Title: My Perfect Fiance
Rating : T
Pairing : YunJae, YooSu, ChangKyu
Warning: GENDERSWITCH, PEDOFIL! typo(s), gaje! Cerita pasaran! Alur sesuai mood author! Saya gak maksa baca! Jika tidak suka silahkan klik back!
Disclaimer : I wish I own the cast but they are belong to them selves, family, management, but this fanfiction is pure mine!
.
Fanfic ini adalah fanfic genderswitch pertama saya. Mohon pengertiannya agar dimaklumi jika ada kekurangan. Fanfic ini juga terinspirasi dengan komik "Dear Mine" karya Sigeru Takao. Jalan cerita disesuaikan.
.
My Perfect Fiance
Prologue
.
Jika Kim Heechul akhir pekan mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga di rumahnya maka ini adalah pertanda bencana! Begitulah pemikiran Kim Jaejoong, yeoja cantik dengan segala kesempurnaan yang melekat pada dirinya. Ia mewarisi seluruh kecantikan dari Umma-nya (Kim Heechul). Saat ini, ia hanya tinggal berdua dengan Umma-nya. Ayahnya sudah lama meninggal karena penyakit jantung. Kini ia harus bekerja paruh waktu demi kelangsungan hidupnya dan Umma-nya.
Akhir pekan ini benar-benar aneh. Umma-nya bangun pagi sekali, lalu melakukan seluruh pekerjaan rumah tangga yang seharusnya ia lakukan. Ini sangat aneh! Biasanya Umma-nya selalu bangun siang dan baru akan mandi setelah jam delapan malam. Pagi ini bahkan Umma-nya sudah rapi dan bersih! Pasti ada yang disembunyikan!
"Umma!" Jaejoong menarik pergelangan Ummanya yang tengah menyapu di ruang tengah, lalu menyuruh wanita berumur tiga puluh lima tahun itu duduk di sofa yang bahkan hampir tidak layak lagi untuk di duduki. "Bicaralah." kata Jaejoong.
Heechul mengerutkan dahinya, "Bicara apa, sayang?" katanya malah balik bertanya.
Jaejoong memutar bola matanya, "Ayolah, Umma. Aku sudah tahu kebiasaan Umma. Sangat mustahil Umma bangun sepagi ini dan mengerjakan semua ini jika tidak ada maksud tertentu. Sebenarnya apa yang Umma sembunyikan?"
Heechul menghela nafasnya. Cepat atau lambat Jaejoong harus mengetahui apa yang selama ini ia rahasiakan. Lalu wanita cantik itu beringsut bersujud di kaki Jaejoong, "Maafkan Umma, Jaejoongie. Umma tidak bermaksud begini. Huhuhu..." kata Heechul dengan ekspresi berlebihannya.
Jaejoong bergeliat resah melihat Heechul, berkali-kali ia menyuruh Umma-nya untuk bangun dari kakinya, "Umma, hentikan. Jangan seperti ini." Lalu Jaejoong dengan sekuat tenaga-nya menarik tubuh Heechul dan mendudukkan nya di sebelahnya, "Ceritakan pelan-pelan saja,ne?" ucap Jaejoong lembut.
Heechul terisak pelan, "Kau tahu kan, dulu Umma dan Appa bekerja di Jung Corporation?"
Jaejoong mengangguk pelan sambil mengelus sayang tangan Heechul.
"Beberapa tahun sebelum Appa-mu meninggal, beliau sudah membuat perjanjian dengan mendiang Tuan Jung." Heechul melirik putri cantiknya yang masih tersenyum, "Tuan Jung berjanji akan menjodohkanmu dengan anaknya. Dan kalian sudah ditunangkan dari kecil."
Seketika senyum yang terpatri di wajah Jaejoong langsung menghilang, "APA!?"
Heechul menutup telinganya ketika mendengar teriakan dahsyat Jaejoong, "Yya! Kau mau membuatku tuli, hah?!"
Jaejoong menatap tajam Umma-nya, "Lelucon apa yang Umma buat, huh?! Ini tidak lucu, Umma!" Gadis berusia tujuh belas tahun itu berteriak marah pada Umma-nya. Yang benar saja, selama tujuh belas tahun ia hidup, ia bahkan tidak pernah berpacaran. Sekarang ia malah mendengar kabar bahwa ia telah dijodohkan? Ia bahkan sudah bertunangan sejak kecil? Holly Shit!
"Jaejoongie, mianhae. Ini bukan keinginan Umma. Mendiang Tuan Jung sendiri yang memintanya karena waktu itu kau sudah menyelamatkannya dari maut. Kau ingat, kan?"
Jaejoong mengerutkan dahinya, "Menyelamatkannya?"
Heechul mengangguk, "Hari itu kita sedang bermain di taman. Kau yang berumur tujuh tahun waktu itu sangat hiperaktif, sehingga kau lepas dari pengawasan kami. Tuan Jung menemukanmu yang sedang menangis di depan kedai ice cream, Tuan Jung lalu membelikanmu ice cream dan mengajakmu berkeliling."
Jaejoong mulai mengingat kilas balik kejadian itu, "Saat itu aku berjalan mendahului Tuan Jung, lalu saat aku melihat kebelakang, Ada mobil yang melaju dengan cepat ke arah Tuan Jung dan aku berteriak sambil berlari kearahnya."
"Kau bahkan tidak melihat ada mobil yang melintas dari arah kananmu sehingga malah kau yang tertabrak saat itu." lanjut Heechul. "Semenjak saat itu Tuan Jung merasa bersalah dengan keluarga kita. Ia bertekad jika anaknya laki-laki akan dijodohkan denganmu."
Lagi-lagi Jaejoong dibuat bingung dengan perkataan maksud perkataan Umma-nya 'jika anaknya laki-laki'? Berarti gendernya masih belum diketahui?
"Aku tidak mengerti, Umma." kata Jaejoong dengan tampang polosnya.
Heechul menepuk dahinya, "Kau ini bodoh atau benar-benar polos?"
Jaejoong menggembungkan pipinya imut, "Umma yang tidak jelas menceritakannya." elak Jaejoong.
"Maksud Umma, Kau sudah dijodohkan dengan anak Tuan Jung yang saat itu masih di dalam kandungan."
JDERRRRR!
Bak disambar petir di siang hari Jaejoong mendengar perkataan Umma-nya. Apa yang dia bilang tadi. Jika Kim Heechul akhir pekan mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga di rumahnya maka ini adalah pertanda bencana!
"Micheoseo! Kejadian itu sudah sepuluh tahun berlalu. Itu berarti dia sekarang masih berumur sepuluh tahun? Apa Umma sudah gila, eoh?" Jaejoong menjambak rambut panjang-nya saking frustasi dengan kenyataan yang ia dengar. Jika bertunangan berarti cepat atau lambat akan menikah, kan? Itu artinya ia akan mempunyai suami yang lebih muda tujuh tahun darinya.
Heechul mengangguk, "Mianhae. Pertunangan ini harus tetap berjalan. Dan hari ini tunangan-mu ingin bertemu denganmu, Jaejoongie."
Andwaaaaae!
.
.
"Kim Jaejoong."
Laki-laki bertubuh pendek itu melantunkan sebuah nama yang selama sepuluh tahun ini ia ketahui sebagai tunangan-nya semenjak kecil. Laki-laki berwajah kecil itu kini tengah duduk di kursi kerja ruangan pribadinya sambil menatap lekat foto Jaejoong yang tengah tersenyum cantik dengan menggunakan seragam sekolah.
"Tuan Yunho. Ponsel Anda berdering sedari tadi. Mohon untuk dijawab terlebih dahulu." kata pria berumur dua puluh lima tahun yang bernama Park Yoochun.
Laki-laki bernama Yunho itu mendecih kesal, "Hei, Yoochun-ah. Berapa kali ku bilang jangan menggunakan bahasa formal seperti itu ketika kita sedang berdua. Itu terdengar menjijikkan." desis pewaris tunggal Jung Corporation yang masih berumur sepuluh tahun itu. Ia memang sudah biasa memanggil sekertaris pribadinya itu dengan hanya memanggil nama tanpa embel-embel. Ya, memang tipe yang suka seenaknya. "Dan tolong jangan kau ingatkan aku untuk menjawab panggilan dari nenek sialan itu." kata Yunho lalu beralih memandangi lagi foto tunangan cantiknya.
Yoochun menghela nafasnya, "Maaf Tuan, tapi Nyonya besar tadi sudah terlebih dahulu menelfon saya untuk menyuruh Anda menjawab panggilan dari beliau. Beliau ingin berbicara tentang pertunangan Anda dengan Nona Junsu."
BRAAK!
Seketika Yunho melempar ponsel mahal-nya yang sedari tadi berdering ke lantai marmer, "Aku tidak suka Halmeoni mengaturku. Aku hanya memiliki satu tunangan, dan itu Kim Jaejoong. Tidak ada yang lain!"
.
.
TBC or END?
Annyeong ^o^
Lama tidak berjumpa, ne?
Maaf jika bebeb membuat prolog lagi hehe
entah mengapa bebeb ingin sekali membuat cerita ini, sebenarnya bebeb sedang merampungkan Joongie's Diary dan IDS, tetapi selalu hilang ide di tengah jalan huks
Jadinya bebeb mengetik prolog ini ketika tiba-tiba kembali membaca komik-nya hehe
bebeb minta maaf jika ada kekurangan, ne? ini ngetiknya ngebut T,T
Semoga kalian suka, jika berminat akan bebeb lanjutkan (tapi tidak tahu kapan waks XD)
FF lain akan segera bebeb rampungkan, semoga kalian sabar menunggu huhu
Terima kasih yang sudah mampir di note ini
berminat ninggalin jejak? /kitty eyes/
