Tittle : Captain, I Love You.
Author : Kim Kyusung (Kimmie)
Genre: Romance, Fantasy, Slice Of Life, Sci-fi.
Pairing : KyuSung (Kyuhyun & Yesung)
Cast : Super Junior, JYJ, Jiyeon T-ara.
Disclaimer: Mereka milik Tuhan, Orang tua dan Fansnya Dan cerita ini milik saya.
Rating: 18+
Warning: Yaoi (Boy X Boy), M-preg, Yesung uke! Crack Pair!
FF ini berkonsep Anime :
Gundam by Yoshiyuki Tomino.
Black Bullet by Shiden Kanzaki
Shingenki No Kyojin/Attack No Titan by Hajime Isayama
Captain, I Love You.
KimKyusung (kimmie)
©2016
Please don't copy paste without permission.
Summary
Korea Selatan berada diambang kepunahan! Sekelompok monster Gastrea menyerang KorSel dan Yesung bersumpah akan membunuh semua monster yang ada, hingga kemudian ia masuk ke dalam organisasi khusus Gundam, dimana disana ia bertemu dengan Captain Kyuhyun sang pemilik Humanoid terkuat & tampan "Setiap kau melakukan kesalahan. Maka, aku akan menghukum mu." Smirk Kyuhyun.
[Introduction ]
Sudah 270 tahun berlalu semenjak Negara Korea Selatan merdeka, kini negara tersebut telah mendapatkan kehidupan yang damai dan tentram tanpa peperangan. Kemajuan perekonomian yang fokus pada jalur perdagangan dan manusia – manusia unggul yang dimiliki, membuat KorSel dengan mudah menjadi sebuah Negara berkembang dengan cepat. Lalu, hasil bumi yang berlimpah terus menerus juga mempengaruhi kehidupan taraf kemakmuran warganya yang tidak akan pernah dilanda kelaparan.
Namun, seiring berjalannya waktu. Kedamaian itu sirna dalam waktu singkat ketika monster bernama Gastrea datang dan menyerang kota pusat Seoul tanpa sebab. Tidak ada yang tahu dari mana makhluk setinggi 3 – 7 meter yang menyerupai hewan aneh, menggerikan dan menjijikan ini berasal, yang jelas monster ini datang untuk memakan manusia. Monster Gastrea yang kini berada diatas puncak rantai makanan mulai menyebarkan rasa ketakutan kepada para manusia, bahwa kapan saja dan dimana saja mereka bisa menjadi santapannya.
Tidak ingin hidup dibawah rasa takut, penderitaan dan keputus-asaan. Akhirnya para prajurit militer yang tergabung dari warga lokal bersatu melawan monster Gastrea, dengan menggunakan senjata seperti pistol, pedang, meriam dan alat perang lainnya yang dimiliki Korsel, mereka semua berharap monster itu dapat pergi dari negaranya. Dan, usaha mereka semua gagal. Setelah puas memakan dan menghancurkan kota, Monster Gastrea pergi tanpa tahu bahwa setengah penduduk KorSel yang bertahan untuk hidup bersembunyi dibawah lorong bawah tanah.
Lima tahun terpuruk akibat serangan Monster Gastrea yang mengahancurkan kota. Tidak membuat pemerintah KorSel diam saja tanpa melakukan apapun. Dalam waktu tiga tahun, KorSel bangkit membangun kembali negaranya dan membuatnya semakin kuat sebagai antisipasi jika monster Gastrea kembali menyerang.
Dengan melakukan berbagai penelitian terhadap monster Gastrea, pemerintah akhinya menemukan sebuah fakta bahwa monster Gastrea hanya bisa dibunuh dengan menggunakan senjata yang berbahan dasar Varanium, yaitu suatu unsur logam yang memiliki banyak kandungan mineral. Dan, untuk mengurangi resiko jatuh korban lebih banyak dalam melawan musuh. Pemerintah menciptakan senjata sekaligus peralatan tempur berbasis teknologi, yaitu Humanoid bernama Gundam.
Gundam adalah sebuah robot tempur berukuran 3-6 meter, dimana setiap Gundam dikendali atau digerakkan oleh seorang manusia yang biasa disebut pilot Gundam. Gundam sendiri dibagi menjadi beberapa tipe yaitu Soldier, Warrior dan Super, dengan senjata utama mereka yaitu peluru, pedang, dan Bom yang terbuat dari Varanium.
Tipe Soldier adalah unit Gundam yang paling banyak digunakan, memiliki ukuran 3m dan hampir semua prajurit militer menggunakan Gundam ini untuk berjaga dan mengevakuasi warga lokal.
Tipe Warrior adalah Gundam untuk bertarung jarak dekat atau jauh, ukuran Gundam ini 4,5m.
Tipe Super adalah Gundam paling canggih dan khusus. Kenapa ? karena Gundam ini di desain hanya untuk melawan monster Gastrea berukuran besar dan juga Gundam ini memiliki akal, sehingga tidak heran jika pilot Gundam Super ini dipilih oleh Gundamnya sendiri sebagai master.
.
.
"Bagaimana data yang ku minta ?." Tanya satu sosok pria tua dengan pangkat dan jabatan paling tinggi di KorSel, siapa lagi kalau bukan sang Presiden sendiri.
"Ini laporan penduduk Negara kita saat ini, presdir." Sejenak presiden membaca map didepannya dan ia hanya bisa menghela nafas saat melihat gambar grafik yang arahnya turun. Akibat penyerangan monster Gastrea beberapa tahun silam banyak penduduk khususnya wanita dan anak – anak mati. Sehingga, jumlah perempuan yang notabennya bertugas melahirkan anak menurun.
"Panggil professor Kim kesini." Seru Presiden melalui telefon yang langsung tersambung ke sebuah Laboratorium khusus yang letaknya cukup jauh dari gedung Tower Presiden. Tidak lama, seorang pria tinggi berpakaian khas dokter masuk kedalam ruangan Presiden.
"Professor kau sudah tahu bahwa penduduk kita sekarang sedikit ?."
"Nde, apa itu masalah presdir ?."
"Aku tidak ingin populasi umat manusia musnah. Kita tidak tahu kapan para monster itu akan kembali menyerang. Jadi, aku ingin kau menemukan cara agar kelangsungan umat manusia bisa terus ada. Apakah bisa ?." Sejenak professor Kim terdiam, dengan otak pintar dan gilanya dalam menemukan sebuah ide ciptaan. Akhirnya, Professor Kim yang merupakan pemimpin dari organisasi Black Demon tersenyum.
"Tentu bisa, Presdir. Kita bisa menggunakan penduduk laki – laki untuk mengandung anak." Jawabnya dengan penuh percaya diri dan lantang. Sedangkan, Presiden tersenyum misterius.
"Sepertinya kau sudah menemukan ide gila mu lagi."
"Yah, begitulah Presdir."
"Baiklah, lakukan apa yang bisa kau lakukan untuk Negara kita." Tanpa banyak membuang waktu, Black Demon melakukan riset penelitian hingga terciptalah sebuah Embrio buatan atau dikenal Manusia yang lahir tanpa proses pembuahan pada umumnya (Ectopic pregnancy). Organisasi Black Demon benar – benar berisi ilmuan – ilmuan luar biasa, bukan hanya Gundam saja yang mereka ciptkan. Namun manusia baru pun bisa diciptakan.
Embrio buatan yang akan menjadi manusia kelak tercipta dari sperma dan sel telur orang yang baru saja meninggal, dengan menambahkan beberapa sel jaringan tertentu untuk diproses guna menciptakan manusia yang lebih unggul entah dari segi kekuatan, kepintaran ataupun fisik ditanam di dalam tubuh pria berkualitas.
Tapi, belum sempat 100.000 embrio buatan yang sudah ditanam di dalam tubuh pria (UKE) lahir, mereka semua sudah dimakan habis oleh monster Gastrea yang tiba – tiba saja menyerang kembali kota. Monster Gastrea yang rakus tanpa peduli, terus saja memakan manusia yang ia lihat. Namun, tanpa diduga salah satu induk embrio berhasil lolos dan melahirkan embrio tersebut hingga ia tumbuh menjadi anak yang akan membawa banyak perubahan, siapa dia ? dia adalah Yesung, manusia pertama yang lahir dari embrio buatan sekaligus sang master dari Gundam Turn X. Bagaimana kisahnya ?
Captain, I Love You.
Chapter 1
Happy Reading
[Laboratorium Black Demon | Januari tahun 2155]
.
Laboratorium, tempat yang identik dengan bau menyengat dari berbagai cairan kimia ataupun obat – obatan, tempat dimana orang – orang berpakaian jas khas dokter lengkap dengan sarung tangan mereka serta masker wajah dan ruangan besar berisikan peralatan penelitian ada disini. Dinding – dinding kaca dan nuansa warna putih yang mendomiasi membuat ruangan yang dipakai oleh tiga ilmuan jenius terlihat begitu menggagumkan.
TING…Pintu lift perlahan terbuka menampilkan seorang pria cantik berkaca mata keluar dari sana dan berjalan masuk ke dalam salah satu ruangan yang dari luar saja bisa ia lihat, dengan wajah cukup serius ia membawa map birunya dan menuju ranjang yang berisikan pasien atau bisa dibilang kelinci percobaan Black Demon yang sedang tertidur.
Manusia berjenis kelamin laki – laki dengan berbagai alat yang sudah terpasang di tubuhnya, khususnya area perut kini menjadi objek fokusnya sekarang. Diraihnya pergelangan tangan kiri pasien tersebut untuk melihat nomor inisial yang digunakan sebagai identitas pasiennya.
"Bagaimana kondisi 001 ?." Tanyanya pada sosok pria lain yang satu ruangan dengannya terlihat sedang sibuk menekan – nekan tombol di monitor.
"Buruk, embrio yang kita tanam rusak." Mendengar pasien percobaannya lagi – lagi tidak menunjukkan hasil yang ia harapkan, pria bernama lengkap Kim Jaejong menghela nafasnya berat, dengan wajah kecewanya Jaejong melepaskan kaca mata yang bertengger dihidung dan melipatnya untuk ditaruh disaku kantong jas.
Kim Jaejong, ilmuan muda sang ahli Biokimia sekaligus pemimpin organisasi Black Demon (BD). Dokter yang tahun ini berusia 30 tahun dengan perawakan tinggi semampai bagaikan wanita dan wajah yang sangat cantik membuat beberapa orang yang melihat dirinya akan beranggapan bahwa ia tidak pantas menjadi seorang ilmuan. Karena, fisik dan wajah Jaejong sangat cocok untuk menjadi seorang model ketimbang berkutak dengan peralatan aneh di Lab.
"Gagal lagi. Lalu bagaimana dengan 002 ?." Kali ini Jaejong berjalan mendekati ranjang pasien yang letaknya tidak jauh dari pasien bernama 001 tadi, sama halnya dengan 001. Pria yang dipanggil oleh Jaejong dengan sebutan 002 saat ini juga terbaring dengan penuh peralatan medis.
"Tubuhnya tidak mampu bertahan, satu jam lalu dia telah meninggal." Dheg, Jaejong terkejut mendengarnya. Walaupun Jaejong tidak peduli akan nasib kondisi pasiennya. Namun, Jaejong tetaplah seorang manusia yang memiliki perasaan. Perlahan Jaejong menutupi tubuh manusia yang sudah menjadi mayat didepannya dengan kain lalu berjalan kearah pria yang sudah duduk dikursi meja kerjanya.
"Apa yang terjadi hingga ia meninggal, Yoochun ?." Kali ini pria yang bernama Yoochun mengalihkan fokusnya kepada sang pemimpin, menyandarkan punggungnya sejenak ke kursi dan menggambil nafas untuk menenangkan pikirannya.
Park Yoochun, ilmuan yang ahli dalam Jaringan Sel. Pria berusia 27 tahun ini sangat terobsesi pada jaringan sel yang ada di dalam tubuh monster Gastrea. Sudah banyak hasil temuan yang ia ciptakan seperti fakta bahwa monster Gastrea hanya bisa dibunuh oleh Varanium dan dalam organisasi Black Demon, Yoochun yang bertugas membuat embrio buatan.
"Aku tidak tahu harus menjelaskan darimana, tapi kau harus melihat ini." Seru Yoochun sambil menekan remote control yang baru saja ia ambil. Perlahan sebuah layar monitor besar turun dengan menampilkan gambar tubuh manusia lengkap dengan penjelasannya.
"Perkembangan embrio untuk menjadi seorang bayi didalam tubuhnya sangat kuat, sehingga embrio tersebut memakan cairan tubuh 002 secara berlebihan sebagai asupan makannya." Disela penjelasan Yoochun, Jaejong sesekali mengangguk mengerti dan mencatat hal apa saja yang harus ia perbaiki dalam penelitiannya nanti. Sebab, embrio yang dibuat Yoochun dapat hidup dan berkembang karena zat kimia yang Jaejong temukan.
"Apakah ini berarti masalah ada di cairan X-20 yang ku buat ?."
"Ku pikir cairan X-20 mu tidak masalah, karena jaringan sel didalam embrio merespon dengan baik."
"Lalu dimana kesalahannya ?."
"…." Kini keduanya terdiam tidak ada yang bersuara, jika tidak ada masalah dengan hal itu. Kenapa sampai sekarang semua pria yang dijadikan wadah induk penelitian tidak ada yang berhasil sampai embrio itu menjadi seorang bayi sempurna. Hanya dalam waktu kurang dari tiga minggu setelah embrio itu pindahkan ke dalam tubuh pria, embiro itu langsung gagal seperti 002.
"Sepertinya kita harus membuat obat agar daya tahan wadah induk bisa lebih kuat menompang embrio itu hingga menjadi bayi." Usul pria bertubuh sexy berpakaian sama seperti Jaejong dan Yoochun diambang pintu.
Kim Junsu, pria yang selalu datang terlambat ini perlahan mendekati Jaejong dan Yoochun untuk bergabung dalam diskusi. Pria yang sekarang menginjak usia 29 tahun ini juga seorang ilmuan yang ahli Fisiologi atau jaringan organ tubuh. Sehingga, Junsu mengerti betul bagaimana mengatasi kelinci – kelinci percobaan mereka yang terus saja gagal akibat ketidakcocokan antara embrio buatan dengan tubuh Induknya.
"Kondisi organ tubuh pria tidak sama seperti wanita. Ku pikir embrio buatan yang dibuat oleh Yoochun tidak masalah, begitu juga dengan cairan X-20 mu. Jika kita ingin berhasil, ku pikir kita harus fokus ke induknya terlebih dahulu agar tubuhnya kuat barulah kita memindahkan embrio itu ke tubuhnya." Medengar penjelasan yang masuk akal dari Junsu, Jaejong sejenak berpikir apa yang dikatakan oleh rekannya adalah benar. Selama ini mereka terlalu fokus pada embrio sehingga tidak terlalu memperhatikan kualitas induknya.
"Baiklah…Yoochun dan aku akan membuat obat daya tahan untuk induk embrio. Sedangkan, kau Junsu pergilah mencari kelinci percobaan yang memiliki kualitas bagus." Mendengar perintah Jaejong, Junsu ber-smirk. Junsu berbeda dengan dua rekannya yang suka sekali berlama – lama di dalam Lab. Junsu tipikal orang yang sangat suka pergi keluar, terlebih mencari induk embrio seperti ini.
.
.
"Dimana aku harus mencari sang induk." Gumam Junsu yang sudah berpakaian rapi seperti orang pada umumnya, Junsu yang berdiri ditengah – tengah pusat keramaian kota sejenak melihat ke kanan dan ke kiri untuk mengamati orang – orang yang berpontensi menjadi sang induk selanjutnya, namun orang yang berjalan melewatinya tidak ada satupun yang masuk dalam kualifikasi.
"Ah...benar juga, rumah sakit pusat." Serunya yang sudah mengetahui dimana ia akan menemukan para induk. Karena, untuk menemukan kualitas induk yang baik rumah sakit pusat adalah tempat yang tepat. Sebab, setiap tiga bulan sekali pemerintah selalu mewajibkan warganya untuk check-up entah itu dilakukan di rumah sakit kecil atau besar serta klinik, semua data kesehatan warga akan langsung dikumpulkan di rumah sakit pusat untuk ditindak lanjuti.
BUUGHH….meja didepan Junsu bergetar hebat ketika suster cantik bername-tag Tzuyu dengan sengaja membanting tumpukan berkas setinggi 2 meter dihadapannya.
"Ini daftar warga sipil berjenis kelamin laki – laki yang memiliki kondisi kesehatan bagus dalam kurung waktu 3 tahun terakhir ini." Ucap Tzuyu menepuk – nepuk tangannya yang kotor dari debu. Sedangkan, Junsu yang melihat betapa banyaknya berkas dokumen yang ia dapatkan hanya bisa menelan ludahnya kasar.
"Zuyu, bisakah kau mensortir dari yang bagus ke yang paling bagus." Kali ini Junsu mencoba merayu Zuyu agar mempermudah dirinya untuk menemukan sang induk berkualitas. Namun, bukannya persetujuan yang ia dapat, Junsu malah mendapatkan tatapan membunuh. Dimana dalam tatapan tersebut tersirat makna agar Junsu segera pergi dari sini sebelum dirinya menyuntikan obat tidur berdosis tinggi.
Sraak…Dengan mata panda yang sudah terbentuk sempurna, Junsu yang sudah seminggu ini membaca berkas dokumen dari pagi sampai malam terus berusaha menemukan induk yang berkualitas, hingga dirinya kini mendapatkan 100.000 kandidat induk berkualitas dan masuk kualisifikasi.
.
[Tahun 2165 | Sebelum Monster Gastrea kembali menyerang]
.
TRAAK….TRAAK….
"Bangun…Bangun! ini waktunya makan dan suntik." Dengan sedikit berteriak keras sambil memukul jeruji besi, Yoochun seperti biasa membangunkan para pasien yang akan menjadi induk embrio buatannya untuk segera makan sesuai jadwal dan juga suntik untuk membuat daya tahan tubuh mereka kuat.
TAP…
TAP….TAP…Satu persatu pasien keluar dari jeruji atau bisa dibilang kamar. Karena didalam jeruji tersebut berisi fasilitas persis seperti kamar pada umumnya, dimana kamar yang memiliki nuansa serba putih ini terdapat kamar mandi, kasur, lemari pakaian, sofa berserta meja, lalu rak buku, dan juga ada beberapa tanaman hijau yang sengaja ditaruh untuk memberikan warna berbeda.
"Kenapa kau tidak makan Jeonghan ?." Bisik sesosok pria berwajah sangat cantik, lihat saja rambut yang ia miliki itu, dengan membiarkan rambut hitam legam sepinggang yang kontras dengan warna matanya membuat dirinya bagaikan seorang perempuan veteran asal Negara Jepang.
Jeonghan yang diajak bicara oleh Heechul hanya menundukkan kepalanya dan menatap makanan yang setiap hari menunya akan selalu sama yaitu nasi putih yang berdampingan dengan salad sayur berserta buah, lalu sepotong daging yang dimasak setengah matang dengan mentega dan jangan lupakan susu putih, benar – benar makanan yang sehat.
"Hei Jeonghan jika kau tidak makan, nanti kau akan mendapatkan masalah." Kali ini Sungyeol bersuara untuk memperingati Jeonghan yang tidak juga menyentuh makanannya. Karena, jujur saja walaupun mereka tidak saling kenal awalnya. Namun, dua tahun bersama menjalani kehidupan di laboratorium membuat mereka semua sepakat bahwa mereka adalah keluarga.
"Biar saja." Balasnya pelan namun dapat didengar jelas oleh Sungyeol dan Heechul begitu juga dengan dua pria lainnya yang sejak tadi memilih makan dengan tenang.
"Ku dengar, jika penelitian ini berhasil. Pemerintah akan menjadikan kita objek induk embrio terus menerus dan mengambil bayi kita untuk dibesarkan menjadi seorang prajurit. Bukankah itu sungguh jahat, walaupun kita pria tapi tetap saja kita memiliki hak."
"…." Semua terdiam mendengar curhatan Jeonghan. Sambil menggusap perut buncitnya yang berusia 8 bulan, semua rekan – rekannya hanya bisa melihat Jeonghan yang berwajah sedih dan terluka mengigit bibir bawahnya, mereka semua tahu bagaimana perasaan Jeonghan sekarang. Karena, mereka juga mengalaminya yaitu keinginan untuk memiliki bayinya sendiri.
"Leeteuk, bukankah kau ingin membesarkan anak mu sendiri ?." DHEG, kali ini pertanyaan Jeonghan membuat pergerakan Leeteuk yang semula ingin meminum susunya terhenti. Perlahan diletakknya kembali segelas susu putihnya ke meja dan menatap wajah teman – temannya satu persatu.
"Aku….memang ingin membesarkan anak ku. Tapi, jika tujuan mereka baik untuk mempertahankan wilayah kita dari monster. Ku pikir itu tidak masalah." Balas Leeteuk bijak sambil tersenyum dan kembali melanjutkan acara minum susunya.
"Tsk, kau terlalu lugu…Teman – teman, bagaimana jika kita kabur dari si-.."BRAAKK, Tanpa diduga satu pria cantik bagaikan seorang dewi mengeluarkan taringnya, dengan sengaja dirinya meletakkan mangkuk nasi yang sudah kosong agak keras hingga Junsu yang berada di ambang pintu untuk mengawasi para pasiennya makan perlahan mulai mendekat.
"Jeonghan berhentilah mempengaruhi mereka semua." Tegur Ren dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Eh, tunggu aku Ren!." Dengan buru – buru Leeteuk membereskan nampan sisa makanannya dan mengejar Ren yang sudah berjalan lebih dulu untuk ke ruangan suntik seperti biasa setelah mereka makan. Junsu yang berpapasan dengan Ren saat berjalan tidak sengaja melihat kilatan kemarahan dari Ren yang berbeda dari biasanya.
"Ada apa tadi ribut – ribut ?." Tanya Junsu menyelidik kepada Jeonghan, Sungyeol dan Heechul.
"Tidak ada apa – apa, sepertinya Jeonghan agak sedikit bosan dengan menu makanannya." Balas Sungyeol yang pandai sekali membuat alasan.
"Bolehkah sekali – kali kami mendapatkan menu tambahan professor~." Gleg, Junsu menelan ludahnya kasar saat Heechul berbicara sambil menggelus tangannya mengoda. Dari sekian banyaknya pasien, hanya Heechul saja yang selalu berani berbicara seperti ini kepadanya.
.
.
"Ren apa kau disana ?." Tanya Leeteuk yang letak jerujinya tepat disebelah Ren, saling bersandar di dinding yang membatasi ruangan mereka berdua, Leeteuk mengeluarkan tangan kirinya keluar jeruji dan tangan lainnya yaitu tangan milik Ren terulur keluar jeruji untuk menyambut tangan Leeteuk hingga mereka berdua kini saling menautan jemarinya.
"…." Lama mereka berdua terdiam, hingga akhirnya pria yang tubuhnya lebih pendek pun mengeluarkan suaranya.
"Apa kau serius dengan ucapan mu tadi Leeteuk ?."
"Nggh, maksud mu ?."
"Ucapan mu ketika kita makan." Leetuk terkekeh sebentar melihat Ren ternyata tertarik juga dengan pembahasan itu.
"Aku serius Ren, kau tahu kan bagaimana dulu para monster itu menyerang kota kita. Ayah dan Ibu ku dimakan tepat didepan mata ku, saat itu aku tidak bisa melakukan apapun untuk menolong mereka, aku hanya bisa meringkuk dan bersembunyi….aku sangat pengecut bukan ?." Ren yang merasakan getaran ketakutan yang menjalar dari tangannya perlahan menggeratkan pegangan tangan mereka, agar rekan sekaligus pria yang sudah ia anggap sebagai kakaknya ini tenang.
"Ketika Junsu mendatangiku dan memintaku untuk menjadi induk embrio lalu menjelaskan tujuan mereka, aku langsung setuju. Aku ingin sekali memusnahkan monster itu agar tidak ada lagi anak – anak yang kehilangan orang tuanya. Maka dari itu Ren, jika aku tidak bisa memusnahkan mereka setidaknya anak ku bisa."
"Sungguh konyol." Decis Ren yang sebenarnya setuju dengan ucapan Leeteuk. Ren tahu betul bagaimana rasanya kehilangan orang tua dan menjadi sendirian didunia ini. Jujur saja, alasan Ren ikut menjadi salah satu induk embrio adalah Leeteuk. Karena, hanya Leeteuk yang menyambut dirinya dengan hangat di tempat pengungsian lima tahun lalu.
"Hahaha…Yah, itu memang konyol dan kau tahu tidak. Jika aku diberi kesempatan untuk memberikan nama pada anak ku ini, aku ingin memberikan nama Yesung." Ucap Leeteuk sambil menggelus perutnya sendiri.
"Nama yang norak."
"Yak! Kau ini pria yang sangat cantik tapi ucapannya tajam sekali." Seru Leeteuk sambil mempoutkan bibirnya sebel. Sedangkan, Ren yang mendengar hanya terkekeh.
.
.
DRAAAP….
DRAAAP….dua orang pria dengan perut buncit yang masih berbalut pakaian pasien Black Demon, kini dengan tangan masih saling berpegangan tangan berlari sekuat tenaga menelurusi lorong – lorong tower Lab.
"Ren, aku lelah." Sreeet, secara sepihak Leeteuk menghentikan kakinya untuk sebentar saja mengambil nafas dalam – dalam, karena berlari dengan keadaan perut besar sangat merepotkan dan melelahkan.
"Kita harus cepat, jika tidak monster itu akan menemukan kita!." Sekali lagi ia mengenggam tangan yang tadinya terlepas untuk mengajak pria yang sudah seperti kakaknya ini agar segera berlari. Karena, Ren melihat ada dua ekor monster Gastrea sedang mendekati mereka.
DUAAAR…
PRAAANG…Tiba – tiba kaca gedung Tower Lab pecah akibat pasukan Gundam Warrior yang melakukan penyerangan terhadap para monster. Tidak tahukah mereka bahwa Ren dan Leeteuk masih didalam gedung atau mereka semua memang sengaja melakukan ini semua, sebab gedung Tower sudah dikepung oleh monster Gastrea layaknya gula yang kerumuni semut.
"Siaaal!." Geram Ren yang melihat jalan keluar ternyata tertutup oleh reruntuhan dinding – dinding gedung. Apa yang harus ia lakukan sekarang, jika ia tidak bertindak, ia dan Leeteuk akan menjadi makanan monster Gastrea. Ren yang pantang menyerah akhirnya menyingkirkan reruntuhan dengan tangan – tangan lentiknya hingga ia berhasil membuat lubang yang cukup besar untuk ia dan Leeteuk lalui.
BRUUUKKK…
"LEETEEEUK!." Teriak Ren saat melihat Leeteuk yang baru setengah keluar tidak sengaja menyenggol batu penahan reruntuhan, sehingga sekarang sebagian tubuhnya terjepit dibawah reruntuhan.
"Pergilah Ren, tinggalkan aku akhhh."
"Andwe! Aku tidak akan pergi tanpa mu Leeteuk." Sambil terus berusaha mengangkat reruntuhan tembok, Ren yang sudah berlumuran darah dikepalanya terus saja mencoba dan mencoba agar reruntuhan yang berada dikedua kaki kakaknya terangkat. Disela mengangkat, Ren bisa melihat darah keluar dari selangkangan kaki Leeteuk. Hati Ren benar – benar sakit dan terluka sekarang, bayi di dalam kandungan Leeteuk tidak selamat.
"Haaa…haaa, ini sudah cukup, sudah cukuphh Ren." Rintih Leeteuk yang masih tersenyum untuk adiknya.
"Komandan, aku melihat ada pasien berhasil keluar." Lapor seorang prajurit yang melihat Ren dan Leeteuk dari dalam Gundam Warrior suitnya.
"Benarkah ? selamatkan mereka!." Mendengar perintah dari atasannya, tentu saja sebagai seorang prajurit harus mematuhinya. Dengan menggunakan Gundam miliknya, seorang prajurit mendekati Ren dan Leeteuk. Namun, monster Gastrea yang semula berada di atas Tower kini turun satu persatu saat melihat ada dua manusia dibawahnya.
Dheg, Leeteuk yang menyadari monster Gastrea mulai mendekati mereka terbelak kaget.
"CEPAT PERGI Ren!." Kali ini Ren yang tersentak kaget saat mendengar teriakan Leeteuk yang tiba – tiba.
"A-apaa yang ka-." BRUUKK…disisa nafas terakhirnya, Leeteuk mendorong tubuh Ren sekuat tenaga agar menjauh, sehingga hanya dirinya saja yang dimakan oleh monster Gastrea.
"P..er..gi..lah." Lirih Leeteuk sebelum menutup matanya untuk selama – lamanya. Melihat lagi – lagi anggota keluarga dimakan didepan matanya, Ren tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Lihat saja itu, bagian – bagian tubuh Leeteuk sedang dinikmati para monster.
"ARRRRGHHH!." Teriak Ren dengan perasaan campur aduk. Sadar, tidak ingin membuang pengorbanan temannya. Akhirnya Ren berlari masuk kedalam hutan belantaran yang terdapat di sekeliling Tower. Tanpa menoleh dan berhenti, Ren terus berlari dan berlari tidak peduli pada kakinya yang terluka akibat menginjak duri atau akar tajam. Sekarang yang ada dipikirannya adalah menjauh dari markas Lab.
'Kenapa….kenapa ?!.' Batin Ren yang marah dan tidak mengerti kenapa harus dirinya yang selamat dari kejadian ini, kenapa bukan Leeteuk saja. Dibelakang sana, Ren hanya bisa mendengar suara – suara ledakan Bom dan senjata yang saling bersahutan, para pejuang Gundam sedang membasmi para monster.
.
[Pinggir Kota, Cheonan]
.
Kota Cheonan merupakan sebuah kota yang letaknya cukup jauh dari pusat kota. Walaupun kota kecil, namun saat ini kota Cheonan terbilang sangat aman dari serangan monster Gastrea. Karena, letak kotanya yang tertutup hutan belantara cukup lebat, hingga para monster tidak akan bisa menemukan pemukiman penduduk disini.
"Tolong tambah minumannya." Teriak pria paruh baya dengan mengangkat gelas besarnya setinggi mungkin agar salah satu pelayanan yang sedang sibuk kesana – kemari mengantar pesanan bisa melihat dirinya. Kedai Baekho adalah salah satu kedai yang ada di kota Cheonan, malam ini kedai terlihat sangat ramai sehingga pelayan sepertinya tidak bisa melayani pria paruh baya tersebut. Sang pemilik kedai yang suka sekali berdiri dibelakang counter sambil menggelap botol Wine-nyapunterpaksa beranjak dari tempatnya.
TUUK…dengan wajah datar tanpa ekspressi, Baekho yang juga nama dari pemilik kedai menaruh sebotol anggur merah dimeja kayu berbentuk bundar bernomor 10 itu, lalu pergi begitu saja tanpa sepatah katapun.
"Ku dengar para monster sedang menyerang daerah selatan."
"Jinjjayo ? bukankah itu cukup dekat dengan kota ini." TAP, mendengar obrolan yang menarik perhatian Baekho, kaki yang semula melangkah pergi kini beralih ke meja dimana dua pria berseragam militer yang sepertinya sedang beristirahat disela bertugas menjaga keamanan kota Cheonan.
"Maaf, tadi sepertinya aku mendengar kalian membahas monster Gastrea. Apa itu benar ?."
"Nde, Waeyo ?."
"Bukankah seharusnya kalian membantu mereka. Itu tugas kalian bukan ? Kenapa malah minum – minum disini ?."
"Hahaha, yang benar saja. Kami tidak ingin membuang nyawa kami. Benarkan teman – teman."
"Hahaha, itu benar."
Melihat para prajurit tertawa sambil kembali minum – minum, Baekho menggepalkan tangannya kuat – kuat. Bagaimana bisa para prajurit berkata seperti itu dengan mudahnya. Tidakkah mereka malu pada seragam dan sumpah mereka sendiri yang akan melindungi warga lokal.
Sreeet, Baekho mengangkat kerah baju salah satu prajurit tersebut dan menatap penuh amarah.
"Bagaimana jika para monster itu kemari! Apakah kalian akan pergi begitu saja tanpa peduli pada nasib kami, huh ?." Teriak Baekho yang membuat pengunjung restoran menatapnya dengan tatapan kaget. karena baru kali ini mereka semua melihat sosok Baekho yang biasanya tenang dan cuek kini dalam keadaan marah.
"Bo-bos…sudah hentikan." Lerai salah satu karyawan Baekho.
"Ck, kami warga lokal bertani, berternak, berladang dan bekerja sangat keras untuk memberikan kalian para prajurit militer kehidupan dengan harapan kami dilindungi dari monster itu. Tapi, apa balasan kalian." Kali ini Baekho benar – benar marah, sebenarnya jika di pikir – pikir ini hanyalah masalah sepele. Wajar saja jika mereka berkata tidak ingin nyawanya terbunuh sia – sia. Karena, semua manusia tidak ingin ada yang mati bukan. Namun, bagi Baekho ini merupakan hal penting. Jika mereka takut mati seharusnya dari awal mereka tidak usah menjadi prajurit militer. Tapi, karena imbalan menjadi prajurit memang sangat megiurkan, dimana pemerintah akan menjamin keluarganya berlimpah makanan dan juga harta.
"Ck, jika kau sangat peduli pada monster itu, kenapa kau tidak menjadi anggota militer saja!." Balas prajurit itu dengan tatapan menantang balik. Bukannya membalas, perlahan pegangan dikerah pakaian prajurit tersebut menggendur dan Baekho berjalan meninggalkan meja pelanggannya.
"Maafkan Bos kami." Seru karyawan Baekho sambil membungkuk badannya sebelum pergi mengikuti sang Bos menuju dapur.
.
.
"Bos, kami sudah membersihkan meja dan merapikan kursinya."
"Peralatan dapur juga sudah rapi, Bos."
"Lalu, bahan makanan juga masih cukup hingga satu bulan ke depan."
Baekho tidak mengubris perkataan karyawannya, sejak pertikaian dirinya dengan prajurit tadi. Baekho hanya duduk tenang di sudut pojok dapur untuk merenung.
"Bos…"
"Kalian boleh pulang." Mengerti sang Bos ingin sendiri, akhirnya tiga karyawan Baekho pamit untuk pulang. Sejujurnya perkataan prajurit tadi adalah benar. Jika saja Baekho bisa, Baekho ingin sekali menjadi anggota militer dan membunuh semua monster itu. Namun, ia tidak bisa.
DRAAP….
DRAAAP…Diwaktu yang bersamaan, terdengar langkah kaki yang sedang menuruni anak tangga dengan pelan. Sambil memeluk boneka musang favoritnya, gadis kecil berambut coklat yang sama persis seperti milik ayahnya turun dengan hati – hati.
"Dady." Sreet, Baekho menoleh kearah gadis kecil yang saat ini berdiri tidak jauh dari dirinya berada. Gadis kecil yang tahun ini menginjak usia 4 tahun inilah alasan Baekho tidak bisa masuk militer. Ia tidak bisa membiarkan putrinya sendirian di dunia yang menggerikan ini. Karena, sejak istrinya terbunuh oleh monster itu beberapa tahun silam, Baekho berjanji akan melindungi putrinya dengan hidup jauh dari jangkaun para monster.
"Jiyeon, ada apa eum ?." Jiyeon perlahan mendekati sang ayah yang sedang duduk, lalu menggusap salah satu pipinya.
"Dad, tadi momy datang ke mimpi jiyi." Mendengar cerita dari putri kecilnya, Baekho tanpa sadar terkekeh. Anakanya ini baru berusia 4 tahun, tapi sudah lancar berbicara dengan baik.
"Benarkah, lalu apa yang mommy mu lakukan ?."
"Mom hanya mengatakan…."
"Mengatakan apa ?." Baekho pun menjadi tertarik ketika Jiyeon tidak melanjutkan ucapannya, walaupun ocehan anaknya hanya ocehan anak kecil. Namun, Baekho sangat suka mendengar Jiyeon berbicara.
"Jiyi akan mendapatkan adik yang sangat manis." Dheg, Baekho terkaget. Adik ? yang benar saja, apakah ini kode Jiyeon agar dirinya menikah lagi.
"Ah, Jiyeon da-.." BRUUUGH, Tiba – tiba ucapan Baekho terganggu saat dirinya mendengar sesuatu benda yang terjantuh dibelakang rumahnya. Apakah mungkin itu binatang hutan yang sedang mencuri stock daging persediaannya.
TAP…TAP…Sambil menggandeng tangan mungil Jiyeon, mereka berdua berjalan menuju pintu belakang restoran sekaligu rumahnya.
"MWOYAA!." Kaget Baekho saat menemukan pria atau wanita ? karena, orang yang tergeletak di depan pintu belakangnya benar – benar sangat cantik, dan dia adalah Ren. Ren yang terus berjalan tanpa berhenti akhirnya tiba di kota kecil Cheonan. Walaupun keadaannya sangat memperihatinkan tapi setidaknya Ren berada di kawasan manusia.
"Nyo-nyonya." Seru Baekho yang akhirnya mengambil kesimpulan orang di depannya adalah wanita.
"Tolonghh." Lirih Ren sambil memegang perut buncitnya. Rasanya benar – benar sangat sakit dan Ren tidak kuat menahannya lebih lama, sesuatu didalam perut Ren sekarang memaksa untuk keluar. Mengerti keadaan orang yang ia tolong akan melahirkan, Baekho langsung mengangkat tubuh Ren dan membawa ke kamar miliknya yang berada di lantai dua.
"Jiyeon, cepat panggil bibi Hong." Jiyeon dengan cepat berlari ke samping rumah. Dimana, terdapat seseorang wanita tua walaupun bukan dokter. Namun, beliau sangat mengerti tentang ilmu pengobatan dan hal persalinan tentunya.
.
.
"Oee….Oeee…" Saat ini di dalam gendongan Baekho terdapat bayi laki – laki yang sangat manis dan cantik seperti Ibunya. Padahal, Baekho tidak tahu darimana pria cantik di depannnya ini berasal, bahkan namanya saja belum Baekho ketahui. Tapi, tiba – tiba saja ia sudah menggendong bayi layaknya ayah dari anak tersebut.
"M…ana ba..yi kuhh." Mendengar rintihan Ren, Baekho dengan cepat menaruh bayinya tepat disamping kepala Ren agar ia bisa melihat jelas bayinya. Entah apa yang terjadi, tapi Baekho merasa ikut sedih saat Ren terus saja mengucapkan kata 'Syukurlah' sambil menangis.
TOK…
TOOK…Baekho menggetuk pintu sambil membawa nampan berisi bubur dan obat. Mendapatkan izin untuk masuk, Baekho yang ditemani Jiyeon perlahan membuka pintu itu dan ia tertegun saat mlihat Ren tersenyum sambil menggendong bayinya.
TAP…Dengan agak canggung dan kikuk, Baekho menaruh nampan dimeja dan duduk disisi ranjang sambil memangku Jiyeon.
"Bagaimana bayi mu dan dirimu emm…?."
"Ren, nama ku adalah Ren dan bayi ku baik. Gomawo sudah menolong ku tuan."
"Panggil saja Baekho dan ini putri ku Jiyeon." Seru Baekho memperkenalkan putrinya dengan menggelus surai rambutnya.
"Siapa namanya ?." Tiba – tiba Jiyeon menunjuk bayi Ren yang terlihat masih tertidur didalam gendongan. Bayi Ren sangat memukau Jiyeon, belum pernah ia melihat bayi laki – laki semanis ini.
"Namanya, emm…." Sejenak Ren terdiam, nama apa yang harus ia berikan pada anaknya ? Sungguh Ren tidak menyangka bahwa ia akan melahirkan dan menggendong bayinya sendiri dari hasil embrio buatan organisasi Black Demon. Anak yang sekarang didalam gendongannya benar – benar seperti manusia pada umumnya.
"Yesung….namanya adalah Yesung." Akhirnya Ren memilih nama yang diinginkan oleh Leeteuk. Padahal dulu ia mengatakan nama itu norak, tapi sekarang ia menggunakan nama tersebut untuk anaknya sendiri. Diciumnya pipi Yesung dengan lembut, mulai sekarang Ren akan merawat anaknya seperti yang Leeteuk inginkan. Anak yang akan memenuhi impian Leeteuk, karena nyawa ia dan Yesung adalah pemberian dari Leeteuk.
"Yesung, mulai hari ini kau adalah adiknya Jiyi, nde." Chu, Jiyeon mengecup pipi Yesung juga sebagai tanda bawa Yesung telah resmi menjadi adik laki – lakinya. Tanpa tahu bahwa kedua pipi Baekho dan Ren memerah. Bagaimana bisa Jiyeon mengklaim bayi dari seseorang yang baru saja mereka kenal sebagai adiknya.
"Maafkan putri ku."
"Gweachana, aku tidak masalah dengan hal itu." Dheg, dada Baekho berdesir hangat saat sekali lagi ia melihat senyuman Ren. Sejak saat itu, Ren beserta bayinya yang bernama Yesung tinggal dengan Baekho. Hidup sebagai keluarga kecil di kota Cheonan yang jauh dari serangan monster.
Tahun demi tahun mereka berempat lalui bersama. Jiyeon yang sekarang berusia 17 tahun kini menjadi wanita yang sangat cantik, pintar dan tangguh dalam berkelahi. Lalu, Yesung yang berusia 13 tahun tumbuh menjadi pemuda manis, tampan sekaligus cantik seperti Ren. Namun, lemah karena sang kakak selalu memanjakan dan melindungi dirinya.
.
.
CRASSH…BRUUKK…
CRASHH…TIIING….Seketika Kota Cheonan menjadi medan pertempuran antara Gundam dan monster Gastrea. Kali ini para monster sepertinya bisa membaca mana daerah yang berbahaya untuk diserang dan mana daerah yang mudah mereka serang dan banyak manusia. Terbukti, pusat kota yang memiliki keamanan paling tinggi tidak diserang, semua monster Gastrea kini beralih menyerang dibeberapa titik kota kecil yang memiliki jumlah penduduk padat.
"SEGERA EVAKUASI SEMUA WARGA UNTUK DIPINDAHKAN KE PUSAT!." Terdengar suara yang sengaja diserukan sekeras mungkin melalui speaker dari beberapa prajurit didalam helikopter untuk mengangkut warga kota yang bisa diselamatkan. KorSel tidak boleh kehilangan penduduk lebih banyak lagi.
"JIYEEON! CEPAT NAIK!." Teriak Baekho yang memaksa Jiyeon untuk naik ke kapal bersama Yesung. Namun, Jiyeon yang tidak ingin pergi tanpa kedua orang tuannya berkali – kali menolak.
"Andwe! Kami tidak akan pergi tanpa kalian." Balas Jiyeon sambil memeluk Yesung yang wajahnya pucat karena takut. Sungguh, Yesung baru pertama kali melihat monster Gastrea didepan matanya mencabik dan memakan penduduk kotanya.
"Jiyeon dengar!." Sambil menangkup kedua pipi putrinya, Baekho menatap dalam – dalam kedua mata Jiyeon.
"Masuk dan bergabunglah ke anggota pasukan militer. Karena dengan cara itu, pemerintah akan menjamin keselamatan adik mu. Bukankah, kau sangat menyayangi adik mu itu eum."
"….." Diam, Jiyeon terdiam ditempat.
"Daddy akan kembali ke kota untuk menyelamatkan Ren, kali ini daddy tidak akan meninggalkan Ibu mu." Baekho mencium kening Jiyeon dan juga Yesung yang masih shock. Dan, saat itu juga tanpa Jiyeon dan Yesung ketahui adalah pertemuan terakhir mereka dengan ayahnya. Dari jendela helikopter yang dilindungi oleh Gundam Warrior diberbagai sisi. Yesung yang berada didalam pelukan Jiyeon beserta anak – anak lainnya dari kota Cheonan yang berhasil diselamatkan untuk dibawa ke pusat kota hanya bisa menangis saat melihat kota kecilnya terbakar.
.
[Pusat Kota | Pengungsian]
.
"Disini kalian akan dilindungi oleh pemerintah, jadi tetap tenang. Dan, kalian bisa mengambil makanan di stand yang sudah kami sediakan." Seru prajurit dengan suara lantang kepada ribuan anak – anak yang saat ini sengaja di kumpulkan di aula besar untuk di data dan di obati jika ada yang terluka.
"Hueee….Mama…aku ingin mama."
"Ibuuu…hiks…"
Walaupun diminta untuk tetap tenang, tapi anak – anak yang masih belum mengerti apa – apa tidak bisa menghentikan rasa takutnya. Orang tua, kakak, adik, dan kerabat mereka dimakan dan dibunuh di depan matanya. Sungguh itu membuat mental anak – anak down dan pasti akan meninggalkan rasa traumatik yang begitu dalam.
Greeb, Yesung mengeratkan pegangan pada baju Jiyeon.
"Noona…apa daddy dan mommy akan menyusul kita ke sini ?." Tanya Yesung dengan jejak – jejak air mata yang masih membekas dikedua pipi chubby-nya.
"Molla, kita akan tahu ketika pesawat berikutnya datang, Jja…makanlah dulu." Dielusnya sebentar kepala Yesung dengan lembut lalu memberikan sebungkus roti keju dan susu kotak yang baru saja Jiyeon ambil dari stand makanan untuk Yesung.
"Yesung, lihat! Pesawat terakhir datang, Noona akan melihat daddy dan mommy dulu. Kau tetap disini nde, jangan kemana – mana." Yesung mengangguk dan melanjutkan acara makannya, terlihat anak – anak disekeliling Yesung yang semula menangis kini satu persatu berlari memeluk orang tua atau anggota keluarga yang berhasil selamat dari serangan monster Gastrea. Isak tangis kebahagiaan tidak henti – hentinya mereka tunjukkan.
TAP…
TAP…Dari kejauhan Yesung bisa melihat sang kakak datang mendekati dirinya, perlahan senyum manis Yesung tercetak di wajahnya. Tapi, tunggu kenapa Jiyeon tidak datang bersama ayah dan Ibu mereka ? dimana mereka ? bukankah tadi Jiyeon mengatakan bahwa ia akan melihat dan menjemput orang tuanya.
"Noona, dimana Mommy dan Daddy ?." Tanya Yesung sambil mengoyangkan sebelah tangan Jiyeon. Namun, Jiyeon hanya diam membisu sambil kepala tertunduk kebawah.
"Hiks…Mereka…tidak akan pernah datang hiks…" Dheg, jantung Yesung berdegup kencang sekarang. Apa makna dari perkataan kakaknya ? tidak akan pernah datang itu bukankah berarti ayah dan ibunya telah tewas.
"Mereka bilang, mereka tidak bisa menemukan jasadnya dan itu menandakan bahwa mereka telah dimakan….oleh…." Bruugh, Jiyeon jatuh tertunduk seperti orang bersujud. Jiyeon benar – benar tidak bisa melanjutkan kalimatnya lagi. Di pukulnya berkali – kali lantai oleh Jiyeon sebagai pelampiasan rasa kesal, marah dan dukanya. Sedangkan, Yesung tidak juah berbeda dengan Jiyeon. Yesung menggepalkan kedua tangannya kuat – kuat dan mengigit bibir bawahnya hingga berdarah.
"Daddy akan kembali ke kota untuk menyelamatkan Ren, kali ini daddy tidak akan meninggalkan Ibu mu." Ucapan Baekho terlintas dibenak Jiyeon sekarang. Andai saja ketika itu ayahnya tidak kembali ke kota untuk menyelamatkan Ibunya, mungkin ayahnya saat ini akan berada disampingnya dan masih hidup. Benar, ini semua gara – gara ayahnya menyelamatkan Ren, ibu dari Yesung.
Jiyeon yang tidak bisa menerima kematian ayahnya, kini telah dikuasai oleh kemarahan, kebencian, dendam dan bahkan tidak bisa berpikir jernih lagi mana yang baik dan benar.
TAP….Perlahan Jiyeon bangun lalu menatap Yesung dengan tatapan benci.
"Ini semua gara – gara Ibu mu!." Teriak Jiyeon lantang hingga bocah berusia 13 tahun tersentak kaget, bahkan para pengungsi dan anggota militer yang saat ini berada tidak jauh dari mereka terlihat terkejut. Kenapa disaat seperti ini mereka berdua malah bertengkar.
"No-noona." Yesung memundurkan langkah kakinya perlahan saat sang kakak mulai mendekati dirinya. Takut, Yesung benar – benar takut melihat mata Jiyeon yang seperti ingin membunuhnya.
"Masuk dan bergabunglah ke anggota pasukan militer. Karena dengan cara itu, pemerintah akan menjamin keselamatan adik mu. Bukankah, kau sangat menyayangi adik mu itu eum." Lagi – lagi ucapan sang ayah disaat terakhir teriang dibenaknya, dan itu membuat Jiyeon semakin marah dan benci kepada Yesung. Duka yang begitu mendalam akibat kehilangan ayahnya, membuat Jiyeon lupa bahwa pemuda di depannya adalah adik yang selalu ia sayangi.
"Kenapa ? kenapa aku harus masuk anggota militer untuk melindungi mu. Ck, menggorbankan nyawa untuk mu yang benar saja." Gyut, sakit. Hati Yesung sakit saat mendengar ucapan Jiyeon. Sejujurnya Yesung tidak mengerti apa yang sedang dirancaukan oleh kakaknya itu. Tapi, satu hal yang Yesung bisa tangkap, sang kakak membencinya.
"No-noona." Pats, Jiyeon langsung menepis tangan Yesung yang bermaksud ingin menenangkan kakaknya. Namun, Jiyeon yang terpukul atas kematian sang ayah yang sungguh tragis hanya demi menolong orang yang menurut Jiyeon adalah orang asing, sangatlah konyol.
"Jangan panggil aku Noona, karena aku bukan Noona mu! Manusia buatan!." Dheg, semua mata sekarang memandang Yesung dengan kaget dan takut.
"Manusia buatan ? apa maksudnya ?."
"Anak itu bukan manusia."
"Jika ia bukan manusia lalu ia apa ? monster ?."
"…." Yesung terdiam saat mendengar bisikan – bisikan dari semua orang yang ada dipengungsian. Kenapa Jiyeon tega melakukan hal ini kepadanya ? menyalahkan kematian sang ayah kepada bocah 13 tahun seperti ini, sangatlah tidak adil baginya. Perlahan Yesung memeluk tubuhnya sendiri saat semua orang mulai memandangi dirinya dengan tatapan aneh dan ngeri, dimana seakan – akan Yesung adalah sesuatu yang harus dijauhi.
"Noona…aku ini….manusia…." Lirih Yesung menatap kakaknya dengan nanar, hingga Jiyeon tersentak kaget melihat sorot mata Yesung yang berbeda dari biasanya. Sesungguhnya Yesung tahu mengenai dirinya yang bukan adik kandung Jiyeon dan lahir dari embrio buatan yang ditanam diperut Ren. Tapi, tidak tahukah Jiyeon, ketika ayah dan Ibunya mengatakan bahwa ia adalah manusia juga dan Jiyeon mengatakan dari manapun Yesung berasal ia tetaplah adiknya, Yesung merasa senang dan bahagia. Lalu kenapa sekarang Jiyeon mengatakan kalimat yang bisa membuat Yesung menjadi pribadi yang berbeda.
"JANGAN MENDEKAT!." Teriak Jiyeon sengaja dan sorot mata lembut Yesung kembali.
"Mu-mulai sekarang aku akan hidup untuk melindungi diriku sendiri." Brukh, Dengan sengaja Jiyeon berjalan melewati Yesung sambil menyengol bahu sang adik. Langkah kaki Jiyeon yang perlahan meninggalkan Yesung sangat jelas sekali terdengar dikedua telinganya. Jujur saja, jika Jiyeon tidak bisa melindunginya lagi Yesung masih bisa terima. Tapi, jika Jiyeon pergi dari sisi Yesung, ia tidak bisa menerima hal itu. Karena, bagi Yesung hanya Jiyeonlah keluarga satu – satunya yang ia miliki.
Greeb…Yesung memeluk tubuh Jiyeon dari belakang.
"Noona, jangan tinggalkan aku jebal…" Mohon Yesung dengan sangat. Namun, Jiyeon tetap saja tidak peduli. Tanpa keraguan sedikit pun, perlahan kedua tangan Yesung yang memeluk perutnya mulai Jiyeon lepaskan dan saat itu juga Yesung mengerti bahwa kakaknya tidak membutuhkan dirinya lagi.
.
.
/Mohon perhatian…Bagi warga penduduk kota Cheonan, Cheongju dan Chuncheon untuk memasuki pesawat sekarang juga. Karena, sebentar lagi kita akan memindahkan kalian ke pemukiman pusat Seoul /
Mendengar pengumuman berkumandang, seluruh orang dewasa dan anak – anak yang ada perlahan keluar dari tempat pengungsian. Setelah menunggu hampir empat jam, akhirnya mereka dipindahkan ke tempat pemukiman pusat Seoul, tempat dimana keamanan tingkat tinggi berada. Dan, hanya di pusat Seoul saja monster Gastrea tidak bisa menembusnya. Karena, letak pusat Seoul berada ditengah – tengah benteng pasukan militer. Jadi, sebelum mereka memasuki pusat Seoul. Para Monster Gastrea harus menghadapi ribuan pasukan militer Gundam mulai dari Soldier, Warrior dan terakhir Super.
"Hei, anak kecil kenapa kau masih duduk disini. Cepat jalan." Duaagh…
"Argggh." Yesung meringgis kesakitan ketika dirinya ditendang oleh seorang prajurit hingga tersungkur. Semenjak pertengkaran Jiyeon dan Yesung, semua orang termasuk Jiyeon sendiri yang melihat Yesung diperlakukan kasar hanya bersikap acuh seakan – akan tidak melihatnya. Sekarang yang ada dipikiran mereka adalah menyelamatkan diri mereka sendiri. Egois ? Yah, begitulah mereka sekarang yang hidup ditengah – tengah terror para monster Gastrea. Jiwa saling peduli dan tolong menolong seketika luntur jika sudah menyangkut nyawa.
'Moomy, daddy, Noona…' Batin Yesung yang masih berada di posisi tersungkurnya, Yesung benar – benar sudah tidak peduli pada hidupnya lagi. Untuk apa ia tetap hidup jika ia sendirian, bukankah lebih baik ia mati.
"Gweachanayo ?." Tiba – tiba sosok anak kecil berpipi seperti mochi mengulurkan tangannya untuk Yesung. Namun, tingkat hidup Yesung yang berada di titik paling bawah enggan untuk menyambutnya.
"Hei, apakah kau baik – baik saja ?."
"Berisik!." Teriak Yesung refleks dengan menepis uluran tangan di depannya.
"Mi-mian." Lirih Yesung menyesali perbuatannya. Sungguh Yesung tidak sengaja melakukan itu. Henry, nama bocah didepan Yesung sekarang sekali lagi mengulurkan tangannya sambil tersenyum ramah. Dan, untuk kali ini Yesung menyambut uluran tangannya.
"Dasar prajurit jelek, bagaimana bisa ia memperlakukan warga sipil seperti ini." Dumel Henry yang tidak suka melihat orang diperlakukan kasar. Sedangkan Yesung yang digandeng oleh sesama bocah yang bahkan Yesung tidak tahu namanya hanya menatap tidak berekpressi.
"Kenapa kau menolong ku ?."
"APAA ? AKU TIDAK DENGAR, DISINI BERISIK.." Teriak Henry yang suara Yesung terendam oleh suara baling – baling helikopter.
"Hei kalian berdua cepat!." Melihat prajurit penjaga sudah mengamuk. Akhirnya Henry mengajak Yesung untuk berlari. Namun saat mereka hampir sampai, satu monster Gastrea berukuran 7 meter turun dari langit.
BRUUUUKKK….Tubuh mungil Yesung dan Henry terhempas jauh sekali oleh angin, akibat efek dentuman yang begitu keras.
"Kepala kuuuh." Gumam Yesung yang merasakan sakit di kepala karena terbentur dinding, dengan susah payah Yesung mencoba membuka matanya dan Yesung terbelak kaget ketika melihat pemandangan didepannya, monster yang memiliki ukuran 7 meter itu terlihat sedang menangkap manusia lalu memakannya.
Deeerrr….Deerrr…Satu pesatu pesawat pengangkut warga sipil yang letaknya jauh dari jangkauan monster mulai terbang meninggalkan landasan, tanpa peduli pada nasib satu pesawat yang berhasil di tahan oleh monster Gastrea.
"NOOOONAAA!." Teriak Yesung saat membaca tulisan dibadan pesawat yang telah ditawan adalah pesawat kota Cheonan, dimana sang kakak berada.
"Bodoh! Apa yang kau lakukan!." Henry menahan tangan Yesung yang ingin pergi menyelamatkan Jiyeon.
.
[Other Side | Tower pemantau]
.
"Presdir, Monster Gastrea ukuran 7 meter telah menyerang pusat pengungsian bagian timur." Lapor salah satu komandan pangkalan militer unit Gundam melalui layar video khusus.
"Lalu bagaimana dengan warga sipilnya ?."
"Pesawat pengangkut warga kota Cheongju dan Chuncheon berhasil selamat. Namun Cheonan tidak." Seketika wajah Presiden terlihat kecewa, kesal dan marah. Lagi – lagi ia harus rela kehilangan penduduknya.
"Captain Kyuhyun beserta anak buahnya sedang menuju kesana, Presdir."
"Begitu, sambungkan aku kepada Captain Kyuhyun."
"Baik."
.
.
Wuushh….Dengan kecepatan tinggi, satu Gundam berseri 00 Qan [T] tipe Super, dengan warna biru-hijau yang mendominasi kerangka tubuhnya terbang menuju tempat pengungsian bagian timur.
"Spark, mulai analyz." Perintah sang Pilot Gundam yang berada didalam kepala Humanoidnya. Spark, nama Gundam milik Kyuhyun mulai memproses apa yang diperintahkan sang master. Analyz adalah hal pertama yang dilakukan oleh sang pilot Gundam sebelum bertempur. Karena ini bertujuan untuk mengecek Gundamnya.
TING…layar transparan disamping Kyuhyun perlahan muncul, disentuhnya layar tersebut untuk di Zoom in agar Kyuhyun bisa melihat hasil analisisnya.
Nama : Spark
Pilot : Cho Kyuhyun
Mode : Manual
Pedang Varanium: Sempurna
Peluru Varanium : 100%
Bom Varanium : 100%
Stamina : 100%
Daya tahan : 100%.
Kerusakan : Tidak ada
==Master, ada sambungan dari Presiden==
"Terima dan munculkan." Layar berisi wajah Presiden pun muncul disamping Kyuhyun, tanpa menatap sang Presiden, Kyuhyun yang fokus kearah depan sedikit melirik ke Presidennya. Kali ini apa lagi yang akan di ceramahkan oleh presidennya, terakhir kali Kyuhyun dimarahi habis – habisan oleh Presidennya, karena gaya bertarung Kyuhyun yang Liar membuat infrastruktur negara banyak yang hancur.
"Kyu, jangan membuat negara rugi lebih banyak lagi."
"Baik Presiden." Nurut Kyuhyun kali ini, jika ia tidak menurut. Bukan hanya presiden saja yang mengomel, tapi Komandannya yang terkenal sadis, galak dan kejam juga akan menceramahinya.
==Master, target telah terlihat==
"Aktifkan Peluru Varanium." Kyuhyun pun menekan tombol pengaktifan peluru hingga di kedua bahu, tangan dan kaki Gundam milik Kyuhyun muncul pipa berlubang, dimana hanya dengan menekan tombol yang ada berada dibawah jempolnya maka peluru Varanium akan meluncur dengan kecepatan tinggi.
=Master -_- bukankah tadi presiden mengatakan…=
"Cih, sebagai Gundam, kau tidak ada hak menolak perintahku."
=Baik master=
Akhirnya sebagai Gundam, Spark hanya bisa menuruti perintah sang pilotnya. Apalah daya, Spark hanya sebuah robot yang sudah diprogram untuk menuruti perintah sang tuan, kadang Spark berpikir kenapa masternya tidak memiliki attitude sebagus otaknya.
.
.
"LEPASKAN AKUU! AKU HARUS KESANA UNTUK MENOLONG NOONA KU." Teriak Yesung yang masih meronta dipelukan Henry. Monster Gastrea yang memiliki ukuran 3 – 4m terus saja berdatangan dari langit, mereka semua seakan – akan melindungi Bosnya yaitu monster Gastrea berukuran 7m untuk makan lebih dulu.
"AKH…TIDAAAK! LEPASKAN AKUU!." Dheg, mata Yesung terbelak kaget saat melihat Jiyeon sudah berada digenggaman tangan monster besar tersebut. Entah mendapatkan kekuatan dari mana, Yesung mendorong tubuh Henry dengan kuat hingga ia terjungkal kebelakang, lalu berlari secepat mungkin untuk menolong sang kakak. Tidak peduli seberapa Jiyeon telah membencinya, Yesung tidak bisa membiarkan Jiyeon mati.
Bugh…
"Yak! Tu…tung...hiyaa…" Melihat dua monster berada didepan wajahnya, Henry yang awalnya ingin mengejar Yesung langsung mengurungkan niatnya dengan berbalik arah. Sepertinya dewi fortuna sedang tidak bersamanya saat ini. Karena, saat ia memutar tubuhnya ke belakang monster Gastrea sedang menatap dirinya dengan tatapan lapar. Apakah ini akhir untuk anak sebaik dirinya ? Sambil menutup kedua matanya rapat – rapat, Henry berharap saat tubuhnya dimakan nanti tidak akan terasa sakit.
CRAASH….dua tubuh monster didepan Henry seketika terbelah menjadi beberapa bagian dan mulai menguap ke udara.
"Hoi bocah, kau baik – baik saja ?." Sambil menggerjapkan matanya imut, Henry bocah berusia 13 tahun sama seperti Yesung, mulai membuka matanya untuk sekedar melihat siapa yang sudah menolongnya dari monster pemakan manusia itu.
"Super Gundam!." Takjub Henry sangat senang, bahkan Henry tanpa sadar memeluk sebelah kaki Gundam tersebut. Hari ini Henry benar – benar sial dan juga beruntung, karena yang menolongnya ternyata robot Super Gundam kesukaanya, yaitu Gundam milik Kyuhyun.
Sreet…Dengan jari versi Gundam yang amat besar, Kyuhyun mengangkat kerah baju Henry tinggi – tinggi hingga tepat didepan wajah robot Gundamnya. Jika seperti ini, tinggi Henry tidak jauh berbeda dengan jarum pentul.
"Tuan Gundam, tolong selamatkan temanku yang disana." Dahi Kyuhyun berkerut ketika melihat tingkah bocah didepannya bercuap – cuap tidak jelas.
"Spark, Zoom wajah bocah itu dan perjelas suaranya." Spark pun memfokuskan wajah Henry dilayar berkali – kali lipat, hingga Henry yang awalnya seukuran jarum pentul sekarang setengah badan bisa terlihat jelas oleh Kyuhyun.
"SELAMATKAN TEMAN KU YANG DISANA!." Teriak Henry sambil menunjuk – nunjuk monster Gastrea berukuran 7 meter disamping Kyuhyun.
"Spark, bagaimana ?."
==Arah jam 12, ada seorang anak laki – laki==
Spark pun men-Zoom wajah Yesung yang sedang berusaha mati – matian memukul kaki monster Gastrea dengan sebuah besi tumpul.
"Ck, stupid." Umpat Kyuhyun untuk Yesung, walaupun Kyuhyun akui keberaniannya sangat tinggi tapi otaknya tidak, melawan monster setinggi 7 meter seperti itu hanya membuang nyawa dan tenaganya saja kan.
"Kau diamlah disini." PLUUK…Kyuhyun menaruh Henry dibahu Gundam-nya dan menyuruhnya untuk berpegangan erat, karena sebentar lagi Kyuhyun akan bergerak untuk menyelamatkan temannya.
Krauuk….Krauuk…
"NOOONAAAA!." Kyuhyun tersentak kaget saat mendengar teriakan Yesung.
'Apa yang terjadi ?.' Batin Kyuhyun melihat Yesung yang berada dilayar monitor sedang tertunduk sambil menutupi kedua telinganya. Dengan sekali sentuh di layar monitor, Kyuhyun memperjelas sudat pandangnya hingga ia bisa menangkap tubuh bocah itu bergetar ketakutan.
"Spark…ayo kita selamatkan dia."
DUAARHHH….belum sempat Kyuhyun menyelamatkan Yesung, sebuah ledakan yang dibarengi oleh cahaya menyilaukan tiba – tiba muncul didepan Kyuhyun. Dan, untuk sesaat Gundam milik Kyuhyun terjadi error – system.
"Spark! Spark!." Panggil Kyuhyun panik ketika mesin Gundamnya mati total. Berulang kali Kyuhyun menekan tombol energi darurat miliknya yang ada disamping kirinya, namun Spark tetap tidak menyala juga.
"Shit! Jangan bercanda padaku spark!."
==Welcome, master Kyuhyun==
Untuk pertama kalinya dalam hidup, Kyuhyun mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan karena telah membuat Spark menyala kembali. Bagaimanapun juga Spark adalah partner yang sudah menemani dirinya bertarung selama 7 tahun ini. Sudah banyak hal mereka berdua lalui, jadi ketika terjadi sesuatu pada Gundam miliknya Kyuhyun akan merasa sedih.
==Sepertinya akibat cahaya itu...=
==Aku mengalami Booting dan Restart master==
Perlahan Kyuhyun mengecek kembali mesin – mesin eksternal Gundam miliknya. Bagaimana bisa Spark mengalami Booting dan restart dengan sendirinya hanya karena sebuah cahaya yang tidak ketahui dari mana datangnya.
==Master, kau harus melihat ini==
Spark pun menampilkan keadaan luar area melalui layar monitor didepan Kyuhyun, kabut asap masih menggepul dengan lebatnya kini perlahan memudar. Terlihat semua monster telah lenyap dari pandangan Kyuhyun, lalu samar – samar Kyuhyun melihat siluet Gundam yang sudah lama tidak Kyuhyun lihat. Gundam yang konon mematikan dirinya sendiri, akibat peciptanya wafat.
Ssshh…
"Ti-tidak….mungkin, Gundam Turn X ada disini." Ucap Kyuhyun terkejut melihat Gundam dengan warna abu – abu yang dipadu warna emas berdiri didepan Gundam miliknya.
"Sambungkan aku dengan pilotnya."
==Akses ditolak, Master==
"Damn!." Kesal Kyuhyun yang sepertinya pilot dari Gundam Turn X sengaja tidak memberikan akses untuk Spark masuk. Penasaran tingkat tinggi, akhirnya tidak ada cara lain selain mencari tahu dengan kekerasan. Dengan sekali gerak, Kyuhyun yang terkenal dengan Humanoidnya yang memiliki kecepatan tinggi, berhasil menjatuhkan Gundam Turn X dan langsung menghancurkan bagian depan wajah Gundam tersebut untuk melihat siapa pilot yang sudah mengendalikannya. Masa bodoh jika ia harus dimarahi oleh Presiden atau komandannya akibat merusak asset Negara.
.
.
"Komandan, bagaimana bisa Turn X dikemudikan oleh seorang bocah."
"Itu yang ingin kita cari tahu, Kyu."
"Nnghh."
"Sstt…Dia sudah sadar."
Bocah berusia 13 tahun yang baru saja mengemudikan Gundam Turn X beberapa jam lalu di area pengungsian bagian timur perlahan sadar dari pingsannya, terlihat luka luar yang didapat tidak terlalu serius.
"Akkhh…" Leguh Yesung yang merasakan kepalanya berdenyut – denyut ketika ingin beranjak bangun.
"Seharusnya kau tidak memaksakan diri." Sreet, Yesung langsung mengedarkan pandangannya kearah depan dimana terdapat dua pria berseragam prajurit militer sedang menatap dirinya dengan tatapan yang berbeda.
"Siapa kalian ?! Dimana Noona ku ?! apakah ia selamat ?!." Tanya Yesung bertubi – tubi yang tanpa sadar telah meninggikan nada suaranya.
"Cerewet!." Braakh… Yesung tersentak kaget dan terdiam saat ditegur oleh pria bermata elang dengan sebuah gebrakan kursi.
"Hei Kyu, jangan menakuti anak kecil seperti itu…."
"Anak seperti dia jika dilembutkan, malah makin menjadi hyung."
"Tapi, bukan seperti itu caranya. Mengertilah dia baru saja kehilangan keluarganya."
"Cihh…"
"Hiks…." Disela Kyuhyun dan komandannya sibuk berdebat, Yesung yang sedang menundukkan kepalanya perlahan mulai terisak. Dengan memandangi kedua telapak tangannya, Yesung yang sekarang sudah ingat semuanya hanya bisa melakukan apa yang bisa dilakukan oleh seorang anak kecil yaitu menangis. Jiyeon, keluarga satu – satunya yang seharusnya masih tersisa saat ini sudah menyusul Ayah dan Ibunya di surga dengan begitu cepat. Mereka semua telah pergi meninggalkan dirinya di dunia yang penuh dengan monster.
"Maaf, kami tidak bisa menyelamatkan kakak mu." Lirih sang komandan dengan penuh rasa penyesalan dan bahkan kali ini wajahnya terlihat begitu sedih. Sedangkan Kyuhyun hanya bisa memalingkan wajahnya agar tidak melihat wajah menangis Yesung. Karena, jujur saja Kyuhyun lemah pada air mata.
"Ini salah kalian….hiks, andaikan kalian datang lebih awal mungkin saja kakak ku masih hidup."
"Masih hidup pun, jika waktunya untuk mati ya…mati saja."
"Sudah cukup Kyu!." Lagi – lagi Kyuhyun berdecih saat dibentak oleh komandannya. Kini, dengan tatapan lembutnya, Komandan yang sudah memimpin organisasi super Gundam selama 10 tahun terakhir mencoba mengajak Yesung berbicara lagi.
"Nama mu Yesung kan ? perkenalkan nama ku Donghae, komandan dari organisasi Super Gundam…." Senyum Komandan yang saat ini usianya sudah menginjak 34 tahun. Sejenak Yesung terdiam untuk mengamati, walaupun sudah berumur 34 tahun tapi wajah Komandan Donghae sangatlah tampan dan bentuk tubuhnya juga tegap dan kekar. Jadi, Yesung bisa simpulkan bahwa komandan Donghae pasti sangatlah kuat dan pintar, terbukti dia sudah menjadi komandan dipasukan regu khusus.
"Dan, kau pasti sudah tahu…dia adalah Captain Kyuhyun." Kali ini Donghae memperkenalkan Kyuhyun yang sejak tadi berdiri disamping dirinya. Melipat tangan didada sambil menyandarkan punggung ke dinding, lalu wajah datar tanpa ekpressi dan tatapan intimidasi yang begitu kuat, sungguh itu membuat Yesung bergedik ngeri.
"Kami kesini untuk bertanya padamu, apakah kau ingat dengan Gundam yang kau naiki Yesung ?." Dan, Yesung hanya menjawab dengan sebuah anggukan.
"Turn X adalah Gundam buatan Professor Jaejong dan semenjak beliau wafat. Gundam Turn X menon-aktifkan diri. Dan, kemarin kau telah menggunakanya tanpa izin." Dheg, Yesung terkejut dan merasa takut sekarang. Sebagai anak kecil yang diajari oleh orang tuanya, ketika kita menggunakan susuatu tanpa izin. Berarti itu sama saja kita adalah pencuri dan harus mendapatkan hukuman.
"A-apakah aku akan dihukum karena telah menggunakannya tanpa izin ?."
"Hahaha, tentu saja tidak." Nafas lega langsung berhembus dari bibir mungil Yesung. Dan, Donghae tersenyum geli saat melihat tingkah polos Yesung. Begitulah anak – anak pada umumnya, mereka akan menunjukkan perasaannya secara refleks tanpa jaim. Berbeda sekali pada anak buahnya yang saat ini masih stay cool disampingnya, siapa lagi kalau bukan Cho Kyuhyun.
"Yesung, jika aku boleh tahu apa tujuan mu ?."
"Eng ? Tujuan ?." Bingung Yesung kali ini sambil memeringkan kepalanya tidak mengerti. Diusap – Usapnya dagu dengan sebelah tangan, bagaimana cara Donghae menjelaskan kepada anak kecil agar ia bisa mengerti dan paham.
"Kau tahu Yesung, Gundam tipe Super memilih sang master berdasarkan tujuan mereka. Contohnya seperti Kyuhyun…ia ingin sekali menjadi orang paling cepat dan kuat, lalu Gundam 00 Qan [T] meresponnya. Dengan kata lain, ambisi mu adalah pemicu para Gundam Super." Yesung mengangguk mengerti, kini Yesung mencoba mengingat kembali saat – saat dimana dirinya belum berada didalam Gundam Turn X.
"Heemm… saat itu, aku hanya berkeinginan untuk membasmi mereka semua sampai tak tersisa satu pun dan tiba – tiba saja Gundam itu berdiri didepan ku." Cerita Yesung jujur. Baik Kyuhyun dan Komandan Donghae hanya bisa saling melirik, ternyata pemicu Turn X aktif kembali adalah tujuan yang seperti itu.
Percaya tidak percaya, Kyuhyun dan Donghae entah kenapa masih belum yakin, sepertinya bukan hanya itu saja yang meng-aktifkan kembali Gundam Turn X, mengingat saat ini Gundam yang dipakai oleh pasukan khusus seperti milik Kyuhyun adalah hasil upgrage professor Yunho. Sedangkan, Turn X tidak pernah disentuh oleh professor lainnya untuk di otak – atik.
"Anu, bolehkan aku bertanya satu hal pada kalian."
"Tentu saja Yesung."
"Kenapa hanya Gundam Turn X saja yang tidak membawa senjata ?."
CTAAK…Donghae menjetikkan jarinya.
"Pertanyaan bagus Yesung, Gundam Turn X itu bisa membagi tubuhnya sendiri menjadi 9 bagian dan masing – masing bagian itu adalah senjata." Yesung memiringkan kepalanya sekali lagi karena tidak mengerti.
"Deng-.."
"Dengan kata lain tanpa membawa senjata pun tidak masalah. Karena, dirimu sendiri adalah senjata." Lanjut Kyuhyun yang memotong ucapan sang Komandan.
"Baiklah, sesi tanya jawab kita akhiri sampai disini. Aku kesini sebenarnya ingin mengajak mu bergabung ke pasukan khusus. Apakah kau mau Yesung ?."
"…." Yesung terdiam, tidak pernah terpikirkan olehnya bahwa ia akan menjadi salah satu pejuang Gundam. Selama ini, Yesung selalu dilindungi oleh kakaknya. Jika ia menjadi pejuang Gundam, bisakah ia melindungi orang – orang dan juga bisakah ia membunuh ? Karena, jujur saja Yesung itu lemah, penakut dan tidak berdaya tanpa Jiyeon.
'Noona…' Batin Yesung yang mengingat kembali Jiyeon, kini kedua tangan Yesung terkepal kuat saat mengingat bagaimana kakaknya itu perlahan – lahan dimakan oleh monster Gaestrea seperti sebuah kerupuk. Suara – suara remukan tulang didalam tubuh sang kakak yang dikunyah didalam mulut monster Gastrea masih teriang dikepalanya dan itu membuat gejolak emosi Yesung meningkat.
"Hoi bocah tengik cepat jawab!." Dheg, Yesung langsung tersadar dari gejolak emosinya ketika mendengar suara bentakan Kyuhyun. Sesaat, Yesung menutup kedua matanya untuk melihat wajah Ibu, Ayah dan kakaknya ketika masih hidup didalam benaknya. Gara – gara monster Gastrea, kebahagiaan, kehangatan dan keceriaan keluarganya kini tidak bisa ia rasakan lagi. Dan, Gara – gara monster itu juga sekarang Yesung menjadi sendirian.
"Aku akan bergabung dengan pasukan khusus Gundam dan membunuh monster Gastrea sebanyak yang ku bisa! Yah…membunuh mereka semua tanpa sisa..." Dheg, Kali ini Kyuhyun yang dibuat terkejut saat Yesung membuka matanya, terlihat sorot mata Yesung memancarkan rasa keinginan membunuh yang begitu kuat dan menggebu – ngebu.
TAP….
TAP…perlahan Kyuhyun beranjak dari tempatnya untuk mendekati ranjang Yesung. Sedangkan, Donghae yang melihat sikap Kyuhyun hanya bisa menatap tanpa suara. Sadar atau tidak, ketika Kyuhyun mengangkat dagu Yesung hingga kedua mata mereka bertemu, sorot mata lembut Yesung kembali.
"Kau sangat menarik Yesung…" Ucap Kyuhyun seperti berbisik hingga membuat detak jantung Yesung untuk pertama kalinya berdebar – debar tidak normal. Kyuhyun itu sebenarnya sangat tampan walaupun ucapannya kasar.
Dengan hati – hati Yesung mengamati Kyuhyun yang jaraknya sangat dekat dengannya. Mulai dari bahu yang lebar, lalu otot lengan yang terbentuk sempurna didalam balutan seragam militer pasukan khusus serta wajah angkuh-nya yang tanpa ekpressi, benar – benar membuat Kyuhyun terlihat err dimata Yesung.
"Komandan, bilang pada Presiden bahwa mulai sekarang bocah ini akan berada dibawah tanggung jawabku."
"Kyu, kau tidak bisa memutuskannya begitu saja."
"Percayalah, hanya aku saja yang bisa mengendalikan dia." Ucap Kyuhyun ambigu namun dapat dimengerti oleh Donghae.
"Baiklah, aku akan bicara pada Presdir." BLAAAM…Setelah Donghae pergi keluar dari ruangan untuk menemui sang Presiden. Kini tersisa dua manusia, yang satu bocah manis berumur 13 tahun dan yang satu pria tampan dewasa berumur 23 tahun.
"Yesung dengarkan aku baik – baik…." Entah kapan tangan Kyuhyun sekarang sudah berada dibelakang kepala Yesung, dengan gerakan pelan Kyuhyun menempelkan kening Yesung tepat didepan keningnya.
"Setiap kau melakukan kesalahan. Maka, aku sendiri yang akan menghukum mu." Gleg, Yesung menelan ludahnya kasar ketika melihat seringai Kyuhyun tercetak diwajahnya. Seharusnya tadi ia ikut dengan Komandan untuk pergi dari sini, dari pada terkurung berdua saja dengan Kyuhyun.
TAP…Kyuhyun beranjak bangun dan memilih berdiri sambil menatap Yesung yang masih duduk diranjangnya.
"Nah…Yesung, mulai sekarang kau adalah anak buah ku, jadi panggil aku Captain."
"…." Yesung terdiam karena sekarang ia bingung harus bagaimana. Kemarin dirinya hanyalah seorang bocah biasa tapi sekarang ia menjadi anak buah Kyuhyun dan akan bergabung dengan pasukan khusus.
"Mana jawaban mu bocah!."
"Yes! Captain Kyuhyun."
"Anak pintar." Blush…wajah Yesung langsung memerah ketika Kyuhyun menggelus surai rambutnya, untuk sesaat tadi Kyuhyun terlihat seperti ayahnya Baekho. Tapi, kehangatan yang menjalar didalam tubuhnya ini sangat berbeda. Sentuhan seorang SEME yang ia rasakan dari Kyuhyun terasa sangat lembut dan gentle serta ada sesuatu yang menggelitik dihatinya.
"Istrirahatlah karena mulai besok, kau akan masuk neraka." Seru Kyuhyun yang benar – benar buruk dalam menyampaikan sesuatu, seharusnya ia menyampaikan bahwa mulai besok Yesung akan masuk ke dalam Camp Militer untuk dilatih menjadi prajurit yang handal dan pantas menjadi Pilot sebuah Gundam khusus. Namun, karena Yesung masih anak – anak membuat Kyuhyun jadi suka menakutinya berlebihan.
.
[Camp Militer |Pusat Seoul ]
.
"BAIKLAH! SETELAH MAKAN SIANG…KITA AKAN MELAJUTKAN LATIHAN. SEKARANG BUBAR." Mendengar kata –bubar– berkumandang dari Captain Kangin sang kepala pelatihan militer, lapangan yang saat ini penuh dengan barisan anak laki – laki dan perempuan mulai dari usia 12 sampai 18 tahun bersorak dengan gembira. Ucapan Kyuhyun tentang neraka ternyata benar, pelatih militer tidak akan pandang usia dalam melatih seorang calon prajurit untuk melawan para monster.
"Lihat dia, ternyata dia lemah."
"Ku dengar dia berada dibawah asuh Captain Kyuhyun."
"Benarkah ? wah…daebak! Tapi, kenapa hal dasar saja ia tidak bisa, hahaha."
"Jika aku jadi dia, aku akan mundur dari pada memalukan Captain Kyuhyun."
BRAAK…Yesung yang juga merupakan calon prajurit Gundam, dengan sengaja meletakkan nampan makanannya dengan keras agar semua anak yang sedang bergosip tentangnya berhenti bicara. Yesung tahu ia lemah, bodoh dan tidak memiliki keterampilan dalam hal fisik. Tapi mau bagaimana lagi, Yesung sudah bertekad akan memusnahkan semua monster yang ada di KorSel agar tidak ada anak yang bernasib sama dengannya.
Sambil memakan makan siangnya sendirian seperti biasa, Yesung mencoba menulikan telinganya dari ucapan – ucapan yang tidak enak tentang dirinya. Sudah satu minggu Yesung masuk Camp Militer dan sudah selama itu juga ia belum menemukan seorang teman, jujur saja Yesung membutuhkan teman. Tapi, sepertinya tidak ada yang mau berteman dengannya. Lihat saja sekarang, saat makan siang semua anak akan duduk bersama teman – temannya, sedangkan Yesung duduk seorang diri.
TUUK…Sebuah nampan coklat berisi menu makanan yang sama persis seperti milik Yesung terlihat didepannya.
"Kita bertemu lagi, bolehkah aku duduk disini ?." Perlahan Yesung mendongkkan kepalanya untuk melihat siapa yang ingin duduk disebrangnya.
"Kau..." Terkejut Yesung saat melihat bocah berpipi chubby sepantaran dirinya sedang tersenyum.
"Nama ku Henry. Jadi, kau masuk militer Gundam juganya ? Ku pikir kau akan bertani atau berladang, hahaha." Serunya sambil tertawa lepas, bahkan sebelum Yesung mengizinkan Henry untuk duduk. Henry sudah duduk lebih dulu dan mulai makan. Sekali lagi, Yesung mendengar gumaman dari orang – orang sekitar tentang Henry yang tiba – tiba saja datang.
"Kenapa ? kenapa kau terus menempel padaku." Akhirnya Yesung mengatakan hal yang berlawan dengan apa yang ingin ia katakan. Jujur, Yesung senang sekali saat Henry datang dan makan bersamanya. Tapi, Yesung tidak mau jika Henry dimusuhi oleh banyak orang akibat bersamanya.
"Apa aku menganggu mu ?."
'Tidak! Tentu saja tidak.' Batin Yesung ingin rasanya berteriak didepan wajah Henry yang sudah berubah murung dan sedih. Melihat Yesung tidak meresponnya, Henry dengan berat hati beranjak dari duduknya sambil mengangkat nampan makan siangnya dan itu membuat Yesung menggepalkan tangannya kuat.
"Baiklah, aku tidak akan menggangu mu."
"Yesung…itu adalah namaku, dan aku sangat senang ketika kau mengangguku." Paham maksud Yesung, Henry pun tersenyum dan mulai sejak saat itu mereka berdua bersahabat. Baik Henry dan Yesung, keduanya tidak pernah menutupi hal apapun, No secret. Bahkan, waktu tengah malam pun mereka gunakan untuk keluar dari asmara dan berlatih bersama agar menjadi lebih kuat dari yang lain.
Kini sudah lima tahun berlalu sejak Yesung mendekap di Camp Militer. Yesung dan anak – anak lainnya tidak pernah diizinkan keluar dari markas militer sebelum mereka ahli dalam menggunakan senjata dan Gundam. Mereka semua hanya bisa mendengar informasi tentang para pejuang Gundam yang melawan monster di luar Camp melalui layar monitor yang terpasang di aula.
"LIHAT ITU PASUKAN KHUSUS GUNDAM SUPER." Seru Henry girang ketika melihat tiga Gundam Tipe Super beraksi menumpas para monster Gastrea yang berada didaerah Selatan Seoul, Yesung yang sudah lima tahun tidak melihat Kyuhyun karena tugas dan peraturan Camp, hanya bisa berdoa dan berharap Kyuhyun akan selalu berada dalam keadaan baik – baik saja.
Henry yang berada disamping Yesung, bersmirk. Sekarang Henry tahu jika perasaan Yesung selama ini terhadap Kyuhyun adalah cinta.
"Jika Captain Kyuhyun melihat mu. Aku rasa dia akan terkejut." TAP, Henry mulai menjauh dari layar besar di Aula tersebut dengan Yesung yang mengekor dibelakangnya.
"Henry, apa maksud ucapan mu ?."
"Apakah kau tidak sadar ? bentuk tubuh dan wajah mu itu telah berubah. Anak yang selalu ia panggil bocah. Kini tumbuh menjadi seorang pria yang manis dan cantik." Blush, kedua pipi Yesung memerah, baru kali ini dirinya dibilang manis dan cantik. Benarkah dirinya cantik seperti yang Henry katakan, karena jujur saja selama berada di Camp militer Yesung tidak terlalu mengurus dirinya. Berlatih dan berlatih untuk menjadi kuat hanya itu yang dilakukan Yesung.
"Baiklah, hari ini kalian boleh pulang ke rumah kalian masing – masing. Istrirahatlah, karena lusa adalah tugas perdana kalian sebagai prajurit Gundam untuk mengamankan Kota dari serangan Monster Gastrea."
"Yes! Sir!." Jawab seluruh prajurit yang sudah tumbuh menjadi pria – pria pemberani, gagah dan rela berkorban demi Negara. Lima tahun bukan waktu yang sebentar untuk mereka semua, hampir setiap hari mereka melukai tubuhnya akibat menjalani latihan. Prajurit sekarang sangat berbeda dengan prajurit sebelumnya, kali ini semua prajurit memiliki semangat yang tinggi untuk membawa kebebasan pada negaranya dari makhluk asing.
.
.
"Kyu, ikut minum – minum tidak ?." Ajak Donghae kepada Kyuhyun yang baru saja turun dari Gundam miliknya. Robot Humanoid setinggi 6 meter yang sekarang berada diruangan khusus penyimpanan Gundam, kini terlihat beberapa kabel berukuran besar langsung menancap ke tubuh Spark secara otomatis untuk mengisi daya energi dan amunisi, lalu tidak lupa juga tangan – tangan robot mini yang bertugas mendeteksi apakah terjadi kerusakan pada Gundam, karena jika ditemukan kerusakan sekecil apapun, maka laser berwarna merah secara otomatis akan langsung memperbaikinya hingga kembali ke bentuk semula.
"Kyu..."
"Tidak Komandan, aku ingin segera pulang." Jujur Kyuhyun yang wajahnya kini terlihat sangat lelah. Sudah tiga bulan ini dirinya berada diluar pusat Seoul untuk membasmi para monster dari daerah perbukitan yang ternyata mereka semua bersarang disana.
"Istirahatlah. Spark juga kelihatannya mengalami kerusakan cukup parah." Kali ini Donghae mengalihkan matanya ke Gundam milik Kyuhyun yang sedang diperbaiki oleh sistem, beberapa ilmuan juga terlihat sibuk mengamati kerusakan yang terjadi ditubuh Spark. Bagaimana bisa para monster itu mengoyak robot dengan begitu kuat hingga hancur, apakah Moster Gastrea sudah semakin kuat atau para manusialah yang semakin lemah.
"Aku pergi dulu Komandan." Kyuhyun pun pamit sambil menenteng jaket seragam militernya. Hal pertama yang akan ia lakukan ketika sampai dirumahnya adalah makan lalu tidur untuk memulihkan tenaga.
TAP…
TAAP…ditengah ramainya malam dipusat kota, Kyuhyun berjalan kaki untuk ke rumah yang sejak dulu disediakan oleh pemerintah untuk para militer. Sepanjang Kyuhyun lihat, pusat kota Seoul yang sekarang sudah menjadi satu – satunya kota yang ditinggali oleh penduduk sedikit demi sedikit mulai bertambah, terbukti kota semakin padat. Kadang Kyuhyun berpikir, sampai kapan ia bisa melindungi kota ini, para monster seperti tidak pernah habis.
"Captai Kyuhyun…" Sejenak Kyuhyun menghentikan langkah kakinya ketika melihat segerombolan warga menghalangi jalannya.
"Terimalah ini, kami tahu ini tidak seberapa. Tapi, kami ingin mengucapkan rasa terima kasih kami padamu. Selama ini pasukan khusus Gundam sudah bekerja sangat keras untuk melindungi kami." Kyuhyun menatap satu persatu wajah penduduk didepannya, ternyata mereka semua adalah orang – orang yang dulu pernah Kyuhyun selamatkan dari para monster Gastrea sepuluh tahun lalu.
"Sudah ku katakan, Jika kalian ingin mengucapkan rasa terima kasih kalian. Hiduplah dengan baik." Sekali lagi mereka semua tersentuh oleh kata – kata Kyuhyun, tidak banyak yang tahu memang bahwa Kyuhyun yang biasanya berbicara kasar bisa selembut dan bijaksana seperti ini didepan penduduk.
.
.
TOOKK…
TOOK…Mendengar suara ketukan pintu, Kyuhyun yang baru saja menyumpitkan mie Ramyeon untuk dimasukkan kedalam mulutnya berdecis kesal. Siapa yang berani menganggunya diwaktu makan malam seperti ini. Dan, Kyuhyun pun teringat dengan komandannya yang sedang minum – minum, pasti itu Donghae yang jatuh mabuk dan memilih ke tempatnya untuk menginap.
CEKLEEEK…Pemandangan yang Kyuhyun lihat saat membuka pintu bukanlah sosok Donghae, melainkan sosok pria mungil berkulit putih dan berwajah manis sekaligus cantik berdiri didepan rumahnya sambil menenteng dua tas besar.
"Captain aku pulang…" Ucap Yesung yang saat ini berada didepan rumah Kyuhyun sambil tersenyum manis. Melihat Kyuhyun hanya terdiam seperti patung diambang pintu, Yesung dengan seenaknya masuk kedalam rumah. Namun, sebelum Yesung masuk Kyuhyun sudah lebih dulu menghalangi jalannya dengan menjadikan lengannya sendiri sebagai pagar pembatas.
"Kau siapa ?." Tanya Kyuhyun dengan wajah datar dan nada yang begitu dingin. Karena, jujur saja Kyuhyun tidak kenal dengan pemuda yang Kyuhyun akui sangat manis ini. Sedangkan, Yesung yang ternyata Kyuhyun tidak mengingat dirinya hanya bisa terbelak kaget. Bagaiamana bisa Kyuhyun melupakan dirinya.
"Captain, ini aku Yesung!." Seru Yesung tidak terima sambil menunjuk – nunjuk wajahnya sendiri, dengan harapan sang Captain bisa mengingatnya.
"Huh ? Yesung." Kali ini wajah Kyuhyun sedikit menyerngit bingung. Namun tidak lama Kyuhyun memundurkan langkah kakinya untuk menatap sekali lagi pemuda didepannya, mulai dari bawah kaki hingga ujung kepala.
"Kau! Bocah tengik yang waktu itu ?."
"Nde, aku bocah yang dulu kau bilang akan berada dibawah tanggung jawab mu, lalu besoknya kau mengirimku ke Camp Militer untuk berlatih supaya aku pantas menjadi anak buah mu dan sekarang aku telah kembali."
"…." Kyuhyun terdiam. Lima tahun Yesung berada di Camp militer dan kini ia telah menyelesaikan pelatihannya. Kyuhyun lupa dengan seorang bocah bernama Yesung akibat terlalu fokus dipasukan khusus Gundam dalam membasmi para monster, terlalu tiba – tiba akhirnya Kyuhyun memilih untuk melihat Yesung yang mondar – mandir didalam rumahnya untuk menelusuri setiap sudut.
"Captain, dimana kamar ku ?."
"Ngh ?." Kaget Kyuhyun yang tanpa sadar Yesung berbicara dengan wajah yang sangat dekat dengannya.
"Terserah, tidurlah dimana kau suka asal jangan menggangu ku." Kyuhyun pun meninggalkan Yesung dan kembali ke meja makan untuk memakan Ramyeonnya yang tertunda. Di sisi lain Yesung yang telah menemukan sebuah kamar kini sedang meringkuk dibawah selimut untuk menutupi wajahnya yang sudah memerah, Kyuhyun pria 28 tahun yang sekarang sudah menjadi pria lebih dewasa dan semakin tampan membuat pemuda 18 tahun uring – uringan.
'Aish…kau bukan Pedofil Kyu.' Batin Kyuhyun yang sedang mengontrol perasaannya, Kyuhyun akui dirinya berdebar ketika melihat Yesung tadi, tapi dirinya tidak ingin sampai jatuh kedalam masalah cinta. Ayolah, jika ia harus menyukai seseorang setidaknya usia mereka terpaut beda dua atau tiga tahun. Sedangkan dengan Yesung, usia mereka terpaut jauh yaitu 10 tahun.
Tidak ada yang menyangkan bahwa bocah lemah yang dulu Kyuhyun ambil, kini telah tumbuh menjadi pria manis dan cantik serta tangguh. Bagaimana kisah cinta Yesung dengan sang Captain ditengah – tengah dunia yang hampir punah ini ?
Captain, I Love You
TBC/DISCONTINUE ?
.
Author Note :
Hahaha….FF baru alias nambah utang XD
Alur cerita kek Attack On Titan.
Nama monsternya sama kaya di Anime Black Bullet.
Lalu cara menghabisi monsternya pake anime Gundam.
Tapi tenang aja walaupun ini action, akan fokus ke Romance!. Romance ala Militer Macem Descendants of the sun. LOL
No idea untuk FF – Thanatos and Ker -_- Seriously.
Semakin dipikirkan semakin buntu, maka saya pun melarikan diri dari FF itu *digaplok*
Asik menonton Anime dan lahirlah FF ini ._. saya akan membuat FF ini tidak akan lebih dari 4 Chapter, Itu juga kalau ada yang tertarik. Hahaha
See You Next Story.
Sehat selalu untuk reader^^
Author
-Kimmie-
Jangan lupa kritik, saran dan komentarnya.
