Tuhan menciptakan mulut.
Seribu satu ekspresi bisa saja mulut lakukan.
Tapi mulut yang baik tak mengeluarkan omelan.
Mulut yang hangat tak mengeluarkan cacian.
Mulut yang menyenangkan tak mengkerut kesal.
Karena itu, tersenyumlah.
.
.
LET'S SMILE! SMILE AND SMILE
Genre : Friendship/dan genre lainnya
Rate : K+ hampir T
Pair : Lihat cover ;) (ingat, lho cover (c) to the owner)
Warnings : Typo(s) , bahasa yang (mungkin) wara-warni, flufless, berpotensi bikin meleleh(?), de-el-el
.
.
#Happy Reading!
.
.
Katekyo Hitman Reborn Amano Akira
FanFiction Ameru-Genjirou-Sawada
—1st Smile: Gokudera's—
.
==59's POV==
Aku tidak mengerti.
Sungguh tidak mengerti.
Orang itu selalu saja tersenyum. Memamerkan giginya yang putih itu dihadapan banyak orang.
Memuakkan melihat senyumannya itu.
'Tapi..'
Orang-orang disekitarnya..ikut tersenyum melihat senyumannya.
Bahkan juudaime pun tersenyum melihat senyumannya.
Sial, harusnya akulah yang membuatnya tersenyum.
'Aku iri..'
Awas saja, kurobek senyumnya itu!
'Dia benar-benar membuatku tersandung..'
.
==END 59's POV==
SYUUT
PRAAK
"Wah! Hebat, Yamamoto-senpai!"
Teriakan para junior itu agaknya membuat Gokudera mendongakkan kepalanya. Buku sains yang sendari tadi ia baca agak sedikit teralihkan.
Karenanya.
Dari kejauhan, sang bintang bersinar dengan indahnya. Ia menurunkan topinya, menghindari silaunya matahari sore itu. Senyumnya—yang lebih tepatnya senyum bodoh—tak pernah luntur dari wajah tampannya itu.
Wait, tampan?
Hell, panasnya mentari pasti sudah merusak kinerja otak Gokudera. Bisa-bisanya ia seperti remaja wanita kasmaran—walau tak tampak dari luar.
Kadang Gokudera berpikir suatu saat mulut itu akan robek, karena saking banyaknya tersenyum. Yamamoto akan selalu menampakkan senyumnya itu anywhere, anytime, dan every situation.
Bahkan saat ia berhadapan dengan assain terganas, Squalo Superbi, masih ada kesempatan ia tersenyum.
Salah tempat, kali, yaa…
Tapi jauh, jauh dari lubuk hati Gokudera yang terdalam,
Ia senang.
Ia senang melihat senyum itu.
Itu, bukan senyum palsu. Itu bukan senyum palsu yang selalu orang-orang kenakan didepannya.
Itu senyum tulus. Dan semua orang yang melihatnya akan merasa tenteram.
Termasuk Gokudera.
Tapi gurita terlalu gengsi untuk menunjukkannya. Sejak ibunya meninggal, ia bukan type orang yang suka menunjukkan perasaannya. Ia nyaman dengan muka temboknya yang selalu ia tunjukkan pada semua orang. Toh, ini wajah asli Gokudera. Bukan topeng.
"Aku ingin melihat Gokudera tersenyum sekali."
Kepingan ingatan itu kembali muncul dalam benak Gokudera. Ia ingat saat duduk berdua dengannya diatap, pemuda itu menanyakan hal itu padanya.
"Bodoh. Mana mungkin aku bisa begitu."
Itu yang waktu itu gurita jawab. Gokudera ingat, waktu itu Yamamoto mengerang kesal.
"Yaah, padahal, kalau Gokudera tersenyum, pasti manis."
Dan waktu itu Yamamoto mendapat sepakan gratis dari Gokudera.
"Sekali lagi, yakyuu-baka. Aku tidak manis."
Sebal. Gokudera sebal dikatai manis. Walau ia akui (setelah berkaca ribuan kali) ia lumayan manis.
"Ahahaha, kau terlalu lucu dan manis, Hayato-chan~"
Waktu itu Gokudera sudah terlalu capek untuk menanggapi.
Tapi, ia senang. Entah kenapa, digoda terus oleh Yamamoto membuatnya senang. Setiap bersamanya, Gokudera merasa—senang. Ah, bahkan ia tak berani mengakuinya.
Tapi ketika Yamamoto berubah serius, hati Gokudera tercelos.
Rasanya aneh dan—sedih, melihat ekspresi Yamamoto yang beda dari biasanya. Penuh amarah. Ketika ia begitu, ia menjadi orang paling menakutkan yang pernah Gokudera kenal. Ketika ia berubah suram, ia menjadi orang paling menyedihkan yang pernah Gokudera kenal.
Pokoknya, ia merindukan sosok Yamamoto yang hangat. Ah, lagi-lagi.
Tapi, kali ini Gokudera akan belajar jujur.
Gokudera akan belajar jujur pada perasaannya sendiri. Demi dirinya.
Termasuk mencoba yang satu ini.
PRAAK
Satu lagi homerun tercipta.
Sangat jauh. Sangat indah. Sangat mengagumkan.
Gokudera sampai bengong. Mulutnya menganga. Wajahnya entah kenapa memanas karena kagum.
"Gokudera!"
Panggilan itu. Gokudera mau tak mau menengok kearahnya.
"Yamamoto."
"Hey, boleh duduk?" Yamamoto lalu mengambil posisi disebelah Gokudera.
"Homerun tadi.."
"Ya, itu aku!" Senyuman bangga tercetak diwajahnya. Gokudera merasa pipinya memanas.
"Congrats." Jawab Gokudera—datar. Walau dalam hatinya, ia tersenyum mendengarnya.
"Kau kenapa, Gokudera? Terlihat lesu.." Wajahnya mendekat. Membuat surai keperakan kalap.
"B—bodoh, menjauhlah!" Kalap. Yamamoto tertawa melihatnya.
"Ohya, homerun itu kupersembahkan untukmu!" Gokudera mendongak keheranan. Maniknya membulat. Wajahnya, Gokudera yakin sudah sangat merah.
Ia tatap auburn yang tengah tersenyum lembut itu.
"Ap—"
"Karena Gokudera, yang telah memberiku semangat." Ia sandarkan kepalanya diatas bahu Gokudera. Rasanya hangat.
"Untukmu." Lalu Yamamoto kembali mengadu pandang dengan emerald yang masih membulat itu.
Dasar.
Kenapa yakyuu-baka itu selalu membuatku berpacu dengan jantung?
Tapi, bukankah aku sudah janji akan jujur dengan hatiku?
Lalu.
Tersenyum.
Tampak, Gokudera tersenyum.
"—Eh—"
"Kuterima, yakyuu-baka." Masih. Senyuman itu terluki diwajahnya. Ah, jadi begini rasanya tersenyum tulus.
Hangat.
Dan terasa damai.
"Hore! Gokudera tersenyum!" Ia bangkit dari tumpuan bahu Gokudera, terlonjak dan tersenyum senang. Senang sekali.
Gokudera tersenyum geli melihatnya.
"Kau yang membuatku begini, bodoh." Ia balik bersandar pada bahu tegap sang kekasih.
Apa? Kekasih?
Tidakah kau sadar kalau mereka sudah lama menjalin hubungan?
"Hehe, aishiteru, Hayato." Yamamoto cium pucuk keperakan yang harum itu. Gokudera masih menyetakkan senyum.
"Ti amo, Takeshi." Ia menutup mata sebentar, merasakan semilir angin sore itu, dan merasakan dekapan sang kekasih yang hangat rasanya.
.
.
WAIT FOR THE OTHER'S SMILE!
Kembali. Ameru publish fic. Sadar, woi! UAS! Besok banyak banget materinya! *gulung2*
Ah, waktu saya curi2 pict dari .st, saya jdi terinpirasi membuatnya. Semoga reader semua nggak membunuh author karena agak OOC ._. *angkat tangan*
.
Oke! Sampai jumpa dichapter 002!
