U.S

U.S

Great, halaman belakang bukuku sudah penuh dengan dua huruf itu. Hahh ... aku bisa gila kalau begini terus. Aaaaaargh! Uchiha Sasuke kenapa kau selalu memenuhi kepalaku sih?!

Ya! Aku -Haruno Sakura, menyukai temanku sedari kecil -Uchiha Sasuke.

Sial!

.

.

Disclaimer

Naruto oleh Masashi Kishimoto

FRIENDZONE! oleh Vi'keesha Keilantra

.

AU, diganggu oleh pihak ketiga bernama typo, gaya bahasa sesuai keadaan hati penulis, tanda petik, koma, titik dan segala kesalahan dalam bentuk ketikan mohon dimaafkan, dan kalau bisa mohon berkenan untuk mengingatkan agar diperbaiki. -Oh satu lagi, ini fanfic, apapun bisa terjadi, jalan cerita sepenuhnya hak saya, hoohoho... just fyi, i like all pair - especially crack pair.

.

Title : FRIENDZONE!

Author: Vi'keesha Keilantra

Main Chara: Haruno Sakura

Pair : Mungkin sebagian besar pair ada, SasuSaku, SaiSaku, SaiIno, SaiKarin, KibaIno, -Ah, apapun itu yang jelas jangan terlalu banyak berharap, banyak pair bertebaran, yang pasti tokoh utamanya tetap Sakura.

Genre : Silahkan nilai sendiri (Mungkin Friendship terbalut drama isi romance dengan taburan Family?)

Rated : T -mungkin nanti bertambah

.

Chapter 01 -Cerewet-

.

SREEETT

Itu suara kain penutup jendela kamarku kalau dibuka, tapi siapa peduli? aku masih ngantuuuukk...

DUK!

Oh oke, itu suara tendangan cowok yang kali ini tak mungkin tak ku pedulikan. Iyalah aku peduli, yang ditendang itu kakiku woi! See, dia malah menyeringai penuh kemenangan.

"Sasukeeeeeeeee!"

SYUUU~

Eh dia malah lari, Tck.. dasar menyebalkan! Buat apa coba membangunkan orang pagi-pagi begini, ini kan hari minggu!

"Sakura..." Suara tante Mikoto terdengar dengan merdu, serius, memang merdu. "Sakura, kamu sudah bangun sayang?" oh oke ini sama sekali tak biasa, tukang bubur langgananku yang lewat jam setengah tujuh tiap hari minggu saja belum muncul, kenapa penghuni rumah ini membangunkanku sepagi ini? Tapi sebagai anak manis dengan embel-embel 'numpang' aku bisa apa?

"Udah Tan ... bentar lagi Sakura turun." Asal tahu saja, ini bukan jam sarapan keluarga Uchiha di hari minggu, tapi pasti ada hal penting yang tak boleh ku lewatkan, makanya aku dibangunkan sepagi ini. Iya kan? Iya kan? Iya dong, suatu acara tanpa Sakura pasti terasa kurang.

Ouh, tebak apa yang ku dapat setelah turun? It's a something! Aaaaaa~

GREEEP

"Sakuraaaaaaa~" Aku mematung.

"Mamaaaaaaaa~"

"Hiks, setelah 27 tahun mama mencarimu, kau malah memeluk mama tanpa menghilangkan bau ilermu," -asem

"Hiks, hiks, maafkan Sakura ya ma. Hiks, Sakura memang bau iler, baru ngupil pula, bahkan sempat tak mengenali mama. Setelah 3 windu lebih 3 tahun 3 bulan 3 hari ... Sakura tak kenal karena Mama tambah cantik dengan uban yang tumbuh dan kerutan di muka Mama,"

TAK!

Aww jidat sekseh punyaku disentil. Aku menatap Mama.

"Hahahahaha," dan tawa kami pecah bersamaan. Terserah mau bilang lebay atau apa yang jelas aku menikmati adegan drama bersama mamaku kali ini. Aiiih berapa lama ya kami tak bercanda seperti tadi? 3 windu lebih 3 tahun 3 bulan 3 hari? Hahaha, umurku saja masih di angka enam belas. Untuk sekedar informasi, Mama dan Ayahku tidak tinggal di Konoha bersamaku, mereka tinggal di salah satu negara yang berada di Asia Tenggara sana, untuk apa lagi kalau bukan karena bisnis?

Dan disinilah kami sekarang, ruang makan keluarga Uchiha.

"Jadi bagaimana kabar 'bisnis' kalian disana?" Tante Mikoto bertanya dengan anggun.

"Lumayanlah," Mama memasukkan sesumpit makanan ke mulutnya sebelum bersuara lagi, "Lalu bagaimana kemajuan Sakura dengan Sasuke? Kapan kita bisa menyebar undangan pertunangan?" Mama mengedipkan sebelah matanya. Ugh! hampir saja aku tersedak. Aduh Mamaaaaaa! Memangnya harus ya bertanya pakai gaya genit seperti itu?

"Ahh mereka belum maju-maju, padahal mereka kan cocok banget."

Baru saja aku mau protes soal kalimat tante Mikoto yang bikin jantungku doki-doki tak menentu, eh si ekor bebek di depanku langsung mengeong. -Ya kali, ada bebek mengeong.

"Aku sama Sakura?! Yang bener aja Ma! Yang ada Sasuke malah jadi samsak tinjunya, dia kan monster!" Ugh... Kode Keras!

DUKK

"Aww..."

Aku melotot setelah menghadiahi Sasuke sebuah 'ciuman'. Rasakan! memangnya enak dapat ciuman hot dari kakiku? Kenapa Sasuke setega itu sih, sekalinya bicara langsung kode penolakan seperti itu. Hahh aku kan jadi patah hati -eh tapi aku memang sudah biasa dibuat patah hati sama Sasuke, ta-tapi tetap aja, huweeee~

"Memangnya siapa juga yang mau samamu ha? Sorry aja, aku suka orang lain." Aku mengakhiri pelototanku dengan senyuman kemenangan ala Sakura. Tapi-tapi-tapi... dosaku bertambaaaaaaah. Kenapa aku mesti bohong sih?!

"Oya? Siapa? Kau tak pernah cerita,"

GLEKK...

"Aha..hahahaha," Aku tertawa gugup, tiba-tiba alisku terasa gatal. Dia percaya?! biasanya kan dia malah meledek ku bukan nanya-nanya seperti ini. "Aku lagi tak suka dengan cowok mana pun kok."

"Bohong! Ayo cepat mengaku," Aaaaaa~ kenapa Sasuke tiba-tiba cerewet? Malah Mama sama tante Mikoto kelihatan sangat tertarik. Great, aku harus bagaimana?! "Atau jangan-jangan... kau suka sama cewek makanya takut cerita?!"

"Huweeee jahat! Aku masih suka cowok asia berkulit putih yang punya rambut gelap sama mata hitam tahu!" Upss... Dia... sadar tidak ya yang ku maksud itu dia?

"..." Hening.

Sasuke menaikkan alisnya, tersenyum, kemudian lanjut makan. Dia sadar tidak?! Aiih bikin kesal saja... Sementara si ekor bebek makan sambil siul-siul tak jelas, Mama sama tante Mikoto juga malah cekikikan tak jelas ke arahku. Oke, ini aneeeeeh. Perlahan aku melihat ke belakangku. Seorang pemuda berkulit putih berdiri tepat di belakangku, di dekatnya ada beberapa anak cowok lain yang cukup ku kenal. Ya disana ada Naruto, Sai, Suigetsu, Juugo, Kiba, dan Neji. Aku kembali memperhatikan Mama dan tante Mikoto, aiih ini mereka kenapa senyum-senyum horror begitu.

"Eh duren, kenapa diam saja?! sini makan dengan kami." Hahh, mungkin cuma aku yang masih normal disini, beda dengan tante Mikoto, Mama, atau si ekor bebek yang diam saja tak mengajak temannya ikut makan. Dan bertambah ramailah ruang makan keluarga Uchiha ini.

"Sakura... Kalau kamu memang lagi suka sama cowok cerita-cerita dong sama Mama atau tante Mikoto, walau Mama jauh, kita kan masih bisa komunikasi jarak jauh nak." Aduh kenapa Mama malah ngungkit hal ini lagi.

"Bener tuh Tan, buat apa coba punya teman seganteng Naruto kalau Sakura tak pernah curhat sama Naruto?" Ini lagi si duren mengkal, malah mendukung Mama. Aduh, mereka tidak mengerti ya kalau aku tidak suka cerita-cerita hal pribadi sama orang.

PLETAAKK

"ADAWW..." Teriakan Naruto terdengar menyiksa telinga. Syukurin, emang enak dijitak Sai? Hahaha, thanks Sai, untung kau duduk disana dan membalaskan kekesalanku.

"Tanpa Sakura cerita pun, kita sebagai teman harus mengerti Naruto, itu tandanya Sakura belum siap cerita. Ada masanya dia akan cerita pada kita, kita sebagai teman ya harus siap kapanpun dia mau cerita." Hiks, aku terhura -eh terharu dengar ceramah Neji yang duduk disebelah Naruto yang satunya. Tapi tak heran sih, diantara semua teman Sasuke cuma Neji yang paling dewasa pemikirannya -mesumnya juga, makanya dia yang paling bisa membimbing semua temannya ke jalan menuju pendewasaan/? layaknya seorang ibu (jangan lupa mesumnya). Tapi ya begitu... sekalinya bicara ya memang seperti ibu-ibu.

"Lagipula tanpa si jenong ceritapun, kita kan bisa tahu siapa yang disukanya dari gelagatnya selama ini," Nah kalimat terakhir dari playboy tanggung kita -Sai bikin semua orang di ruangan ini penasaran. Dalam hati aku penasaran juga, tahu apa si player satu ini? Tapi kalau dia tahu dan cerita ke semua orang di ruangan ini bagaimana? Nah, kalau salah bahaya lagi, bisa banyak fitnah bertebaran.

"Oya? memangnya kau tahu siapa yang ku suka?" Oke, aku mulai cemas melihat senyum Sai yang 'agak' berbeda. Sambil mengunyah makanannya Sai mengeluarkan ponsel pintarnya untuk mengetik sesuatu dan langsung menghadapkan layarnya di depanku. Oh ya, aku lupa bilang, Sai duduk di sampingku.

'US. Uchiha Sasuke yang duduk pas di depanmu.'

Mataku melotot horror, Sai tahu! Aaaaa~ Sai yang belum lama berteman denganku saja sadar, tapi kenapa Sasuke tak sadar-sadar?! Oke, sepertinya semua orang disini curiga melihat ekspresiku tadi.

"Sai siapa yang disuka Sakura?" -Neji kepo pemirsa.

"Siapa?" -si Sui, Kiba sama Juugo nanya sama-sama.

"Yang disuka Sakura bukan aku kan? Aiih padahal aku udah move on ke Hinata, Sakura malah suka aku sekarang." -abaikan Naruto

"Siapa Sai?" -Ini lagi si ekor bebek! Kenapa tak peka sih Sasu? itu kau, Sasu! Kaaaaau!

"Sssssttt... kalian ini kok berisik seperti anak ayam kehilangan telur. Cepat habiskan makanannya." Ugh, terimakasih Mama, akhirnya para cowok cerewet disini diam -walaupun perumpamaan Mama salah. Yang bener itu kan seperti 'anak ayam kehilangan induk' atau 'induk ayam mau bertelur'.

"Sai, kita perlu bicara." Aku berbisik pada Sai.

"Hamba selalu siap mendengarkan anda Tuan putri." Sai berbisik tepat ditelingaku, dan begitu aku menoleh ke arahnya, dia langsung mengedipkan satu matanya. Tcih, dasar playboy. Eh kok pipiku gatal ya? si Sai pake pasta gigi apa sampai bisa buat pipi orang gatal? eh tapi - tapi - tapi Sasuke tak melihat hal tadi kan? eh kenapa aku seperti sedang selingkuh dari Sasuke ya? pakai acara takut ketahuan segala. Aduh mikir apa sih Sakuraaaaa? Jadian saja belum, malah mikir yang aneh-aneh.

Well, intinya apapun itu aku harus bicara sama Sai. Secepatnya. Aduh, lihat senyum songong mayat satu itu! Ya Tuhan semoga mayat hidup satu itu tidak meminta hal aneh-aneh supaya tutup mulut, amin.

.

FRIENDZONE!

.

Chapter 01 -Cerewet- : Selesai

.

.

.

.

Vi'keesha's Box/?:

Haaaaaaiiiiiii! Yak, Saya lagi masa-masa galaunya nih. Saya baru selesai UN kira-kira satu setengah minggu yang lalu, mohon doanya ya supaya saya bisa lulus trus dapet nilai rata-rata 7 ke atas biar saya bisa daftar ikatan dinas, eh lulus UN aja udah syukur ding, Yah pokoknya doa'in yang terbaik buat saya /Amin/

Kalau nggak ada halangan dua minggu lagi saya bakal balik bawa 'Chapter 02-Berdua-'

Psstt… ngerasa aneh gak kalo manggil Mama-Ayah :V Nggak dong ya.

Hahaha… Pfft… semacam ada aja yang baca

.

Oke sekian, sampai jumpa~

.

Salam Fanfiction!

Unleash Your Imagination

Tertanda

Vi'keesha Keilantra

Pekanbaru, 16 April 2016

(semoga beberapa bulan lagi kata Pekanbaru di atas bisa berubah jadi Jakarta, Amin)