Tittle : Town Male
Author : Kim Kyusung (Kimmie)
Genre: Family, Romance, Slice Of Life.
Pairing : T-Sung (TOP & Yesung)
Slight pair : HanSung (Hanggeng & Yesung)
Cast : Super Junior, Big Bang.
Disclaimer: Mereka milik Tuhan, Orang tua dan Fansnya Dan cerita ini milik saya.
Rating: 18+
Warning: Yaoi (Boy X Boy)
M-preg
Yesung uke! Crack Pair!
Town Male
KimKyusung (kimmie)
©2016
Please don't copy paste without permission.
Summary
Yesung yang kabur dari rumah salah menaiki kereta, hingga ia terbawa ke sebuah Kota ajaib bernama Town Male dimana semua penduduk 100% adalah pria. Disaat Yesung sudah membangun keluarga bahagia disana bersama Choi Seung Hyun, tiba – tiba ia mendengar kabar bahwa orang tuanya sakit keras. Akankah Yesung memilih kembali ke kota asal atau tetap di Town Male ?
.
Kim Yesung adalah seorang pria berusia 25 tahun yang bekerja disalah satu perusahaan besar bernama SJ Company. Selain reputasi perusahaan, kesetiaan dan prestasi selama 5 tahun ini membuat penghasilan yang Yesung terima sebagai Project Manajer sangatlah tinggi. Terbukti dirinya mampu membeli sebuah mobil sebagai alat transportasi untuk pergi dan pulang kerja serta sebuah apartement untuk bernauang.
"Haaaa….Akhirnya kerjaan ku selesai." Gumam Yesung sambil merenggangkan otot – otot lehernya yang terasa kaku serta memejamkan kedua matanya sejenak akibat terlalu lama menatap layar komputer. Hari ini deadline tugasnya harus segera dikirim ke bagian Design untuk segera ditindak lanjuti. Diusianya yang masih muda, Yesung membuktikan diri kepada orang tuanya bahwa ia mampu dan bisa menghidupi dirinya sendiri tanpa perlu bantuan dari sang Ayah sepersen pun.
"Yesung, kau tidak pulang ?." Mendengar suara dari arah pintu, Yesung refleks membuka matanya dan melihat salah satu rekannya dalam tim Project yang ia pimpin sedang menyembulkan kepalanya dari pintu.
"Apakah yang lain sudah pulang ?."
"Sudah dan Yesung, apa kau ingin pulang bersama ku ?." Yesung menggelengkan kepalanya sebagai jawaban tidak dan rekannya hanya bisa menghela nafas, lagi – lagi ia gagal mengajak pulang Yesung. Padahal, dirinya sengaja menunggu Yesung tapi usahanya selalu saja sia – sia, Yesung itu tidak pernah mau menjalin hubungan khusus melebihi rekan kerja pada temannya di Kantor. Lagipula ia adalah seorang manajer, jadi harus memberikan contoh yang baik pada bawahannya.
TIING…Sebuah notif tanda pesan masuk berbunyi dari ponsel milik Yesung.
"Oh…dia sudah sampai." Ucapnya senang setelah membaca isi pesan, dengan buru – buru Yesung mengirim file hasil kerjaannya dan mematikan komputer di mejanya.
Sreet…dipakainya mantel Coat sepanjang lutut dengan asal serta tidak lupa membawa tas kerjanya untuk segera bergegas turun kebawah. Hari ini Yesung akan pulang bersama kekasihnya yang sudah menunggu didepan kantor. Sambil berlari dengan wajah yang sudah bersemu merah, Yesung yang berada di Kantor dan luar kantor benar – benar menjadi pribadi yang berbeda.
"Hanggeng-ah." Greeb, Yesung langsung memeluk tubuh sang kekasih dari belakang begitu melihat siluet pria yang baru saja keluar dari mobil audi warna merahnya.
"My beautiful girls."
"Uhh…Jangan memanggil ku seperti itu, aku ini pria." Cemberut Yesung pada kekasihnya yang selalu saja memanggil dirinya perempuan cantik. Kenyataannya walaupun Yesung seorang pria tapi ia memang sangat cantik. Wajah manis, cantik tanpa make-up dan imut yang sudah melekat pada dirinya serta tinggi tubuh yang tidak terlalu pendek ditambah dengan ukuran jari yang kecil membuat Yesung sering disangka perempuan dan menjadi incaran para pria.
"Hari ini kau ingin makan dimana eum ?."
"Aku ingin makan di Restoran biasa saja." Ucap Yesung sambil menyandarkan kepalanya dilengan Hanggeng yang sedang sibuk mengemudikan mobil. Yesung benar – benar terlihat sangat senang ketika Hanggeng menjemputnya pulang, pria yang sudah ia pacari selama 3 bulan ini sangatlah baik, lembut dan penuh perhatian, tipe SEME idaman Yesung.
.
.
"Bagaimana dikantor hari ini ?."
"Hampir saja aku mati jika telat mengirim laporan."
"Hahaha…kau tidak akan mati hanya karena telat mengirim kerjaan Honey."
Makan malam sambil mengobrol soal kerjaan seperti biasanya, itulah yang dilakukan oleh Hanggeng dan Yesung. Walaupun mereka berdua sibuk kerja, tapi mereka berdua tidak pernah kehabisan bahan untuk mengobrol ketika bertemu, akan ada banyak hal yang mereka bicarakan sebagai bentuk komunikasi mereka agar tetap saling menyatu.
"Tuan Kim, bukankah yang disana itu Yesung ?." TAK, sejenak pergerakan pisau dan garpu dari seorang pria paruh baya yang sedang menikmati Steak terhenti.
"Mungkin anda salah lihat tuan Park."
"Lihatlah dulu tuan Kim, aku yakin itu anak anda." Dilihatnya arah tunjuk yang diberikan oleh rekan bisnisnya sebentar, berharap apa yang akan ia lihat bukanlah anaknya. Tapi, sepertinya harapan itu tidak terkabul. Karena, dengan matanya sendiri tuan Kim melihat jelas anaknya sedang disuapi oleh seorang pria.
"Permisi…saya mohon undur diri." Setelah pamit tuan Kim langsung meninggalkan meja makannya, lalu berjalan mendekati meja Yesung dan Hanggeng dengan tangan yang terkepal kuat akibat menahan emosinya.
Sreet…Hanya butuh waktu tidak kurang dari 10 detik saja tuan Kim menyambar salah satu tangan Yesung untuk segera bangkit dari duduknya.
"Appa!." Kaget Yesung saat melihat Ayahnya sendiri berada di Restoran yang sama.
"Ikut aku pulang!." Tanpa peduli pada semua pengunjung Restoran yang melihat, tuan KIM terus saja menyeret paksa Yesung keluar. Sungguh tuan Kim sangat marah dan malu ketika melihat putranya berkencan dengan seorang pria, itu benar – benar aib baginya.
.
.
PLAAAK….satu tamparan berhasil melayang ke pipi kanan Yesung sesaat setelah dirinya tiba dirumah orang tuanya. Nyonya Kim yang sedang tidur didalam kamar akhirnya bangun ketika mendengar suara ribut – ribut diruang tamu. Dengan perasaan cemas, nyonya Kim turun untuk melihat situasi apa yang sedang terjadi didalam rumahnya, dan pemandangan yang ia dapatkan adalah sang suami sedang menendang – nendang tubuh mungil Yesung tanpa ampun.
"Suami ku apa yang kau lakukan! Hentikan!." Dengan menjadikan tubuhnya sendiri sebagai temeng, nyonya KIM memeluk tubuh Yesung untuk melindungi anaknya sendiri dari sang suami. Nyonya Kim tidak habis pikir apa yang membuat suaminya ini sampai tega menyakiti anaknya sendiri seperti maling yang ketahuan mencuri.
"Yesungie, Gweachanayo ?." Lirih nyonya KIM sambil menyeka darah disudut bibir Yesung, melihat anak satu – satunya yang ia miliki dalam keadaan seperti ini, nyonya Kim hanya bisa mengigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit hatinya yang terluka.
"Suami ku sebenarnya ada apa ?."
"Tanyakan pada anak mu itu!."
"…." Yesung langsung memalingkan wajahnya ke samping ketika sang Ibu menatap dirinya dengan sayu dan sedih. Yesung benar – benar merasa bersalah pada Ibunya yang terus saja melindungi dirinya dari kesalahan yang ia perbuat.
"Sekarang aku tahu kenapa anak mu memilih tinggal di apartement sendirian…"
"Maksud mu apa Suami ku ?."
"Anak mu itu pasti selalu membawa pria ke apartementnya dan bercinta sampai puas, benarkan Yesung ?." Dheg, mata Yesung terbelak tidak percaya. Bagaimana bisa Ayahnya sendiri mengatakan hal serendah itu padanya. Yesung akui dia telah salah karena menyimpang dalam hal seksual. Namun, apa yang dikatakan oleh ayahnya tidaklah benar. Selama Yesung berpacaran dengan banyak pria, Yesung tidak pernah sekali pun berhubungan Sex.
"Hari ini, aku melihat dia makan malam dengan kekasih prianya."
"Benarkah itu, Yesung ?."
"….." Lagi – lagi Yesung memilih diam dan menahan diri agar tidak melakukan hal buruk kepada Ayahnya didepan sang Ibu, bagaimana pun juga ia sangat menghormati Ibunya.
"Tidak bisakah kau sedikit saja tidak mempermalukan Ayah dan Ibu mu." Kali ini Yesung terkekeh pelan, mempermalukan Ayahnya ? yang benar saja, bukankah Ayahnya sendiri yang sudah mempermalukan dirinya didepan umum dengan kejadian di Restoran tadi.
"Jika aku pergi dari kehidupan Ayah, apakah Ayah akan senang ?." Tanya Yesung ambigu dan jawaban tuan Kim yang tidak diduga dan tidak layak diucapkan oleh seorang Ayah benar – benar membuat Yesung makin terluka.
"Lebih baik aku mati, jika aku harus memiliki anak seorang Gay."
"Yesung naiklah ke kamar. Jangan dengarkan ucapan Ayah mu, Nde."
TAP…
TAP…Perlahan dengan tatapan kosongnya Yesung berjalan menuju kamar dilantai dua. Disela menaiki anak tangga untuk ke kamarnya, Yesung bisa mendengar ayah dan Ibunya sedang beradu mulut diruang tamu. Sang Ayah yang belum bisa menerima Yesung telah menyimpang, sedangkan sang Ibu yang selalu membelanya dengan mendukung apapun yang dilakukan oleh Yesung, bahkan dirinya berani menanggung dosa jika memang ia harus menentang hukum atau agama, asalkan Yesung bahagia.
Bruuuk….Sesampainya didalam kamar Yesung langsung jatuh tertunduk dan menangis. Luka yang ada disekujur tubuhnya bukanlah apa – apa jika dibandingkan dengan luka dihatinya. Sejujurnya sang Ayah tidaklah salah, yang harus disalahkan adalah dirinya sendiri yang tidak bisa kembali normal. Sekuat apapun Yesung mencoba untuk kembali normal, tetap saja ia tidak bisa. Sesungguhnya, Yesung sudah terlanjur nyaman dengan keadaannya, itu saja.
Drrrt…Ponsel disaku celana miliknya bergetar. Tanpa melihat siapa yang menelfon, Yesung langsung mengangkatnya tanpa ingin menjawabnya sama sekali. Yesung yang sedang membiarkan orang disebrang telefon untuk terus berbicara, menjadi sedikit tersenyum ketika ia mendengar pertanyaan – pertanyaan yang dilontarkan oleh si penelfon mengandung rasa khawatir yang begitu dalam.
"Hanggeng-ah…."
"…."
"Mianhae…aku ingin mengakhiri hubungan ini." PIIP…Yesung langsung memutuskan telefonnya begitu saja, tanpa tahu bahwa hati Hanggeng sangat hancur setelah mendengar ucapan Yesung yang menurutnya tidak adil.
Town Male
Chapter 1
.
"Brrr…Dingin sekali." Gumam Yesung dipagi – pagi buta sudah berada di stasiun kereta bawah tanah. Yesung yang berhasil keluar dari rumah orang tuanya tanpa ketahuan, sekarang tidak ada keinginan untuk kembali ke apartement pribadinya. Setelah mempertimbangkan banyak hal, akhirnya Yesung memilih untuk pergi meninggalkan kota Seoul.
Tanpa membawa banyak barang, Yesung yang meninggalkan apartement dan mobil mewahnya serta pekerjaan yang sudah cocok, hanya membawa satu koper berukuran besar dengan isi pakaian serta satu tas ransel berisi uang dan ponsel. Yesung benar – benar nekat pergi meninggalkan Seoul agar Ayahnya bahagia, biarlah Yesung yang pergi dari hidupnya. Karena seperti apa yang telah dikatakan oleh Ayahnya, Yesung anak yang selalu mempermalukan keluarga.
Sreet…Yesung merapatkan kembali mantel dan syal merahnya yang ada dileher ketika merasakan hawa dingin menusuk kulitnya lagi. Berada distasiun kereta pada pukul 04:00AM benar – benar seperti di dalam freezer kulkas, begitu dingin dan juga sepi. Sejujurnya Yesung tidak tahu harus pergi kemana, yang jelas ia harus pergi jauh dari Seoul hingga ia pun memutuskan untuk pergi ke Busan. Dimana disana ia akan mulai menjalani hidup baru, mencari pekerjaan, teman dan kekasih tentunya.
"Mianhae eomma…" Lirih Yesung yang teringat dengan Ibunya, sambil menatap sepatu Botnya. Yesung yang sedang menunggu kereta untuk ke Busan sedikit melamun dan tidak menyadari bahwa kabut putih perlahan memenuhi area stasiun.
NGUUUUUNG…..Suara nyaring pluit kereta datang mulai terdengar digendang telinga Yesung.
"Woaaah…" Yesung yang jarang menaiki kereta bawah tanah sedikit takjub saat melihat kereta yang datang. Tampilan kereta yang ia lihat benar – benar antik, seluruh badan kereta tersebut terbuat dari kayu dengan ornament ukiran – ukiran yang indah bagaikan hasil pahatan maha karya dari tangan seorang Dewa. Di zaman serba modern seperti ini, ternyata Korea Selatan masih mengoperasikan kereta tempo dulu.
PEEESSS….Bersamaan dengan kabut asap putih, pintu kereta secara otomatis terbuka. Tidak ada yang aneh dengan kereta yang Yesung lihat. Seperti kereta pada umumnya, kereta tersebut berhenti sebentar di stasiun untuk menurunkan dan menaikan penumpang.
"Ngh ?." Dahi Yesung menggerut ketika melihat sisi kanan dan kiri sudah banyak orang. Sejak kapan orang – orang ini tiba di Stasiun, bukankah tadi Yesung sendirian di Stasiun. Tidak ingin mengambil pusing dan berpikir macam – macam, akhirnya Yesung mengangkat bahunya acuh dan tidak peduli. Yesung pun kembali duduk dibangku tunggu dan mencoba memainkan ponselnya kembali untuk mengisi kebosanan.
"Sudah jam 04:30AM, kenapa kereta ini tidak jalan ?." Gumamnya saat membaca angka yang tertera dilayar ponselnya. Yesung yang sudah selesai bermain game di ponsel, sekarang merasa sedikit aneh. Biasanya kereta hanya berhenti tidak lebih dari lima menit, maka kereta akan langsung jalan tanpa peduli pada penumpangnya. Tapi, sekarang kereta antik didepannya ini tiba tidak juga meninggalkan stasiun.
"Apakah ini kereta jurusan ke Busan ?." Ragu Yesung sambil menoleh ke kanan dan ke kiri. Entah kenapa Yesung merasa kereta itu seperti sedang menunggu dirinya untuk naik. Ditatapnya kembali kereta antik didepannya lekat – lekat. Yesung yang polos dan lugu atau memang Yesung tidak peduli kemana kereta itu akan membawanya, akhirnya mengeret kopernya masuk kedalam kereta.
NGUUUUUNG…Bersamaan dengan masuknya Yesung, pluit kereta antik tersebut bunyi menandakan bahwa mereka akan meninggalkan stasiun. Didalam kereta Yesung tidak curiga sedikit pun pada penumpangnya, karena mereka semua manusia sama seperti Yesung.
.
[Other World]
.
"Hei, TOP…mau sampai kapan kau single ? cepatlah menikah, menikah itu enak tahu." Seru seorang pemuda berambut hitam kepada sosok pria yang sama – sama tampan dan memiliki tubuh atletis seperti dirinya, hanya saja tinggi badan yang membedakan mereka.
"Tidak ada UKE yang membuatku nafsu, Hae." Balasnya vulgar sambil meminum kopi kalengnya dijalan menuju kantor. Pagi ini seperti biasa, TOP dan Donghae berjalan bersama menuju kantor. Selain rekan kerja, mereka berdua juga tetangga ditempat tinggalnya.
"Huh, kau mencari istri atau mencari pemuas nafsu."
"Keduanya."
"Cih, kau ini sebenarnya mencari UKE yang bagaimana ? dari sekian banyak UKE di kota ini. Tidak ada satu pun yang menarik bagimu." Heran Donghae kepada temannya, dari segi fisik dan pendapatan TOP itu adalah SEME idaman seperti dirinya, tampan dan mapan. Hanya saja TOP terlalu pemilih dan susah membuka hati hingga kini usianya sudah menginjak 26 tahun tapi tidak juga menikah. Padahal, Donghae yang usianya dibawah TOP tiga tahun, sudah berumah tangga dan memiliki anak usia 1 tahun.
BRAANG….TOP melempar kaleng kopi kosong ke tempat sampah ketika mereka sampai di halte Bus, sambil menunggu Bus datang mereka berdua kembali mengobrol antar sesama SEME.
"Aku ingin memiliki UKE yang manis, cantik dan mungil. Mulai dari tubuh, jari, bibir, mata, pokoknya semuanya harus terlihat imut dan yang terpenting….." Gleg, Donghae menelan ludahnya kasar ketika wajah TOP mulai mendekat ke dirinya dengan seringai.
"Jangan sampai ada istilah SEME takut UKE, itu bukan style ku." PLETAAK…Satu jitakan berhasil melayang dikepala TOP hingga sang empu berdecak kesal padanya. Itulah akibat menyindir tuan Lee Donghae. Donghae adalah pria dari sekian banyaknya SEME yang ada di kota bertipe SEME takut pada UKE, dan TOP sangat suka meledeknya seperti itu. Bagi TOP itu sangat lucu, seorang SEME takut kepada UKE benar – benar tidak ada dalam kamusnya.
"Cih, pertemanan kita putus." Ucap Donghae ketus tapi tidak serius dengan ucapannya, TOP yang melihat Donghae kesal hanya tertawa sambil menaiki Bus.
"Karena pertemana kita sudah putus, bisakah tuan Donghae mengembalikan uang yang aku pinjamkan kepada Istrimu itu." Uhuk, Donghae tertohok. Donghae lupa bahwa ia sedang dalam proses membayar hutang kepada TOP, UKEnya yang bernama Eunhyuk diam – diam suka sekali pinjam uang kepada TOP untuk mencukupi Hobinya yang senang berbelanja dan dengan seenaknya melimpahkan semua hutangnya pada dirinya. Ck, Eunhyuk benar – benar istri berbakti.
"Huuh, lihat saja…aku akan berdoa agar Tuhan memberikan mu seorang UKE yang lebih gila belanjanya melebihi UKE ku." TOP terkekeh melihat Donghae yang kesalnya sudah ke ubun – ubun. Dua pria tampan ini hanya tubuhnya saja yang dewasa namun otak dan tingkahnya masih seperti anak SMA.
.
.
TAP…
Akhirnya selama perjalanan kurang lebih memakan waktu 7 jam lamanya, kaki Yesung menginjak stasiun. Hal pertama yang ia lihat saat keluar dari kereta antik itu adalah pemadangan disini benar – benar indah, bersih dan sejuk.
"Town Male." Gumam Yesung membaca tulisan yang tercetak tebal didepannya. Tunggu ? bukankah tiket yang ia beli untuk ke Busan ? tapi kenapa papan nama stasiun didepannya bertuliskan 'Welcome To Town Male'. Merasa tidak sama dengan tiket yang ia beli, Yesung mengambil tiket yang ada disaku kantongnya untuk memastikan tulisan tempat tujuan yang ada di tiket dengan nama stasiun apakah sama atau tidak.
"Benar, aku membeli tiket untuk ke Busan. Tapi kenapa aku disini." Ucap Yesung sambil menggerjabkan matanya imut beberapa kali lalu menguceknya.
"MWOYA! Kota apa ini! Aku tidak kenal." Akhirnya Yesung berbalik arah untuk menaiki kereta kembali. Namun, tepat sebelum kakinya masuk ke dalam, pintu otomatis kereta tersebut tertutup hingga hidung Yesung sedikit terbentur.
"Yaish!." Ringgis Yesung yang hidungnya sudah berubah menjadi warna merah.
NGUUUUUNG…..pluit kereta kembali berbunyi dan perlahan kereta mulai meninggalkan stasiun dan juga Yesung yang sibuk mengusap hidungnya.
"YAK! YAK! TUNGGGUUUUUUU." Teriak Yesung berusaha mengejar kereta sambil menggeret koper besar miliknya. Manusia melawan kereta tentu saja manusia akan kalah cepat, Yesung yang berada diujung tepi Stasiun hanya bisa menatap nanar badan gerbong kereta terakhir yang semakin lama semakin hilang dari pandangannya.
"Hei kau yang disana." Dheg, Yesung terkejut saat seorang polisi menegurnya dengan suara cukup keras. Keringat dingin mulai mengucur dari pelipisnya ketika ia merasakan kedua bahunya dipegang dari belakang.
Sreeet…Dengan paksa polisi itu membalikkan tubuh mungil Yesung hingga mereka berdua kini saling bertatap muka.
"Ta-tampannya." Ucap Yesung tanpa sadar ketika melihat wujud dari sang polisi. Dari atas sampai bawah semua terlihat perfect, tidak ada cacat sedikit pun dari pria didepannya. Ternyata di kota yang asing ini ada juga pria tampan, diam – diam Yesung yang penasaran akan pria didepannya sedikit melirik name-tag yang ada diseragam polisi itu.
"Sebutkan nama mu ?." Tanya sang Polisi yang sudah siap dengan penanya untuk menulis.
"Changmin." Ucap Yesung yang refleks berhasil membaca deretan huruf hangul di dada polisi tersebut.
"Hah ?."
"Anu…Maksudku Yesung, nama ku adalah Kim Yesung." Ralat Yesung cepat sambil nyengir polos. Changmin, nama polisi tersebut akhirnya menuliskan nama Yesung di papan yang ia bawa.
"Aku belum pernah melihat mu, sepertinya kau orang baru disini ?."
"Nde ?." Bingung Yesung kali ini sambil memiringkan kepalanya tidak mengerti, Changmin yang baru pertama kali bertemu UKE seimut Yesung tertegung dibuatnya.
"Sebaiknya kau ikut dengan yang lain, Kajja." Ajak Changmin menyuruh Yesung untuk naik ke sebuah Bus yang ada didepan Stasiun. Didalam Bus Yesung melihat sudah banyak sekali orang duduk, sepertinya mereka semua orang baru yang tidak mengerti juga saat ini ada dimana.
.
.
Town Male adalah sebuah kota dengan penduduk 100% berisi pria YAOI. Penduduk disini dibedakan menjadi SEME dan UKE. Kota ini sangat ajaib, karena tidak ada yang tahu darimana asal mula Kota ini terbentuk dan ada. Kota ini hanya bisa ditempuh oleh kereta DoF saja, yaitu sebuah kereta yang datang dan terpanggil hanya untuk pria – pria khsusus (Yaoi) yang ingin hidup tentram layaknya pria dan wanita pada umumnya, seperti ; bersosialiasai, bekerja, berumah tangga dan memiliki anak bisa dilakukan disini.
Town Male sendiri memiliki kemampuan yang cukup unik, yaitu ketika seorang UKE pertama kali menginjakkan kaki disini. Maka, UKE itu akan langsung memiliki kemampuan yang salah satunya bisa hamil. Lalu, bagaimana caranya agar orang yang bukan penduduk asli Town Male kembali ke kota asalnya ? mudah saja, kereta DoF terpanggil karena perasaan. Jadi, ketika ada penduduk baru yang telah tinggal lama di Town Male merasa dari lubuk hatinya tidak betah atau tidak nyaman lagi berada disini. Maka, kereta itu akan datang. Dan, ketika mereka sudah pergi tidak akan bisa kembali ke Town Male untukkedua kalinya.
"Haaa…untuk sementara waktu, aku harus mencari penginapan dulu." Gumam Yesung yang kepalanya sudah berdenyut – deyut akibat memikirkan keadaannya yang sekarang terdampar di kota asing. Sambil menggeret kopernya dijalan mencari tempat penginapan, mata Yesung yang sibuk mengamati kegiatan masyarakat disini dibuat takjub, ternyata apa yang dikatakan oleh walikota itu benar "Kalian tidak akan menemukan satu perempuan pun di Kota ini." Dan, kerennya lagi di Kota ini tidak ada mobil pribadi atau motor, disini hanya ada angkutan massal seperti Bus, kereta monorel dan kereta bawah tanah sebagai alat transportasi mereka.
TAP…
TAP…Sejauh mata Yesung memandang hanya ada pria…pria dan pria. Mulai dari kalangan anak – anak, dewasa dan pria hamil juga ada disini.
"Tunggu pria hamil ?." Yesung sedikit terkejut saat melihat ada seorang pria bisa hamil, tidak percaya dan rasa penasaran yang sudah tinggi. Akhirnya Yesung merubah rute arah jalannya yang semula lurus kini berbelok ke arah tanam kota, dimana didepan taman tersebut berdiri seorang pria yang sedang mengandung usia 7 bulan.
PLAAAK…itu adalah hasil dari rasa penasaran Yesung, yaitu sebuah tamparan dipipi ketika Yesung memegang perut pria hamil tanpa izin dan bahkan menempelkan salah satu telinganya diperut calon ibu itu.
"Yak! apa yang kau lakukan!."
"Mi-mianhae, aku tidak tahu jika itu sungguhan." Seru Yesung polos sambil memegang pipinya yang terasa panas dan perih. Sedangkan, sang suami dari pria itu yang sedang membeli es krim langsung berlari ketika melihat UKEnya diganggu.
"Sayang, ada apa ini ?."
"Pria itu sudah kurang ajar padaku, dia memegang perut ku begitu saja." Adunya yang membuat sang SEME marah dan tidak terima. Dengan sekali tarikan, kerah baju milik Yesung terangkat keatas dan sang SEME siap memukul wajah Yesung sekarang juga.
"Hiks…mi-mianhae…mianhae." Seru Yesung berulang kali dengan wajah melas yang sangat imut seperti seekor kucing yang minta dipungut hingga membuat sang SEME dari pria hamil tersebut tidak tega untuk memukulnya, bahkan menggores sedikit luka pun tidak mampu ia lakukan.
"Ba-baiklah, lain kali jangan diulangin."
"Mwoyaa!." Kaget sang UKE yang melihat SEMEnya tidak jadi memukul Yesung. Dan, berani sekali sauaminya itu didepannya menepuk – nepuk kepala UKE lain dengan lembut sambil tersenyum ramah.
BUGHH…
BAGHH….DUAAGHH.
"Ku-kuat sekali dia." Horor Yesung melihat pria cantik itu menyeret SEMEnya untuk pulang dengan cara menjewer telinganya setelah dipukul hingga babak belur.
Wuuush….Angin sejuk dari Town Male berhembus kencang menerpa tubuh Yesung, dan terlihat juga beberapa kelopak bunga mirip dengan bunga sakura terbang disekeliling Yesung. Sungguh pemandangan yang sangat indah berdiri dibawah langit biru dan berawan, lalu ditambah bunga – bunga mungil berterbangan kesana kemari mengikuti angin, terlihat Town Male seperti sedang menyambut dirinya.
"Sepertinya disini akan menyenangkan." Gumam Yesung yang melepaskan bebannya dengan cara tersenyum.
.
.
BRAAAAK…
BRAAK….Disebuah Bank terlihat Yesung sedang melampiaskan rasa protesnya dengan cara menggebrak – ngebrak mejanya tidak santai. Yesung yang saat ini ingin mengambil uang dikartu ATM miliknya untuk biaya penginapan dan makan ternyata uangnya tidak bisa di ambil, bahkan uang tunainya tidak berlaku disini.
"Kalau begitu tukar mata uang ini ke dalam mata uang kalian."
"Itu tidak bisa juga tuan." Sekali lagi Yesung memukul – mukul meja teller Bank, jika ia tidak bisa mengambil atau menukar uang miliknya. Lalu, bagaimana Yesung akan hidup disini ? Tidak peduli akan nasib orang lain, petugas keamanan yang beberapa menit lalu sengaja dipanggil oleh pihak Bank. Akhirnya dengan cara paksa menyeret tubuh Yesung untuk segera keluar. Karena, Yesung sudah di anggap membuat kegaduhan dan meresahkan masyrakat, jadi mau tidak mau harus disingkirkan.
Bruughh… Petugas keamanan yang memiliki tubuh besar, langsung melempar Yesung beserta kopernya dengan kasar hingga salah satu roda koper milik Yesung rusak.
"AWAS SAJA KALIAN!." Teriak Yesung di depan Bank sebelum dirinya pergi.
'Ternyata pelayanan disini sangat buruk dalam memperlakukan orang baru.' Batin Yesung kesal, sambil menyeret kopernya susah payah, Yesung yang sudah tidak peduli lagi jika roda koper lainnya rusak akibat seretannya yang tidak berperasaan, terus saja berjalan entah kemana.
"Jenis uang macam apa itu ? Rupiah, Won, Rupe dan Dollar. Dari sekian banyak nama mata uang, aku baru mendengar nama Pore." Disela perasaan kesalnya, Yesung terus berpikir apa yang harus ia lakukan saat ini. Karena, sekarang ia tidak memiliki uang sepeser pun, uang di dalam ATM hasil jerih payahnya selama 5 tahun bekerja yang jumlahnya diatas 100 juta pun tidak berguna.
"Sial." Umpat Yesung yang mulai merasa lapar. Langit sore sudah ingin berganti dengan malam dan sampai sekarang dirinya tidak menemukan tempat untuk bernaung. Yesung bingung harus kemana dan bagaimana di Kota yang asing dan berbeda ini, haruskah ia memulai dari awal lagi.
"Paman, aku minta Hot dog dan Coffee satu." Seru sebuah suara tidak jauh dari depan Yesung, berjalan melewati toko – toko makanan, benar – benar cobaan bagi Yesung. Lihat saja itu Oden, sosis, serta telur gulung yang ditusuk dan dinikmati bersama dengan kuah kaldu mengunggah imannya.
TAP…Kaki Yesung terhenti ketika melihat seorang pria memegang sebuah Hot Dog ukuran jumbo lengkap dengan banyak saus tomat, cabai dan mayones seperti yang biasa ia pesan di dekat apartementnya dulu.
TOP, pria tampan yang sedang memegang Hot Dog akhirnya sadar bahwa dirinya sejak tadi ditatap oleh Yesung. Perlahan TOP mulai mengamati tubuh Yesung dari atas sampai bawah, baru kali ini dia melihat pria mungil seperti Yesung.
"Apa lihat – lihat, mau mencurinya ?." Tanya TOP yang membuat Yesung langsung tersadar.
"Yak! aku bukan pencuri."
"Stalker ku ?."
"Tidak."
"Jika kau bukan pencuri dan stalker. Kenapa kau melihat ku seperti itu ? Ah…jangan – jangan kau naksir padaku ya ?." Smirk TOP yang selalu penuh rasa percaya diri, TOP akui dia memang sangat tampan dan penuh kharisma. Tapi, cara Yesung dalam menarik perhatiannya cukup pintar.
"Aku bukan melihat mu, tapi…." Yesung melirik kembali Hot Dog yang dipegang oleh TOP dengan tatapan lapar, bahkan dirinya tidak sadar bahwa mulutnya terus saja menggecap.
"Tapi apa ?." Tanya TOP yang kali ini bertanya sambil memakan Hot Dognya didepan Yesung dengan nikmat, secara perlahan TOP memakannya seperti sebuah iklan Junk food yang sering ia lihat di TV. Berkali – kali Yesung menelan ludahnya kasar. Entah kenapa dimata Yesung, saat TOP memakan Hot Dog itu terlihat begitu menggoda.
"Sudahlah, maaf jika kau merasa terganggu atas sikap ku." Akhirnya Yesung berjalan melewati TOP begitu saja.
BRUUK…
"Aww iissh..." Ringgis TOP sakit ketika koper milik Yesung sengaja menabrak lutut kaki kirinya.
"Hoi TOP, apa yang kau lakukan ?." Tanya Donghae bingung melihat TOP sibuk menggelus – elus lututnya sambil mengumpat tidak jelas.
"Gara – gara UKE itu." Tunjuk TOP kali ini pada Yesung yang sedang berjalan membelakangi mereka berdua.
"Orang itu kan…"
"Kau mengenalnya Hae ?."
"Tidak, tapi tadi aku melihatnya di Bank saat mengambil uang. Dia marah – marah karena uang miliknya tidak berguna disini, sepertinya dia orang baru yang menaiki kereta DoF." Jelas Donghae yang memakan Hot Dog miliknya yang baru saja jadi. Sedangkan, TOP masih saja memperhatikan punggung Yesung.
"Kajja, kita pulang. Jika aku telat, maka UKE ku akan mengintrogasiku layaknya penjahat." Merinding Donghae yang membayangkan Eunhyuk berdiri didepan pintu sambil memegang spatula. TOP yang berjalan berlawan arah dengan Yesung, sejenak memakan kembali Hot Dognya dalam diam.
'Bagaimana bisa orang itu akan hidup di kota ini, walaupun tidak terlau besar. Tapi, kota ini juga sangatlah kejam jika ia tidak memiliki uang sama sekali.' Batin TOP yang entah kenapa jadi memikirkan Yesung, padahal ia sama sekali tidak mengenalnya, bahkan TOP sendiri tidak pernah peduli pada siapapun sebelumnya. Tapi, sekarang setelah mendengar cerita Donghae, ia merasa khawatir untuk orang lain.
"Hoi, TOP waeyo ?." Tanya Donghae yang melihat TOP tertinggal dibelakangnya.
"Aniya, Lets go." Mereka berdua pun kembali berjalan pulang sambil mengobrol dan tentunya saling meledek lagi.
.
.
Town Male
.
TUUUUT…..Teko air berbunyi dengan nyaring dari arah dapur, Choi Seung Hyun atau biasa dipanggil TOP baru saja selesai mandi, hanya dengan memakai celana training panjang dan kaos V neck abu – abunya, TOP keluar dari kamarnya. Di apartemen yang sederhana dan luas ini TOP tinggal seorang diri. Sesungguhnya dulu TOP tinggal bersama orang tuanya di daerah selatan kota. Namun, kedua orang tua TOP bercerai ketika ia lulus Senior High School dan sekarang kedua orang tuanya sudah memiliki keluarga baru, TOP yang tidak ingin ikut siapa pun akhirnya memutuskan untuk hidup sendiri.
"Sajangnim, ini aku Seung Hyun. Aku ingin meminta waktu lagi padamu."
"…"
"Ayolah Sajangnim, berikan aku waktu seminggu lagi."
"…"
"Bagaimana bisa aku mendesign jika tidak ada konsepnya."
Sambil mengobrol via telefon, TOP yang malam ini akan lembur akhirnya membuat kopi untuk dirinya sendiri, hidup seorang diri membuat TOP kadang kerepotan mengurus hidupnya. Menyiapkan makanan, mencuci pakaian, membersihkan rumah, belum lagi soal pekerjaan yang menumpuk. Sebagai seorang Designer interior, TOP yang bekerja diperusahaan BG Company sangatlah membutuhkan seorang pendamping hidup untuk mengurus segalanya agar ia bisa konsentrasi penuh pada pekerjaan.
"Aishh…" Ringgis TOP perih ketika tidak sengaja tangannya terciprat air panas saat menuang air mendidih ke dalam cangkir yang berisi bubuk kopi dan gula.
"Nde, Arraso sajangnim." Sambungan telefon pun ia akhiri dengan keputusan bahwa permintaannya kali ini telah disetujui oleh sang Bos.
"Sepertinya aku harus minta salep obat luka bakar kepada Donghae." Gumamnya setelah menyiram air dingin dari kran ke tangannya yang terkena cipratan air panas, punggung tangan TOP bukannya membaik malah sedikit memerah dan melepuh. Dengan agak malas, TOP keluar dari rumah dan melangkahkan kakinya ke samping rumahnya. Baru saja TOP ingin memecet bel pintu rumah Donghae, kedua telinganya sudah disuguhi oleh suara – suara yang membuat TOP mengurungkan niatnya untuk memecet bel.
"Yak Lee Donghae! jangan terus – terusan mencubit pipi anak mu itu."
"Hahahah…Habisnya dia sangat lucu, anak appa paling imut."
Dheg, dari depan pintu rumah tetangganya itu TOP bisa mendengar suara omelan Eunhyuk dan tawa Donghae yang sepertinya sedang bersenang – senang dengan anaknya. Sedikit tersenyum untuk ikut merasakan kebahagiaan temannya, TOP perlahan memundurkan langkah kakinya dan memutuskan pergi ke mini market untuk membeli obat salep dari pada harus mengganggu acara keluarga temannya itu.
.
.
"Tolong rokok itu juga." Seru TOP menunjuk sebungkus rokok yang ada dibelakang kasir untuk dihitung bersama dengan salep yang ia beli, sambil mengeluarkan dompet kulitnya TOP yang diam – diam sedang dilirik oleh petugas kasir yang sepertinya terpesona dengan wajah datar TOP yang menurutnya bagaikan seorang pangeran stoic dalam komik muncul ke dunia nyata.
Sreet…Tanpa diduga, TOP yang peka langsung membalas dengan melirik sang kasir tajam bagaikan seekor burung elang yang ingin memangsa korbannya, TOP bermaksud ingin memberikan peringatan bahwa apa yang sedang sang kasir lakukan sangat mengganggu TOP, sedangkan sang kasir bukannya takut malah makin gugup.
"Se-semuanya jadi 25.500 Pore, tu-tuan." Setelah membayar, TOP pergi ke sebuah taman yang tidak jauh dari apartementnya untuk mengoleskan salep dan juga merokok. Area taman pada malam hari di Town Male sangatlah ramai melebihi siang atau sore hari. Jika biasanya, siang dan sore hari banyak dipenuhi oleh anak – anak yang bermain ayunan atau perosotan. Maka, pada malam hari akan ada banyak SEME dan UKE muda menghabiskan waktu berkumpul disini untuk bermain skate board, sepatu roda ataupun dance.
TOP yang tidak suka keramaian akhirnya memilih duduk di salah satu deretan bangku taman berbentuk aneka tokoh kartun yang ada di TV acara anak – anak, duduk diatas bangku berbentuk pikachu yang letaknya sedikit memojok, TOP terlihat cute.
CTAAAK….korek api gas mulai membakar satu batang rokok yang saat ini berada dibibirnya. Jika otak TOP sudah penat akan masalah kerjaan ditambah dengan suasana hatinya sedang tidak baik, TOP selalu melampiaskan dengan cara merokok. Entah kenapa setiap asap rokok yang berhembus dari bibirnya seperti masalah yang sedang ia hadapi ikut keluar dan pergi.
"Keluarga ya…." Lirih TOP yang sedang mengadakan wajahnya ke atas langit malam. Sejujurnya, melihat Donghae menikah dan memiliki UKE yang bisa merawat dirinya tentu saja TOP sangat iri.
"Selamat pagi Seung Hyun, mau sarapan ?."
"Morning daddy."
Sebuah senyuman lembut tercetak diwajah tampan TOP ketika dirinya mulai membayangkan bagaimana rumah yang ia tinggali nanti berisi istri yang manis sedang sibuk didapur, lalu ada anak yang sangat tampan seperti dirinya duduk dimeja makan untuk menunggunya sarapan bersama. Membayangkannya saja sudah membuat TOP sangat bahagia.
"TOP kita sudah menjalin hubungan cukup lama, tidakkah kau ingin menikahi ku ?."
"Mianhae…aku tidak bisa menikahi mu."
Kenangan tiga tahun lalu kembali berputar dikepala TOP sekarang, dulu TOP pernah menjalin hubungan cukup serius dengan seorang UKE yang sangat cantik dan manis, walaupun kata orang UKE itu sangat sempurna untuk jadi istrinya. Namun, entah kenapa TOP merasa ada sesuatu yang kurang dari UKE yang selama ini ia kencani.
FYUUUHH….Asap rokok kembali berhembus dari mulut TOP, sejenak TOP melirik alroji ditangannya dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 09:00 malam dan itu artinya ia harus kembali ke rumah. Dibuangnya dan diinjaknya puntung rokok hingga padam sebelum dirinya beranjak pergi.
TAP…TAP…
TAP….Dahi TOP sedikit menyerngit ketika merasakan kakinya menginjak sesuatu gumpalan yang cukup keras. Gelapnya taman membuat TOP tidak begitu memperhatikan jalan setapak didepannya, sedikit melirik kebawah kakinya untuk melihat apa yang sedang ia injak, dan dengan ekspressi wajah datarnya TOP melihat kaki kanannya berada di atas punggung seseorang yang sedang tergeletak tak berdaya.
Tidak ingin terkena masalah, dengan kaki panjangnya TOP mencoba menyengol manusia didepannya hanya untuk mengecek apakah orang tersebut masih bernyawa atau tidak.
"Hoi…kau masih hidup atau tidak ?."
"Ngghh." Mendapatkan respon kehidupan dari orang itu, TOP yang seorang SEME sejati langsung menolongnya dengan cara membalikkan tubuh pria tersebut untuk melihat wajahnya yang ternyata itu adalah Yesung.
"Pria mungil ?!."
"…"
"Hei…bangunlah!." Plak, plak…Tanpa basa – basi dan perasaan. TOP lagi – lagi memakai cara cukup esktream untuk membangunkan Yesung yaitu dengan menampar pipi kanan dan kirinya dengan keras.
"YAK! SAKIIIIITTTTT!." Teriak Yesung yang bangun dari pingsannya lalu terhuyung lagi saat kepalanya kembali berkunang – kunang akibat belum makan seharian, ditambah berjalan entah kemana tanpa tujuan hingga membuat Yesung dehidrasi dan pingsan ditaman.
"Ayo naiklah." Seru TOP yang refleks menawarkan punggungnya sendiri untuk Yesung naiki. Namun Yesung yang lemah tak berdaya hanya bisa menatap sayup punggung TOP yang dimata Yesung terlihat sangat lebar dan bersinar. Apakah ini efek lain dari rasa lapar dan dehidrasinya ? Apapun itu, Yesung tidak peduli. Sekarang yang ada dibenak Yesung adalah ia ingin menyandarkan tubuhnya disana. Pasti akan terasa nyaman dan hangat.
Greeb...
"Nyaman ya~." Gumam Yesung yang sudah nangkring dipunggung TOP. Bahkan dengan sengaja Yesung menggosok – gosokkan hidungnya di tengku leher milik TOP, hingga Choi Seung Hyun untuk pertama kalinya digoda seperti itu hanya bisa menunjukkan wajahnya yang memerah. Jika saja Yesung dalam keadaan sadar pasti ia akan meruntuki kebodohannya ini.
"Yaaa…apa kau lakukan!." Teriak TOP yang risih dengan perlakuan Yesung selama ia membawanya terus saja melakukan hal – hal yang membuat TOP tidak nyaman.
"Nnhhh…Kau sangat nyamanhhh." Tuing, TOP merasakan sesuatu dibagian bawahnya ada yang tidak beres. Mungkinkah miliknya merespon rancauan tidak jelas dari Yesung ? ayolah itu hanya sebuah kicuan seseorang ketika sedang tidak sadar sepenuhnya, tapi kenapa ditelinga TOP seperti suara desahan.
'Berpikir positif Choi Seung Hyun.' Batin TOP yang tidak ingin memikirkan hal mesum. Setelah memasukkan kunci ke lubang pintu, dengan susah payah TOP mendorong pintu rumahnya hingga terbuka, lalu menaruh Yesung di sofa begitu juga dengan koper miliknya yang sudah ditendang sembarangan. Sungguh menggendong Yesung dan membawa koper sangat sulit ia lakukan secara bersamaan, beruntung berat badan Yesung tergolong ringan.
.
.
KRIIIING…..
KRIIIIING….Jam weker milik TOP berdering nyaring ketika waktu menunjukkan pukul 6 pagi, TOP yang semalaman begadang untuk membuat sketsa dasar interior bangun dengan kaget.
"Aish…leher ku." Lirih TOP yang merasakan lehernya sakit akibat tertidur disela mengerjakan tugas kantor miliknya. Dibereskannya lembaran kertas berukuran A3 dimeja kerjanya yang telah TOP isi dengan berbagai gambar yang hanya seorang designer interior seperti TOP saja yang mengerti.
Setelah merapikan kertas gambar dan memasukkan ke tempat khusus penyimpanan sketsa, seperti biasa TOP bergegas mandi untuk berangkat ke kantor. Dengan memakai kemeja berwarna biru muda dan celana bahan berwarna hitam, TOP yang tidak ahli dalam memakai dasi akhirnya menyimpulkan dasinya asal dan keluar dari kamar sambil menenteng tas kerja beserta tabung penyimpanan sketsa miliknya.
CEKLEEK….
"Kau sudah bangun ?." Dheg, TOP langsung mematung di abang pintu kamarnya. Hal pertama yang TOP lihat saat dirinya keluar dari kamarnya adalah sosok Yesung yang sedang memakai apron berwarna pink menoleh ke arah dirinya sambil menuangkan kopi ke dalam cangkir.
"…." Melihat TOP membisu dalam diam dan tidak membalas ucapannya, Yesung yang salah mengira bahwa dirinya telah lancang memakai dapur buru – buru langsung membungkukkan badannya.
"Mi-mian! aku seenaknya memakai dapur milik mu, Seung Hyun." Seru Yesung dengan agak keras hingga membuat TOP tersadar dari lamunanya.
"Tidak apa – apa, seharusnya kau tidak usah melakukan hal ini." Balas TOP yang perlahan berjalan menuju meja makan untuk melihat sarapan yang dibuat oleh Yesung.
"Karena aku sudah ditolong oleh mu. Jadi aku ingin membalas kebaikan mu dengan melakukan sesuatu yang berguna, seperti membuatkan sarapan untuk mu. Ta-tapi jika kau tidak suka dengan makanannya, a-aku akan membuatkan makanan yang kau suk-."
KREEEET…Tanpa banyak bicara TOP menggeser kursi dan duduk untuk menikmati sarapan buatan Yesung, tanpa peduli pada Yesung yang terus saja berbicara dengan wajah memerah seperti tomat.
"Aku biasanya makan nasi goreng dengan telur mata sapi." Dheg, mendapatkan teguran dari TOP. Yesung tanpa pikir panjang berlari ke dapur lagi untuk memasak telur mata sapi, padahal TOP hanya ingin sekedar bercerita tapi Yesung menganggapnya sebagai sebuah perintah.
'Ternyata dia bisa memasak.' Batin TOP yang sedang menikmati hidangan nasi goreng didepannya. Ternyata masakan buatan Yesung rasanya enak, seperti masakan Ibunya. Kembali TOP menatap punggung Yesung yang tengah sibuk menggoreng telur mata sapi, agak sedikit aneh bagi TOP untuk sarapan pagi. Karena jujur saja biasanya TOP hanya minum kopi, itupun ia beli ketika dalam perjalanan menuju kantor. Sambil menunggu Yesung membuat telur mata sapi, TOP perlahan mengingat kembali kejadian semalam.
.
.
[Flashback | tadi malam]
.
Kraauk…Kraaukkk….
Nyaam….Kraukkk…
Yesung makan dengan beringas tanpa peduli tata krama yang diajarkan oleh Ibunya ketika sedang makan. Yesung yang seharian belum makan apapun membuang rasa malu dan attitudenya saat berada di rumah orang.
TUK…TOP meletakkan segelas jus jeruk disamping Yesung dan duduk tepat diseberangnya untuk mengamati pria mungil yang beberapa menit lalu sadar dengan cara yang kalau boleh TOP jujur sangat konyol. TOP yang memang juga belum makan malam, akhirnya memesan makanan melalui pesan antar disebuah restoran dekat rumahnya, dan ketika pesanan telah datang. TOP pun menyajikannya di atas piring bermaksud untuk makan sambil menunggu Yesung sadar dari pingsannya. Namun, aroma harum yang begitu menggoda dari makanan yang TOP pesan, perlahan melayang dan masuk ke dalam lubang hidung Yesung yang secara otomatis Yesung sadar dan langsung nimbrung makan bersama TOP.
"Jadi kau pingsan karena tidak memiliki uang untuk membeli makanan dan akhirnya kau terdampar dikota ini seperti mayat." Seru TOP yang menyimpulkan keadaan Yesung sekarang.
"Dan aku juga tidak memiliki tempat tinggal, ottokeh~." Tanpa sadar Yesung bertingkah imut di depan TOP. Ekspressi wajah sedih, melas dan putus asa Yesung lalu ditambah suara yang merenggek benar – benar terlihat sangat imut sekali.
"Kau boleh tinggal disini."
"Heh ?." Kali ini Yesung menunjukkan wajah bingungnya sambil memiringkan kepalanya imut dengan sendok yang masih di dalam mulut.
"Maksudku untuk sementara waktu." Sergah TOP dengan cepat agar Yesung tidak salah paham dengannya.
'Choi Seung Hyun, apa yang baru saja kau katakan. Tsk.' Runtuk TOP didalam hati, sungguh TOP bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya sendiri, otak dan ucapannya kenapa jadi tidak tersambung begini. Dan, bagaimana bisa dirinya menawarkan pria lain dengan mudahnya untuk tinggal bersama di apartemen miliknya. Donghae saja yang tetangganya selalu TOP usir jika masih di dalam rumahnya hingga larut.
"Kau pria yang sangat baik, gomawo."
Dheg, Dheg….
Dheg…sekarang apa lagi yang terjadi pada tubuhnya, kenapa detak jantungnya bekerja sangat cepat ketika Yesung tersenyum padanya.
Kreet…TOP bangun dari duduknya dan memilih untuk kembali ke dalam kamarnya. Gara – gara Yesung, TOP hampir lupa bahwa pekerjaanya sedang menunggu untuk dikerjakan.
"Jika kau sudah selesai makan, jangan lupa cuci piringnya dan kau bisa menggunakan kamar yang disana untuk tidur, tapi disana tidak ada kamar mandinya. Jadi kau bisa menggunakan kamar mandi yang ada disana." Yesung mengangguk setelah melihat arahan tunjuk TOP yang mengarah ke pintu kamar yang letaknya bersebelahan dengan kamar milik TOP dan kamar mandi yang letaknya dekat dengan ruang tamu.
"Anu…nama mu, bolehkan aku tahu nama mu ? Karena, sejak tadi kita hanya memanggil satu sama lain dengan sebutan 'kau' saja kan." Seru Yesung yang langsung menghentikan tangan TOP yang baru saja memegang knop pintu kamarnya.
"…." TOP terdiam didepan pintu dan perlahan membalikkan tubuhnya untuk mengamati Yesung, dilihatnya mimik wajah Yesung yang sekarang sedang menunjukkan wajah malunya dan Yesung sadar bahwa saat ini ia sedang ditatap oleh TOP.
"Nama ku Choi Seung Hyun. Tapi kau bisa memanggil ku TOP." Mendapatkan respon positif dari TOP, Yesung yang perasaannya mudah sekali tertebak hanya dengan meihat wajahnya saja sekarang tersenyum senang.
"Perkenalkan nama ku Ye-..." BLAAAM, TOP menutup pintu kamarnya tanpa mendengar Yesung yang bermaksud ingin memperkenalkan dirinya secara sopan dan layak. Karena, berkat TOP dirinya bisa makan enak dan memiliki tempat untuk berteduh. Namun, sepertinya TOP tidak tertarik atau memang sifatnya yang acuh dengan meninggalkan Yesung dalam keadaan awakward.
"Yesung! Nama ku Yesung…Yaish!." Runtuk Yesung seperti orang bodoh. Sedangkan TOP yang bisa mendengar suara Yesung dari dalam kamar hanya bisa terkekeh pelan.
[Flashback END]
.
.
TING…TONG…
TING…TONG…
Dheg, suara bel pintu rumah membuyarkan pikiran TOP. Diliriknya jam dinding yang ada dirumahnya, 6:30AM adalah waktu dimana Donghae selalu datang kerumahnya untuk mengajak pergi bersama ke kantor. Tidak ingin tombol bel rumah rusak akibat Donghae, TOP akhirnya beranjak bangun untuk membuka pintu rumahnya.
"Hoii…my brother." Sapa Donghae ceria ketika melihat TOP membukakan pintu.
"Seung Hyun…" Lirih Yesung dari dalam rumah TOP yang bisa di dengar oleh Donghae. TOP yang belum bisa memperkenalkan Yesung pada Donghae langsung mendorong badan temannya itu untuk tidak masuk ke dalam.
"Kau tunggu sini! Aku akan mengambil tas ku sebentar." Seru TOP yang menutup pintunya dengan seenakanya.
"Aku harus berangkat kerja sekarang." Ucap TOP yang sudah mengambil tas dan tabung penyimpanan sketsa miliknya dimeja. Tanpa menghabiskan sarapannya, TOP meminum kopinya sedikit lalu pergi ke rak sepatu yang ada didepan pintu untuk memakai sepatu kerjanya.
"Oh ya aku hampir lupa. Kau bisa melakukan apapun disini tapi jangan pernah menyentuh barang – barang yang ada dikamar ku, mengerti ?." Gleg, Yesung yang sejak tadi terdiam mengikuti TOP hanya mengangguk patuh saat TOP menatap dirinya tajam sebelum ia meninggalkan rumah.
"Hei TOP apa ada orang lain dirumah mu ?."
"Tidak, kau pasti salah dengar."
TAP…
TAP….Langkah kaki TOP dan Donghae perlahan menghilang meninggalkan apartemen, Yesung yang berada dirumah TOP sekarang hanya menatap piring berisi telur mata sapi yang ia pegang sejak tadi. Padahal Yesung sudah menggoreng telur untuk TOP, tapi tidak dimakan.
"Apa boleh buat, aku saja yang makan." Gumam Yesung sambil tersenyum dan berjalan ke meja makan untuk memakan sarapan bagiannya.
.
[Kantor BG company]
.
"Akhirnya beres!." Teriak Donghae senang sambil mengangkat tangannya tinggi – tinggi. Setelah berkutak cukup lama dengan laporan keuangan yang dipenuhi berbagai nominal angka, akhirnya Donghae berhasil membuat laporan yang ia kerjakan balance.
Diambilnya jam kecil berbentuk ikan yang berada dimeja kerjanya, ternyata jam sudah menunjukkan waktu makan siang. Dengan hati riang karena pekerjaan sudah selesai, Donghae berjalan ke ruangan dimana TOP berada bermaksud untuk mengajak makan siang bersama. TOP dan Donghae memang bekerja diperusahaan yang sama namun berbeda divisi. TOP bekerja dibagian staff Design sedangkan Donghae berada dibagian staff Finance.
"Hoi TOP, mau makan siang bersama tidak ?." Ajak Donghae santai pada temannya tanpa peduli bahwa aura TOP sedang suram akibat kerjaanya belum selesai.
BRAAK…Sambil meletakkan tumpukan proposal dimeja, TOP menyadarkan punggungnya ke kursi untuk beristrirahat sebentar, TOP benar – benar sedang stress akan pekerjaanya yang memiliki deadline tidak kurang dari seminggu.
"Aku tidak bisa, ada banyak pekerjaan yang harus ku selesaikan."
"Jika telat makan maka akan sakit, lalu pekerjaan akan bertambah." TOP terkekeh mendengar ucapan Donghae.
"Baiklah, kau menang." Donghae pun tersenyum, perlahan dilepasnya kaca mata yang bertengger di hidung mancung TOP lalu berjalan ke arah Donghae untuk pergi ke kantin BG company bersama.
TAP…
TAAAP…Berjalan berdampingan, TOP dan Donghae yang tiba di kantin kini menjadi pusat perhatian banyak karyawan khususnya UKE, walaupun Donghae sudah menikah tetap saja banyak UKE yang mencari perhatian dan curi pandang pada ayah satu anak ini. Entah dengan cara menyapa atau mengobrol basa – basi, mengingat Donghae sangat ramah pada siapa saja. Sedangkan, TOP berbanding terbalik dengan Donghae. TOP hanya banyak bicara pada orang yang ia kenal saja, jika ia tidak kenal maka hanya sebuah tatapan datar yang kau dapatkan.
"Kau mau makanan apa TOP ?."
"Seperti biasa, tapi pesankan aku paket small saja."
"Tidak biasanya kau pesan small, biasanya kau pesan regular."
"Tadi pagi aku sarapan."
"Hah ?."
"Sudah pesan sana." Gleg, Donghae langsung diam tidak berkutik ketika TOP mengeluarkan death glear andalannya. Jika sudah begini berarti Donghae dilarang keras untuk bertanya lagi. Kini Donghae berjalan ke barisan antrian untuk memesan makanan dan TOP berjalan ke meja kosong untuk menunggu Donghae.
'Ngomong – ngomong, apa yang dilakukan pria mungil itu sekarang ya, aku kan menguncinya dirumah.' Batin TOP yang menerawang nasib Yesung yang berada dirumahnya dengan menatap keluar jendela. Kalau dipikir – pikir seharusnya ia memberikan kunci rumah cadangannya pada Yesung agar ia bisa keluar, tapi TOP belum mengenal baik Yesung walaupun TOP akui Yesung sangat manis dan masuk tipe UKE idamannya, tapi tetap saja ia tidak boleh lengah pada orang yang baru ia temui kan. Bagaimana jika Yesung mencuri barang – barang rumahnya lalu kabur.
"HOIII!." Teriak Donghae didepan wajah TOP tiba – tiba.
"Apa yang sedang kau pikirkan TOP, hari ini kau terlihat sangat aneh." Ucap Donghae lagi sambil meletakkan pesanan mereka dimeja. TOP yang awalnya tidak ingin cerita, akhirnya memutuskan untuk berbagi dengan Donghae.
"Kau ingat tidak dengan pria yang kita temui saat kau mengambil uang di Bank kemarin ?." Tanya TOP yang mulai memakan bento-nya dengan stay cool.
"Aku ingat, ada apa memangnya ?."
"Dia sekarang berada dirumah ku." Jawab TOP santai dan reaksi Donghae sesuai dengan dugaannya.
"MWOYAA!." Kaget Donghae dengan wajah terkejut dan mata terbelak kaget. Sambil menunjuk – nunjuk TOP dengan sumpit ditangan, Donghae tidak tahu harus mengatakan apa lagi kepada temannya itu, karena jujur saja Donghae tidak percaya dengan apa yang baru saja TOP ucapkan.
"Jika kau tidak percaya, nanti malam datanglah ke tempat ku bersama UKE mu." Ucap TOP seperti ingin membuat Donghae percaya bahwa dirinya sedang tidak bercanda atau pun bohong.
.
[Yesung Side]
.
"Apa lagi yang harus aku lakukan ?." Gumam Yesung yang sudah bingung harus melakukan apa lagi dirumah TOP sekarang. Mencuci pakaian, mengangkat baju kering, membereskan dan membersihkan rumah sudah Yesung lakukan.
"Oh ya aku hampir lupa. Kau bisa melakukan apapun disini tapi jangan pernah menyentuh barang – barang yang ada dikamar ku, mengerti ?." Ingat dengan ucapan TOP tadi pagi, Yesung pun jadi dibuat penasaran oleh ucapannya. Ada apa sebenarnya didalam kamar milik TOP hingga pria stoic itu melarang dirinya menyentuh barang – barangnya.
"Tunggu, dia kan mengatakan jangan menyentuh barang – barangnya, berarti jika tidak disentuh…aku boleh melihatnya kan." Nyengir Yesung seperti tidak memiliki dosa.
Kreeeeet….Dengan perlahan Yesung mendorong pintu kamar TOP, sejenak Yesung menyembulkan kepalanya sedikit untuk memastikan bahwa di dalam kamar TOP tidak ada hal yang menggerikan, misalnya saja TOP telah membuat jebakan tikus untuknya mengingat pria tampan itu berwajah sangat serius saat mengatakan larangannya.
"WOAAAHHH…." Yesung hanya bisa melongo saat melihat isi kamar TOP. Nuansa kamar TOP tidak jauh berbeda dengan kamar pria lainnya, yaitu kamar serba berwarna putih ini memiliki kasur besar, lemari berisi pakian yang tersusun rapi lalu meja kerja yang berserakan dengan dokumen dan TV yang lengkap dengan DVD, lalu apa yang membuat Yesung melongo seperti kagum akan sesuatu ?
"Ini semua ia yang buat ? benar – benar luar biasa." Gumam Yesung ketika menyentuh dinding – dinding kamar TOP terdapat sketsa – sketsa gambar ruangan yang menakjubkan. Didalam kamar TOP banyak sekali tempelan kertas hasil design interior miliknya, bukan hanya sketsa gambar saja yang ada disini. Tapi tumpukan foto – foto benda yang indah dan penuh warna memenuhi dinding ruangan kamar TOP.
"Apa ini ?." Bingung Yesung saat melihat foto sebuah kursi dengan design unik tapi sedikit aneh untuknya. Selama ini Yesung bekerja sebagai project manajer untuk proyek pembangunan rumah dan apartemen tidak pernah tahu bahwa seorang designer interior bisa sehebat ini dalam mengkobinasikan berbagai benda dalam satu ruangan agar terlihat WOW.
CEKLEEEK….Mendengar suara pintu terbuka, Yesung yang mengira bahwa TOP sudah pulang dengan buru – buru keluar dari kamar sebelum TOP memarahinya.
DRAP…
DRAAAP…dengan sedikit berlari Yesung menuju ke depan pintu bermaksud untuk menyambut kedatangan TOP, namun yang datang bukanlah TOP melainkan seorang pria paruh baya berwajah manis dengan tangan kanan dan kiri penuh kantong belanjaan.
"Seung Hyun kau ada dirumah nak, Eom-..OMO!" Kaget pria paruh baya manis itu ketika melihat Yesung. Hampir saja ia terkena serangan jantung karena kaget melihat orang yang menyambut dirinya bukanlah putranya, tapi pria mungil berwajah cantik dan imut.
"Nuguseyo ? Kenapa anda bisa masuk ke dalam rumah ini ?." Tanya Yesung polos yang seharusnya pria didepannya yang bertanya seperti itu, karena Yesung berada didalam rumah anaknya.
"Aku Daesung, Ibunya Seung Hyun dan aku memiliki kunci rumahnya." Balas Daesung sambil menunjukkan kunci yang ia miliki. Setiap sebulan sekali, Daesung akan mengunjungi putranya untuk melihat keadaan TOP dan Daesung akan selalu datang dengan membawa barang, entah membawakan barang kebutuhan rumah anaknya ataupun pakaian, mengingat TOP belum bisa mengurus hidupnya karena waktunya dipakai untuk bekerja.
"Ah…kalau begitu saya bantu bawakan belanja anda Ibu." Dheg, kaget Daesung sekarang karena tanpa sadar Yesung memanggil dirinya Ibu. Mungkinkah pria didepannya ini adalah kekasihnya TOP atau istrinya ? tapi kapan TOP menikah ? dan kenapa TOP tidak pernah cerita bahwa selama ini ia memiliki orang yang disukai. Berbagai pertanyaan muncul dibenak Daesung sekarang.
TAP…
TAP….Dilihatnya gerak – gerak Yesung yang sedang membawakan kantung belanjaan miliknya. Tingkah Yesung sangat natural, Yesung seperti sudah tinggal lama bersama dengan TOP. Lihat saja itu, Yesung tahu letak benda – benda yang dibelikan Daesung harus ditaruh dimana, contohnya saja sabun perlengkapan mencuci pakaian, Yesung dengan santainya meletakkan sekantong sabun cuci tersebut dilaci bawah. Lalu, memasukkan makanan kaleng ke dalam laci dapur bagian atas. Benar – benar terlihat bahwa rumah ini adalah rumahnya juga, sebenarnya Yesung memiliki daya ingat cukup bagus. Jadi tidak heran jika Yesung tahu dimana letak benda – benda tersebut, mengingat sejak pagi dirinya sudah menjelajahi rumah TOP.
'Dia tadi memanggil ku Ibu dan dia juga tahu seluk beluk rumah ini. Sudah pasti dia adalah istri anak ku.' Batin Daesung senang, akhirnya putra itu bisa hidup berumah tangga.
TUK…Yesung meletakkan secangkir teh buatannya dimeja ruang tamu, dimana Daesung sejak tadi duduk terdiam memperhatikan Yesung.
"Siapa nama mu ?." Pertanyaan pertama Daesung disela meminum tehnya dengan cukup anggun dan bermartabat.
"Nama saya Yesung."
"Ah, nama yang bagus…kau juga memiliki senyuman yang manis."
"Hehehe, gomawo."
"Berapa umur mu ?."
"25 tahun, Ibu."
"Kalian beda satu tahun, itu cukup bagus."
Akhirnya waktu berkunjung Daesung hari ini ke rumah anaknya dihabiskan untuk mengobrol dengan Yesung, tanpa tahu bahwa pria yang berada didepannya bukanlahh istri ataupun kekasih TOP, melainkan pemuda yang tadi malam baru saja TOP pungut disebuah taman yang letaknya tidak jauh dari apartemen.
.
.
Drrrrrrt…TOP yang baru saja turun dari Bus merasakan ada sebuah panggilan dari ponselnya, tanpa menghentikan jalannya menuju apartemen akhirnya menerima telefon.
"Hallo Ibu, waeyo ?." Tanya TOP berbicara sambil jalan bersama dengan Donghae di trotoar.
"Ah…anak ku, Ibu benar – benar senang."
"Ngh ?." Bingung TOP yang tidak mengerti akan ucapan Ibunya, Donghae yang melihat raut wajah bingung TOP bertanya dengan isyarat 'ada apa ?' namun TOP mengangkat bahunya tidak tahu.
"Kenapa kau tidak bilang kalau kau sudah memiliki istri yang sangat manis dan cantik, aduh….Ibu jadi tidak sabar ingin melihat bagaimana cucu ku nanti lahir, kalau dia SEME pasti akan sangat tampan seperti dirimu, dan jika UKE pasti akan seperti istri mu itu. Kyaaaaa."
"Ibu aku benar – benar tidak mengerti apa yang sedang Ibu bicarakan." Kali TOP berbicara dengan nada sedikit jenggah, sungguh TOP tidak mengerti dengan Ibunya. Tiba – tiba saja menelfon dan berbicara ngawur seperti ini.
"Yaaa! Ibu sedang membicarakan istri mu Choi Yesung."
"WHAT!." Teriak TOP hingga membuat Donghae yang memang sejak tadi berada disampingnya terlonjak kaget, ini pertama kalinya bagi Donghae mendengar TOP berteriak sangat keras.
"Wae…Wae…Wae ?." Tanya Donghae penasaran dan juga khawatir saat melihat wajah TOP sudah pucat seperti kehilangan rohnya.
"Seung Hyun, pokoknya minggu depan kau harus membawa istrimu ke sini. Aku ingin memperkenalkan pada Ayah tiri mu bahwa putra ku memiliki UKE yang sangat manis, bla….blaa." Tanpa mendengar ucapan sang Ibu, TOP perlahan menutup sambungan telefon secara sepihak.
"YAK! TOP ADA APA SEBENARNYA ?." Teriak Donghae pada TOP yang berlari begitu saja pergi meninggalkan Donghae. Apa yang akan dilakukan oleh TOP dalam kesalah pahaman yang sudah terjadi ini ? Akankah TOP benar – benar menikahi Yesung dan menjadikan Yesung istri sesungguhnya ? atau TOP memilih jalan dengan berpura – pura bahwa dirinya dan Yesung telah menikah ? atau mungkin berkata jujur ?
Town Male
TBC/DISCONTINUE ?
Author Note :
FF T-Sung baru yang berarti hutang bertambah hahaha.
kali ini genrenya M-PREG, lagi suka MPREG nih.
Dan, mengingat saya sekarang sibuk kerja .-. saya akan membuat FF ini mungkin dalam 3 chapter. Hehehe. Itu saja Informasinya, jadi bagaimana dengan FF ini ? tertarik kah ?
See You Next Story.
Sehat selalu untuk reader^^
Author
-Kimmie-
Jangan lupa kritik, saran dan komentarnya.
