a/n : hello this is deeys again~
yak ide cerita kali ini berasal dari gambar yang saya temukan di tumblr xD.
jadi... terimakasih sekali kalau readers semua bersedia RnR ~
WARNING!
geje, OOC, Abal, aneh,
boy x boy = dont like dont read ^^.
Disclaimer :
Vocaloid punya Yamaha..
Kaito punya saya *digampar* *dituntut Yamaha*
selamat membaca :D
"Kaito-nii! Jangan makan ice cream itu dulu sebelum kau menghabiskan makan malammu!"
Sergahku cepat saat melihat Kaito sedang memandang tajam bungkusan ice cream yang baru saja kubawa pulang dari supermarket.
"Ta-Tapi, Len-kun. Sudah 3 jam aku tidak makan ice cream sama sekali.." Serunya lirih.
Aku melihatnya tak percaya. Maksudku, yeah.. kau tahu lah.
Apa 3 jam tidak memakan ice cream bisa membuatmu mati?. Aku tahu Kaito-nii sangat menyukai ice cream, tapi tetap saja ini di luar batas normal!.
"Tidak." Jawabku singkat sambil kembali sibuk menyiapkan makan malam.
"Ay.. Ayolah Len-kun.." Pinta Kaito lirih.
Aku kembali melihatnya dan uhhh... dia mengeluarkan jurus pamungkasnya. Yap, tidak ada yang bisa mengalahkan puppy eyes miliknya.
Bisa kurasakan wajahku memerah.
"Ka.. Kaito-nii. Tidak! Kau tidak boleh makan ice cream sebelum selesai makan malam!" Seruku cepat sambil berusaha menyembunyikan wajahku yang memerah.
Sial, dia terlalu manis.
"Dan itu keputusan akhir!." Tambahku cepat.
"Uuuh, Len-kun jahat.. A.. Aku sudah tidak tahan.." Balas Kaito. Bisa didengar dari nadanya bahwa dia akan menangis.
Aku kembali melihat dirinya dan engingeng dugaanku benar. Mata Kaito berkaca kaca. Yang justru- manis sekali.
Aku menghembuskan nafas panjang. Oh well, sepertinya aku kalah (lagi).
"Ugh, Kaito-nii ayolah jangan seperti itu maksudku.. Hanya saja. Bila kau makan ice cream ini sekarang bisa bisa kau tidak akan memakan masakanku. Padahal aku membuatnya susah susah hanya untukmu.." Tanggapku pelan.
Aku menundukkan kepalaku, yak akhirnya kata kata itu terucap juga.
Memalukan.
Keadaan menjadi hening lagi..
Dan tiba tiba terasa sentuhan tangan hangat Kaito di wajahku.
Ia mengangkat daguku dan mendekatkan wajahnya ke wajahku.
"Ma... maafkan aku." Katanya pelan. Dan dengan cepat ia segera memelukku.
Aku memandangnya bingung.
"Maaf buat apa Kaito – nii?" Tanyaku bingung.
Kaito masih memelukku, dan kali ini ia mengeratkan pelukannya.
"Iya, maafkan aku. Tenang saja, aku pasti akan memakan masakanmu. Pasti.." Jawabnya dan melepaskan diriku dari pelukannya.
Aku tersenyum melihatnya dan lalu mengelus pelan kepalanya.
"Anak baik.. Nah, sekarang seperti janjimu tadi. Tinggalkan Ice cream itu sendiri!" Seruku cepat dan kembali melanjutkan membuat makan malam.
Kaito hanya mengangguk pelan.
Aku kembali sibuk memasak makan malam. Tapi bisa kulihat dari sudut mataku, yap.. Hal yang sudah sangat bisa ditebak.
Kaito masih memandangi ice cream itu dengan ganasnya.
Kurasa, yah tak semua manusia itu normal kan?
