Warning: Warning saya ga akan jauh-jauh dari sho-ai, Typo(s) /EYD saya masih kacau balau orz/, ga jelas, rusuh, OOC maximal dan adegan 'nganu-nganu' untuk chapter kedepannya.
Disclaimer: Kuroko no Basuke masih milik kang Tadatoshi Fujimaki dan LOVELESS masih milik teh Yun Kōga. Saya hanya meminjam karakter si akang dan si teteh demi memenuhi imajinasi liar yang berkoar-koar di dalam kepala.
Miracle de L'amour
Made by annpui
Un.
Dewasa itu apa?
"Apakah dewasa itu ketika kuping dan buntut binatangmu telah hilang diklaim milik seseorang?"
"Ya itu dewasa Kurokocchi, jadi maukah memberikan kedewasaanmu padaku?" Katanya sambil mencumbu mesra pinggiran mug putih gading di gengamannya seolah itu adalah penjelmaan bibir seseorang yang tengah menatap penasaran kearahnya dengan mata sebulat bulan baru.
Deux.
Menyenangkan kah?
"Kise-kun selalu berkata menjadi dewasa itu menyenangkan, meskipun dilakukan berulangkali dengan orang yang berbeda."
"Itu bukan menyenangkan Tetsu, itu bodoh. Kalau aku jadi Kise aku tidak mau dengan sembarang orang." Aomine menyampirkan selembar kain tipis bersulam pada kepala Kuroko—like a bridge for a real.
"Memang Aomine-kun ingin dengan siapa?"
"Rahasia."
Trois.
Pembual.
"Akashi kau berbohong padakukan? Kau masih menghubunginya kan? Aku ini apa bagimu kalau begitu?" Furihata meremas ujung bajunya, kedua kakinya bergerak-gerak gelisah. Sofa yang empuk pun bagaikan duduk di atas bara api jika begini.
"Dan kau masih mencintaiku setelah tahu semuannya?"
"Ya, aku masih mencintaimu."
"Kalau begitu kau mencintaiku dengan benar Kouki."
Quatre.
Semakin menyakitkan semakin pula terasa nikmatnya.
"Kalau kau terus seperti ini dia akan menjauhimu dan membencimu setengah mati."
"Tidak akan, ia tidak akan pernah bisa membenciku." Akashi mengeratkan pelukannya. Lapisan kulit epidermisnya yang basah menempel pada lapisan kulit orang yang kini berada dalam dekapannya, saling menghantarkan panas pada sesama.
"Percaya diri sekali."
"Tentu saja, kau pun begitu kan Chihiro?"
"sialnya ya."
Cinq.
Merciless.
"Sometimes, this world is merciless."
"if you don't fight, you can't win."
"Baiklah kita buat kesepakatan, siapa yang cepat dia yang dapat ya Aominecchi? No Merci."
"Fine." Dan ke dua pasang mata itu saling menatap nyalang.
Six.
Cara mencintai.
"Kenapa tidak berkata jujur saja kalau kau memang menginginkannya Ryouta?"
"Duniaku terlalu gelap untuk disinggahi olehnya Akashicchi."
"Siapa peduli kalau kau memang menginginkannya."
"Aku tidak lagi aku yang dulu ssu. Redup, redup, lalu gelap seketika."
Mata dwi warna Akashi mengunci jawaban, menantang safir di seberang. "Sedikit bermesraan tidak akan membunuh kalian berdua."
"Tidak akan kini, tapi akan membunuhku suatu hari nanti karena rasa bersalah menghantui," Kise tersenyum bak malaikat, keheningan menyapa ruangan. "Kami itu kosong Akashicchi. Kosong yang berarti tidak akan pernah ada awalan untuknya dan juga untukku."
"Masokis memang nama tengahmu."
Selanjutnya tawa nyeleneh Kise menggaung dalam ruangan musik kosong —ah, berbagi cerita dengan Akashi memang selalu punya khasiat tersendiri.
Prolog
(Maybe?)
A/N: Satu lagi multichap dari saya. Ini alay dan nekat, judulnya aja udah alay ga tau gimana nanti kelanjutannya hghghg. Ini ff tentang KiKuroAo dan FuriAkaMayu (Akashi sebagai si dominanan antara Furihata dan Mayuzumi).
Saya lagi pingin bikin ff dengan rated M (efek uas yang menggila), semoga saya kuat melanjutkannya /dihajar/
Terimakasih sudah membaca ;D
Salam ketjup,
annpui
