Title : That's Should Be Mine
Pairing : TaecSung/ TaecChan (Taecyeon and Chansung)
Cast : 2PM member and other
Rating : PG-15 (NC-17 for later)
Genre : Angst, Violence, Smut, Rape, Romance
PROLOGUE
Seorang pemuda yang tak sadarkan diri terbaring tak berdaya di atas sebuah tempat tidur. Tubuhnya yang telanjang bulat tampak penuh luka lebam. Seprai yang awalnya menutupi seluruh permukaan tempat tidur, kini berantakan dan dipenuhi dengan bercak darah kemerahan di beberapa bagiannya. Sedangkan lantai kamar, pakaian berserakan di sana-sini.
Tempat tidur sedikit berderit ketika pemuda naas itu mulai menggerakkan tubuhnya yang terasa ngilu. Udara dingin dari pendingin ruangan yang langsung mengenai kulitnya membuat sosok jangkung itu sedikit merinding dan akhirnya ia-pun membuka matanya. Sambil meringis kesakitan, pemuda itu menatap langit-langit kamar hotel tempatnya berada dan setetes airmata mulai menetes dari sudut mata indahnya.
Dia berusaha menggerakkan tangan kanannya untuk meraih telepon genggam yang berada di atas meja dekat tempat tidur. Jari jemarinya yang bergetar terus menekan salah satu nomer dalam kontaknya.
"Yoboseyo...," terdengar suara mengantuk dari seberang saluran telepon.
"Junho hyung,...," pemuda yang kini sudah duduk di tepi tempat tidur berusaha menahan tangisnya sekuat tenaga. Ia tidak ingin orang yang sedang diajaknya bicara semakin mengkhawatirkannya.
"Yah, Chansung-ah. Neo eodiya? Kemana saja kau? Kenapa kau tidak pulang?" berondongan pertanyaan dari pemuda bernama Junho hanya membuat airmata Chansung menetes.
Dengan suaranya yang berubah parau, Chansung berkata,"Hy..hyu..hyung, bisakah kau men..menjemputku di CRAZY4S hotel?"
Hening sesaat.
Chansung bisa merasakan tubuhnya kini bergetar hebat. Ia mendengar sedikit teriakan dan bentakan dari telepon yang masih digenggamnya. Pasti Junho sedang berusaha untuk mengomeli Junsu. Ia sudah tahu tabiat hyungnya yang satu itu.
"Chansung-ah, bisakah kau menunggu hyung di lobi? Hyung akan segera ke sana."
"Ne hyung," sambil terus menggigit bibir bawahnya kuat-kuat untuk menahan tangis, Chansung menjawab pertanyaan hyungnya. Sebelum koneksi telepon berakhir, Chansung samar-samar mendengar Junho yang menyuruh Junsu untuk segera berangkat menuju CRAZY4S hotel.
Dengan mengumpulkan semua kekuatannya yang tersisa, pemuda jangkung itu mengambil semua pakaiannya yang berserakan di lantai dan mulai mengenakannya satu persatu. Selesai berpakaian, ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi dan membasuh mukanya yang dipenuhi dengan air mata dan sejumlah darah yang sudah mengering di sudut bibirnya.
.
.
Sambil tertatih-tatih, Hwang Chansung berjalan menuju lobi hotel yang semalam ia datangi bersama salah satu seniornya. Sebisa mungkin, ia berusaha bersikap normal sehingga tidak ada orang yang perlu memperhatikannya. Tangannya mengepal erat di dalam saku jaketnya menahan sakit yang menjalar di seluruh tubuhnya. Bagaimana tidak? Sekujur tubuhnya terluka dan yang lebih parah, bagian bawah tubuhnya yang paling sakit kini terpaksa harus dibalut celana jeans ketat yang menambah rasa perih yang dirasakannya.
Untungnya, Chansung tak perlu menunggu lama karena saat ia hendak duduk di salah satu sofa tempat tunggu, ia sudah melihat seorang pemuda berlarian ke arahnya. Rambut merah menyala Junho memang membuatnya mudah dikenali, bahkan di keramaian sekalipun. Chansung berusaha bersikap wajar sambil melambaikan tangannya menyambut kedatangan hyungnya.
"Yah Hwang Chansung! Apakah kau berusaha membuat hyung-mu ini mati karena serangan jantung sedangkan kau disini enak-enakan seperti ini?" Junho yang selalu mengomel saat merasa khawatir segera meledak di hadapan Chansung.
"Hyung, mianhae," sambil mengeluarkan jurus puppy eyes andalannya, Chansung memegang lengan kanan Junho tanda penyesalannya.
Tak berapa lama datang Junsu yang menunjukkan ekspresi tak kalah khawatir dari si pemuda berambut merah.
"Apa yang terjadi? Chansung-ah gwaenchana?" walaupun Junsu terkenal tidak terlalu perhatian pada dongsaengnya ini, tapi sebenarnya ia adalah hyung yang baik. Itulah sebabnya Junho jatuh hati padanya.
"Gwaenchana hyung," seulas senyum kecil menghiasi wajah Chansung. Meskipun sakit, ia tidak ingin kedua hyung kesayangannya itu terus-terusan mengkhawatirkannya.
"Ah, sebaiknya kita pulang sekarang. Taecyeon sudah menunggu di luar," Junsu melanjutkan perkataannya.
"Ah iya. Aku lupa mengatakan kalau Taecyeon ikut kesini. Kajja!" Junho kembali bersemangat mengingat salah satu senior dongsaengnya yang selalu tersenyum ceria itu.
Taecyeon.
Mendengar Junsu dan Junho menyebutkan nama Taecyeon, tubuh Chansung kembali bergetar hebat. Tatapan matanya tidak terfokus dan genggamannya pada tangan kanan Junho semakin erat. Junho merasakan hal yang aneh terjadi pada dongsaengnya ini, tapi dia tidak tahu apa alasannya.
To be continued
Yeoreobun... lama tak jumpa. Ehem, author mw ngumpet dulu ah, takut digebukin gara2 belum lanjut FF I LIKE YOU THE BEST. Btw dengan amat sangat menyesal, author malah update fic baru. Tapi tenang, bagi yang nunggui ILYTB, author bakalan tetep ngelanjutin kok. Cuma, tunggu waktu yang tepat.
Oya ini fic baru author, baru prolog si. Tapi harap komen ya chingu. Seperti biasanya, kalo g ada yang komen, paling-paling ini fic bakalan terbengkalai, kalo g author hapus.
Kamsahamnida.
