Whistle

NCT; YuTae, sadism, mature!au

-chocojaeyong-

.

.

.

"Kau tidak apa-apa?"

Pemuda berkewarganegaraan Jepang itu mendekatinya ke sudut ruang yang gelap, meski matanya seakan buta, Taeyong dapat merasakan napas Yuta samar-samar. Isakannya semakin menjadi ketika Yuta menyentuh wajahnya perlahan, terasa lembut namun menampar di detik yang sama, Taeyong menjerit kuat-kuat.

"Hei, tenang Tae-chan. Aku di sini," suara Yuta sangat lembut mengalun di telinganya, bahu Taeyong ia usap perlahan, "apa yang kau takutkan?"

Lelehan likuid itu tak mau berhenti mengalir dari matanya, ia tak tahu bagaimana ekspresi Yuta melihat betapa hancurnya dirinya sekarang, tapi yang ia tahu sisi lemahnya tengah menyeruak berontak, ia takut bahkan untuk sekedar menyadari bahwa Yuta ada di dekatnya.

Di kamar sempit ini, dengan ikat pinggang Yuta yang tergeletak di lantai, telah menyabit kulitnya sampai terasa robek dan berdarah-darah, merembes keluar dari bawah kemeja putihnya. Tapi Yuta tak tahu bukan karena dia tak mau, dan dia memang tak seharusnya tahu.

"Yuta, I'm so affraid. Please... help me," gumaman itu sama gemetarnya dengan seluruh tubuh dan sendi Taeyong, menjalar hingga ke tangan Yuta dan pemuda itu menariknya ke dalam sebuah pelukan hangat.

Ujung bibir sang Nakamoto menyentuh bibirnya, melumatnya dan meraup rakus, Taeyong melenguh sekaligus meringis sakit karena tangan sang kekasih yang entah sengaja atau tidak merambat ke bagian bawahnya, meremas kasar gundukan malang di balik celana jeans ketat berwarna hitam.

"Yuta, please...," Taeyong berbisik lirih, "please... it's not you Yuta. No. Don't do it."

"I don't care!"

"ARGH!"

Satu hentakan di hole Taeyong menghasilkan jerit memilukan, menggema ke seluruh sudut dan cela-cela kamar, Taeyong merasakan ajal seperti akan menjemput, nyeri dan perih luar biasa menyergap urat syarafnya yang telah terasa mati. Selalu seperti ini, ia membatin pilu. Brengsek Nakamoto yang mengambil Yuta-nya, merebut sisi lembut kekasihnya menjadi sisi bengis yang Taeyong benci mati-matian. Nakamoto adalah hal yang paling ia benci, dan Yuta adalah hal yang paling ia cintai.

"Bitch, bergeraklah!"

Teriakan pemuda itu membuat Taeyong kembali beropini bahwa mungkin tidak seharusnya ia mencintai pemuda abnormal seperti Nakamoto Yuta.

Atau... Nakamoto, dan Yuta.

FIN