Warning : it's YAOI ! DLDR!
Rated : T
Oohsehoonie present…
.
.
Saat alarmnya berbunyi, namja bersurai coklat itu langsung terbangun dan masuk ke kamar mandinya. Beberapa menit kemudian ia sudah siap dengan pakaian yang rapi. Berjalan keluar apartemennya dengan langkah santai, berhenti sebentar di toko bunga dan memilih mawar putih untuk dibelinya. Mawar itu sudah berada ditangannya sekarang.
Ia melangkah ke arah lapangan basket yang terletak diseberang toko bunga itu, tersenyum melihat banyak anak-anak yang bermain disana. Berhenti sebentar mengingat sebuah kenangan yang sampai sekarang masih terukir dengan jelas di ingatannya
*flashback
"Luhan yung, ajari aku mendrible bolanya seperti yang kau lakukan barusan"
"Ayo sini kuajari" pemuda yang dipanggil Luhan itu mengambil bola basketnya
"Hyung apa begini?"
"Sehuna, kau badanmu terlalu kaku. Lakukan itu dengan santai seperti saat kau berlatih dance"
"Ini beda hyung" protes Sehun
"Sudah kubilang kau tak akan bisa. Sudah kau tunggu saja disana satu ronde lagi aku dan Yixing selesai" Luhan mengacak rambut Sehun
Sehun berjalan ke arah kursi di pinggirr lapangan
Ia melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti, sambil mengingat kenangan bersama orang itu. Kakinya melangkah menuju kedai bubble tea yang dulu sering dikunjunginya bersama orang itu
Kenangan mereka kembali terlintas di benaknya
*flashback
"Sehuna, ayo mampir ke kedai itu" Luhan menarik tangan Sehun
"Hyung, kau mau pesan yang rasa apa?" Tanya Sehun saat mereka sampai di dalam
"aku mau bubble tea rasa taro, kau mau yang mana Sehun?" Luhan menunjuk bubble tea pilihannya
"aku mau choco bubble tea hyung" jawab Sehun cepat
"Baiklah, mari pesan kedua bubble tea itu"
"Hyung, boleh kucoba punyamu?" Sehun menatap Luhan yang asik menikmati bubble tea
"Boleh, ini untukmu" Luhan tersenyum
"Gomawo hyung,ini kau coba punyaku juga" Sehun memberikan bubble teanya juga
Sekarang ia hanya duduk sendiri disini, tak ada lagi yang bisa diajak berbagi bubble tea, jika ia ingin merasakan kedua rasa itu ia harus membeli kedua minuman itu dan menghabiskannya sendiri. Setelah membeli dua gelas bubble tea ukuran sedang ia berjalan kembali ke apartemennya dan masuk ke mobilnya. Mobil berwarna hitam itu melaju dengan kecepatan sedang, berhenti sebentar di tepi sungai Han.
Sungai itu memiliki kesan tersendiri baginya
*flashback
"Apa kau mempunyai kekasih hyung?" Sehun bertanya pada Luhan
"Belum, kau sendiri?" Luhan balas bertanya
"Kalau begitu hyung kau jadi kekasihku saja. Otte? Jawabanku tergantung jawabanmu padaku"
Luhan hanya mengangguk tak berani menatap Sehun
"Hyung,lihat aku" Sehun memaksa Luhan untuk menatapnya
"Sehun,jangan begitu aku malu" Luhan menutup wajahnya dengan tangan saat mendengar tawa Sehun
Ia tersenyum lagi, sosok itu benar-benar tak bisa ia lupakan. Terlalu banyak kenangan diantara mereka. Melajukan lagi mobilnya ke sebuah toko kue, tempat yang menyimpan kenangan manis dan pahit tentang dirinya dan sosok yang sangat dirindukannya
*flashback
"Boleh aku duduk disini?" Tanya Luhan
"Boleh saja, lagipula tempat iini juga bukan milikku" I pemuda itu tersenyum pada Luhan
"Namaku Oh Sehun, kau?" pemuda itu mengajak Luhan berkenalan
"Xiao Luhan, kau bisa memanggilku Luhan hyung" jawab Luhan
"Apa aku lebih muda darimu?" Tanya Sehun
"Sepertinya begitu" jawab Luhan
Ia tersenyum mengingat pertemuan pertama mereka, ia sangat ingin kembali ke masa-masa itu dimana mereka saling mencoba mendekatkan diri, saling menceritakan kesulitan masing-masing bahkan tak jarang mereka saling mengejek satu sama lain sampai akhirnya ke-egoisannya menghancurkan segalanya
*flashback
'Hyung, ingat hari ini kita genap 2 tahun, datanglah ke tempat kita pertama kali bertemu' Sehun langsung memutuskan sambungan mereka
"Anak itu, mana mungkin aku melupakannya" Luhan yang saat itu sudah berada di dekat tempat yang janjikan langsung menuju tempat itu
"Ini terlihat cocok" Luhan melihat Sehun bersama dengan seorang yeoja
"Yah, memang cocok ini sangat indah Sehun" yeoja itu memainkan sebuah kalung ditangannya
"Pilihanmu memang selalu bagus" Sehun mengacak rambut yeoja itu
Luhan tidak suka melihat kejadian di depannya. Ia langsung masuk dan menghampiri Sehun
"Jadi ini yang kau lakukan di belakangku Sehun? Pergi bersama wanita lain diam-diam" Luhan membentak Sehun
"Hyung, kenapa kau sudah datang? Bukankah kita janjian sejam lagi?" Sehun terlihat kebingungan
"Kenapa? Apa kau tak suka aku mengganggumu bersama yeoja ini?" Luhan kehilangan kesabaranya
"Hyung ini tak seperti yang kau pikirkan. Aku bisa jelaskan" Sehun mencoba menahan Luhan
"Cukup Sehun, tak ada yang perlu dijelaskan aku sudah melihat semuanya"
"Hyung tunggu dulu" Sehun berlari mengejar Luhan, saat ia keluar dari pintu Luhan sudah menyebrang jalan
"Hyung aku bisa jelaskan semuanya jangan pergi seperti itu" teriak Sehun
Luhan mendengarnya,tapi ia tak berhenti walaupun ia sangat menginginkannnya. Kini ego-nya telah menguasainya
"HYUNG!" Sehun kembali berteriak
Luhan melihat banyak orang berlari berlawanan arah dengannya, ia mengacuhkannya
"Cepat bawa dia kerumah sakit"
"Jangan ada yang menyentuhnya, lukanya bisa bertambah parah"
"Darahnya banyak sekali"
Luhan melihat banyak orang berkerumun di jalan yang baru saja ia lewati, ia tak melihat Sehun disana. Perlahan ia mendekati kerumunan orang disana dan melihat Sehun sedang berbaring berlumuran darah
Luhan tak pernah sepanik ini, ia menatap Sehun bingung apa yang harus dilakukannya. Ia ingin memeluk Sehun tapi takut luka namja itu semakin parah.
"Hyung jangan menangis" ucap Sehun saat Luhan berlutut disampingnya
"Diam bodoh, jangan bergerak" ucap Luhan saat Sehun berusaha bangun
"Hyung dia sepupuku" Sehun tetap berbicara
"Sudah kubilang diam dan tunggu ambulans datang"
"Hyung,kalung itu sebenarnya untukmu" Sehun bicara lagi
"Diam sudah kubilang aku tak butuh penjelasanmu" Luhan semakin panik melihat darah terus mengalir dari tubuh Sehun
"Hyu..ng" Sehun terus memanggil Luhan
"Sehun diamlah jebal" Luhan mencoba mendiamkan Sehun
"Saranghanda" gumam Sehun
"Nado Hun,nado" Luhan tak tahan melihat Sehun seperti ini
"Mana ambulansnya?" teriak Luhan saat Sehun mulai tak berbicara lagi
Semua orang menatap iba padanya, Luhan tak butuh itu ia hanya butuh Sehun segera dibawa ke rumah sakit terdekat dan diselamatkan.
Sayangnya Sehun telah meninggalkannya sebelum ambulans sempat datang
Luhan tersenyum miris mengingat kejadian itu, seandainya ia tahu akan seperti ini ia akan mendengar penjelasan Sehun saat itu. Seandainya waktu bisa diputar saat ini mungkin Luhan akan kembali pada saat itu, seandainya saja Luhan bisa.
Ia melajukan mobilnya lagi menuju sebuah bukit, tempat ia dan Sehun sering kunjungi saat akhir pekan dan saat tahun baru. Tempat itu juga menjadi peristirahatan terakhir Sehun
"Hun,apa kau melihatku dari sana? Kau jahat sekali meninggalkanku seperti ini" gumam Luhan
"Apa kau bahagia disana?" Luhan meletakkan bunga yang tadi dibelinya di makan Sehun
"Lihat aku membawa bubble tea kesukaanmu" Luhan menaruh bubble tea itu juga
"Kuharap kita bertemu lagi di kehidupan selanjutnya" Luhan tersenyum
'Hyung,jangan seperti ini. Saranghae"
Luhan tersenyum.
Luhan mendengarnya, ia bisa mendengar Sehun berbicara padanya.
FIN~…
.
.
.
Ff pertama yang saya buat dan ff kedua yang saya post.
Review please?
