Satu

Konoha Internasional School merupakan sekolah swasta terelit yang berada di Konoha. Sekolah ini menggunakan system asrama, dan dibagi menjadi dua jurusan yaitu jurusan seni musik dan reguler (biasa). Di jurusan seni musik inilah para murid yang mempunyai bakat seperti melukis, memahat patung, menyanyi, membuat anime/manga, bermain alat musik dan bakat yang menjurus ke hal seni musik berkumpul disini. Sedangkan untuk jurusan reguler (biasa) ini merupakan jurusan untuk siswa-siswi yang tidak memiliki bakat apapun baik dalam seni atau musik, sedikit dari mereka hanya bisa berbangga hati dengan kemampuan akademiknya saja.

Berbicara tentang jurusan reguler, ada hal yang menarik di pagi yang cerah ini. Di depan salah satu kelas dengan papan nama 2-F ini sedang ramai dipenuhi oleh sebagian murid-murid dari berbagai kelas yang entah dari jurusan seni musik atau reguler itu sendiri. Mereka membentuk sebuah lingkaran besar. Saling berbisik sambil memandangi dua objek yang telah membuat gempar KIS di pagi hari.

Dua sosok gadis dengan warna rambut yang sedikit berbeda berada di tengah lingkaran. Merah dan merah muda. Yang satu melemparkan tatapan membunuh sedangkan yang satunya hanya memandang dengan pandangan merendahkan.

"Berlutut dan minta maaf padaku sekarang atas kelakuanmu itu, Haruno!" Gadis dengan rambut merah berteriak marah pada gadis berambut merah muda yang berdiri santai di hadapannya.

"Minta maaf? Padamu? Jangan harap, jalang!" Si merah muda membalas dengan senyuman sinis yang terpampang di wajahnya membuat si merah semakin emosi.

Uzumaki Karin-nama gadis berambut merah itu menggertakkan gigi menahan emosi yang sudah berada di ubun-ubun. Ia menatap Haruno Sakura-si gadis berambut merah muda itu dengan tatapan membunuh. Namun sepertinya tidak berpengaruh apapun karena Sakura tidak menunjukkan rasa takutnya sama sekali.

"Kau bersalah. Kau mendorongku jadi kau harus minta maaf sekarang. Berlutut dan minta maaf padaku sekarang, Haruno!" Karin tetap memaksa. Kali ini teriakannya berhasil membuat beberapa murid yang berada di sana menahan napas untuk beberapa detik. Tentu saja melihat Karin yang sedang murka adalah hal paling menakutkan yang pernah ada. Ah, tidak sebenarnya murka Kepala Sekolah KIS lebih menakutkan lagi.

Sakura mengangkat alis. Lalu tesenyum mengejek. "Sebegitu inginkah kau mempermalukan aku di depan banyak orang, eh Uzumaki?" Sakura berjalan mendekat kearah Karin hingga jarak mereka kini hanya berkisar 30 cm saja.

"Dengar ya Uzumaki Karin-sama. Aku takkan pernah berlutut dan memohon maaf padamu. Kau yang menabrakku terlebih dahulu, jadi aku pantas mendorongmu. Kau pikir aku tidak tahu rencanamu, bitch-chan?" Sakura melanjutkan kata-katanya masih dengan senyuman mengejek yang terhias di wajah cantiknya.

"Berhenti menyebutku begitu, brengsek!" Karin melayangkan tangan kanannya ke sisi wajah Sakura. Namun sebelum tangan itu berhasil menyentuh wajahnya, Sakura sudah terlebih dahulu menangkapnya dan meremasnya dengan keras

"Kau kira bisa menamparku?"Sakura semakin meremas tangan putih itu membuat Karin merintih kesakitan. "Kau memang pantas dipanggil seperti itu, kau kan wanita penggoda. Murahan pula!" Kali ini disertai dengan tertawa kecil.

"Lepaskan aku, brengsek!" Karin berusaha membebaskan tangannya yang terasa akan remuk. Sudut matanya berair membuat murid-murid yang melihatnya merasa tak tega. Tapi salahnya sendiri kan berurusan dengan Haruno Sakura. Si cewek yankee Konoha. Mencari masalah dengan Sakura sama saja dengan cari mati.

"Haruno Sakura!" Sebuah suara serak dengan aura menakutkan terdengar dari belakang kerumunan membuat murid-murid langsung membentuk barisan agar pemilik suara tersebut bisa menghampiri dua murid yang menjadi sumber masalah. Dan kini Orochimaru si sensei killer pangkat sejuta sudah berada di hadapan Karin dan Sakura.

"Lepaskan tangan Uzumaki-san itu Haruno Sakura dan ikut aku ke kantor!" sebuah perintah terucap dari bibir Orochimaru-sensei sebelum pergi membuat Sakura mendecih. Ia melepaskan tangan Karin dengan kasar membuat Karin buru-buru mengelus tangan putihnya yang kini memerah dan berdarah.

"Jangan pernah mencari masalah denganku lagi, jalang!" desis Sakura sebelum berbalik pergi mengikuti langkah Orochimaru tanpa memperdulikan tatapan orang-orang disekitarnya.

Naruto © Masashi Kishimoto

Adaptasi dari Anime berjudul Sakurasou no Pet na Kanojo dengan perubahan sana-sini

Chara :

Haruno Sakura and Male Chara

Rating : M

Warning : Sakura-centric, Reverense Harem, OOC, and Typo's.

Don't Like Don't Read !

Summary : Hidup Sakura si yankee KIS berubah 180 derajat saat ia harus pindah ke Sakurasou. Asrama para anak bermasalah di tempatkan. Dan pertemuannya dengan para penghuni Sakurasou membuatnya frustasi sendiri akan perasaan aneh yang mulai muncul. / "Perempuan? Disini kan hanya kau saja yang perempuan. Itupun kalau kau memang tulen."/ "Hati-hati aja Sakura-chan, kalau udah malem gini cowok biasanya jadi ganas!"/ "KAMI-SAMA AKU NGGAK BETAH!"

"HARUNOOO SAKURAAAAA!"

Sebuah teriakan penuh murka dari kepala sekolah KIS terdengar sampai ke penjuru sekolah. Membuat para murid serempak menutup telinganya agar tidak mengalami ketulian secara mendadak. Beberapa dari mereka juga memanjatkan doa untuk keselamatan gadis musim semi yang menjadi sumber kemurkaan Tsunade-sama, si kepala sekolah KIS.

"Apa?" jawaban singkat yang merupakan respon dari teriakan mengerikan itu keluar dari mulut Sakura-si gadis musim semi itu berhasil membuat perempatan siku-siku muncul di dahi Tsunade. Oke, Tsunade benar-benar sangat marah kali ini pada gadis di hadapannya ini.

"Kau tahu apa kesalahanmu, hah bocah!" Tsunade menatap Sakura napsu. Seakan ingin memakannya saja. Oke, jangan sampai berpikiran kearah yuri. Ingat ini fanfic reverence harem.

"Si Uzumaki yang memulainya, Obaa-san. Aku hanya membela diri saja." Kini Sakura balik menatap Tsunade membuat Tsunade kini menghela napas lelah. Oh, Tsunade memang tak habis fikir kenapa ia memiliki seorang murid sekaligus cucu yang begitu menyebalkan seperti Sakura sih.

Yah, Haruno Sakura merupakan cucu kandung dari Senju Tsunade. Tidak ada yang tahu tentang hubungan darah mereka, terkecuali Orochimaru-sensei dan Shizune-sensei yang merupakan orang kepercayaan Tsunade yang kini sedang berdiri di sisi kanan kirinya.

"Tapi kan kau enggak perlu sampai mencengkram tangannya sampai berdarah seperti itu. Dan membuat kehebohan di pagi hari? Oh ayolah Sakura." Tsunade berkata sambil memijit keningnya yang terasa ingin meledak.

"Dia mau menamparku. Masa aku diam saja?" Sakura membalas perkataan Tsunade dengan sinis.

"Sakura, kau sudah banyak membuat masalah kau tahu?" Tsunade bertanya sambil menatap cucunya serius. "Kau bisa saja ku keluarkan." Diakhiri dengan ancaman yang membuat bola emerald Sakura berputar bosan.

"Kalau begitu keluarkan saja." tantang Sakura enteng.

"SAKURAA!" dan teriakan kedua Tsunade langsung terdengar kembali. Kini Tsunade sudah bangkit dari tempat duduknya karna saking emosi dengan bocah pink di hadapannya.

Orochimaru berjalan mendekati Tsunade lalu memegang bahu wanita yang terlihat awet muda itu seakan berusaha untuk menghentikan apa yang akan di lakukan Tsunade. Tsunade kembali duduk dan berusaha mengatur napasnya. Terlalu emosi memang tidak baik untuk kesehatannya.

Kini Orochimaru yang menatap Sakura membuat Sakura mengernyitkan alis curiga. Ia tahu Orochimaru. Si sensei killer dengan sejuta kejutan yang mengerikan.

"Kau enggak harus mengeluarkannya dari sekolah, Tsunade." Kata Orochimaru membuat Tsunade menatapnya bingung.

"Kita mempunyai tempat yang bagus untuk anak-anak bermasalah sepertinya." Lanjutnya dan entah kenapa hal itu membuat Tsunade menyeringai.

Bad feel!

Sakura curiga.

Enggak, Sakura sangat curiga.

Curiga pangkat sejuta.

Tsunade menatap Sakura dengan pandangan yang entah mengapa membuat Sakura sedikit mual. Ah ini benar-benar bad feel!

"Haruno Sakura kau dihukum."

Itu belum selesai. Sakura tahu itu. Pasti akhirnya enggak enak.

"Kau akan dipindahkan ke asrama Sakurasou!"

Tuh kan bener. Eh- tunggu, tadi apa? Sakurasou?

"NANI? SAKURASOU?!"

Dan mimpi buruk sudah berada di depan mata Sakura sekarang.

Sakurasou adalah salah satu asrama Konoha High school. Namun berbeda dengan asrama KIS lainnya, Sakurasou adalah asrama yang dibuat untuk anak-anak yang bermasalah. Anak-anak yang bermasalah dipindahkan ke Sakurasou sebagai bentuk hukuman mereka dan hanya bisa kembali ke asrama biasa jika mereka sudah memperbaiki kesalahan dan meminta maaf di depan Kepala Sekolah dan seluruh guru dan murid Konoha Internasional School.

Dan disinilah Haruno Sakura berdiri. Di sebuah bangunan tua dengan papan nama bertuliskan SAKURASOU yang terlihat sudah usang. Ia menghela napas, ah setidaknya ia tidak akan melihat setan merah berkacamata terlalu sering.

Sakura berjalan mendekat ke bangunan tua tersebut. Ia menekan bel yang terdapat disana. Tidak berbunyi. Sakura menatap pintu geser di hadapannya yang sedikit terbuka. Memutuskan untuk langsung masuk saja, ia menggeser pintu geser tersebut.

Gelap. Semuanya terasa gelap.

"Kenapa enggak ada yang nyalain lampu sih?" Sakura bertanya sendiri. Tangannya meraba-raba tembok berusaha mencari saklar lampu. Sampai tangannya terasa memegang sesuatu. Ia mendekatkan wajahnya kearah benda itu. Dan wajahnya langsung berubah pucat saat tahu benda apa itu. Itu kepala. Kepala manusia.

"Huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa….hantuuuuuuuu." Sakura menjerit. Ia berbalik namun ia menabrak sesuatu. Sesosok anak-anak laki-laki dengan wajah pucat menatapnya tajam.

"Huwaaaaaaaaaaaaaaaaa.." Sakura berlari sampai kakinya terantuk membuatnya jatuh membentur lantai.

"Ittai.." Sakura bangkit. Ia meringis sambil memegangi kepalanya yang sedikit benjol.

"Hahhahahaha.." Dan suara tawa membuat Sakura menatap kearah sekitarnya untuk mencari sumber suara. Namun terlalu gelap membuatnya tidak dapat melihat apapun.

Ceklek. Ruangan yang tadinya gelap seketika itu langsung terang. Seseorang menyalakan lampunya. Sakura menatap seseorang yang bersender di dekat tangga. Seorang pemuda dengan rambut berwarna dark blue yang kini sedang menatapnya dengan pandangan aneh menurut Sakura.

"Jadi si pinky ini orangnya?" sebuah suara baritone dari sisi kananya membuat Sakura menoleh. Seorang pemuda dengan rambut sewarna darah dengan tato ai di dahinya menatapnya dengan pandangan menilai membuat Sakura merasa sedikit risih.

"Kurasa begitu." Suara lain menyahuti. Kini emerald Sakura menatap kearah pemuda berambut eboni yang sedang tersenyum aneh di samping pemuda berambut darah tadi.

"Kakashi bilang dia yankee kan? aku engga percaya deh." suara cempreng dari arah belakang membuat Sakura memutar tubuhnya. Pemuda berambut pirang itu menatap Sakura dengan cengiran. Membuat Sakura ingin sekali menonjoknya.

"Kau ingin aku tonjok, eh duren?" Sakura melayangkan tinjunya ke arah pemuda pirang tadi namun di tahan oleh seseorang. Sakura mendelik ke arah orang tersebut. Seorang pemuda dengan wajah yang sangat mirip dengan si pemuda duren hanya saja warna rambutnya berbeda.

"Kau enggak boleh ngomong sembarangan Naruto. Kau bisa mati kalo dia udah marah." Ucapnya memperingati si rambut duren. Sakura menghentakkan tangannya agar terlepas dari pemuda yang merupakan kembaran si pemuda duren.

"Mendokusei kalian mengganggu tidurku, tau!" Seorang pemuda yang diikat seperti nanas bersuara. Ia bangkit dari posisi tidurnya dan menggantinya dengan posisi duduk di sofa.

"Haruno Sakura, murid kelas 2-F dari jurusan reguler. Siswa dengan nilai akademik yang sebenarnya di atas rata-rata. Memiliki IQ yana hampir setara dengan Shikamaru Nara. Selalu memperoleh peringkat utama di kelas maupun sekolahnya. Prestasinya sangat luar biasa namun ternoda oleh masalah-masalah yang kau buat. Kau pernah mengirimkan 30 murid dari SMP Amegakure ke rumah sakit. Dan yang paling penting kau merupakan anak dari keluarga Haruno pengusaha terkaya kedua setelah Uchiha, dan merupakan cucu kandung dari Tsunade-sama kepala sekolah KIS." Sakura menatap pemuda berambut coklat panjang yang tadi menjelaskan detail dirinya. Astaga dari mana dia dapet info tentangnya?

"KAU STALKER?" Sakura menatap si rambut coklat dengan mulut terbuka. Sial rahasianya ada yang tahu.

Si rambut coklat hanya tersenyum sinis. "Jangan pernah meremehkan jaringan inteligen kami, Sa-ku-ra."

Sakura menatap mereka satu persatu. Sial! Ia benar-benar merutuki nasibnya yang kelewat sial dari manusia sial yang pernah dapat sial.

"Yare-yare, baru kutinggal kenapa sudah ada kekacauan saja disi-eh Sakura kau sudah sampai?" seorang pria dengan masker di wajahnya yang baru saja datang menatap Sakura dengan pandangan terkejut. Ia mendekati Sakura yang kini menatapnya dengan pandangan memelas.

Kakashi-nama pria itu menghela napas. Ia pandangi satu-persatu pemuda yang berada di hadapannya dengan satu alis terangkat. Berbicara melalui isyarat.

"Yang mengacau hanya duo Namikaze payah itu, Kakashi!" Si pemuda rambut dark blue menjawab membuat dua orang yang disalahkan memandang sinis.

"Apa kami hanya memberi kejutan saja." Si duren berusaha membela diri.

Kakashi hanya tersenyum terlihat dari matanya yang menyipit. Lalu membelai rambut Sakura dengan penuh sayang. "Ne, Sakura. Selama berada di sini mereka adalah temanmu." Ucap Kakashi lembut membuat Sakura menatapnya sebelum mengalihkan pandangannya pada pemuda-pemuda yang kini juga menatapnya.

"Ne, apa kalian tidak mau memperkenalkan diri kalian?" Kakashi bertanya ah tidak ada sedikit nada memerintah disana.

"Aku Naruto. Namikaze Naruto." Si rambut duren memulai perkenalan. Ia merangkul bahu kembarannya seraya tersenyum lebar. "Dan dia Namikaze Menma."

"Sabaku Gaara." Kini si rambut darah memperkenalkan diri. Ia menatap Sakura lalu tersenyum. "Yoroshiku."

"Kau bisa memanggilku Sai, Sakura-san." Si Sai masih dengan senyum anehnya membuat Sakura sedikit merinding.

"Hahh.. mendokusei. Aku Nara Shikamaru." Si rambut nanas berucap sambil memposisikan dirinya untuk tidur kembali.

"Hyuuga Neji." Si rambut coklat panjang melemparkan senyum racunnya. Membuat Sakura seperti dicekik.

Sakura terdiam. Ia menatap satu-satunya makhluk yang belum memperkenalkan diri. Si rambut dark blue melayangkan tatapan tajam setajam silet, oke terdengar seperti nama acara gossip. Tapi itu kenyataan.

"Uchiha Sasuke." Ucapnya datar sebelum berbalik pergi menaiki tangga menuju lantai dua.

Nani? Apa-apaan si pantat ayam itu? Sok keren banget sih!

Ah iya, kenapa rasanya ada yang aneh di sini. Sakura menatap Kakashi curiga. "Ano, Kakashi-sensei. Murid perempuannya mana?"

"Perempuan? Disini kan hanya kau saja yang perempuan. Itupun kalau kau memang tulen." Si Hyuuga Neji menjawab kalem. Namun jawaban kalemnya membuat efek yang sungguh luar biasa bagi Sakura.

"NANI? CUMAN AKU AJA?"

"Ha'i"

"TIDAAAAAAKKKKKKKKKKKKKK!"

Kami-sama aku ingin mati saja.

A/N : Holaaa.. Sudah kubilang kan ini Fanfiction yang diadaptasi dari anime Sakurasou no pet na Kanojo. Yang udah nonton pasti tau ceritanya. Kalau di anime tokoh utamanya adalah cowok bernama Kanda Sorata, sedangkan di sini Haruno Sakura. Kalau di anime kan penghuni Sakurasou itu cewek sama cowok bisa dibilang sama rata lah. Sedangkan disini kan dominan sama cowok. Jadi benar-benar hanya terinspirasi tapi aku tetap cantumin animenya siapa tahu ada yang mau nonton, di jamin nangis Bombay lah.

Ah iya, kritik saran sangat diperlukan. Aku kan newbie jadi butuh bimbingan. Flame juga boleh asal berbobot. Maksudnya jangan cuman menjudge doang tapi enggak ngasih solusinya. Ah dan makasih buat yang udah baca. Dan berjuta terimakasih untuk yang udah review… Arigatou gozaimasu.