Waktu menunjukkan pukul tujuh lewat tiga puluh delapan menit. Aku berjalan menyusuri jalan setapak yang semakin sempit. Hanya beberapa orang yang mengetahui muara dari jalan setapak ini.

Aku pun berjalan lebih cepat. Jalan setapak ini akhirnya mengantarkanku sampai di suatu padang bunga yang indah. Aku pun mencari seseorang yang biasanya berada di sini sejak pukul enam tadi. Setelah aku menemukannya, tak kuasa aku pun menyunggingkan sebuah senyuman tipis.

Gadis itu masih belum—mungkin tidak akan—menyadari kehadiranku di padang bunga ini. Salahkan diriku sendiri karena aku hanya dapat memandang gadis itu dari jauh. Iris amethyst nya memandangi bunga lily dan anggrek yang berwarna putih yang sedari tadi ia pegang. Surai cokelat tuanya yang panjangnya hingga mencapai punggungnya itu melambai pelan ditiup oleh angin.

'Cantiknya…'


Disclaimer:

NARUTO © Masashi Kishimoto

Flower © Jashique Emiko

Warning:

Typo(maybe?), talkless, crack, oneshot, Konohamaru's side, etc.

Jika terdapat kekurangan mohon sampaikan di kolom review.(_ _)

Selamat membaca.


Jujur, selama tujuh belas tahun aku hidup di dunia, aku tak pernah sedikitpun merasakan apa itu jatuh cinta. Padahal, jika dilihat-lihat, aku tidak terlalu jelek—ralat—Aku tidak jelek.

Banyak gadis yang berusaha mendapatkan hatiku. Baik yang berasal dari dalam maupun dari luar desa. Tapi tak satupun dari mereka yang kuterima.

H-hey! Bukannya aku ini sombong atau apa. Aku hanya tidak ingin mengecewakan mereka. Bukankah akan terasa sakit bila kau memiliki hubungan spesial dengan seseorang namun perasaanmu terhadapnya itu palsu?

Sumpah demi apapun, karena aku tidak pernah merasakan jatuh cinta, aku sampai dijadikan bahan ledekan oleh Naruto-senpai.

"Pria macam apa kau ini? Masa' kau tujuh belas tahun hidup di dunia tapi tidak pernah jatuh cinta-ttebayo? Haah… payah,"

—Dan ucapan dari Naruto-senpai berakhir dengan kepala kuning miliknya yang benjol tiga.


Hari ini aku pun kembali mengunjungi padang bunga yang terlihat permai. Aku pun melakukan ritual yang biasa kulakukan bila aku berada disini. Tentu saja mencari gadis bersurai cokelat tua yang memiliki sepasang manic amethyst yang menyejukkan.

Setelah beberapa menit mencari gadis itu, aku pun kembali bersembunyi di balik sebuah pohon yang terlihat tua namun kokoh. Gadis itu masih seperti biasa. Masih memandangi bunga yang ia pegang, masih membiarkan rambutnya digerai, masih terlihat tenang, dan masih menganggapku tidak ada.

H-hey… iya aku tau itu salahku!

Namun kali ini tangan mungilnya memegang bunga carnation dan daisy berwarna merah.

Aku pun masih mengawasi gadis yang bahkan tidak ku ketahui namanya tersebut. Namun aku merasa seseorang mengawasiku. Dengan cepat aku pun meninggalkan gadis bersurai cokelat tersebut walaupun agak tidak rela.


Hari ini aku pun menyusuri jalan setapak yang sama agar dapat mengantarkanku menuju padang bunga yang indah. Aku masih memikirkan ucapan Naruto-senpai tadi malam.

"Hei, Konohamaru! Jika kau benar-benar menyukai gadis itu, hal yang harus kau lakukan adalah datangi dia, tanya siapa namanya, dan ajak dia jalan-jalan. Masa' kau begitu saja tidak paham-ttebayo?"

—Dan ucapan dari Naruto-senpai sukses membuatku tidak memejamkan mataku untuk beristirahat semalaman.

Aku pun berjalan lebih cepat bahkan sampai berlari. Tak lama, aku pun sampai di padang bunga dimana gadis bersurai cokelat tua itu biasa kutemukan. Aku pun mencari sosok gadis yang selama ini hanya ku lihat diam-diam selama tiga bulan ini. Aku pun terus mencari gadis itu, namun hasilnya nihil.

Aku yang agak kecewa karena tidak menemukan gadis itu dikejutkan dengan sebuah tepukan halus di bahu kananku. Aku pun menengok ke arah kananku dan seketika juga nafasku tercekat, iris cokelatku membelalak tidak percaya dengan apa yang ku lihat. Sesosok yang selama ini aku perhatikan dari jauh selama tiga bulan itu tersenyum manis ke arahku seraya menyodorkan bunga akasia berwarna kuning dan mawar berwarna jingga.

"Hai. Namaku Hyuuga Hanabi. Namamu siapa?"

-fin-