Night School

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Kalo Naruto punya gue, gue akan nikahin tuh SasuSaku

Rated : Teen (T)

Genre : Romance, Fantasy, and Humor, maybe?

Pairing : SasuSaku of course

Warning : jelek, ooc,menyebebkan mual-mual, typo berserakan di mana-mana, kalo nggak suka, nggak usah baca yaaa,.. ;)

Don't like don't read

Yo minnaaaa!

Aku kembali dengan fic multichap baru yang lagi-lagi fantasy!

Ah! Fic ini terinspirasi dari sebuah komik, yang berjudul sama dengan fic,

Hanya terinspirasi lho ya!

Tapi kalo aku plagiat, bilang ya,

Yosh! Langsung aja baca! XD XP

Chapter 1 : Meeting

.

.

.

"Kau belum mau pulang, Sakura?"

Pertanyaan yang dilontarkan gadis berambut pirang yang diikat satu ke atas hanya ditanggapi dengan sebuah gelengan kepala dari seorang gadis berambut pink pucat yang masih berkutat di komputernya. Ino, gadis pirang itu hanya mengangkat bahu tanda ia tak peduli dengan sahabatnya itu dan mengambil tasnya.

"Kalau begitu, aku pulang dulu," pamitnya dan segera melangkah menuju pintu, namun di ambang pintu, ia seperti teringat sesuatu dan membalikkan badannya ke arah sahabatnya yang dipanggil 'Sakura' tadi.

"Jangan pulang terlalu malam Sakura," katanya dengan wajah yang tiba-tiba berubah serius. Sakura yang sedari tadi berkutat pada komputernya menoleh pada sahabat pirangnya itu dengan tatapan bertanya.

"Kau belum pernah dengar gosip di sekolah ini?" ucap Ino dengan wajah serius yang dilebih-lebihkan. Sakura yang tadinya juga serius menanggapi perkataan Ino sontak merubah raut wajahnya dengan wajah yang tidak tertarik.

"Katanya, kalau seseorang tetap berada di sekolah ini sampai pukul sembilan malam, dia akan melihat hantuuu~~" kata Ino dan menirukan gaya hantu dan suara yang sengaja dibuat-buat mengerikan. Sakura memandang Ino masih dengan tatapan malas dan kembali berkutat pada komputernya.

"Aku tak percaya takhayul," katanya dan kembali mengetikkan sesuatu di komputernya.

"Ya sudah kalau kau tak percaya, aku hanya memberimu peringatan," kata Ino berkacak pinggang, sebelum kemudian kembali membalikkan badannya dan melangkah menuju pintu.

"Jaa~ ne, Sakura."

Blaaamm..

Sakura hanya menatap kepergian sahabatnya itu dengan tatapan malas. Gadis yang telah menjadi sahabatnya sekitar lima tahun itu memang sangat percaya takhayul, gosip, dan berbagai macam sesuatu yang Sakura anggap tidak penting untuk dibicarakan, diingat, ataupun didengar. Sama seperti gosip tadi. Gosip tentang hantu tengah malam yang berada di sekolahnya itu memang sudah menjadi topik perbincangan yang paling populer sejak seminggu terakhir. Katanya sih, ada anak bernama Tayuya yang melihat hantu tersebut dan sampai sekarang masih kejang-kejang di rumah sakit. Tapi sebesar apapun tingkat kepopuleran topik itu akhir-akhir ini, Sakura masih tidak tertarik. Buat apa membicarakan hal yang jauh dari dunia kita dan belum tentu ada keberadaannya? Lebih baik berbicara tentang pelajaran, ataupun sesuatu hal yang berguna ketimbang berbicara tentang makhluk dari dunia lain. Sungguh ironis teman-temannya yang terjebak dalam perbincangan itu. Sungguh ironisnya Ino.

Sakura terus mengetik sampai rasa kantuk melandanya. Sakura mengusap matanya yang sudah berair. Tugasnya sebagai wakil ketua osis di sekolahnya membuatnya selalu pulang malam, tapi baru kali ini ia masih di sekolahnya sampai jam sembilan malam. Sakura sedikit merenggangkan otot-ototnya sebelum benar-benar mematikan komputer. Ia melihat jam dinding yang berada di ruangan osis telah menunjukkan pukul 21.15 malam. Ia segera mengambil tasnya dan menuju pintu ruangan osis, hendak keluar, tapi telinganya menangkap sebuah suara, tidak, bukan sebuah, namun beberapa suara! Seperti.. suara kelas? Ya! Suara kelas! Suara ini persis seperti yang Sakura dengar di kelasnya ketika tak ada guru. Kelas yang.. ramai.

Bulu kuduk Sakura mulai merinding. Tanpa sadar ia memeluk tubuhnya sendiri dan mengusap lengannya sendiri perlahan, ia muali teringat kata-kata Ino.

'Katanya, kalau seseorang tetap berada di sekolah ini sampai pukul sembilan malam, dia akan melihat hantuuu~~'

'Aku tak percaya takhayul.'

Benar! Ia tak percaya takhayul sekalipun! Hantu itu tidak ada! Tidak ada! Sakura mulai memberanikan dirinya. Ia melangkah pelan menuju asal suara. Sakura dapat melihat sebuah kelas yang diterangi lampu. Itulah sumber suara tersebut. Sakura menelan ludahnya dengan susah payah, ia takut, tapi gengsinya mengatakan untuk tidak kabur. Sampai sebuah tepukan dipundaknya mengangetkannya.

"Ini sudah malam, kenapa masih disini, Nona?" Sakura mulai melemaskan badannya, ia lega saat ini. Setidaknya, orang yang menepuk pundaknya itu bisa berbicara, berarti dia manusia. Sakura membalikkan badannya perlahan dan…

"KYAAAAAA!"

Sakura sontak berteriak ketika melihat orang yang menepuk pundaknya tadi. Ia menarik kata-katanya, orang itu bukan manusia! Dia monster! Ada tiga buah kumis kucing di pipi pemuda itu, membuat pemuda itu terlihat seperti rubah. Ya! Dia rubah! Monster rubah!

"Hey? Kau kenapa Nona?" tanya pemuda itu sambil mendekati Sakura.

"Ti-tidak.. jangan mendekat! Diam disitu!" Perintah Sakura takut. Sakura mulai mundur seiring dengan bertambahnya langkah pemuda itu.

"Hmm? Memangnya kenapa?" tanya pemuda itu heran. Sakura berteriak dalam batin. Ia sangat ketakutan saat ini. Kakinya mulai gemetar. Matanya mulai berair. Coba saja ia mengikuti nasehat Ino! Sakura terus mundur sampai ia merasa tubuhnya tertabrak sesuatu.

"Hai Nona," sapa pemuda yang ditabraknya itu.

"Sai!" pemuda rubah itu tersenyum pada pemuda lain yang ditabrak Sakura, Sakura membalikkan badannya melihat pemuda yang ditabraknya. Kulit pucat seperti mayat hidup, senyum palsu, yang membuatnya benar-benar terlihat seperti mayat.

"Kau sedang apa disini, Naruto?" tanya pemuda yang dipanggil Sai itu masih dengan senyum palsunya.

"Hanya jalan-jalan, dan tak sengaja aku bertemu dengan nona in-"

Bruuukkk…

"Hey Nona! Kenapa kau pingsan?!"

.

.

~~0~~

Sakura's POV

Ng? Dimana aku? Aku merasa seperti tidur di tempat yang keras. Seperti.. meja? Hah? Meja?

Aku membuka mataku, pemandangan yang kulihat adalah sebuah kelas. Kelas siapa ini? Kenapa aku bisa ada disini?

"Kau sudah bangun, Nona?" Aku mendengar suara, seperti suara pemuda rubah tadi, tunggu dulu..! rubah?

"Kyaaa..!" Aku segera berteriak kencang ketika melihat rubah dan temannya itu. Ternyata, tadi itu bukan mimpi! Mereka benar-benar ada! Aku mengucek mataku dengan kasar, berharap aku hanya salah lihat. Tapi ternyata tidak, ini nyata. Bukan salah lihat, ataupun mimpi. Aku memandang mereka ngeri. Pemuda rubah itu menatapku heran, sedangkan pemuda mayat itu hanya menatapku tanpa ekspresi.

"Kenapa kau ketakutan? Aku tak akan memakanmu.." Pemuda rubah itu berkata dengan entengnya.

"Mana mungkin kau tidak memakanku! Dasar monster!" teriakku padanya, aku sontak langsung menutup mulutku yang kecoplosan.. Oh My God! Demi Tuhanku yang telah menciptakanku, demi ayah dan ibuku yang telah membuatku, aku pasti akan dimakan olehnyaaa!

"Hahahaha.. kau lucu juga." Aku memandangnya heran. Dia tertawa, jadi.. dia menganggapnya sebagai lelucon?

"Kau pasti manusia." Benar! Aku manusia! Tak sama sepertimu!

"Perkenalkan, aku Naruto." Dia menjulurkan tangannya padaku, aku hanya menatapnya heran, takut-takut, aku membalas juluran tangannya.

"S-Sakura…" kataku. Pemuda di sebelahnya juga menjulurkan tangannya padaku.

"Sai," katanya dengan senyum palsunya yang membuatku muak, aku membalasnya dan mengatakan namaku sekali lagi.

"Baiklah Sakura, kami ini, bukan monster sepenuhnya, kami ini setengah monster setengah manusia. Jadi kami tak akan memakanmu, lagipula, kami juga harus sekolah sepertimu," katanya sembari melipat tangannya di dadanya.

"S-sekolah?" Aku kaget. Jadi.. di kelas itu.. berisi siswa yang sama species sepertinya?

"Ya, kami sekolah di malam hari, karena takutnya, nanti siswa manusia takut pada kami, jadi, kami di sekolahkan di sekolah ini dengan jadwal yang berbeda," jelas pemuda yang bernama Sai itu. Aku hanya mengangguk mengerti. Ketakutanku pada mereka berkurang, entahlah, tapi aku mempercayai mereka. Aku percaya mereka tak akan memakanku.

"Ayo Sakura-chan, aku perkenalkan kau pada teman-temanku!" kata Naruto sambil menarik pergelangan tanganku. Aku hanya pasrah ditarik. Ia membawaku ke dalam sebuah kelas. Kelas itu ramai, tapi… di dalam kelas itu, berisi makhluk-makhluk aneh! Naruto membawaku pada seorang pemuda dengan gigi taring dan tato dipipinya, di sebelah pemuda bertaring itu, ada anjing besar, sebesar manusia! Aku ngeri melihat mereka.

"Ini Kiba, Kiba, ini Sakura, temanku."

"Hai Sakura! Namaku Kiba, ini anjingku, Akamaru."

Gukk..guk..

Aku hanya tersenyum canggung padanya. Meskipun punya gigi taring, tapi pemuda ini ramah juga. Naruto lalu membawaku pada seseorang beralis tebal, mempunyai tubuh yang sangat lentur yang dibaluti pakaian ketat berwarna hijau lumut, rambut bob, dan.. hey! Matanya seperti terbalik!

"Ini Lee," ucap Naruto memperkenalkan manusia ijo lumut tersebut. Lee, pemuda ijo lumut itu memandangku dengan tatapan.. err.. tertarik? Bukannya aku GR, tapi memang itu kenyataannya.

"Hai Sakura-chaann! Kau cantik sekalii!" katanya penuh semangat. Aku bersembunyi di balik tubuh Naruto. Pemuda itu aneh! Super aneh! Naruto lalu membawaku kepada dua orang yang hampir mirip, seorang wanita berambut indigo dan seorang pemuda berambut coklat.

"Ini Neji dan sepupunya, Hinata." Aku memperhatikan mereka berdua, yang gadis itu imut sekali! Apalagi dengan wajahnya yang memerah. Aku tersenyum pada mereka, aku tak menemukan keanehan pada mereka. Tapi tunggu dulu..! Aku tarik kata-kataku yang bilang tidak menemukan keanehan, mereka.. mereka tak punya pupil mata! Matanya polos, berwarna lavender. Tapi.. itu cocok untuk mereka berdua. Entahlah, tapi mata itu unik.

"Temee! Akhirnya kau datang!" teriak Naruto tiba-tiba yang membuat telingaku sakit. Aku ikut memandang apa yang Naruto lihat. Dan sekarang, aku melihat seorang pemuda berambut raven dan bermata onyx yang memiliki wajah datar tengah memasuki ruangan kelas. Wajahku terasa memanas melihatnya. Pemuda itu.. pemuda itu keren sekali! Sudah di pastikan wajahku memerah sekarang. Aku melihat pemuda itu sekali lagi yang juga melihatku, mata kita bertemu, membuat wajahku memanas sekali lagi.

Naruto menghampiri pemuda itu dengan tangan yang menarikku. Kami mendekati pemuda itu.

"Siapa dia?" tanyanya menatapku.

"Dia Sakura-chan, teman baruku," ucap Naruto memperkenalkanku, aku menunggu juluran tangan darinya. Tapi sial! Dia tidak menjabat tanganku, terpaksa, aku duluan yang menjulurkan tanganku.

"Sakura," ucapku dengan snyum paling manisku, berharap dia mau membalas tanganku. Tapi ia hanya memandangku dengan wajah datar. Sialan! Dia membuatku malu, aku menarik tanganku dengan cepat.

"Siapa namamu?" tanyaku. Ia masih memandangku.

"Sasuke," ucapnya dengan suara baritonenya. Dalam hati, aku berteriak kegirangan, dia berbicara padaku! Dia berbicara padaku! Pemuda keren itu berbicara padakuuu! Demi dunia tempat kutinggal, demi ayam-ayam tetanggaku, aku sangat senaaanggg!

Kalau di animasi, pasti sekarang mataku sudah membentuk love saat memandangnya, ataupun sudah meleleh saat bicara dengannya#lebay.

"-ra,"

"Sakura-chan!" Aku terlonjak kaget, aku langsung menoleh ke arah Naruto yang sedari tadi memanggilku.

"Ya? Ada apa?" tanyaku padanya.

"Tidak apa-apa, aku hanya melihat kau sibuk sendiri dengan pikiranmu."

"Tidak kok," jawabku berusaha tenang sambil berkacak pinggang, kemudian aku menoleh kea rah Sasuke.

"Nama yang cukup bagus," kataku berusaha bernada angkuh, meskipun suka, gengsi seorang wanita harus dipertahankan!

"Hn." Dia meresponku lagi!

"Baiklah, Naruto, aku pulang dulu," pamitku pada Naruto.

"Hn? Pulang? Kau.." Pemuda keren itu menatapku heran.

"Aku bukanlah seperti kalian, aku manusia," ucapku. "Aku pamit pulang," pamitku padanya, dia hanya mengangguk. Dengan setengah hati, aku terpaksa melangkah menuju luar kelas. Hhh.. sebenarnya aku sangat tidak ingin pulang, tapi nanti Kaa-sanku mengomel kalau aku pulang terlalu larut, bisa-bisa aku diberhentikan jadi osis karena Kaa-sanku protes pada pihak sekolah, kalau aku diberhentikan jadi osis, aku tak punya alasan lagi untuk keluar malam, karena alasanku pulang telat pasti karena tugas osis yang menumpuk sehingga aku harus segera menyelesaikannya. Dan jika itu semua terjadi, aku tak akan bisa bertemu dengan Sasuke lagii!

"AAAAA!" Aku berteriak, melampiaskan segala kesenanganku yang dari tadi tertahan. Untung saat ini jalanan sepi, sehingga tidak banyak yang memeperhatikanku. Sungguh, kebetulan yang menyenangkan. Meskipun tadi aku ketakutan setengah mati, tapi sekarang kesenanganku melebihi ketakutan itu. Dan aku berharap, besok aku bisa bertemu dengan Sasuke lagi, ya.. semoga saja. Aku jadi tak sabar akan hari esok!

To be continued

Gimana minna?

Bagus gak? Jelek gak?*minna:Jeleeeekkk!

Dengan berbekal kepedean, akhirnya aku berhasil mempublish fic ini,#nangis Bombay

Kalau minna nggak suka, fic ini nggak akan kulanjutkan,

Tapi kalau minna suka, review yaaahhh!

Ya? Ya? Ya?*puppy eyes no jutsu

Okey, review pleaseeeeeeeeeeee!

Arigatou,

Hany-chan DHA E3