CherRyeowook
Presents
.
.
.
1st of VampFic and 1st The Story Continued
Nuit ténèbres
.
Chapter 1
Rendez-vous à l'arrêt de bus
—Pertemuan di Halte Bus
.
.
.
Disclaimer of Naruto is Masashi Kishimoto
.
.
.
Thank you
.
Happy Reading!
Warning : Not Character POV, but it's Author POV
Warning Rated : M for Bloody Scene
No thoughts for the 'LEMON or LIME'. Thus, no LEMON or LIME. Will come later.
oOo
Nuit ténèbres…
—Kegelapan malam
oOo
Membaca adalah kesukaan gadis itu. Gadis dengan rambut berwarna merah muda terang—yang mungkin saja hanya miliknya sendiri di usianya yang masih remaja, 16 tahun. Apa pantas disebut remaja?—dengan mata yang sangat indah, hijau—bukan hijau klorofil, tapi hijau permata—pipi yang sedikit tembem—bukan berarti dia gendut—bentuk wajah yang sedikit oval—tidak oval terlalu ataupun bulat—dan temani oleh sebuah buku.
Sekarang, dia sedang bersantai—apa ini pantas disebut bersantai?—di sebuah halte bus. Halte bus? Tentu saja, dia menunggu bus untuk menuju rumahnya dan keluarganya. Oh, tak sadarkah dia bahwa dia sedang diperhatikan oleh orang-orang di sekitarnya? Atau aku harus memberitahukan pada kalian tentang dia.
Baiklah, baiklah… Akan kuberitahu. Ah, aku bahkan belum memberitahukan namanya, ya.
Gadis berambut merah muda ini bernama Sakura Haruno. Gadis berambut merah muda ini selalu membawa buku apapun ke universitasnya. Oh, God! Apa dia pintar? Tentu saja. Umurnya baru 16 tahun, teman. Tapi, sudah kuliah. Ok, lanjut.
Gadis ini selalu membaca buku apapun seperti buku pelajaran, buku materi, novel, komik, dongeng, koran, dan apapun itu kecuali, sebuah buku porno. Gadis ini baik hati, penyayang, dan memiliki sebuah kekuatan pukul yang cukup kuat dan keras. Sayangnya, dia tak memiliki seorang teman sedikit. Tidak ada satupun yang mau menjadi temannya karena sifatnya yang sering moody. Siapa peduli?
oOo
Il était une fois, tout d'un coup j'ai été à fantasmer sur quelque chose…
—Pernah suatu ketika, tiba-tiba saja aku berkhayal tentang sesuatu…
.
Accidentellement, je pense que c'est quelque chose…
—Tanpa sengaja, aku memikirkan sesuatu itu...
oOo
Gadis itu tahu, bahwa dia diperhatikan karena sesekali dia melirik ke arah orang-orang yang—menurutnya berisik—disekitarnya. Tak lama dia menaruh kembali ke dalam tas—yang cukup kecil—dan memandang ke depan. Tanpa mempedulikan tatapan orang-orang itu, dia menatap ke sebuah rumah—seperti kastil—yang ada di depan halte bus ini. Tapi, rumah—atau kastil—itu hanya memperlihatkan bagian belakangnya saja. Apa itu? Rumah? pikirnya.
Sekilas dia melihat seorang lelaki berambut hitam—mungkin. Tidak jelas karena gelap—sedang berdiri di sebuah pohon cemara—mungkin—sambil menatap ke arah halte bus itu. Gadis itu sedikit merinding melihat tatapan lelaki itu—yang diyakininya—menuju ke arah dia berdiri. Tanpa sadar, gadis ini menahan nafasnya.
Sakura—gadis berambut merah muda—menundukkan kepalanya. Takut? Mungkin saja. Bagaimana tidak? Mata itu seakan mengintimidasinya dalam sekejap. Tidak berani mengangkat kembali kepalanya, Sakura memainkan lipatan-lipatan rok biru mudanya. Bus yang akan dinaikinya masih sekitar lima belas menitan lagi. Aiss… Tatapannya dingin sekali, pikirnya.
Halte bus itu mulai sepi karena ada yang sebagian hanya ingin duduk kemudian pulang dan ada yang jadwal busnya sudah datang. Sakura mengangkat kepalanya untuk melihat keadaan di sekitarnya. Sepi sekali, pikinya. Di halte bus itu hanya ada satu orang sepasang kakek dan nenek yang duduk di kursi halte sambil berbicara dan seorang wanita dengan pakaian kerjanya. Kembali Sakura mengalihkan pandangannya ke arah rumah—atau kastil—itu. Tidak ada, pikirnya.
Sakura mencari ke sekitarnya untuk mencari lelaki yang dilihatnya itu. Tanpa Sakura sadari, bahwa lelaki—yang dilihatnya—itu sudah berada di samping dia duduk sambil memandang ke depan. Tentu Sakura tidak menyadarinya karena terlalu fokus pada rok birunya tadi.
"Hey—Hei,"
DEG
Sakura sedikit terlonjak kaget mendengar panggilan seorang yang tidak kenalnya itu. Gadis ini hanya diam. Karena—mungkin—dia tidak merasa namanya 'hei' atau—mungkin—untuk orang lain bukan dirinya. Tapi, kenapa suaranya dekat sekali dengan telinga sebelah kirinya? Sakura mengalihkan pandangannya pada samping kirinya.
"Hey, je te parle—Hei, aku bicara padamu,"
"Eh?"
oOo
Nuit ténèbres…
—Kegelapan malam
oOo
"Kenapa kamu belum pulang?" tanya lelaki yang ternyata adalah lelaki yang berdiri di bawah pohon cemara itu. Kaget. Itulah ekspresi Sakura sekarang.
Sakura masih diam. Tidak berani mengatakan apapun. Bukan, bukan tidak berani. Dia bahkan sangat terkejut dengan keberadaan lelaki yang ada di sampingnya ini. Bukan karena dia menggunakan pakaian serba biru tua. Tapi, karena ketampanannya. Dengan wajah yang terbentuk sempurna—ditemani kedua mata bagaikan mata elang, kulit yang putih pucat, hidung yang mancung, alis yang sempurna, tulang pipi yang indah, dan mulut yang penuh, sexy, dan tipis. Tuhan benar-benar memahat makhluk hidup yang ada di sampingnya ini dengan begitu sempurna.
Betapa tampannya lelaki ini! Seakan ada gejolak aneh dalam dadanya dan seakan di dalam perut seperti ada beribu banyak kupu-kupu terbang di sana. Mata lelaki berambut hitam itu yang menatapnya dengan lembut sambil tersenyum kecil membuat Sakura tak sanggup bernafas dan hanya diam seribu kata.
"Dijawab kalau aku berbicara, Nona,"
"Aaa… Busnya belum datang, Tuan—"
"Sasuke. Sasuke Uchiha," sela lelaki berambut hitam menyebutkan namanya. Ah, apa ini perkenalan secara tidak langsung, Tuan Uchiha? Kurasa, iya—sebagai jawabannya. "Et votre nom, mademoiselle?—Dan namamu, Nona?" tanyanya masih menatap Sakura dengan lembut.
"Hum! Sakura. Sakura Haruno, Uch—"
"Sasuke. Appelez-moi du nom de 'Sasuke'—Panggil aku dengan nama 'Sasuke'," lagi-lagi Sasuke menyela perkataan Sakura.
"Bien—Baiklah. Jadi, apa yang kau lakukan di sini, Sasuke?"
"Aku sedang menunggu seseorang yang sudah menghilang dari dulu," jawab Sasukedengan pilu—matanya memandang kosong ke arah rumah—atau kastil—itu. Sakura mengikuti arah pandang Sasuke. Sakura kembali tertegun dengan jawaban Sasuke yang menyiratkan kesedihan yang luar biasa.
oOo
Je rêve de toi dans l'obscurité de la nuit
—Aku memimpikanmu di dalam kegelapan malam…
oOo
"Apa dia tinggal di sana?" tanya Sakura—tanpa menunjuk rumah atau kastil itu—memainkan rok birunya. Entah kenapa, hatinya sedikit kesal dengan tingkah laku Sasuke yang seakan merindukan seseorang yang sangat dicintainya. Cemburu, eh, Nona Haruno?
Sasuke yang tahu maksud Sakura pun langsung menjawab, "Tidak. Tapi, itu adalah rumah kami berdua. Dia meninggalkanku."
Sakura sedikit bergeser ke arah kanan. Entah kenapa, dia ingin sekali menjauhi lelaki ini. Takut? Tidak, bukan seperti itu. Dia hanya …errr… ragu? Ragu, kenapa? Apa karena dia kecewa bahwa sang lelaki yang baru dikenal ini sudah menikah dan terlebih lagi sekarang menjadi seorang duda? Kita tahu bukan bagaimana perasaan Sakura sekarang. Tanpa Sakura sadari, Sasuke menyadari pergerakan Sakura yang menjauhinya.
"Apa yang kau pikirkan, Sakura?" tanya Sasuke.
"Il n'existe pas de—Tidak ada," jawab Sakura dengan ragu. Tidak, kau tidak menyadarinya Sakura. Bahwa lelaki yang ada di sampingmu itu dan yang baru saja kau kenal telah membaca pikiranmu.
"Apa yang kau pikirkan, Sakura?" masih dengan pertanyaan yang sama Sasuke berusaha membujuk Sakura agar mengakuinya. Sasuke bisa melihat dengan jelas semburat kemerahan di sekitar pipi Sakura dan Sakura yang tersenyum malu-malu untuk menjawab pertanyaan Sasuke. Tampak, ini adalah tomber en amour à première vue—jatuh cinta pada pandangan pertama.
"Aku sedikit kesal dengan kamu yang merindukan seseorang, Sasuke," jawab Sakura dengan cepat masih dengan semburat kemerahan pada pipinya itu.
"Hn?" pura-pura, ya, Sasuke?
Sakura menggembungkan pipinya dengan kesal. Entah kenapa, dia menjadi cepat akrab dengan lelaki yang baru dikenalnya ini. Atau mereka sudah mengenal sejak lama? "Aku tidak ingin mengulanginya lagi,"
"Bien—Baiklah,"
Bus yang Sakura akan naiki rupanya sudah datang. Sakura pun meminta izin kepada Sasuke untuk segera pulang ke rumahnya. Ah, Sakura baru menyadarinya. Jika hanya dia dan lelaki ini yang ada di halte bus. Tapi, Sakura tidak menyadarinya. Jika satu orang pasangan kakek nenek dan wanita pekerja itu pergi meninggalkannya karena Sakura berbicara sendiri dengan dirinya sendiri. Yah, gadis berambut merah muda ini belum menyadarinya.
Jika, dia bertemu dengan seseorang yang wujudnya tidak terlihat…
oOo
Dans le rêve, je vous ai rencontré à l'arrêt de bus…
—Di dalam mimpi itu, aku bertemu denganmu di Halte Bus…
oOo
Nuit ténèbres…
Il était une fois, tout d'un coup j'ai été à fantasmer sur quelque chose…
Accidentellement, je pense que c'est quelque chose…
Nuit ténèbres…
Je rêve de toi dans l'obscurité de la nuit
Dans le rêve, je vous ai rencontré à l'arrêt de bus…
oOo
Continué
—Bersambung
oOo
.
.
.
oOo
Hai, semuanya… Saya kembali lagi dengan sebuah fic gaje nan aneh di fandom SasuSaku. Ah… Ini adalah fic pertama saya yang bersambung. Jadi, jangan salahkan saya jika aneh—walaupun saya adalah authornya. Pernah saya mencoba sebuah cerita bersambung, tapi gatot sekali. Rada-rada nggak nyambung ceritanya. Tapi, karena ini adalah VampFic pertama saya, saya akan berusaha sekuat tenaga—mengetik dan berpikir. Soalnya, saya suka Vampire.
Kasih tahu saya jika ada cerita dalam wujud VampFic, ya… Terserah pair apa aja—yang penting straight, ya…
Oh, iya…
Saya mau mengucapkan terima kasih banyak pada semua pembaca fic saya sebelum-sebelum ini. Saya senang sekali jika Anda kembali membaca fic ini. Ne, ne… Ini di Perancis, ya. Saya berharap semoga Anda senang dengan cerita ini.
Rendez-vous au chapitre 2—Sampai jumpa di Chapter 2
Sign,
CherRyeowook
25 August 2012
