Ketika mengetahui fakta mengerikan tentang seseorang yang ia cintai,ia tidak dapat banyak sekaligus takut akan kenyataan di -tahun sudah hidup dibalut kesedihan yang membuatnya penderitaan yang membuatnya angin sejuk akhirnya menghampirinya dan membuatnya tersenyum kenyataannya badai menghantamnya setelah kesejukan yg mengisi kekosongan dihatinya. Dapatkah ia bertahan?Wajah apakah yang harus ia keluarkan?Semburat malu ataukah raut ketakutan sekaligus kebencian?
Bagi Hinata sudah cukup ia merasakan tertekan seperti karena kehadiran kekasihnya,ia mulai dapat menatap masa ketika sebuah kebenaran terungkap ia merasa ditikam benda tajam di ulu yang harus ia lakukan?Balas dendam atau..berpura-pura tidak tahu?Oke,mana mungkin Hinata memilih option tidak akan akan!Keluarga ada di urutan teratas bagi dirinya dan tidak akan pernah turun kebesaran cintanya pada keluarga harmonisnya dan Ibu serta adik keluarga yang tercipta karena kekuatan cinta *maaf bila lebay hehe*.
Hinata mulai keluar dari ruangan itu dengan langkah tidak boleh terlalu lama disana,takut keberadaanya diketahui sang menit ia berjalan sambil menahan isak tangis walau air mata mulai kakinya di lorong apartemen kecil itu,berjalan menuju kamar yang ia keputusan yang akan diambilnya nanti,ia harus terlebih dahulu tidur kembali di kamar itu seperti keadaan kalau si pemilik pulang.
Hinata membuka kenop pintu,masuk kemudian lemas,Hinata berjalan ke kasur besar di sudut ruangan bercat biru langit nan beranjak ke kasur dan menyelimuti dirinya lalu menghapus tetesan bening di kemudian tertidur alias berpura-pura tidur sambil menuggu ,kedatangan orang yang sebelumnya ia ...
