MY ENEMY IS MY DESTINY

Summary : Masa lalu yang buruk membuat Naruto dan Hinata bermusuhan bertahun-tahun. Sekarang mereka sudah SMA, bagaimanakah hubungan mereka sekarang?

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Author: Ritsuki Ichinomiya

Rated: T

Genre: Romance/Drama

Pair: NaruHina

[Warning]= OOC tingkat parah, GAJE, TYPO

~Don't like? Don't read!~

Enjoy~ *^^*


Pagi yang cerah pun datang. Hinata yang terbangun dari tidurnya pun langsung membuka jendela kamarnya untuk menghirup udara segar. Tetapi tak jauh dari sana ada seorang cowok yang juga membuka jendela kamarnya. Ya, dia adalah Uzumaki Naruto. Dia merupakan tetangga Hinata dan juga teman masa kecilnya. Kemudian mereka saling berpandangan dan beberapa detik kemudian mereka menutup jendela masing-masing dengan wajah cemberut.

"Ah, apa-apaan ini.. pagi-pagi sudah bertemu dengan si bodoh itu! Menyebalkan." ujar Hinata menggerutu.

"Sial, kenapa harus liat dia sih.. bikin bete saja!" kata Naruto yang ikut menggerutu.

Author: ada apa dengan mereka?
Readers: gak tau lah.. lo yang buat ceritanya..
Author: ok, ok, back to story...

Akhirnya Hinata sudah selesai sarapan dan akan berangkat ke sekolah. SMA favorit di Konoha yaitu Konoha Senior High School (Konoha SHS). Naruto pun bersekolah di sekolah yang sama. Ketika Hinata hendak berangkat, dia melihat Naruto yang juga sudah bersiap ke sekolah menggunakan motornya. Hinata langsung memasang muka bete dan begitu juga Naruto. Naruto langsung melajukan motornya meninggalkan Hinata.

~OoooOoooO~

Di Konoha SHS, Naruto disambut fans-fans labilnya (?). Maklum, dengan wajah tampannya tak heran kalau banyak cewek-cewek yang mengaguminya. Hinata juga sama, dengan wajahnya yang cantik tak sedikit yang mengaguminya, namun sifatnya pendiam.

Hinata pun sampai di kelas. Dia pun disambut ketiga sahabatnya yaitu Sakura, Ino, dan Tenten. Hinata yang melihat Naruto dikeliling teman-temannya, hanya menghiraukannya dan cepat-cepat menghampiri sahabat-sahabatnya itu.

"Ohayou minna.." ucap Hinata kepada ketiga sahabatnya itu.

"Ohayou Hinata.. ano, apa kau tak capek kalau seperti ini terus?" tanya Sakura.

"Eh? Apa maksudmu?" tanya Hinata bingung.

"Itu~ sampai kapan kau mau bermusuhan dengan si rambut duren itu?" kata Tenten sambil menunjuk ke arah Naruto.

"Iya, apa kau tak lelah harus bermusuhan bertahun-tahun dengannya?" ujar Ino ikut angkat bicara.

"Ah, aku tak tahu sampai kapan salah paham ini berakhir..." jawab Hinata lirih.

[Flashback]

Di padang rumput yang luas dan ada sungai kecil dipinggirnya, Naruto yang masih berumur 6 tahun sedang bermain dengan mainan mobil-mobilan kecil dari kayu. Terpancar raut muka sedih di wajah Naruto karena itu adalah mainan terakhir dari ayahnya, Namikaze Minato, yang telah meninggal dunia.

Tiba-tiba Naruto menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya. Mainannya itu pun ditinggalkannya sejenak. Hinata yang sedang berjalan santai melihat Naruto yang sedang sendiri di sana. Dia tahu kalau Naruto masih sedih atas kepergian ayahnya. Hinata pun berniat menghiburnya. Ketika sampai di sana, Hinata melihat mainan kayu itu telah rusak dan patah. Naruto yang kembali ke tempat itu melihat Hinata dengan mainannya yang hancur.

"Hinata, apa yang kau lakukan dengan mainanku?" tanya Naruto yang terlihat shock.

"Eh, b-bukan aku yang menghancurkannya.. mainan itu sudah patah sebelum aku ke sini.." jawab Hinata membela diri.

"PEMBOHONG!" teriak Naruto marah dan meninggalkan Hinata bersama mainannya.

"Ta-tapi.."

Hinata tak bisa menahan air matanya. Niat tulusnya untuk menghibur orang disayanginya malah berakhir buruk. Hinata pulang ke rumahnya dengan membawa mainan hancur itu. Kata-kata Naruto yang menyayat hatinya masih terngiang-ngiang di telinganya.

Author: Hinata, maafkanlah dia.. dia sedang labil.
Naruto: Apaaa hah? *ngeluarin deathglare*
Author: ie, nandemonai.. (OwO;;) *sweatdrop* kembali ke laptop eh ke cerita.. *kabur*

Permusuhan pun dimulai. Naruto selalu menjauh ketika Hinata ingin mendekatinya, padahal Hinata tulus ingin minta maaf dan menjelaskan semuanya. Ketika mereka bertatapan mata, Naruto langsung memalingkan muka. Hinata sungguh sakit hati. Hinata yang mulai kesal pun meladeninya. Dia ikutan cuek dan tidak peduli lagi dengan Naruto.

[Flashback End]

Lamunan Hinata terbuyar ketika Kakashi-sensei, guru B. Indonesia, masuk ke kelas.

"Selamat pagi, anak-anak.."

"Pagi, sensei..." jawab murid-murid kelas XI-A serempak.

"Hari ini saya akan menentukan pemeran-pemeran drama yang akan tampil di festival sekolah dan mewakili kelas ini. Ada yang bersedia menjadi pemeran utama?" tanya Kakashi-sensei.

"..." kelas pun hening.

"Oke, kalau begitu. Kita undi saja."

Setelah diadakan undian penentuan pemeran utama, akhirnya hasilnya telah ditentukan. Semua murid di kelas mulai tak sabar mendengar hasilnya.

"Baik, hasilnya telah ditetapkan! Pemeran utama cowok adalah Uzumaki Naruto dan pemeran utama cewek adalah Hyuuga Hinata..." kata Kakashi-sensei.

"APAAAA?" teriak Naruto dan Hinata kompak.

"Sensei! Aku tak mau bermain peran dengannya!" protes Hinata.

"Aku juga tidak mau! Ganti saja, Sensei!" protes Naruto tak mau kalah.

"Maaf ya, ini keputusan bersama.. jadi tak bisa diganggu gugat! Ok, siapa yang ingin menjadi ketuanya?"

"Aku saja, Sensei! Aku juga sudah mempersiapkan naskah dramanya..." kata Ino sambil cengar-cengir melihat Hinata.

"Oh Tuhan, aku mendapat firasat buruk..." batin Hinata.

Akhirnya Naruto dan Hinata tak bisa menolak keputusan itu dan terpaksa menerimanya. Tak terasa bel istirahat telah berbunyi. Ino dan yang lain langsung menarik tangan Hinata dan langsung menuju ke kantin untuk makan dan membahas soal drama.

"Haha, bagaimana Hinata? Apa kau senang berpasangan dengan si bodoh itu?" goda Ino kepada Hinata.

"Senang apanya.. Aku malah dapat firasat gak enak tau!" jawab Hinata sambil mengeluh.

"Tenang saja, aku akan membantumu! Aku akan mempersatukan kalian layaknya sepasang kekasih..." ucap Ino dengan bangga.

"Apaaa? Tuh kan... inilah firasat burukku. Pasti kau lagi mempersiapkan ide gilamu!"

"Tak usah khawatir, Hinata... Mungkin saja dengan drama ini, kau dan Naruto bisa berbaikan.." kata Sakura yang ingin menyemangati Hinata.

"Oke, aku telah menetapkan judul dramanya! bagaimana kalau judulnya 'Bersatunya Pangeran dan Putri yang Hilang' hmm?" tanya Ino.

"Norak..." jawab Hinata sebal.

"Haha, bagus itu.. aku setuju saja." ujar Tenten.

"Haaah..." Hinata hanya menghela nafas melihat tingkah sahabat-sahabatnya.

(di tempat lain)

"Aaah, sial! kenapa aku harus berpasangan dengan si jelek itu?" kata Naruto ngamuk-ngamuk tak jelas.

"Hah? Dia jelek? Matamu di mana Naruto? Cantik kayak gitu..." ucap Shikamaru.

"Eh bodo' amat lah.. yang penting aku tak mau dengan dia!"

Hinata dan kawan-kawan sedang asik makan dan sesekali membicarakan soal drama. Tiba-tiba ada seorang cowok yang menghampiri mereka. Cowok itu adalah Shino. Shino adalah teman Hinata sejak SMP dan mereka berteman baik. Ternyata Shino ada urusan penting dengan Hinata dan dia pun mengajak Hinata ke halaman belakang sekolah.

"Ano, Hinata-san, aku ingin mengatakan sesuatu yang penting" kata Shino sambil memegang tangan Hinata.

"I-iya, a-ada apa?" ucap Hinata gugup.

Tiba-tiba ada seseorang yang baru saja keluar dari wc dan tak sengaja melihat Hinata dan Shino di halaman itu.

"Ah, sedang apa mereka? Jangan-jangan..." kata Naruto dalam hati dan penuh rasa penasaran. Kemudian terlintaslah ide jahil dibenak Naruto dan hendak menggangu mereka.

"Cieee.. Shino mau nembak si cewek aneh yaaa.." goda Naruto sambil memotret mereka berdua dengan handphonenya. Kemudian Naruto berlari meninggalkan mereka dan berteriak "haha aku akan sebarin foto ini..." dengan girangnya.

"Aaaa baka! Kembali ke sini kau, Narutooooo!" teriak Hinata dan langsung mengejarnya.

Shino langsung blushing dan terdiam mematung di halaman sendirian karena perbuatan Naruto tadi. Tentu saja Shino malu. Ya, aksi Naruto sukses membuat rencana Shino untuk menembak Hinata hancur total.

"Narutooo... kemari kau!" teriak Hinata yang masih berlari-lari mengejar Naruto di koridor.

"Hahaha, tangkap kalau bisa!" tantang Naruto.

Akhirnya Hinata dapat ide bagus, dia pun pura-pura sakit dan terjatuh ke lantai. Melihat Hinata yang tak berdaya membuat Naruto berbalik dan menghampirinya. Dengan senyum licik, Hinata langsung mengambil handphone yang ada di tangan Naruto dan berlari.

"Hahaha, akhirnya dapat! Dasar bodoh." ujar Hinata yang langsung cepat-cepat menghapus 'foto skandal'nya bersama Shino dan segera berlari dari sana.

"Kuso! Dasar curang!". Naruto tanpa basa basi langsung mengejar Hinata.

Hinata masih berlari seperti dikejar-kejar anjing galak. Akhirnya foto itu pun berhasil dideletenya. Lalu Hinata hilang kendali dan membuatnya hampir terjatuh. Naruto yang dibelakangnya berlari dengan kecepatan penuh pun menabrak tubuh mungil Hinata dan mereka berdua sukses terjatuh. Posisi Naruto pun berada di atas tubuh Hinata. Wajah mereka dekat sekali, hanya hitungan senti. Hampir saja bibir mereka bertemu. Wajah Hinata langsung merah layaknya tomat, Naruto pun sama. Hinata pun mendorong Naruto dan mengembalikan handphone-nya lalu pergi. Naruto pun terdiam dengan wajah masih merah padam dan orang-orang di sekitar hanya terpaku melihatnya termasuk fans-fans labil (?) Naruto.

~OoooOoooO~

Akhirnya sekolah telah usai. Mereka pun kembali pulang ke rumah masing-masing. Hinata yang pulang dengan wajah yang masih merah membuat Neji dan Hanabi bingung. Sepertinya Hinata masih belum melupakan kejadian tadi. Hinata langsung masuk ke kamar dan menghempaskan tubuhnya ke kasurnya yang empuk lalu dia pun memejamkan mata sejenak.

"Naruto baka! Kenapa kau selalu menggangguku sih?" tanya Hinata sebal.

[Flashback]

Di Konoha Junior High School (Konoha JHS) yang damai, tetapi tidak bagi Hinata dan Naruto. Ya, permusuhan mereka semakin menjadi-jadi di SMP. Mereka berdua selalu berantem di sekolah. Mereka berdua tak segan-segan untuk mengerjain masing-masing dengan kejahilan mereka.

"Aaah, siapa yang menaruh lem di kursiku? Aih sudah pasti kau kan, Narutooo!" teriak Hinata.

"Pffft.. haha". Naruto pun tak bisa menahan tawanya dan berlari ke luar kelas.

"Awas kau! Tunggu pembalasanku!" kata Hinata dalam hati dengan latar api di belakangnya. Serem bok (?)

(Pada saat istirahat)

Hinata diam-diam pergi ke ruang ganti laki-laki dengan membawa sekantong bangkai kecoa yang telah disiapkannya dari rumah. Untunglah ruangan itu kosong tak ada siapapun sehingga dengan mudahnya dia melaksanakan misinya. Hinata langsung menaruh kecoa-kecoa mati itu ke dalam seragam yang akan dipakai Naruto nanti.

"Haha, rasakan nanti, bodoh!"

Akhirnya semua anak-anak cowok berkumpul untuk mengganti baju olahraga mereka dengan seragam. Akhirnya Naruto mengambil baju seragamnya dan mengenakannya. Naruto sungguh kaget ketika bangkai kecoa memenuhi bajunya dan dia langsung melepaskannya. Semua teman-teman Naruto di sana hanya bisa tertawa.

"Ini pasti ulah dia! HINATAAAAA!" teriak Naruto sampai suaranya kedengeran seantero sekolah.

[Flashback End]

Hinata hanya bisa senyum-senyum geje setelah mengenang masa-masa SMP nya bersama Naruto. Dia pun blushing ketika mengingat itu. "Ah ada apa denganku?" batinnya. Kemudian dia bangkit dari tempat tidur dan melihat mainan mobilan kayu yang telah patah-mematah. Ya, itu mainan milik Naruto waktu kecil. Hinata yang sedang menganggur ingin sekali memperbaiki mainan itu.

"Apa aku perbaiki saja ya mainan ini? Mungkin saja bisa..."

Mainan itu pun berbentuk kembali seperti layaknya mobilan namun tak sebagus asalnya. Hinata berusaha menyusunnya dan melekatkannya dengan lem. Tak terasa sudah malam dan Hinata tertidur di meja belajarnya. Tiba-tiba ada suara berisik yang berasal dari luar jendela.

Suara apakah itu?

~TBC~


Hello minna-san..
Ini pertama kalinya aku bikin fanfic naruhina..
Gimana menurut kalian? Ceritanya jelek? abal?

Kalo mau kasih kritik atau saran.. boleh kok~

Mind to RnR? :3