Rani : Minna~ Ini Fic emang udah publish di FB.. Tapi kupublish di FFN!
Rin : Tapi ada sedikit perubahan! Lebih Panjang!
Len : Jangan lupa Review ya?
Rani : Tenang Rin masih ngenes disini! Review ya! Tapi maap saya ga bisa update cepet!
Rin : WHAT!*Bawa Road roller*
Rani : Siapa takut?*siapin buldoser*
Len *gulp* Ah… Readers! Silahkan baca! Minta saran judul dan summary !*Kabur*
Sunset To Draw.
Summary : Rin, sedang menangis sambil melihat matahari terbenam.. Sambil membawa sebuah buku gambar.. Datanglah.. RnR Please!
Disclaimer: Vocaloid©Yamaha.
Sunset To Draw©Rani Konako.
Pairing: Rin X Len.
Genre: Romance.
Caution: Gaje, alur ga jelas, Typo nyebar?
Gambar pertama : Pertemuan Rin dan Len serta Neru dan Nero.
Seorang gadis menatap matahari yang sedang terbenam. Ia terus menangis dengan mata azurenya. Rambutnya yang honey blond tertiup pelan oleh angin. Disebelahnya terdapat sebuah buku gambar. Baru saja dia menggambar matahari terbenam yang indah.. Walau air matanya masih mengalir.
"Aku tak pernah bisa menggambar dengan baik.." Kata gadis itu. Namanya Rin Kagane. Dia adalah seorang murid biasa yang mendapat cemoohan dari teman di sekolahnya. Karna kebiasaan menggambarnya walaupun masih amatiran. "Aku tak pernah memiliki kesalahan dengan mereka, kenapa mereka membenciku?" Kata Rin dengan suara parau.
Sementara itu seseorang memperhatikannya dari jauh dan mendekatinya..
"Hei, kau tak apa?" Kata seorang pemuda memiliki rambut honey blond dengan mata azure yang indah. Namanya Len kagaminera. Dia mengambil buku gambar Rin dan tersenyum ketika melihat gambaran Rin dibuku gambar Rin. "Gambarmu bagus juga.."
"Benarkah!" Kata Rin yang tidak percaya dengan ucapan Len. Mata Rin tampak berbinar ketika mendengarnya, seakan dia baru saja melupakan masalahnya barusan. Len mengangguk pelan. Rin tersenyum. "Maukah kau menemaniku?" Kini giliran Len tersenyum.
"Kenapa tidak?" Ujar Len sambil mengusap kepala Rin.
PESH!
Muka Rin langsung memerah, tapi beruntung Len tidak menyadarinya. Akhirnya mereka mengobrol bersama..
-Skip time-
Bulan sudah muncul, matahari sudah tertidur. Rin yang sedang asik mengobrol Len langsung melihat jam tangannya. Mata Rin terbelalak kaget. Jam 7 malam! Dia harus segera pulang sebelum dimarahi kakaknya yang lumayan galak. Sebelum ia pamit, tentu ia harus bertanya kepada Len siapa nama Len.
"Siapa namamu?" Kata Rin.
"Namaku Len Kagaminera kalau kau Rin?" Kata Len tersenyum. Rin hanya kaget. "Aku tau dari buku gambarmu." Kata Len sambil menunjuk buku gambar Rin.
"Em, aku pergi dulu ya Len! Jaa nee~!" Kata Rin sambil tersenyum senang. Len menggangguk dan melihat Rin dengan mata azurenya. Rin merasa ada yang aneh dengan jantungnya.. Kenapa dia berdebar-debar?
"Nanti kita ketemuan disini besok!" Kata Len. Entah kenapa Len juga merasakan hal yang sama dengan Rin.
"Ya! Pasti!" Kata Rin senang. Rin lalu melambaikan tangannya ke Len. Sambil memengang erat buku gambarnya.. "Terimakasih buku gambar, kami-sama! Aku sangat senang!" Ucap Rin bahagia. Ia sangat senang bertemu dengan Len. Apakah benih cinta akan tumbuh diantara mereka?
-Omake- Dirumah dan Sekolah Rin..
Rin berlari sekencang-kencangnya. Berharap dia tidak dimarahin oleh kakaknya. Akhirnya dia sampai juga di rumah.. Pelan-pelan dia membuka pintu rumahnya.
Kreek..
"Kemana saja kau Rin?" Kata seseorang dengan sinisnya. Orang itu membukakan pintunya mendahului Rin.
"KYAAA!" Rin berteriak melihat orang itu. Rambut kuning diikat kesamping, matanya berwarna kuning keemasan menatap Rin tajam. Rin melihat orang itu dengan takut.
"Ne-Neru.. –Nee.. A, aku pulang.." Kata Rin masih takut. Neru memandang sinis Rin..
"Kemana saja kau?" Kata Neru dengan nada menyelidik. Rin hanya bisa diam tanpa berkata apa-apa. "JAWAB AKU RIN!" Ucap Neru dengan penekanan di seluruh kalimat.
"A, aku tadi menggambar di bukit dekat sekolah!" Kata Rin jujur. Rin memejamkan matanya, takut melihat mata Neru. Neru lalu mengitari Rin.
"Bersama seseorang?" Kata Neru dengan nada menyelidik.
PESH!
"TI-TIDAK!" Teriak Rin reflek. Rin langsung meletakan tangannya dimulutnya. 'Kumohon! Jangan berpikiran aneh-aneh Nee-chan!' Pikir Rin dalam hati. Tapi keinginan Rin tidak terkabul, hari ini dia tidak beruntung.
"Kau bersama seorang lelaki? Siapa namanya dan sekolah dimana?" Kata Neru dengan sinis. Matanya menatap tajam kepada Rin. Sekarang, Rin tidak bisa berkutik.
"Le- Len Kagaminera.. A, aku tidak tahu dia sekolah dimana!" Kata Rin lalu kabur ke kamarnya.
"Rii-N!" Ucap Neru kesal melihat Rin yang langsung menuju kamarnya.
BRAAK!
Cklek!
Rin langsung membanting dan mengunci pintunya tanpa basa-basi. Mukanya sudah memerah dan Ia langsung tiduran dikasur. Rin memeluk guling jeruknya.
"AAAAAAAA!" Ucap Rin karna malu sekali. Neru yang kaget langsung menuju depan kamar Rin.
"Riiiiiiin! BUKA!" Kata Neru sambil menggebrak pintu kamar Rin. Rin justru makin erat memeluk gulingnya.. Mukanya masih merona. Terlintas wajah Len yang sedang tersenyum.
"Apa aku menyukai Len?" Kata Rin dengan volume suara paling kecil. Setelah Neru merasa kesakitan karna terus-terusan memukul badannya ke pintu Rin. Ia berhenti sambil mendengus kesal dan mengeluarkan HPnya. Lalu Neru memberikan pesan singkat kepada seseorang dengan cepatnya.
.
.
From : Neru_Kagane.
To : Nero Kagaminera.
NERO! KUBUNUH KAU!
.
.
Sementara Nero yang berada di sebrang sana hanya..
ZRUUT!
Mengeluarkan kembali minumannya. Pemuda yang memiliki ciri-ciri sama dengan Neru menatap heran HPnya. Benar-benar kata-kata yang tidak pernah dikeluarkan Neru pada Nero.
"A, apa maksudnya?" Kata Nero kaget dan membalas pesan singkat dengan cepatnya. Ia kembali meminum minumannya.
.
.
From : Nero Kagaminera.
To : Neru_Kagane.
Ma-Maksudmu apa Neru? Aku tak mengerti sungguh!
.
.
Sementara Neru hanya mendengus melihat ke arah HPnya. Ia merasa kalau Nero berbohong padanya. Sebagai teman online, memang mereka tidak pernah bertemu. Tapi insting Neru mengatakan kalau Nero adalah kakak dari Len.
.
.
From : Neru_Kagane.
To : Nero Kagaminera.
Kau kenal dengan Len Kagaminera?
.
.
Sementara Nero hanya menatap kembali HPnya dengan heran. Darimana Neru tau tentang adiknya? Bahkan Nero tak pernah bilang pada Neru. Dengan cepat Nero membalas pesan singkat Neru dan menutup HPnya.. Diharap.. Neru tidak marah padanya,
.
.
From : Nero Kagaminera.
To : Neru Kagane.
Iya aku kenal.. Dia Adikku..
.
.
"!" Kata Neru kaget. Matanya menatap tajam ke arah kata-kata yang berada di pesan tersebut.
BRAAK!
PRANG!
Neru membanting HPnya ke lantai. Berhasil! HP Neru berhasil hancur lebur olehnya sendiri! Neru lalu masuk ke kamarnya lalu memeluk erat guling dengan penuh dendam. Tanpa disadari guling Neru robek karna tangannya yang menggengam sangat kuat hingga guling itu robek. Neru mengacuhkannya dan pelan-pelan masuk ke alam mimpi sama seperti Rin.
-Keesokan Harinya..
Rin berjalan menuju ruang makan. Ia sudah memakai seragam dan siap untuk bersekolah. Tas juga sudah siap dipunggungnya.
Tap.
Rin berhenti berjalan dan melihat Neru dengan tatapan takut. Neru yang duduk memandang sinis benda hancur di meja makan. Kalian mau tau apa benda hancur itu? Kita tanyakan saja pada Rin yang heran melihat benda itu..
"Neru-Nee.. Kenapa HPnya hancur begitu?" Kata Rin dengan herannya lalu duduk dikursi. Neru hanya mendengus.
"Tidak.. Cepat kau makan parfait jerukmu.. Sebelum kumakan mereka.." Kata Neru dengan sinisnya. Rin langsung memakan parfait jeruknya dengan cepat. Beberapa menit kemudian, Parfait jeruk Rin telah habis tanpa sisa. Neru tersenyum lembut. Neru lalu bangkit dan membawa tasnya. "Ayo kita pergi Rin!"
"Baiklah!" Kata Rin. Oiya, sekolah Neru dan Rin sama di SMA VoUtaloid School.. Hanya saja Neru lebih tua 2 tahun dari Rin. Selama perjalanan Rin merasa aneh dengan Neru yang terus-terusan mengomel sendiri dengan kasarnya. Seperti saat ini..
"Kubunuh kau.. Kubunuh.." Kata Neru dengan nada sinis. Rin hanya sweat drop mendengarnya.
-15 menit kemudian-
Neru dan Rin sampai disekolahnya. VoUtaloid sangatlah luas.. Karna terdiri dari SD, SMP, dan SMA. Hebat 'kan? Selain itu sekolah ini SBI alias fasilitasnya sudah nyaman sekali. Disekolah mereka sudah ada ruangan khusus untuk club. Selain itu sekolah mereka juga sering mendapati mendali dan piala karna prestasi muridnya. Kembali ke Rin dan Neru..
"Baiklah Rin! Aku pergi dulu ke kelas! Jaa~Nee~ Rinny~!" Kata Neru dengan senyum tulus yang dibuat-buat. Rin tersenyum dan melambaikan tangannya.
"Jaa nee~ Neru-nee-chan!" Kata Rin lalu berjalan menuju kelasnya yang ada dilantai 2. Kelas Rin adalah 1-A kelas khusus untuk siswa berprestasi.. Rin mempunyai kemampuan menyanyi yang indah, sama seperti Neru yang berada di kelas 2-A. Tapi keahlian Neru bukan menyanyi, melainkan Kung Fu.. Karna itu, jangan berani macam-macam dengan Rin.. Atau.. Kalian tau sendiri akibatnya..
Ketika Rin sudah sampai di depan pintu kelas..
"RIIIIN-CHAN!" Kata seseorang berambut lumut dengan mata senada, dia memakai kacamata berwarna merah yang khusus untuk kelas A. Gumi memiliki kepandaian menyanyi seriosa(?) dan menggambar abstrak. Sekarang dia memeluk Rin dengan eratnya.
GYUT!
"Gu-gumi-chan.. Lepaskan pelukanmu.. Se.. Sak.." Kata Rin yang merasa sesak dengan pelukan Gumi. Gumi yang mendengar perkataan Rin melepaskan pelukannya dan membiarkan Rin menghirup udara segar.
"Nee! Nee! Aku dengar akan ada murid baru! Cowo loh! KYAAAAA!" Kata Gumi sambil melantunkannya seperti menyanyi.
NGIIIIING!
"GUMI! SAKIT TAHU!" Kata seseorang pemuda berambut honey blond yang memakai jepit memengang telinganya. Mata azurenya menatap Gumi dengan tajam.
"Go-gomen deh.. Detektif Rinto!" Kata Gumi sambil mengembungkan pipinya. Ya, pemuda itu adalah Rinto yang menjadi detektif muda.. Dan punya pendengaran yang sangat baik melebihi orang biasa.
"Trus? Kalian kapan masuk?" Kata seseorang berambut honey blond panjang.. Mata azurenya menatap tajam kedua orang yang berada di depan pintu.
"Huwa! Gomennasai Lenka!" Kata Gumi lalu memeluk Rin kuat. Lenka hanya mendengus kesal dan masuk ke kelas.
"Dingin sekali kau.. Penari balet yang berturut-turut memenangkan piala dan mendali." Ucap Rinto santai sambil membaca Koran.
"Heh, masih mending daripada kau membaca Koran.. PERSIS KAKEK-KAKEK." Kata Lenka menekan kata Persis kakek-kakek pada Rinto. Pendengaran Rinto yang lumayan tajam tak mungkin tidak mendengar perkataan Lenka barusan.
BRAAK!
Rinto bangkit dari kursinya dengan kasarnya. Terlihat bahwa ia marah sekali dengan yang barusan. Rin langsung masuk kelas dan duduk dikursinya. Rin yang tidak mau diapa-apakan langsung mengambil buku gambar dan menggambar. Gumi lalu duduk dikursi sebelah Rin. Ia juga tidak mau ikutan dengan yang terjadi sekarang.
"Kau bilang apa tadi?" Kata Rinto kepada Lenka. Rinto menatap tajam dan sinis kepada Lenka. Hal itu berhasil membuat percikan di antara mereka berdua.
"Emang aku bilang apa?" Kata Lenka duduk dan mengambil buku novelnya. Menghiraukan Rinto dan membuat Rinto marah.
"Huft.. Terserah kau lah! HAHAHA!" Kata Rinto tertawa walau sebenarnya tidak ikhlas dan tampak aura dark di belakang badannya. Rin dan Gumi menghela napas.. Untung perang antara Lenka dan Rinto tidak terjadi Atau pecahlah semua barang dikelas yang seperti kaca. Rin lalu melirik kea rah beberapa bangku kosong tanpa tas. Rin bersyukur, beberapa orang yang biasanya mencemoohnya tidak datang.
Ting Tong…
ZRAAT!
Bel sekolah berbunyi bersamaan dengan pintu yang dibuka. Rin lalu menyimpan buku gambarnya.. Gumipun duduk rapih disebelah Rin. Akhirnya seseorang pemuda berambut hitam dan mata senada masuk dengan seorang pemuda berambut honey blond diikat pony tail dengan mata azure. 'Egh? Kiyoteru-senpai dengan.. Masa sih?' Kata Rin dalam hati. Mata Rin terbelalak kaget. Mukanya merona.
BRAK!
Rin bangkit dari duduknya. Hampir semua orang dikelas menatap Rin.
"Le-Len.. Kau.. Sekolah disini?" Kata Rin kaget. Len yang melihat Rin juga kaget.
"Ri-Rin.. Kau sekolah disini?" Kata Len dengan malunya. Mukanya memanas seketika, mungkin sekarang muka Len sama dengan Rin. Semua orang dikelas Rin menatap Len dan Rin dengan menaikan satu alisnya.. 'jangan-jangan.. Mereka pacaran atau cinta lokasi?' pikir semuanya tapi tidak untuk Len dan Rin.
"Ba, baiklah perkenalkan dirimu.." Kata Kiyoteru.
"Namaku Len Kagaminera.. Pindahan dari Amerika tapi orang tuaku dan diriku lahir disini. Salam kenal.." Kata Len yang disambut dengan teriakan-teriakan gadis dikelas. Sepertinya Len sudah mendapat Fans ketika masuk kelas.. Sigh..
"Ada pertanyaan?" Kata Kiyoteru. Gumi langsung mengacungkan tangan dengan tingginya. "Ya? Gumi-chan?"
"A~~~ Aku mau tanya-A….." Kata Gumi membuat kuping Rinto mengeluh kesakitan karna mendengar Gumi menyanyi. Len tersenyum. 'Ah! Kami-sama! Kenapa dia tersenyum!' pikir Rin yang membuat mukanya panas lagi. Gumi melirik Rin dan tersenyum kecil.
"Mau tanya apa?" Kata Len dengan lembutnya. Para gadis penggemar Len langsung teriak dan menatap sinis Gumi.
"Kamu itu Pacar Rin ya?" Kata Gumi polos dan jujur sekali. Hening seketika…
"Gumi-chan!" Kata Rin sambil merona.
"Ti-tidak kok! Aku dan Rin hanya teman.. Baru kemaren ketemu di.." Ucapan Len berhenti ketika Rin menatap tajam Len.
"Baiklah Len.. Silahkan duduk di belakang Rin.." Kata Kiyoteru yang tidak mengerti keadaan.
"APA!" Kata Rin kaget. Ok? Ini malah membuat curiga semua murid di kelas Rin.. Akhirnya dengan (sangat) terpaksa Len duduk dibelakang Rin dengan merona. Rin hanya berdebar-debar ketika tau Len duduk dibelakangnya.
-Kelas Neru-(Neru POV)
Ting Tong!
Akhirnya bel sekolah berbunyi juga.. Aku bosan dan ingin sekali mengerjakan soal-soal rumit agar keinginan membunuh Nero-kun hilang.
ZRAAT!
Lalu dibukalah dengan kasar pintu kelasku oleh guru berambut perak diikat pony tail. Sigh.. Dasar, Dell-honne-sensei.. Lalu kulihat seorang pemuda berambut kuning dengan mata kuning. Ara? Murid baru?
"Ehem.." Kata Dell-sensei berdehem. Eksekusi gagal.. hahaha.. "Kita kedatangan murid baru, perkenalkan dirimu Nero-kun."
BRAAK!
Apa aku tidak salah dengar Nero? Nero Kagaminera? Ara? Kenapa semuanya menatapku He.. Ran?
"Neru-san, tolong jangan berdiri.. Duduklah!" Kata Dell-sensei. Me-memangnya aku sedang berdiri? Aku melihat aku lebih tinggi daripada temanku yang didepan, Teto. Oh, benar juga.. Hahaha..
"Neru?" Kata Nero kaget. Terlihat dari wajahnya bahwa dia kaget. "Kenapa kemaren tidak balas SMSku?"
"EHEM.. CIE! NERU!" Kata Teto.. What the hell? Kenapa bahas itu sih!
"A, ara? Kau.. Ne-Nero Kagaminera?" Kataku malu. Teto mulai berdehem. Oh, god..
"Eh? Iya? Kamu Neru Kagane 'kan?" Kata Nero.
Matilah aku.. Aku sedang ingin memukulmu.. Oh, jangan.. Dia murid baru! Tapi tanganku gatal sekali!
"Baiklah, tampaknya Neru-san sudah kenal dengan Nero-kun.. Silahkan Nero-kun duduk disebelah Neru-kun!" Kata Dell-sensei. Eh? Aku tidak salah dengar? Ah! Sensei! Aku tidak mau menghajar murid baru!
"A, ano sensei.. Lebih baik.." Kataku terputus melihat Dell-sensei memberikan death glare. Oh! Jahat! Dan kenapa Nero justru mendekatiku!
"Geser.. Neru.." Kata Nero. Ok? Bisa sabar?
"Ya!" Kataku ketus dan sinis. Nero memandangku heran dan menaikan satu alisnya. Akupun menggeser diriku ke ujung.
"Kemaren kenapa kau tidak balas SMSku?" Kata Nero. Aku menyadari Teto melirikku disertai senyuman jahilnya.
"Berisik kau.. Kubunuh kau!" Kataku kesal. Aku mengambil buku pelajaran Fisika. Nero mengenggam tanganku. "A, apa!" Ok? Aku malu disini..
"Jawab aku, Neru-chan!" Kata Nero melihatku dengan serius. Uwaaa! Hentikan pandangan itu! Kenapa mukaku memanas!
"EHEM!" Kudengar Teto berdehem. Nero melihatku dengan muka merona? A, apaan?
"Ma, maaf Neru-chan.." Kata Nero memalingkan mukanya.
Pluk!
Sebuah kapur tulis mendarat dikepala Nero dengan kasarnya. Oh, Dell-sensei melemparnya.
"Kalian bisa pacaran setelah pelajaran.." Kata Dell-sensei dengan nada sinis.
"SIAPA YANG PACARAN!" Kataku dan Nero bersamaan. Ah! Apaan sih! Pake barengan segala!
"Oh.." Kata Dell-sensei memalingkan wajahnya menuju papan tulis. Siapa yang pacaran sih!
"Ok, kujawab sekarang.. Aku kesal dan kaget mendengar pernyataanmu kemarin.." Kataku sambil membuka buku Fisika.
"Hah? Kau ga terima?" Kata Nero kaget. Aku hanya melihat Nero dengan datar.
"Ga juga sih.. Terima-terima aja.." Kataku dengan datar. Nero menghela napas.
"PAJAK JADIAN DONG!" Ucap seorang gadis berambut twin teal disebelah Nero. Miku Hatsune? Apa maksudmu! "Aku sudah rekam lho! Percakapan tadi! PAJAK!"
"Eh? Ada yang jadian disini?" Kata Dell-sensei. Miku mengangguk. "PAJAK!"
Hah? Kok guru ikutan malak sih? Apaan sih!
"APANYA!" Kataku sambil berdiri. Miku tersenyum lebar.
"Tadi Nero bilang 'Kau ga terima?'.. Kamu jawab 'terima-terima aja..' PAJAK!" Kata Miku.. Mukaku memanas..
"AKU GA JADIAN!" Kataku sambil gebrak meja. Duh? Gimana nih? Gosip ga bener nyebar! TIDAK!
-TBC-
Rani : Huwa! Fic baru!
Rin : Hahay, tumben panjang.=O=.. Rajin amet bikin Fic baru.. Fic lain gimana?
Rani : Mang napa? PROTES!
Len : Halah kalian ribut mulu! Baiklah para readers! Review kurang dari 5 cerita ini dibuang!
Rani : Wat de el! Ga lah! Please Review! Review kurang dari-
Rin : Anyway review please! Silent readers, author lain, pembaca…. PLEASE REVIEW!*puppy eyes andalan Rin*
BRRRUKKKKKKKK!*Anggota Vocaloid jatoh*
Rani : Ck.. Ck..! Review please! Mau keep or delete? Review please!
.
.
Keep
Or
Delete?
Review
Please!
.
.
V
