"Apakah kau tau kalau cinta punya masa kedaluwarsa?"
.
.
.
The Day We Felt The Distance
-a ChangKyu story by winterTsubaki-
.
.
.
Pairing: Shim Changmin x Cho Kyuhyun
Genre: Romance, Hurt/Comfort
Rating: PG-15
Disclaimer: none of the characters from this story are mine, I only use their name for the purpose of expressing my imagination but the plot and idea for this fanfiction are mine, plagiarism highly prohibited.
Warning: if you're against and feel offended by this pairing please stop reading any further. I don't want to read any hateful comments over this pairing and their characterization.
This is a work of fiction. Names, characters, businesses, places, events and incidents are either the products of the author's imagination or used in a fictitious manner. Any resemblance to actual persons, living or dead, or actual events is purely coincidental.
.
.
.
prologue
.
.
.
Tak perlu seorang jenius untuk membaca tatapan Changmin kepada Kyuhyun saat ini dan Kyuhyun hanya menyeruput pelan isi di dalam cangkir tehnya, tak ia hiraukan tatapan menusuk Changmin yang sejak ketibaannya di tempat tersebut selalu mengikuti tiap gerak-geriknya. Kyuhyun tahu jelas kemana pembicaraan mereka siang ini akan berujung tapi ia memilih untuk berlagak clueless to humour Changmin.
"Apa kita hanya akan duduk diam saling bertatapan begini hingga café ini tutup?" tanya Kyuhyun. Jam makan siang sudah hampir habis dan ia harus segera kembali ke kantor, merasa kalau Changmin tidak akan buka suara jika tidak ia pancing Kyuhyun pun memutuskan kalau ialah yang akan memulai pembicaraan.
Changmin menghela nafasnya dengan kasar, seperti ingin menunjukkan kepada Kyuhyun kalau ia saat ini tengah memikul beban begitu besar di pundaknya yang membuatnya sulit untuk berbicara.
Pria jangkung itu mendadak kehilangan kepercayaan dirinya begitu ia bertatapan langsung dengan Kyuhyun, semua kalimat yang telah dihapal dan dirapalnya sepanjang perjalanan tadi seperti menguap begitu saja, tak berbekas sama sekali begitu dihadapkan pada si pemilik mata bulat yang dulu sangat ia cintai. Ya, disinilah masalahnya. Dulu ia pernah begitu mencintai Kyuhyun, tapi seiring berjalannya waktu, semakin lama hubungan mereka berlanjut perasaan itu pun mulai berubah. Jika ditanya soal perasaannya pada Kyuhyun, Changmin bisa menjawab kalau ia mencintai pria tersebut namun dengan kadar perasaaan yang berbeda dari lima tahun yang lalu. Dulu ia begitu memuja Kyuhyun, dirinya seperti atheist pada manusia lain selain Kyuhyun tapi sekarang ia justru sedang berkencan dengan wanita lain di belakang Kyuhyun-itu jika Kyuhyun benar-benar belum tau soal affairnya dan bukan berpura-pura bodoh seperti yang selama ini ia yakini karena Changmin tahu dengan jelas seberapa tinggi tingkat intelijensia kekasihnya itu dan ia tak pernah bisa membohongi Kyuhyun.
Changmin meremas tangannya, ia masih bisa merasakan dingin platina yang melingkari jari manisnya dan ia tahu Kyuhyun masih memakai cincin yang sama di jari manisnya pula. Cincin kembar yang menjadi pengikat hubungan mereka, cincin yang menunjukkan kalau Kyuhyun adalah milik Changmin dan begitupun sebaliknya. Pria jangkung itu ingat moment dimana mereka saling bertukar cincin lima tahun lalu, ia begitu yakin dan bahagia berada disamping Kyuhyun, menjadi pria yang paling dicintai Kyuhyun, menjadi pria yang selalu menjadi arah pandang Kyuhyun kemanapun ia pergi. Namun saat ini ia justru ingin lari dan menghindar dari tatapan Kyuhyun.
"Aku ingin kita bercerai"
Kyuhyun masih diam di kursinya dengan kedua tangan diatas pahanya dan mata yang tak lepas dari pria jangkung bermarga Shim dihadapannya. Kyuhyun selalu bisa menahan emosinya dan ia sangat bangga dengan kemampuannya itu, terutama saat ini dimana emosinya tengah diuji.
Kaget? Tidak, Kyuhyun justru sudah dapat memprediksi hal ini akan terjadi cepat atau lambat. Ia sadar dengan perubahan di diri Changmin, bau parfum lain yang sering menempel di lengan bajunya ataupun nomor tak di kenal yang terdapat di daftar recent call ponsel Changmin. Kyuhyun sadar kalau ia tak lagi menjadi satu-satunya orang di hidup Changmin dan dirinya sudah mempersiapkan diri kalau suatu saat Changmin akan benar-benar berhenti mencintainya.
"Kenapa?" tanya Kyuhyun, suaranya masih tenang. Kedua tangan meremas pahanya sendiri "Apa ada orang lain? Wanita? Pria?"
"Wanita"
Kyuhyun mengangguk "Ya, tentu saja…tidak akan ada pria yang bisa dengan bangga memakai parfum Kim Kardashian" dan lagipula Kyuhyun tahu Changmin tidak benar-benar penyuka sesama jenis. Sepanjang yang Kyuhyun tahu ia adalah satu-satunya lelaki yang pernah dikencani Changmin dan pria itu tampak tak tertarik dengan pria lainnya yang pernah beberapa kali mencoba mendekatinya saat mereka berpacaran.
Changmin menundukkan kepalanya, benar dugaannya kalau Kyuhyun sudah menyadari affairnya selama ini. Bodohnya dia merasa bisa mengelabui Kyuhyun begitu saja.
"Sejak kapan?"
"Sekitar delapan bulan terakhir" Changmin masih berusaha untuk tidak melihat kearah Kyuhyun dan mengalihkan pandangannya ke cangkir kopi di atas meja.
"Apa kau sudah tidur dengannya?"
Tubuh Changmin menegak "A-apa maksud…"
"Tak usah di jawab Changminnie…tadi itu hanya pertanyaan retoris" potong Kyuhyun dengan nada lebih lembut dari sebelumnya seolah-olah ia baru saja bertanya 'Mengapa bumi itu bulat' pada Changmin dan bukan baru saja menuduhnya tidur dengan wanita lain.
Changmin bingung, kenapa Kyuhyun tidak memarahinya? Meneriakinya atau mungkin menyiramnya dengan teh yang ada di cangkirnya seperti adegan di drama percintaan yang sering Kyuhyun tonton? Changmin tidak siap dengan ketenangan yang ditunjukkan Kyuhyun, ia tidak mengharapkan Kyuhyun akan setenang ini setelah mendengar kata cerai keluar dari mulutnya.
"Kau ingat apa yang pernah ku katakan padamu sebelum kita memutuskan untuk bersama?" tanya Kyuhyun.
"Sama seperti makanan, cinta juga punya masa kedaluwarsa"
Changmin mengangkat wajahnya mendengar kalimat Kyuhyun, matanya yang sejak tadi berusaha menghindari tatapan Kyuhyun ia alihkan untuk meneliti wajah pasangan hidupnya tersebut. Mata bulat itu memerah dan berair, ada rasa luka yang sangat jelas disana dan Changmin merasa hatinya seperti sedang diremas menyadari Kyuhyun begini karenanya. Ia telah menyakiti pria yang pernah ia janjikan 'selamanya'.
"Maafkan aku" lirih kalimat itu keluar dari mulut Changmin.
Kyuhyun menggeleng "Bukan salahmu, memang sudah waktunya perasaan cintamu padaku berakhir" ucapnya tenang. Changmin masih tak percaya Kyuhyun bisa menanggapinya setenang ini. Kalau saat ini posisi mereka dibalik Changmin tak yakin ia akan bisa setenang Kyuhyun.
"Soal perceraian ini…aku tidak keberatan. Tapi, aku ingin meminta sesuatu darimu untuk yang terakhir kalinya"
Changmin terdiam. Seharusnya ia merasa lega saat Kyuhyun mengatakan bersedia untuk ia ceraikan tapi Changmin justru merasa gusar mendengar kalimat yang dilontarkan Kyuhyun, seolah-olah mereka akan benar-benar usai dan tak akan pernah bertemu lagi. Terakhir kalinya? Kenapa harus menjadi yang terakhir kali?
"Selama sebulan aku ingin menjadi pendamping hidupmu, untuk yang terakhir kalinya, cintai aku. Selama sebulan ini jadikanlah aku satu-satunya dalam hidupmu. Setelah itu aku akan melepaskanmu" Kyuhyun mengucapkan permintaan terakhirnya dengan mantap dan tak berjeda seakan-akan ia sudah menyiapkan kalimat itu sejak lama.
Jeda beberapa detik diantara keduanya, Kyuhyun yang masih menunggu jawaban Changmin dan Changmin yang belum dapat mencerna dengan baik apa maksud dibalik kalimat Kyuhyun barusan.
.
.
.
tbc
Author's Note: maafkan writer yang ngakunya semi-hiatus tapi malah bikin ff chaptered baru, ff ini sebenarnya sudah lama saya simpan tapi saya gak sabar ingin membagi cerita ini ke kalian semua para changkyu shipper, selain itu saya lagi kangen nulis dan kangen changkyu ;-; oh ya...maaf kalau bahasa saya agak kaku, sedang kembali membiasakan diri menulis dan kenyataannya menulis dalam bahasa indonesia itu lebih sulit daripada menulis dengan bahasa asing, props to indonesian author! Anyway, fanfiksi ini rencananya hanya sepanjang 5 chapter yang akan di update seminggu sekali (tergantung kesibukan saya) so, hopefully i can finish this story according to my plan. Untuk fanfiksi lainnya yang masih WIP tetap saya usahakan untuk di tamatkan hanya saja saya ga bisa janji kapan akan di update, as i told you in my other fanfiction i have my own personal life and reality is not all rainbows and ponnies like what we wrote in fiction, sometimes reality slaps you hard enough you lose control of everything and before i wrote another full paragraph about philosophical thingy i think it's time to say See You on The Next Update!
