuai janji.
"Diamlah, Kim Namjoon. Di mana sopan santunmu."
Seokjin tertawa melihat ekspresi Namjoon yang awalnya jahil menjadi mengerut dan menggumamkan kata-kata yang mirip "Maaf hyung."
Jimin segera mengambil tempat di sebelah Taehyung. Sedangkan Taehyung meraih tangannya lalu memberi kecupan pada punggung tangan mulus pria imut itu. Mereka tentu saja merindukan satu sama lain. Bagaimana tidak, meskipun mereka adalah tunangan resmi, Jiyoung masih belum mengizinkan Jimin untuk tinggal bersama Taehyung.
Mereka berlima mulai menikmati makan malam sembari membicarakan pekerjaan yang Jimin tidak mengerti, dalam hati dia memaki ayahnya karena tidak pernah memberinya kesempatan bersekolah di bidang bisnis. Pembicaraan mereka beralih ke hubungan Jimin dan Taehyung. Namjoon dan Seokjin - tapi Namjoon yang terutama - terus membujuk agar Jiyoung memperbolehkan Jimin untuk tinggal bersama tunangannya. CEO YG Ent itu terus menolak dengan alasan Jiminnya masih polos dan masih membutuhkan perlindungannya, juga, Jimin masih terlalu muda, dan alasan lainnya yang membuat Jimin ingin menghentikan omongan ayahnya. Karena, yang benar saja, for God's sake dia sudah dewasa. Keinginan untuk membuat Jiyoung berhenti berbicara akhirnya dia lakukan.
"Daddy, bisakah kau mengambilkan garam untukku?"
Permintaan Jimin pastinya menghentikan mulut Jiyoung yang segera mengambil garam untuk anaknya. Namun, Jiyoung sama sekali tidak menyangka bahwa Taehyung juga melakukan hal yang sama dengannya. Suasana menjadi hening. Namjoon dan otak cerdasnya as expected mengetahui dengan jelas apa yang sedang terjadi. Seringai terlihat di wajah Seokjin, Jimin is definitely not as innocent as Jiyoung hyung think he is. Jiyoung menatap Taehyung dan Jimin secara bergantian, matanya membulat terkejut. Ini tidak seperti yang dia bayangkan...or is it?
Taehyung menelan salivanya dengan susah payah. Dia benar-benar refleks tadi. Suara Jimin saat menyebut kata 'daddy' membuatnya lupa di mana mereka berada. Beberapa saat kemudian, sebuah ide terlintas di otak Taehyung. Ini kesempatan yang tepat untuk membuat Jiyoung 'memberikan' Jimin padanya. Seringai terlihat di wajah tampannya.
"Oh? Bukankah daddy yang kau maksud adalah aku, Jiminie?"
Jimin menatap tajam Taehyung seakan berkata tutup mulutmu. Jiyoung memfokuskan perhatiannya pada Jimin.
"Park Jimin, jelaskan."
Ingin rasanya Jimin mengubur dirinya, ayahnya sangat jarang menggunakan nada yang serius seperti itu kecuali kalau memang dia mengalami masalah besar.
Sebelum Jimin membuka mulut, mengatakan apapun yang ada di otaknya-tapi sungguh dia tidak tahu apa yang akan dia katakan- Taehyung mendahului.
"Maafkan aku Tuan Kwon, but your son calls me Daddy too. Jadi, aku sedikit bingung tadi. Ditambah nada Jimin yang sa-"
"Taehyung!"
Jimin menarik paksa Taehyung menuju toilet. Sedangkan pria berambut merah itu membiarkan tunangan mungilnya melakukan yang dia mau. Taehyung merasa hangat ketika melihat rona merah yang menghiasi pipi dan telinga Jimin. Tangan Jimin hanya bisa menggenggam tiga jari Taehyung, itu membuat senyuman Taehyung melebar.
Yang baru saja didengarnya membuat Jiyoung terdiam di tempat, berusaha mencerna apa yang tidak ingin dia percaya.
"...Jimin. My son...my innocent Jimin..."
"Well...sepertinya Jimin tidak sepolos yang kau pikirkan, hyung."
...
"Taetae, kau bisa membuat kita dalam masalah."
Taehyung melingkarkan tangannya di pinggang ramping Jimin. Yang lebih pendek terasa sangat sempurna di pelukannya, seakan mereka sudah ditakdrikan bersama. Taehyung mengecup bibir penuh dan lembut milik Jimin.
"Aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Kata itu yang terus keluar dari mulutmu saat aku menusuk pros-"
Jimin membungkam mulut Taehyung dengan bibirnya. Ya, dia sadar apa yang akan terjadi jika Jimin yang berinisiatif melakukan itu. Taehyung menggeram, kedua tangannya menangkup wajah Jimin, memperdalam ciuman mereka. Lidah Taehyung masuk ke dalam rongga mulut tunangannya, membuat yang mungil melenguh.
Perasaan bersalah datang pada Jimin mengingat ayahnya masih menunggu penjelasan di luar sana, namun dia juga tidak bisa memungkiri bahwa Jimin sangat merindukan daddynya.
Make out session yang berlangsung sekitar tiga menit, harus terhenti karena suara handphone Jimin.
Incoming call..
Dad
Dengan cepat Jimin mengetuk 'Accept' pada layar handphone.
"Dad! Aku bisa menjelaskannya! Kumohon jangan marah..."
Beberapa detik setelah tidak mendapat balasan dari seberang sana, suara helaan nafas terdengar.
"Kau...pulanglah bersama Taehyung. Aku ingin menenangkan diri sebentar."
"Tidak marah kan?"
"Just give me some time to think about that. Dan, berikan teleponnya ke Taehyung."
Jimin memanyunkan bibirnya, dan Taehyung berusaha keras untuk tidak kembali melumat bibir itu. Sembari mengambil benda kotak tipis yang disebut handphone, pandangan Taehyung terkunci pada kedua mata Jimin.
"Paman...maksudku, Father...Jangan marah pada Jimin, ini salahku."
"Ya, benar. Memang salahmu. Beraninya kau merusak kepolosan Jimin."
Bukannya merasa bersalah, Taehyung menyeringai. Dia tidak menyangkal itu. Jiminnya memang sudah tidak polos setelah Taehyung melakukan berbagai macam hal pada tunangan mungilnya saat mereka masih berpacaran dulu. Seringai di wajah pria yang lebih tinggi dari Jimin itu memang membuatnya terlihat semakin tampan, tapi Jimin punya firasat yang buruk tentang itu. Well, bukan buruk yang bisa melukainya. Mungkin...iya, melukainya di bagian tertentu.
"Maaf."
"Ya, ya, terserah. Kuserahkan Jimin padamu, jaga dia baik-baik."
"Tentu saja. Aku akan menjaga dengan sangat baik."
Okay, seringai Taehyung yang semakin menjadi itu, membuat Jimin benar-benar ketakutan sekarang. Apalagi setelah Taehyung menutup panggilan dan memasukkan handphonenya pada saku trousers yang digunakan Jimin. Wajah mereka hanya berjarak beberapa senti. Tangan besar Taehyung beralih ke bokong Jimin dan meremasnya.
"Eungh~"
Lidah Taehyung terjulur untuk menjilat sensual bibir bawah Jimin.
"Daddy will make you feel good tonight, kitten."
.
.
.
To Be Continued
.
.
chapter berikutnya smut! oke maaf aku terlalu bersemangat jika berhubungan dengan smut.
aku buat akun wattpad, di sana reading listku semua bot!pjm, kalau berminat bisa cek 133095z, saat ini aku cuma buat reading list, kalau mau follow boleh
dan! shout out to nissi (vminissi on twitter) she is my favorite person in the whole internet. her threads are gold!
s/o juga untuk my fav authors on ao3, sterekvibes, gangbang (i love their porn), dan knth (i dont read her vkook fics tho)
udh nonton bon voyage ep.1? kopernya jimin kelupaan coba di bus, aku gak tau pengen nangis apa ketawa...(yoongi kyknya vmin shipper/?, nonton aja yoongi godain jimin ttg kopernya tapi diganti dengan 'i lost my taehyung~ i lost my taehyung~' karena jimin ngomong dia kangen sama taetae)
jangan lupa review, kritik dan saran juga
